130 Bertolak belakang dari penyataan di atas, setelah dilakukan wawancara
yang sama tentang program pemerintah daerah tersebut kepada masyarakat nelayan mereka menjawab pemerintah daerah tidak ada bedanya dengan para
tengkulak tauke, dan bahkan para tauke dipandang lebih baik karena lebih sering membantu para nelayan. Nelayan tidak dapat mengikuti program dari pemerintah
daerah tersebut karena tidak sanggup membayar hutang, apa lagi memenuhi anggunan yang sangat memberatkan tersebut, sehingga program ini hanya dapat
dimanfaatkan oleh para pengusaha. Kondisi ini dapat disimpulkan bahwa tidak tahunya pemerintah daerah akan kondisi dan kebutuhan yang ada, hal demikian
mengakibatkan masyarakat nelayan tetap terbelakang karena armada yang dimiliki sangat sederhana dan tidak mampu melakukan kegiatan penangkapan
ikan secara optimal sehingga hasil yang didapat juga rendah.
6.2.1.4 Tingkat Pendapatan
Kondisi armada dan jenis alat tangkap yang digunakan sangat berpengaruh pada hasil dari sektor perikanan yang didapat. Semakin membaiknya armada dan
alat tangkap akan semakin tinggi hasil yang diperoleh dan begitu juga sebaliknya. Kondisi sektor perikanan tangkap yang tidak menentu akan mempengaruhi para
nelayan dan keluarga menggali sumber-sumber mata pencaharian lain untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Tingkat pendapatan yang dilihat dalam
pembahasan ini meliputi: 1 Tingkat pendapatan di sektor perikanan per bulan, 2 Jenis pekerjaan selain sektor perikanan, 3 Tingkat pendapatan total per bulan
setelah Co-Fish Project. Dilihat dari tingkat pendapatan pada sektor perikanan tangkap,
menunjukkan adanya pemerataan tingkat pendapatan yang dihasilkan para nelayan. Hal ini terjadi dipengaruhi pada jenis armada dan alat tangkap yang
dimiliki pada umumya cenderung sama, yaitu armada perahu dan alat tangkap rawai. Tingkat pendapatan nelayan di sektor perikanan tangkap dapat dilihat pada
Tabel 37. Tabel 37 Tingkat pendapatan nelayan di sektor perikanan tangkap setelah Co-Fish
Project
Pendapatan Nelayan per bulan Rp
Persentase
1 Juta
7,1
131
1-2 juta
89,0
2 juta
3,9
Total
100,0
Sumber: Diolah dari data survey 2006
Dari tiga pengelompokkan tingkat pendapatan, sebagian besar nelayan memiliki pendapatan antara 1-2 juta rupiah yaitu sebesar 89,0 persen. Dan lebih
sedikit nelayan memiliki pendapatan dibawah 1 juta rupiah yaitu 7,1 persen, demikian juga yang memiliki tingkat pendapatan diatas 2 juta rupiah yaitu hanya
3,9 persen. Tingkat pendapatan yang demikian kalau dihubungkan dengan tingkat kebutuhan yang ada di Kabupaten Bengkalis sangatlah tidak mencukupi, ini
dikarenakan besarnya biaya hidup yang harus dikeluarkan masyarakat nelayan karena tingginya harga bahan pokok rumah tangga. Disamping itu, besarnya
jumlah anggota keluarga pada rumah tangga nelayan juga menjadi salah satu faktor penyebab tingginya beban yang harus ditanggung para nelayan.
Seperti telah disinggung pada bagian sebelumnya, dalam usaha mencukupi kebutuhan yang ada selain sebagai nelayan, para nelayan dan keluarga berusaha
mencari sumber-sumber yang lain sebagai mata pencaharian tambahan. Jenis pekerjaan selain dari sektor perikanan yang dilakukan nelayan pada umumnya
berbentuk pekerjaan sebagai pedagang, petani dan perkebunan Tabel 38. Sebelum Co-Fish Project pekerjaan sebagai pedagang sebesar 48,5 persen, petani
sebesar 25,0 persen. Sedangkan di sektor perkebunan sebesar 26,5 persen. Lebih dominannya pilihan nelayan pada sektor perdagangan dikarenakan kestabilan
ekonomi dan diikuti dengan kestabilan harga barang. Namun pekerjaan sebagai pedagang yang dimaksud adalah pekerjaan sebagai pedagang eceran seperti
warung, dan usaha jual beli lainnya yang sifatnya usahanya relatif kecil non formal. Setelah Co-Fish Project terjadi perubahan pekerjaan selain sektor
perikanan, dimana pekerjaan sebagai pedagang menurun menjadi 38,6 persen, sebagai petani menurun menjadi 13,6 persen. Sedangkan pekerjaan di sektor
perkebunan meningkat menjadi 47,7 persen. Meningkatnya pekerjaan sampingan di sektor perkebunan dikarenakan
harga jual produksi perkebunan yang cenderung meningkat sehingga masyarakat lebih tertarik melakukan usaha di sektor perkebunan bila dibandingkan dengan
132 sektor lain. Komoditi perkebunan yang pada umumnya menjadi pekerjaan andalan
bagi masyarakat adalah perkebunan karet, komoditi ini dipilih masyarakat dikarenakan tanaman ini lebih mudah dirawat, harga yang terus stabil, serta
ketahanan umur produksi yang lebih panjang dibanding dengan hasil komoditi lain. Disamping itu juga, tanaman karet bagi masyarakat adalah komoditi yang
cepat saji apabila untuk mendapatkan hasil yang cepat. Pekerjaan sampingan selain dari sektor perikanan dilakukan masyarakat
dilatarbelakangi karena tidak menentunya mata pencaharian sebagai nelayan, karena pekerjaan sebagai nelayan sangat bergantung terhadap musim, hasil yang
dicapai cenderung menurun dan sulit untuk memenuhi kebutuhan. Jadi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari selain sebagai nelayan harus ada pekerjaan
lain sebagai tambahan penghasilan bagi masyarakat nelayan. Melihat kondisi yang ada, perlu pengembangan terhadap mata pencaharian alternatif bagi para
nelayan dan keluarga diarahkan kepada mata pencaharian yang sudah menjadi kebiasaan bagi nelayan seperti mata pencaharian yang dipaparkan di atas, dengan
pendekatan seperti ini program-program yang dilaksanakan bagi peningkatan kondisi sosial-ekonomi menjadi mudah diterima dan dikembangkan oleh
masyarakat nelayan. Tabel 38 Pekerjaan nelayan selain sektor perikanan sebelum dan setelah Co-Fish
Project
Pekerjaan Selain Sektor Perikanan
Sebelum Setelah Persentase
Pedagang 48,5
38,6 Petani
25,0 13,6
Kebun 26,5
47,7 Total 100,0
100,0
Sumber: Diolah dari data survey 2006
Mata pencaharian di sektor perikanan tangkap dan pekerjaan sampingan adalah merupakan strategi yang dilakukan para nelayan dan keluarga demi
keberlangsungan hidup mereka. Gabungan dari sumber-sumber pendapatan tersebut merupakan total keseluruhan pendapatan rumah tangga nelayan Tabel
39. Dari Tabel tersebut menunjukkan adanya peningkatan pendapatan total pada rumah tangga nelayan, peningkatan pendapatan tersebut sudah barang tentu
karena pengaruh adanya sumber-sumber pekerjaan selain sektor perikanan
133 tangkap yang ada pada rumah tangga nelayan. Dimana semakin kecilnya tingkat
pendapatan keluarga dibawah 1 juta rupiah yaitu 4,5 persen, begitu juga terjadi peningkatan pendapatan pada 1-2 juta rupiah sebesar 69,0 persen dan pendapatan
di atas 2 juta rupiah menjadi 26,5 persen. Keputusan untuk meningkatkan pendapatan selain dari sektor perikanan merupakan upaya dan pilihan karena
adanya desakan kebutuhan hidup yang semakin meningkat, sedangkan ketersediaan sumberdaya perikanan sudah mulai menurun dan tidak ada kepastian
penghasilan yang didapat. Tabel 39 Pendapatan total rumah tangga nelayan setelah Co-Fish Project
Pendapatan Total Rumah Tangga per Bulan Rp
Persentase
1 Juta 4,5
1-2 juta 69,0
2 juta 26,5
Total 100,0
Sumber: Diolah dari data survey 2006
6.2.2 Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan