133.22 Usia maturasi seksual dan pertumbuhan badan laki-laki Kabupaten Sragen

27 27 Pola Pertumbuhan Badan Berat Badan BB dan Tinggi Badan TB Laju pertumbuhan berat badan laki-laki Kabupaten Sragen mengalami lonjakan pada usia 9 tahun ke usia 10 tahun sebesar 6.20 kgth, kemudian melambat setelahnya. Laju pertumbuhan tinggi badan laki-laki di Kabupaten Sragen dimulai pada usia 9 tahun dan terus meningkat hingga usia 13 tahun, kemudian mengalami penurunan Tabel 4. . Lonjakan laju tinggi badan tertinggi terjadi pada usia 12 tahun ke usia 13 tahun yaitu sebesar 71.70 mmth. Saat terjadi lonjakan tinggi badan tersebut bertepatan dengan saat laki-laki Sragen mengalami spermarke yaitu pada usia 12.60 ± 0.07 tahun. Saat usia 13 tahun ini, berdasarkan perkembangan rambut pubisnya subyek sudah mencapai tahapan Tanner 3. Tabel 4. Median berat dan tinggi badan pada setiap kelompok usia Kurva pola pertumbuhan berat dan tinggi badan laki-laki untuk berbagai persentil disajikan pada Gambar 13. Pola pertumbuhan berat badan menunjukan peningkatan yang pesat sejak usia 9 tahun sampai usia 14 tahun. Kemudian pada usia 15 sampai usia 19 tahun pola pertumbuhan berat badan laki-laki di Kabupaten Sragen menunjukan peningkatan yang kurang pesat. Sedangkan pola pertumbuhan tinggi menunjukkan peningkatan. Peningkatan sangat pesat terjadi pada usia antara 11.5 tahun dan 14 tahun. Kemudian pola menunjukan peningkatan yang tidak pesat lagi di usia 15 – 19 tahun. Kelompok Usia tahun Berat Badan BB Tinggi Badan TB Median kg Laju kgth Median cm Laju cmth 9 24.51 - 129.18 - 10 30.71

6.20 133.22

4.04 11 35.65 4.94 138.29 5.07 12 39.68 4.03 144.85 6.56 13 42.90 3.22 152.02 7.17 14 46.16 4.00 157.45 5.43 15 48.40 2.24 161.23 3.77 16 49.66 1.26 162.75 1.23 17 50.96 1.30 163.96 1.29 18 52.15 1.19 165.18 1.22 19 53.28 1.13 166.30 1.12 28 28 Gambar 13. Kurva pertumbuhan berat dan tinggi badan 8 10 12 14 16 18 20 10 20 30 40 50 60 70 80 Berat Badan Laki-laki Sragen Kelompok Usia Tahun B e ra t B a d a n kg percentil=2.3 percentil=3 percentil=5 percentil=10 percentil=25 percentil=50 percentil=75 percentil=85 percentil=90 percentil=95 percentil=97 percentil=97.7 8 10 12 14 16 18 20 130 140 150 160 170 180 Tinggi Badan Laki-laki Sragen Kelompok Usia Tahun T in g g i B a d a n cm percentil=2.3 percentil=3 percentil=5 percentil=10 percentil=25 percentil=50 percentil=75 percentil=85 percentil=90 percentil=95 percentil=97 percentil=97.7 29 29 Indeks Massa Tubuh IMT Berdasarkan National Health and Nutrition Examination Survey NHNES 1988 yang digunakan dalam penelitian-penelitian di dunia, Indeks massa tubuh IMT merupakan ratio BBTB 2 kgm 2 . Nilai median IMT laki-laki di Kabupaten Sragen memakai persentil ke-50. Nilai median pertumbuhan IMT hasil penelitian menunjukan kenaikan yang relatif konstan pada kisaran 19.64 kgm 2 dan 19.87 kgm 2 Tabel 5. Persentase Lemak Tubuh PLT Data median persentase lemak tubuh diperoleh dari pengukuran tebal lipatan kulit trisep dan subscapula Williams et al.1992. Pola pertumbuhan Indeks Massa Tubuh Gambar 14 dan Persentase Lemak Tubuh disajikan pada Gambar 15. Data lengkap nilai persentil Indeks Massa Tubuh dan Presentase Lemak Tubuh terangkum pada Lampiran 11. Tabel 5. Median IMT dan PLT Laki-laki Sragen berdasarkan kelompok usia Kelompok Usia tahun Median Indeks Massa Tubuh kgm 2 Median Persentase Lemak Tubuh 9 19.64 32.10 10 19.71 30.44 11 19.76 28.16 12 19.77 24.59 13 19.76 19.23 14 19.71 15.12 15 19.82 13.13 16 19.84 12.08 17 19.85 11.33 18 19.86 10.74 19 19.87 10.18 30 30 Gambar 14. Kurva pertumbuhan IMT laki-laki Sragen Gambar 15. Kurva pertumbuhan PLT laki-laki Sragen 8 10 12 14 16 18 20 10 20 30 IMT Laki-laki Sragen Kelompok Usia Tahun In d e ks M a ssa T u b u h kg m 2 percentil=2.3 percentil=3 percentil=5 percentil=10 percentil=25 percentil=50 percentil=75 percentil=85 percentil=90 percentil=95 percentil=97 percentil=97.7 8 10 12 14 16 18 20 5 10 15 20 25 30 35 PLT Laki-laki Sragen Kelompok Usia Tahun P e rse n ta se L e m a k T u b u h percentil=2.3 percentil=3 percentil=5 percentil=10 percentil=25 percentil=50 percentil=75 percentil=85 percentil=90 percentil=95 percentil=97 percentil=97.7 31 31 Korelasi Presentase Lemak Tubuh PLT dan Indeks Massa Tubuh IMT Hasil penelitian pada laki-laki Kabupaten Sragen menunjukkan bahwa korelasi PLT dengan IMT adalah positif. Nilai korelasinya sebesar 0.26 dengan nilai p sebesar 0.0 , sehingga korelasinya adalah sangat signifikan Gambar 16. Gambar 16. Korelasi antara PLT dan IMT laki-laki Sragen 10 15 20 25 30 35 14 16 18 20 22 24 26 PLT IMT Laki-laki Sragen Presentase Lemak Tubuh In d e ks M a ssa T u b u h kg m 2 32 32 PEMBAHASAN Pubertas adalah reaktivasi system syaraf pusat untuk perkembangan seksual yang ditandai oleh peningkatan hormon seks secara dratis dan merupakan kejadian berdurasi pendek, yang terjadi ketika masa juvenile berakhir Bogin 1999. Ejakulasi pertama atau spermarke sering dihubungkan awal fertilitas kematangan seksual laki-laki Neinstein 2004. Selain itu kejadian spermarke diasosiasikandihubungkan dengan karakteristik kematangan seks sekunder seperti genital luar dan rambut pubis Shemesh et al. 1985. Usia pubertas bervariasi pada setiap individu. Selain dari faktor genetik, diantara faktor lingkungan penting yang mempengaruhi usia pubertas adalah nutrisi dan gizi. Laki-laki yang status nutrisi dan gizi baik cenderung mempunyai velositas kecepatan pertumbuhan dan maturitas seksual usia spermarke dan pekembangan genitalrambut pubis yang lebih cepat dibandingkan dengan laki- laki yang status nutrisi dan gizinya buruk Bogin 1999; Muir 2006; Heffner Schust 2006 Maturasi Seksual Laki-laki Spermarke Usia spermarke subyek daerah urban Kabupaten Sragen adalah 12.60 ± 0.07 tahun. Menurut Bogin 1999 dan Muir 2006, kisaran normal usia spermarke terjadi usia 9 – 14 tahun dan masa transisi pubertas terjadi selama 4 hingga 8 tahun. Masa transisi pubertas terjadi selama 4 hingga 8 tahun yang memungkinkan terjadinya perubahan seksual sekunder dan komposisi tubuh berat badan, tinggi badan dan lemak tubuh. Meskipun progresi perubahan pada pubertas dapat diprediksi, namun onset usia sangat berbeda-beda diberbagai tempat di dunia dan bahkan pada anak-anak dengan latar belakang etnis yang berbeda dalam wilayah yang sama Heffner Schust 2006 Tabel 6. 33 33 Tabel 6. Perbandingan estimasi usia spermarke berbagai negara dan etnis Janssen et al. 2007 Asal Negara Ras Etnik Tahun Median Usia Spermarke Jepang Mongoloid 1980 11.7 Nigeria Negroid 1989 12.3 Meksiko Kaukasoid 1992 13.4 ± 1.01 Hungaria Kaukasoid 1994 13.52 ± 0.12 Jerman Kaukasoid 1994 12.6 Israel Kaukasoid 1995 13 Inggris Kaukasoid 1999 13 Peru Kaukasoid 2000 13 China Mongoloid 2002 13.8014.24 Hongkong Mongoloid 2002 13 Amerika Kaukasoid 2002 13.2 Swedia Kaukasoid 2002 13.6 Zimbagwe Negroid 2005 12.02±0.03 Indonesia Mongoloid 2008 12.60±0.07 Berdasarkan hasil penelitian para ahli dari baerbagai negara dan etnikras pada Tabel 11 subyek penelitian mengalami usia spermarke dengan estimasi yang berbeda-beda. Akan tetapi sebagian besar masih dalam kisaran usia 9 sampai 14 tahun, usia termuda berasal dari Negara Jepang Mongoloid pada tahun 1980 dengan estimasi usia median spermarke 11.7 tahun. Usia tertua berasal dari Negara China Mongoloid pada tahun 2002 untuk daerah urban 14.80 tahun dan daerah rural 14.24 tahun. Usia spermarke pada rasetnik Kaukasoid yang termuda berasal dari negara Jerman 1994 adalah 12.6 tahun, sedangkan usia tertua berasal dari negara Swedia 2002 adalah 13.6 ± 0.05 tahun. Rasetnik Negroid Nigeria pada tahun 1989 estimasi usia spermarkenya 12.3 tahun dan Zimbagwe 2005 pada usia 12.02 ± 0.03 tahun. Variasi usia spermarke tersebut dipengaruhi oleh faktor etnik yang berbeda, Negroid cenderung lebih cepat dari pada Mongoloid dan Kaukasoid Bogin 1999; Rogol 2000; Herman-Giddens 2001: Heffner Schust 2006. Perbedaan ekonomi juga dapat mempengaruhi onset usia spermarke. Menurut Wirawan et al. 2002, estimasi spermarke laki-laki di Kodya 34 34 Yogyakarta pada usia 10.97 ± 1.25 tahun. Estimasi tersebut ternyata lebih cepat dari Sragen 12.60 ± 0.07. Hal ini kemungkinan karena adanya perbedaan lokasi penelitian, status sosial ekonomi, dan metode penelitian. Kodya Yogyakarta mempunyai peradaban yang sedikit lebih maju dan faktor sosial ekonomi serta latar pendidikan orang tua yang lebih baik dibandingkan dengan Kabupaten Sragen. Perkembangan Rambut Pubis Estimasi median usia yang dicapai dari maturasi seksual tahap 2 sampai 5 berdasarkan perkembangan rambut pubis pada laki-laki Kabupaten Sragen adalah sebagai berikut : tahap 2 usia 11.60 tahun, tahap 3 usia 13.00 tahun, tahap 4 usia 14.20 tahun, dan tahap 5 usia 16.40. Hasil tersebut sesuai dengan kisaran