PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN PERAN KELUARGA TERHADAP KEMAMPUAN MERAWAT DIRI ANAK TUNAGRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA LAWANG MALANG

(1)

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN

PERAN KELUARGA TERHADAP KEMAMPUAN MERAWAT

DIRI ANAK TUNAGRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA

LAWANG MALANG

SKRIPSI

Oleh:

ADISTI FLORENTINA D.

NIM. 06060031

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2011


(2)

i

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN

PERAN KELUARGA TERHADAP KEMAMPUAN MERAWAT

DIRI ANAK TUNAGRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA

LAWANG MALANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Malang

Oleh:

ADISTI FLORENTINA D.

NIM. 06060031

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2011


(3)

ii

MOTO

Resapi sebuah perkenalan karena disitu ada kenangan

Syukuri sebuah hubungan karena disitu ada kerinduan

Hargai sebuah persahabatan


(4)

iii

Persembahan

Teriring sujud syukur Kehadirat Allah SWT Sang Khalik Dzat Yang Maha Sempurna atas segala kekuatan, cinta dan kasih yang selalu tercurah. Dengan segenap kerendahan hati, karya sederhana ini kupersembahkan untuk:

Mama’Qu (Ida Kadarwati) dan Papa’Qu (Suyanto)

Terimakasih atas doa dan kasih sayang, motivasi, pengorbanan, serta kesabaran dalam merawat dan membimbing Qu sampai tahap setinggi ini. Semoga Allah

membukakan pintu surge untuk kalian… amien…, Luv u mama, Luv u papa… Adek’Qu (Andromeda Febriyanto)

Terimakasih buat doa dan semangatnya yang telah membuat’Qu seperti ini. Meski

ada kadang nyebelin, n sering debat juga….. tapi Qu bisa merasakan kasih sayank’mu buat’Qu… Suxez selalu buat’mu adek’Qu tercinta dan tersayank… Luv u

Andro…

Mama Atika, Papa Hamzah, mbak Litha

Terimakasih atas kasih sayank, dukungan, doa dan bantuannya sehingga Qu bisa menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih mama buat kiriman buku-buku bahan skripsinya, adyz jadi tidak susah-susah lagi cari referensi. He…… Luv u……..

My Soulmate (Fachmi Hamdani)

Terimakasih buat cinta dan kasih sayank buat Qu, buat bimbingan, dukungan dan motivasi yang tiada henti, buat semangatnya saat Qu terjatuh, dan buat

pengorbanan yang tulus dalam penyelesaian skripsi ini… Semoga hubungan kita selalu di ridho’i oleh Allah dan diberi kelancaran buat rencana-rencana

kita…..Amien……. Luv u papah..

My best friend

WFG (Ifa, beby, indah, ita, rany)…Kalian sahabat terbaik’Qu……. GPR (Erna, Kurnia, Putri)…Saat2 terindah bersama kalian…he…….

PSIK’06 (Imsac, Indra, erni, yuyus, hera, sukma, putri, desy, gesti, sugeng, endah, rindy, richo, limufita, lukman, intan, anis, totok, eko, ati, neneng, alif, zulfikar, yufi,

rosdiatun, rofiq, ardy, umi, fida, satria, triwahyuni)

Empat tahun bersama kalian sangat berarti buat’Qu, suka duka bersama kalian

akan selalu Qu kenang di hatiku………. Luv u all…….

Dan yang tak akan pernah terlupakan dosen pembimbing’Qu Pak Rofiq dan Bu

Nurul Aini, terimakasih buat bimbingannya dalam penyelesaian skripsi ini.


(5)

iv

LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN

PERAN KELUARGA TERHADAP KEMAMPUAN MERAWAT

DIRI ANAK TUNAGRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA

LAWANG MALANG

SKRIPSI

Disusun Oleh :

ADISTI FLORENTINA

NIM : 06060031

Skripsi ini Telah Disetujui Tanggal 27 Januari 2011

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Ainur Rofieq, M.Kes Nurul Aini, M.Kep NIP.19651001.19900311.004 NIP. UMM. 112.0501.0419

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Ririn Harini, S.Kep. Ns


(6)

v

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DAN PERAN KELUARGA TERHADAP KEMAMPUAN MERAWAT DIRI ANAK TUNAGRAHITA DI SEKOLAH LUAR BIASA LAWANG MALANG

SKRIPSI

Disusun oleh:

ADISTI FLORENTINA D.

NIM. 06060031 Di ujikan

Pada Tanggal 01 Februari 2011

Penguji I, Penguji II,

Drs. Ainur Rofieq, M.Kes Nurul Aini, M.Kep NIP.19651001.19900311.004 NIP. UMM. 112.0501.0419

Penguji III, Penguji IV,

Sunardi, S.Kep. Ns Nur Lailatul Masruroh, S.Kep. Ns NIP. UMM. 112.0508.0425 NIP. UMM. 112.0501.0421

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Tri Lestari Handayani, M.Kep. Sp. Mat


(7)

vi

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Adisti Florentina D. Nim : 06060031

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul skripsi :Pengaruh Tingkat Pengetahuan Keluarga Dan Peran Keluarga Terhadap Kemampuan Merawat Diri Anak Tunagrahita Di Sekolah Luar Biasa Lawang Malang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil dari karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 27 Jnuari 2011 Yang Membuat Pernyataan

Adisti Florentina D. 06060031


(8)

vii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Puji Syukur Alhamdulillah, akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Pengaruh Tingkat Pengetahuan Keluarga Dan Peran Keluarga Terhadap Kemampuan Merawat Diri Anak Tunagrahita Di Sekolah Luar Biasa Lawang Malang”. Tugas Akhir Skripsi ini

dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan dengan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada :

1. Ibu Tri Lestari Handayani, M. Kep, Sp. Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Ririn Harini, S. Kep., Ns selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang dan wali kelas PSIK angkatan 2006, terima kasih atas masukan dan semua ilmu yang telah diberikan dan juga dukungannya terhadap saya.

3. Bapak Drs. Ainur Rofieq selaku Pembimbing I yang telah memberikan arahan dan masukan yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Nurul Aini, M.Kep., selaku Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan masukan yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Suhermanto, M.Pd selaku Kepala Sekolah Di SLB Lawang Malang yang telah memberikan ijin untuk penelitian.


(9)

viii

menempuh pendidikan dan semua keluargaku yang telah memberikan bantuan baik secara materiil maupun spiritual.

7. Keluarga selaku menjadi responden, yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan.

8. Semua dosen PSIK UMM yang telah mengajar, mendidik dan membimbing selama masa belajar.

9. Teman-teman PSIK khususnya angkatan 2006.

10. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhirnya, penulis berharap semoga tugas akhir skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat dan dunia kesehatan khususnya bidang keperawatan kesehatan masyarakat.

Wassalamualaikum. Wr. Wb.

Malang, 27 Januari 2011

Penulis


(10)

ix

INTISARI

Pengaruh Tingkat Pengetahuan Keluarga dan Peran Keluarga terhadap Kemampuan Merawat Diri Anak Tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Lawang, Malang

Adisti Florentina D1, Ainur Rofieq2, Nurul Aini3

Latar belakang: Anak tunagrahita merupakan salah satu kelompok anak tunagrahita yang

mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Keadaan fisik mereka hampir sama dengan anak normal atau lamban belajar, tetapi kemampuan berfikirnya rendah, perhatian dan ingatannya lemah, kurang dapat mengendalikan diri, kurang dapat merawat diri, penyesuaian social terbatas serta perkembangannya terlambat. Dalam merawat diri anak tunagrahita sangat kurang karena keterbatasan intelegensinya, oleh sebab itu diperlukan pengajaran kemampuan merawat diri terhadap anak tunagrahita. Dalam penerapan pengajaran kemampuan merawat diri anak tunagrahita dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu tingkat pengetahuan keluarga dan peran keluarga terhadap Kemampuan Merawat Diri anak tunagrahita.

Metode: Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian Analisis Regresi

Ganda . Sampel pada penelitian ini berjumlah 30 keluarga yang menjadi responden. Dengan variabel independen adalah tingkat pengetahuan keluarga dan peran keluarga. Analisa data

yang digunakan adalah dengan Uji Signifikansi Persamaan Regresi (F-test) dengan taraf

signifikansi 0,05.

Hasil: dari Uji Signifikansi Persamaan Regresi didapatkan hasil P> 0,05 maka H0 diterima,

P< 0,05 maka H 1 ditolak. Dan hasilnya 0,003<005, dan Fhitung (18,841) > Ftabel (2 ; 27 ; 0,05)

(3,354).

Kesimpulan: Tingkat Pengetahuan Keluarga dan Peran keluarga berpengaruh

signifikan/positif terhadap Kemampuan Merawat diri Anak Tunagrahita.

Kata kunci: Tingkat pengetahuan keluarga, peran keluarga, Kemampuan Merawat Diri Anak Tunagrahita.

1. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Dosen Universitas Muhammadyah Malang


(11)

x

ABSTRACT

The Influence of Family Knowledge Level and Family Character towards Take Care Ability of Tunagrahita Children at Incredible School Lawang,

Malang

Adisti Florentina D1, Ainur Rofieq2, Nurul Aini3

Background of the Study: Tunagrahita Children are one group of tunagrahita children who has intellectual ability under average. Their physical condition is much the same with normal children or indolent learn, but their thinking ability is low, their attention and memory is weak, less get the whip hand of self, less can care their self, setting social is limited with late of the development. In take care of tunagrahita children is very less because limitedness of their intelligent, on that account need ability instruction of take care their self towards tunagrahita children. In ability instruction applications of take care of tunagrahita children is influenced by several things, that is family knowledge level and family character towards take care ability of tunagrahita children.

Method: Design that used in this research is double regression analysis of research design. Sample in this research is 30 families who become respondent. With independents variable are family knowledge level and family character. Data analysis that used with Regression Similarity Of Significance Test (F-test) with standard significance is 0,05.

Result: From regression significance similarity test is got result P<005, so H0 averse.

Conclusion: Family knowledge level and family character are significant/positive influential towards take care ability of tunagrahita children.

Key Words: Family knowledge level, family character, Take care ability of tunagrahita children

1 Program Study of Nursing, Health Science Faculty, Muhammadiyah University of Malang 2 Lecturer of Muhammadiyah University of Malang


(12)

xi

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Moto ... ii

Lembar Persembahan ... iii

Lembar Persetujuan ... iv

Lembar Pengesahan ... v

Lembar Pernyataan Keaslian ... vi

Kata Pengantar ... vii

Abstrak ... ix

Daftar isi ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Rumusan masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Keaslian Penelitian ... 8

1.6 Definisi Istilah ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Konsep Pengetahuan ... 10

2.1.1 Tingkat Pengetahuan Didalam Domain Kognitif ... 11

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Melatar Belakangi Pengetahuan Tingkat ... 13

2.1.3 Konsep Teori Kebutuhan Maslow ... 14

2.2 Konsep Keluarga ... 17

2.2.1 Definisi Keluarga ... 17

2.2.2 Peran Keluarga ... 18

2.2.3 Tipe atau Bentuk Keluarga ... 20

2.2.4 Fungsi Keluarga………....21

2.3 Konsep Kemampuan Merawat Diri ... 22

2.3.1 Tujuan kemampuan merawat diri... 23

2.3.2 Lingkup Kemampuan Merawat Diri ... 24

2.3.4 Program Bina Diri... 24

2.4 Konsep Tunagrahita ... 27

2.4.1 Tingkat-tingkat Tunagrahita ... 28

2.4.2 Klasifikasi Tunagrahita Menurut Tingkat Kemampuan ... 32

2.4.3 Penyebab Tunagrahita ... 33

2.4.4 Ciri-ciri Tunagrahita ... 40

2.5.5 Karakteristik Anak Tunagrahita ... 42

2.5.6 Penanganan dan Pencegahan Tunagrahita ... 45

2.5 Konsep SLB (Sekolah Luar Biasa) ... 49

2.5.1 Ciri-Ciri Pembelajaran SLB ... 50

2.5.2 Prinsip-Prinsip Pembelajarn SLB ... 50

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN . 53 3.1 Kerangka Konseptual ... 53


(13)

xii

BAB IV METODE PENELITIAN ... 57

4.1 Desain Penelitian ... 57

4.2 Kerangka Penelitian ... 58

4.3 Populasi, Sampel, dan Tehnik Sampling ... 59

4.4 Variabel Penelitian ... 59

4.5 Definisi Operasional ... 60

4.6 Tempat Penelitian ... 61

4.7 Waktu Penelitian ... 61

4.8 Metode pengumpulan Data ... 61

4.8.1 Prosedur Pengumpulan Data ... 61

4.8.2 Instrumen Penelitian ... 63

4.9 Tekhnik Pengolahan Data ... 65

4.9.1 Editing ... 65

4.9.2 Coding... 65

4.9.3 Scoring ... 66

4.9.4 Transfering ... 66

4.10 Analisa Data ... 66

4.11 Etika Penelitian ... 69

4.12 Keterbatasan Penelitian ... 71

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 72

5.1 Hasil Penelitian ... 72

5.1.1 Profil Responden ... 73

5.1.2 Hasil Pengolahan Data ... 75

5.2 Hasil Analisa Data ... 76

5.2.1 Uji Asumsi Klasik ... 77

5.2.2 Persamaan Garis Regresi ... 79

5.2.3 Uji Signifikasi Menggunakan Uji Analisis Regresi Linier Ganda ... 80

5.2.4 Sumbangan Efektif Tingkat Pengetahuan Keluarga dan Peran Keluarga Terhadap Kemampuan Merawat Diri Anak Tunagrahita ... 81

BAB VI PEMBAHASAN ... 84

6.1 Gambaran Tingkat Pengetahuan Keluarga ... 84

6.2 Gambaran Peran Keluarga ... 86

6.3 Gambaran Kemampuan Merawat Diri Anak Tunagrahita ... 88

6.4 Pengaruh Tingkat Pengetahuan Keluarga terhadap Kemampuan Merawat Diri Anak Tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Lawang ... 90

6.5 Pengaruh Peran Keluarga terhadap Kemampuan Merawat Diri Anak Tunagrahita di Sekolah Luar Biasa Lawang ... 91

6.6 Pengaruh Tingkat Pengetahuan Keluarga dan Peran Keluarga terhadap Kemampuan Merawat Diri Anak Tunagrahita ... 93

6.7 Keterbatasan Penelitian ... 95

6.8 Implikasi untuk Keperawatan ... 96

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 98

7.1 Kesimpulan ... 98


(14)

xiii

Daftar Pustaka ... 101 Lampiran ... 103 Daftar Riwayat Hidup ... 123


(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Definisi Operasional ... 64 Tabel 5.1 Perhitungan Data Keluarga ... 76 Tabel 5.2 Hasil Uji F Pengaruh Variabel Tingkat Pengetahuan Keluarga Dan

Peran Keluarga Terhadap Kemampuan Merawat Diri Anak Tunagrahita ... 80 Tabel 5.3 Hasil Analisis Koefisien Determinasi Variabel Tingkat

Pengetahuan Keluarga Dan Peran Keluarga Secara Bersama-Sama Terhadap Kemampuan Merawat Diri Pada Anak Tunagrahita ... 81


(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ... 55

Gambar 4.1 Skema Pengaruh Tingkat Pengetahuan Keluarga Dan Peran Keluarga Terhadap Kemampuan Merawat Diri Anak Tunagrahita . 57 Gambar 4.2 Kerangka Kerja Pengaruh Tingkat Pengetahuan Keluarga Dan Peran Keluarga Terhadap Kemampuan Merawat Diri Anak Tunagrahita ... 58

Gambar 5.1 Profil Keluarga Menurut Kelompok Usia ... 73

Gambar 5.2 Profil Keluarga Menurut Jenis Pekerjaan ... 74

Gambar 5.3 Profil Keluarga Menurut Tingkat Pendidikan ... 74

Gambar 5.4 Profil Pendapatan Keluarga ... 75

Gambar 5.5 Grafik Normal P-P Of Regression Standardized Residual Kemampuan Merawat Diri Anak Tunagrahita (Y) ... 77

Gambar 5.6 Grafik Scatterplot Kemampuan Merawat Diri Anak Tunagrahita .... 79


(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Studi Pendahuluan Dan Penelitian ... 103

Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Melakukan Penelitian ... 104

Lampiran 3 Permohonan Pengisian Kuesioner Penelitian ... 105

Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Responden (Informed Concent) ... 106

Lampiran 5 Lembar Kuesioner Untuk Tingkat Pengetahuan Keluarga ... 107

Lampiran 6 Lembar Kuesioner Untuk Peran Keluarga ... 110

Lampiran 7 Lembar Kuesioner Untuk Kemampuan Merawat Diri Anak Tunagrahita ... 112

Lampiran 8 Hasil Signifikasi Persamaan Garis Regresi ... 115

Lampiran 9 Rekapitulasi Data Hasil Penelitian ... 116

Lampiran 10 Kunci Jawaban Kuesioner Tingkat Pengetahuan Keluarga ... 117

Lampiran 11 Lembar Konsultasi... 118


(18)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Suatu Penelitian Suatau Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Astati, 2002. Mengenal Anak Tunagrahita dan Pendidikannya. Bandung

Bailon dan Maglaya. 1999. Perawatan Kesehatan Keluarga. Jakarta : Pusdiknakes Departemen

Kesehatan RI

Behrman.1999. Ilmu Kesehatan Anak volume 1 Edisi 15. Jakarta : EGC.

Cunningham, F.Geri, dkk. 2005.Obstetri Williams Volume 2 Edisi 21.Jakarta: EGC

Deutsh, Battle and Potter. 1963. Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: Kanisius

Depdikbud. 1992. GBPP Mata Pelajaran Program Khusus Merawat Diri,. Pusat Kurikulum.

Jakarta

Efendi, Nasrul. 1999. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, edisi 2. Jakarta : EGC

Elfindri. 1980. Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: Kanisius

Friedman. 1981. Keperawatan Keluarga, edisi 3. Jakarta : EGC

Friedman, Marlyn. 1998. Keperawatan Keluarga, Teori, dan Praktek, Alih Bahasa Ina Debora, R. L. Yoakin; Editor: Yasmin Asih, Setiawan, Monica. Edisi 3. Jakarta: EGC

Departemen Kesehatan. 1988. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, edisi 2. Jakarta :

EGC

Hurlock, Elizabeth, B. 1978. Perkembangan Anak jilid2. Jakarta: Erlangga

Kaplan, Sadock, dkk.2010.Sinopsis Psikiatri Jilid Dua. Jakarta: Binarupa Aksara.

Kingston. 1997. Kesehatan Jiwa. Jakarta: Medika Salemba

Notoadmodjo, S. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Notosoedirdjo dan Latipun. 2002. Kesehatan Mental Konsep dan Penerapan. Malang: Universitas

Muhammadiyah Malang Press


(19)

xviii

Mosleyn and Chen. 1989. Retardasi Mental. Jakarta: EGC

Mumpuniarti. 2007. Pendekatan Pembelajaran Bagi Anak Hambatan Mental. Yogyakarta:Kanwa

Publisher.

Nursalam. 2003. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika.

Rita, Wicks, Nelson and Allen. 1991. Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: Kanisius

Rudolph, Abraham M, dkk.2006. Buku Ajar Pediatri Rudolph Volume 1. Jakarta: EGC

Semiun, Yustinus.2006. Kesehatan Mental 2. Yogyakarta: Kanisius

Suranto, Soedarini. Kemampuan Merawat Diri. Yogyakarta.

Suryani. 2005. Retardasi Mental. Yogyakarta: Kanisius

Soeparto, Putra ST, Hariyanto. 2000. Filsafat Ilmu Kedokteran. Surabaya: GRAMIKE RSUD

Dr. Soetomo Surabaya.

Somantri, Sutjihati. 2007. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung : Refrika Aditama

Wall. 1998. Catatan Ilmu Kesehatan Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press


(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak tunagrahita merupakan salah satu kelompok anak tunagrahita yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Keadaan fisik mereka hampir sama dengan anak normal atau lamban belajar, tetapi kemampuan berfikirnya rendah, perhatian dan ingatannya lemah, kurang dapat mengendalikan diri, penyesuaian social terbatas serta perkembangannya terlambat. Bentuk-bentuk keterlambatan dan keterbelakangan yang dimiliki berakibat anak tunagrahita tidak mampu memenuhi tuntutan dari lingkungannya terutama dalam bentuk kemandiriannya sehingga anak tunagrahita perlu mendapatkan bimbingan dari orang tua untuk dapat hidup mandiri. (Sutisna, 1984)

Akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta adanya arus globalisasi dan informasi yang begitu pesat seperti sekarang ini individu termasuk anak berkelainan seperti anak tunagrahita melalui kemampuannya diharapkan mampu menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat terutama ketergantungannya terhadap orang lain, sehingga anak tunagrahita dapat hidup mandiri. Untuk dapat mencapai kemampuan merawat diri yang optimal diperlukan peran keluarga Fungsi pengasuhan oleh keluarga akhir-akhir ini cenderung dikesampingkan, dan banyak dialihkan kepada pengasuh pengganti. Perubahan-perubahan pola pengasuhan menyebabkan berkurangnya interaksi orangtua dengan anak. Pergeseran peran-peran anggota keluarga jelas mempengaruhi kesehatan mental anggota keluarga. Sejauh ini peran keluarga dalam upaya pencegahan dan penanganan keterbelakangan mental belum dapat dilaksanakan


(21)

secara optimal. Hal tersebut terkait dengan masalah ekonomi keluarga yang serba berkekurangan, rendahnya pendidikan dan pengetahuan keluarga dan masyarakat tentang bagaimana upaya pencegahan dan pengobatan keterbelakangan mental dikarenakan kurangnya informasi. Hal tersebut menyebabkan keterbelakangan mental masih dianggap negatif oleh masyarakat, sehingga masalah keterbelakangan mental masih belum bisa diputus mata rantainya (Notosoedirjo dan Latipun, 2002)

Diantara unit sosial, keluarga merupakan unit yang sangat kompleks. Banyak persoalan-persoalan yang dihadapi para keluarga dalam hubungan satu dengan yang lainnya, mulai dari persoalan keluarga secara fisik sampai persoalan psikososial yang ada pada setiap anggota keluarga, misalnya masalah komunikasi, masalah ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. Kesemuanya itu memberikan kontribusi yang penting bagi keadaan mental para anggotanya termasuk munculnya masalah keterbelakangan mental dalam keluarga. Keluarga yang anaknya mengalami keterbelakangan mental akan mengalami masalah-masalah baik dalam aspek fisik, psikologis maupun sosialnya yang juga berdampak pada anggota keluarga yang lain. Disini peran keluarga, khususnya orang tua dan juga masyarakat sangat penting untuk membantu anggota keluarganya dengan keterbelakangan mental dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan juga upaya menuju keadaan kesehatan yang lebih baik. (Bossard dan Ball, 1964)

Fallon dan kawan-kawan(1993) menegaskan perlunya pendekatan berbasis pada keluarga sebagai bentuk penanganan kesehatan mental. Selain karena faktor keterbatasan tenaga ahli atau profesional kesehatan mental dalam penanganan berbagai gangguan mental di masyarakat, keluarga memiliki peran yang strategis, karena setiap anggota masyarakat berada di lingkungan keluarga sepanjang hari. Dalam hal ini keluarga dapat berperan dalam hal deteksi dan intervensi. Penanganan


(22)

yang baik terhadap persoalan-persoalan keluarga itu akan memberikan kontribusi yang positif bagi upaya promosi dan prevensi kesehatan mental para anggotanya. Promosi kesehatan mental dilakukan melalui pengasuhan, interaksi yang tepat diantara anggota keluarga, berfungsinya peran-peran yang disepakati antar anggota keluarga, dan pemenuhan kebutuhan dasar keluarga. Masalah yang kemungkinan di hadapi anak tunagrahita dalam konteks pendidikan diantaranya adalah masalah dalam kehidupan sehari-hari, masalah belajar, masalah penyesuaian diri, masalah kesempatan kerja, masalah gangguan kepribadian dan emosi, dan masalah pemanfaatan waktu luang. (Astati, 2002)

Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 2 tahun 1989 pasal 8 ayat 1 disebutkan bahwa warga Negara yang memiliki kelainan fisik, dan atau mental berhak mendapatkan pendidikan luar biasa. Selain mendapatkan pendidikan formal, anak tunagrahita juga memerlukan pendidikan tentang agama, etika dan norma. Diharapkan dengan pendidikan tersebut anak tunagrahita dapat mengurus dirinya sendiri dan mengurangi rasa ketergantungannya kepada orang lain dalam kehidupannya sehari-hari. Disadari bahwa untuk mencapai tujuan tersebut tidak mudah disebabkan oleh kekurangan dan keterlambatan yang dimiliki oleh anak tunagrahita.

Keluarga mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan fisik dan mental anak karena dengan orangtua anak pertama kali berinteraksi (Soetjiningsih, 1998). Tingkat pengetahuan keluarga tentang anak tunagrahita sangat mempengaruhi keadaan anak tersebut. Tingkat pendidikan yang rendah berdampak pada kurangnya pengetahuan tentang mengasuh anak tunagrahita. Sehingga dengan adanya keadaan keluarga seperti itu maka rasa kasih sayang dan perhatian keluarga terhadap anak tunagrahita juga berkurang. Oleh karena itu semakin rendah tingkat


(23)

pengetahuan keluarga maka semakin buruk dampaknya bagi seorang anak tunagrahita. Dan sebaliknya semakin baik tingkat pengetahuan keluarga maka semakin baik dampaknya bagi perkembangan anak tunagrahita (Wahidin R, 2006).

Hasil observasi dan wawancara dengan guru dan siswa di SLB Lawang pada bulan Oktober Tahun 2010, di dapatkan hasil bahwa kemandirian yang di miliki pada penyandang tunagrahita mengalami hambatan sebagai akibat dari ketunagrahitaan yang diderita. Kurang mampu dalam melakukan hal-hal sederhana seperti kebersihan badan, mencuci tangan, mencuci muka, mencuci kaki, menyikat gigi, mandi, cuci rambut, menggunakan kamar kecil atau WC, cara makan dan minum yang benar, berpakaian, berhias, keselamatan diri,adaptasi lingkungan. Oleh karena itu di perlukan penanganan yang terpadu melalui bantuan dari keluarga dan pengetahuan keluarga agar anak tunagrahita mampu merawat dirinya secara mandiri.

Teori maslow mengindikasikan bahwa orang akan terus menerus berupaya memenuhi tingkatan kebutuhanya yang belum terpenuhi hingga puas. Jika keadaan sudah puas, orang akan berpindah ke kebutuhan selanjutnya yang nilai kepuasanya lebih tinggi dan memerlukan upaya yang lebih tinggi. Keadaan ini akan berjalan seterusnya hingga manusia mencapai kepuasan tertinggi yaitu kebutuhan aktualisasi diri di masyarakat. Dengan hal ini keadaan anak tunagrahita yang intelegensinya kurang sangat berpengaruh dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan berdasarkan teori maslow.

Peran orangtua penting dalam membantu proses kemampuan merawat diri anak, karena keberhasilan mendidik dan melatih anak sangatlah tergantung pada bagaimana orangtua bersikap dengan anak. Latar belakang pendidikan formal orangtua sangat berpengaruh pada kemampuan dalam menerima dan mengolah informasi yang didapatkan tentang tunagrahita. Pengetahuan yang cukup dan


(24)

informasi yang tepat tentang keterbelakangan mental ini nantinya dapat mempengaruhi orangtua dalam usahanya meningkatkan kemampuan anak dengan tunagrahita.

Peran perawat disini sebagai pendidik, perawat memberikan pendidikan kesehatan dan pengetahuan kepada keluarga tentang bagaimana keluarga mengajarkan dan membantu anak dalam proses pembelajaran anak tunagrahita mengenai kemampuan merawat diri dan juga memberikan pendidikan kepada anak tunagrahita tentang bagaimana cara merawat diri agar mampu merawat dirinya sendiri. Kesehatan anak tunagrahita berawal bagaimana anak itu mengerti dan mampu merawat diri dan menjaga kebersihan dirinya sehingga disini perawat yang mempunyai pengetahuan tentang kesehatan dan pentingnya menjaga kebersihan diri mampu mengajarkan kepada anak dan keluarga demi mencapai kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan keluarga terhadap anak tunagrahita di SLB Lawang?

2. Bagaimanakah gambaran peran keluarga pada anak tunagrahita di SLB Lawang?

3. Bagaimanakah gambaran kemampuan merawat diri pada anak tunagrahita di SLB Lawang?

4. Adakah pengaruh tingkat pengetahuan keluarga terhadap kemampuan merawat diri pada anak tunagrahita di SLB Lawang?


(25)

5. Adakah pengaruh peran keluarga terhadap kemampuan merawat diri pada anak tunagrahita di SLB Lawang?

6. Adakah pengaruh tingkat pengetahuan keluarga dan peran keluarga terhadap kemampuan merawat diri pada anak tunagrahita di SLB Lawang?

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan umum:

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh tingkat pengetahuan keluarga dan peran keluarga terhadap kemampuan merawat diri anak tunagrahita di SLB lawang.

2. Tujuan khusus:

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi gambaran tingkat pengetahuan keluarga terhadap anak tunagrahita di SLB Lawang.

b. Mengidentifikasi gambaran peran keluarga pada anak tunagrahita di SLB Lawang.

c. Mengidentifikasi kemampuan merawat diri pada anak tunagrahita di SLB Lawang.

d. Menganalisis pengaruh tingkat pengetahuan keluarga terhadap kemampuan merawat diri pada anak tunagrahita di SLB Lawang.


(26)

e. Menganalisis pengaruh peran keluarga terhadap kemampuan merawat diri pada anak tunagrahita di SLB Lawang.

f. Menganalisis pengaruh tingkat pengetahuan keluarga dan peran keluarga terhadap kemampuan merawat diri pada anak tunagrahita di SLB Lawang.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah luar biasa Lawang

Hasil penelitian ini sebagai masukan pada SLB bahwa selain guru ternyata keluarga juga sangat diperlukan dalam proses kemampuan merawat diri anak tunagrahita.

2. Bagi keluarga

Sebagai informasi untuk keluarga terutama keluarga yang tingkat pengetahuannya kurang terhadap anak tunagrahita.

4. Bagi peneliti

Peneliti dapat mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan dan peran keluarga terhadap kemampuan merawat diri anak tunagrahita di SLB Lawang serta untuk mengembangkan konsep dalam mata kuliah keperawatan anak.

5. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai acuan dan bahan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.

6. Bagi institusi

Sebagai penambah referensi akademik dan pengembangan penelitian dibidang keperawatan dalam penanganan anak berkebutuhan khusus.


(27)

1.5 Keaslian Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2003), didapatkan hasil bahwa peran orangtua sangat berpengaruh terhadap kematangan sosial anak dengan keterbelakangan mental. Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu peran orangtua sebagai variabel independen dan kematangan sosial anak dengan keterbelakangan mental sebagai variabel dependen. Penelitian tersebut dilaksanakan di Ponorogo pada tahun 2003. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah bahwa kematangan sosial anak dengan keterbelakangan mental dipengaruhi oleh peran orangtua. Peran orangtua dalam perkembangan kematangan sosial anak adalah sangat penting karena orangtua sebagai figur terdekat anak sehingga anak dapat mengambil contoh dari orangtua baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran tersebut meliputi perlakuan dan pola asuh yang diterapkan orang tua maupun usaha-usaha yang dilakukan orang tua dalam membimbing anak untuk mencapai perkembangan kematangan sosial (Wahyuni, 2003).

Perbedaan antara penelitian Wahyuni (2003) dengan penelitian ini adalah pada variabel yang digunakan, tempat dan waktu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan keluarga dan peran keluarga sebagai variabel independen serta kemampuan merawat diri sebagai variabel dependen. Tempat dan waktu penelitian ini adalah di Sekolah Luar Biasa Lawang Malang pada bulan Januari.

1.6 Definisi Istilah

1. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini


(28)

terjadi melalui panca indera manusia, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan raba (Notoatmojo, 2003).

2. Peran Keluarga

Serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun non formal, sedangkan posisi adalah keberadaan seseorang dalam sistem sosial. (Yupi Supartini. 2004)

Menurut DepKes RI (1988, dalam Efendi, 2000) Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

3. Kemampuan merawat diri

Kemampuan Merawat Diri bisa juga di sebutkan menolong diri sendiri, mengurus diri sendiri. Dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah self help atau self care. Kemampuan merawat diri tidak langsung diwariskan dari orangtua kita, melainkan harus dipelajari dahulu. Anak tunagrahita berfikirnya terbatas sekali sehingga mereka mengalami kesulitan dalam mempelajari hal ini. (Astati, 2002)

4. Anak Tunagrahita

Gangguan mental yang ditandai dengan fungsi intelektual umum yang secara bermakna berada dibawah normal disertai dengan gangguan perilaku adaptif dan dimanifestasikan saat periode perkembangan (Dorland, 2005).


(1)

pengetahuan keluarga maka semakin buruk dampaknya bagi seorang anak tunagrahita. Dan sebaliknya semakin baik tingkat pengetahuan keluarga maka semakin baik dampaknya bagi perkembangan anak tunagrahita (Wahidin R, 2006).

Hasil observasi dan wawancara dengan guru dan siswa di SLB Lawang pada bulan Oktober Tahun 2010, di dapatkan hasil bahwa kemandirian yang di miliki pada penyandang tunagrahita mengalami hambatan sebagai akibat dari ketunagrahitaan yang diderita. Kurang mampu dalam melakukan hal-hal sederhana seperti kebersihan badan, mencuci tangan, mencuci muka, mencuci kaki, menyikat gigi, mandi, cuci rambut, menggunakan kamar kecil atau WC, cara makan dan minum yang benar, berpakaian, berhias, keselamatan diri,adaptasi lingkungan. Oleh karena itu di perlukan penanganan yang terpadu melalui bantuan dari keluarga dan pengetahuan keluarga agar anak tunagrahita mampu merawat dirinya secara mandiri.

Teori maslow mengindikasikan bahwa orang akan terus menerus berupaya memenuhi tingkatan kebutuhanya yang belum terpenuhi hingga puas. Jika keadaan sudah puas, orang akan berpindah ke kebutuhan selanjutnya yang nilai kepuasanya lebih tinggi dan memerlukan upaya yang lebih tinggi. Keadaan ini akan berjalan seterusnya hingga manusia mencapai kepuasan tertinggi yaitu kebutuhan aktualisasi diri di masyarakat. Dengan hal ini keadaan anak tunagrahita yang intelegensinya kurang sangat berpengaruh dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan berdasarkan teori maslow.

Peran orangtua penting dalam membantu proses kemampuan merawat diri anak, karena keberhasilan mendidik dan melatih anak sangatlah tergantung pada bagaimana orangtua bersikap dengan anak. Latar belakang pendidikan formal orangtua sangat berpengaruh pada kemampuan dalam menerima dan mengolah informasi yang didapatkan tentang tunagrahita. Pengetahuan yang cukup dan


(2)

informasi yang tepat tentang keterbelakangan mental ini nantinya dapat mempengaruhi orangtua dalam usahanya meningkatkan kemampuan anak dengan tunagrahita.

Peran perawat disini sebagai pendidik, perawat memberikan pendidikan kesehatan dan pengetahuan kepada keluarga tentang bagaimana keluarga mengajarkan dan membantu anak dalam proses pembelajaran anak tunagrahita mengenai kemampuan merawat diri dan juga memberikan pendidikan kepada anak tunagrahita tentang bagaimana cara merawat diri agar mampu merawat dirinya sendiri. Kesehatan anak tunagrahita berawal bagaimana anak itu mengerti dan mampu merawat diri dan menjaga kebersihan dirinya sehingga disini perawat yang mempunyai pengetahuan tentang kesehatan dan pentingnya menjaga kebersihan diri mampu mengajarkan kepada anak dan keluarga demi mencapai kesehatan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan keluarga terhadap anak tunagrahita di SLB Lawang?

2. Bagaimanakah gambaran peran keluarga pada anak tunagrahita di SLB Lawang?

3. Bagaimanakah gambaran kemampuan merawat diri pada anak tunagrahita di SLB Lawang?

4. Adakah pengaruh tingkat pengetahuan keluarga terhadap kemampuan merawat diri pada anak tunagrahita di SLB Lawang?


(3)

5. Adakah pengaruh peran keluarga terhadap kemampuan merawat diri pada anak tunagrahita di SLB Lawang?

6. Adakah pengaruh tingkat pengetahuan keluarga dan peran keluarga terhadap kemampuan merawat diri pada anak tunagrahita di SLB Lawang?

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan umum:

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh tingkat pengetahuan keluarga dan peran keluarga terhadap kemampuan merawat diri anak tunagrahita di SLB lawang.

2. Tujuan khusus:

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi gambaran tingkat pengetahuan keluarga terhadap anak tunagrahita di SLB Lawang.

b. Mengidentifikasi gambaran peran keluarga pada anak tunagrahita di SLB Lawang.

c. Mengidentifikasi kemampuan merawat diri pada anak tunagrahita di SLB Lawang.

d. Menganalisis pengaruh tingkat pengetahuan keluarga terhadap kemampuan merawat diri pada anak tunagrahita di SLB Lawang.


(4)

e. Menganalisis pengaruh peran keluarga terhadap kemampuan merawat diri pada anak tunagrahita di SLB Lawang.

f. Menganalisis pengaruh tingkat pengetahuan keluarga dan peran keluarga terhadap kemampuan merawat diri pada anak tunagrahita di SLB Lawang.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah luar biasa Lawang

Hasil penelitian ini sebagai masukan pada SLB bahwa selain guru ternyata keluarga juga sangat diperlukan dalam proses kemampuan merawat diri anak tunagrahita.

2. Bagi keluarga

Sebagai informasi untuk keluarga terutama keluarga yang tingkat pengetahuannya kurang terhadap anak tunagrahita.

4. Bagi peneliti

Peneliti dapat mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan dan peran keluarga terhadap kemampuan merawat diri anak tunagrahita di SLB Lawang serta untuk mengembangkan konsep dalam mata kuliah keperawatan anak.

5. Bagi peneliti selanjutnya

Sebagai acuan dan bahan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.

6. Bagi institusi

Sebagai penambah referensi akademik dan pengembangan penelitian dibidang keperawatan dalam penanganan anak berkebutuhan khusus.


(5)

1.5 Keaslian Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2003), didapatkan hasil bahwa peran orangtua sangat berpengaruh terhadap kematangan sosial anak dengan keterbelakangan mental. Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu peran orangtua sebagai variabel independen dan kematangan sosial anak dengan keterbelakangan mental sebagai variabel dependen. Penelitian tersebut dilaksanakan di Ponorogo pada tahun 2003. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah bahwa kematangan sosial anak dengan keterbelakangan mental dipengaruhi oleh peran orangtua. Peran orangtua dalam perkembangan kematangan sosial anak adalah sangat penting karena orangtua sebagai figur terdekat anak sehingga anak dapat mengambil contoh dari orangtua baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran tersebut meliputi perlakuan dan pola asuh yang diterapkan orang tua maupun usaha-usaha yang dilakukan orang tua dalam membimbing anak untuk mencapai perkembangan kematangan sosial (Wahyuni, 2003).

Perbedaan antara penelitian Wahyuni (2003) dengan penelitian ini adalah pada variabel yang digunakan, tempat dan waktu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan keluarga dan peran keluarga sebagai variabel independen serta kemampuan merawat diri sebagai variabel dependen. Tempat dan waktu penelitian ini adalah di Sekolah Luar Biasa Lawang Malang pada bulan Januari.

1.6 Definisi Istilah

1. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan ini


(6)

terjadi melalui panca indera manusia, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan raba (Notoatmojo, 2003).

2. Peran Keluarga

Serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun non formal, sedangkan posisi adalah keberadaan seseorang dalam sistem sosial. (Yupi Supartini. 2004)

Menurut DepKes RI (1988, dalam Efendi, 2000) Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

3. Kemampuan merawat diri

Kemampuan Merawat Diri bisa juga di sebutkan menolong diri sendiri, mengurus diri sendiri. Dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah self help atau self care. Kemampuan merawat diri tidak langsung diwariskan dari orangtua kita, melainkan harus dipelajari dahulu. Anak tunagrahita berfikirnya terbatas sekali sehingga mereka mengalami kesulitan dalam mempelajari hal ini. (Astati, 2002)

4. Anak Tunagrahita

Gangguan mental yang ditandai dengan fungsi intelektual umum yang secara bermakna berada dibawah normal disertai dengan gangguan perilaku adaptif dan dimanifestasikan saat periode perkembangan (Dorland, 2005).


Dokumen yang terkait

Peran dan Sikap Keluarga Terhadap Anak Down Sindrom di Sekolah Luar Biasa-C Yayasan Pembinaan Anak Cacat Medan

6 58 87

PERAN KELUARGA DAN SEKOLAH DALAM PROSES SOSIALISASI PADA ANAK DOWN SYNDROME DI SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB) NO.167713.

0 1 25

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN KELUARGA MERAWAT PASIEN PASCA STROKE

0 0 8

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN DIRI ANAK TUNAGRAHITA

0 1 7

Peran dan Sikap Keluarga Terhadap Anak Down Sindrom di Sekolah Luar Biasa-C Yayasan Pembinaan Anak Cacat Medan

0 0 22

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Keluarga 2.1.1 Defenisi Peran Keluarga - Peran dan Sikap Keluarga Terhadap Anak Down Sindrom di Sekolah Luar Biasa-C Yayasan Pembinaan Anak Cacat Medan

0 0 21

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENERIMAAN DIRI IBU DARI ANAK AUTIS DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA 2015 NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENERIMAAN DIRI IBU DARI ANAK AUTIS DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 BANTUL YOGY

0 0 16

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEMAMPUAN MERAWAT DIRI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SDLB NEGERI KROYA KABUPATEN CILACAP

0 4 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEMAMPUAN MERAWAT DIRI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SDLB NEGERI KROYA KABUPATEN CILACAP - repository perpustakaan

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Merawat Diri 1. Pengertian Kemampuan Merawat Diri - PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEMAMPUAN MERAWAT DIRI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SDLB NEGERI KROYA KABUPATEN CILACAP - repository perpustakaan

0 0 18