Aspek Praktis Kegunaan Penelitian

contoh, anak kecil yang mendapat perlakuan bullying dari teman sebayanya, perlu bantuan orang dewasa. b. Adanya perilaku tidak wajar penyalahgunaan ketidakseimbangan kekuatan tersebut dengan cara mengganggu, menyerang secara berulang kali, atau dengan cara mengucilkan mendiamkan. Contoh dari perilaku bullying itu sendiri antara lain mengejek, menyebarkan rumor, menghasut, mengucilkan, menakut-nakuti atau intimidasi, mengancam, menindas, memalak atau menyerang secara fisik seperti mendorong, menampar, atau memukul. Sebagian orang mungkin berpendapat bahwa perilaku bullying tersebut merupakan hal sepele atau bahkan normal dalam tahap kehidupan manusia atau dalam kehidupan sehari-hari. Namun faktanya, perilaku bullying merupakan learned behaviors karena manusia tidak terlahir sebagai penggertak dan pengganggu yang lemah. Bullying merupakan perilaku tidak normal, tidak sehat, dan secara sosial tidak bisa diterima. Hal yang sepele pun kalau dilakukan secara berulang kali pada akhirnya dapat menimbulkan dampak serius dan fatal. Membiarkan atau menerima perilaku bullying, berarti memberikan bullies power kepada pelaku bullying, menciptakan interaksi sosial tidak sehat dan meningkatkan budaya kekerasan. Interaksi sosial yang tidak sehat dapat menghambat pengembangan potensi diri secara optimal sehingga memandulkan budaya unggul Wiyani, 2012.

2. Bentuk Bullying

Berkaitan dengan kekerasan di sekolah atau bullying, maka school bullying dapat didefinisikan sebagai perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seseorang atau sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan terhadap siswa-siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut. Berdasarkan definisi diatas, kemudian menurut Wiyani 2012, perilaku bullying dikelompokan ke dalam lima bentuk, sebagai berikut: a. Kontak fisik langsung, yaitu: Memukul, mendorong, menggigit, menjambak, menendang, mencubit, mencakar. b. Kontak verbal langsung, yaitu: Mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memberi nama panggilan atau julukkan name-calling, sarkasme, merendahkan putdowns, mencela atau mengejek, mengintimidasi, memaki dan menyebar gosip, dan pemerasan. c. Perilaku non-verbal langsung, yaitu: Melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, menjahili. d. Perilaku non-verbal tidak langsung, yaitu: Mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan hingga retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirim surat kaleng. e. Pelecehan seksual Kadang dikategorikan perilaku agresif fisik verbal.