2. Sol Gel
Sol gel adalah suatu suspensi koloid dari partikel yang digelkan ke bentuk padatan. Sol adalah suspensi dari partikel koloid pada suatu cairan atau larutan
molekul polimer seperti partikel halus dari senyawa hidroksida atau senyawa oksida logam Rahaman, 1995. Proses tersebut kemudian dilanjutkan dengan
proses gelisasi dari sol tersebut untuk membentuk jaringan dalam suatu fasa cair yang kontinyu, sehingga terbentuk gel Sopyan, et al., 1997. Proses sol-gel
melibatkan transisi pada sistem dari fasa sol menjadi fasa gel yang didasarkan pada kemudahan memasukkan satu atau dua logam aktif secara bersamaan dalam
prekursor katalis. Metode sol gel digunakan secara luas dalam sintesis katalis berpendukung logam
karena kemudahannya dalam memasukkan satu atau lebih logam aktif sekaligus dalam prekursor katalis Lambert and Gonzalez, 1998. Keuntungan dari metode
sol gel yaitu: 1. Dispersi tinggi dari spesi aktif yang tersebar secara homogen pada permukaan
katalis. 2. Tekstur pori yang dihasilkan memberikan kemudahan untuk berdifusi dari
reaktan menuju ke situs aktif. 3. Luas permukaan tinggi.
4. Peningkatan stabilitas termal Lecloux and Pirard, 1998; Lambert and Gonzalez, 1998.
3. Freeze Dry
Penggunaan metode freeze dry dalam katalis yaitu untuk menghilangkan air hidrat dalam rongga bahan katalis tanpa merusak struktur jaringan yang telah terbentuk
dari bahan tersebut. Air yang terperangkap dalam rongga bahan katalis diubah menjadi air beku dan selanjutnya diubah menjadi uap air tanpa melalui
intermediat air cair. Dasar sublimasi ini melibatkan absorbsi panas oleh sampel beku guna menguapkan air, pemindahan dan pengumpulan uap air ke dalam suatu
kondensor, menghilangkan panas sebagai akibat pembentukan es dari kondensor dengan sistem refrigerator, terjadi keseimbangan antara panas yang diabsorbsi
oleh sampel untuk menguapkan air dan memindahkan panas dari kondensor untuk mengubah uap air menjadi es. Inti dari proses freeze-dry adalah keseimbangan
antara panas yang diadsorpsi oleh sampel untuk menguapkan air dan memindahkan panas dari kondensor untuk mengubah uap air menjadi es.
Efisiensi freeze-dry bergantung pada luas permukaan dan ketebalan sampel, temperatur kondensor dan tekanan yang diperoleh, titik eutektik dan konsentrasi
terlarut dari sampel. Laju freeze-dry berbanding lurus terhadap tekanan uap dan tekanan uap bergantung pada kedua temperatur eutektik dan konsentrasi terlarut
sampel. Sebagai contoh, suatu larutan NaCl akan kering – beku pada laju lebih
lambat dari air murni. Temperatur eutektik NaCl adalah -21
o
C dan pada temperatur ini tekanan uap kira-kira 116 tekanan uap pada 0
o
C. Meskipun temperatur eutektik tidak bergantung pada konsentrasi NaCl, tekanan uap air akan
turun ketika konsentrasi NaCl naik. Kenyataan ini disebabkan konsentarsi terlarut bertambah, luas permukaan sampel beku yang ditempati air berkurang. Pada
umumnya, larutan atau sampel biologis akan mempunyai temperatur eutektik -10 hingga -25
o
C. Bagaimanapun, jika ada sampel gula seperti glukosa atau jika sampel jaringan hewan atau tanaman, temperatur eutektik bisa serendah -30
hingga -50
o
C Manual Book of Freeze-Dry, 2007. Keuntungan menggunakan