Proses Kreatif Sastra LANDASAN TEORI

pada suatu kesatuan jiwa: pendek, padat, dan lengkap. Tak ada bagian-bagian yang boleh lebih atau bisa dibuang. Berdasarkan pendapat para ahli dapat diambil sebuah simpulan bahwa cerpen merupakan salah satu jenis karya sastra dengan cerita yang singkat dan padat dan cenderung dapat diselesaikan dalam sekali baca. Seperti yang dikatakan L.A.G. Strong yakni singkat dan lengkap atau brevity with completeness adalah sifat-sifat pokok cerita pendek Tarigan, 2011: 181. Setiap karya sastra pada dasarnya memiliki unsur-unsur yang membangun karya sastra tersebut. Begitu juga dengan salah satu karya sastra prosa yaitu cerpen. Cerpen dibangun oleh dua unsur, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur dalam sastra yang ikut serta membangun karya sastra itu sendiri Suroto, 1989: 88. Cerita pendek dibangun oleh unsur-unsur yang saling terpadu. Unsur-unsur tersebut adalah tokoh dan penokohan, alur, latar, gaya bahasa, dan sudut pandang Suyanto, 2012: 46.

2.6 Tokoh dan Penokohan

Tokoh biasa terdapat dalam karya prosa dan drama, mereka muncul untuk membangun suatu objek dan secara psikologis merupakan wakil sastrawan. Pesan sastrawan tampil melalui para tokoh. Tokoh yang menjadi tumpuan penelitian biasanya tokoh utama, sedangkan tokoh bawahan, walaupun tidak terlalu dominan tetapi mereka memiliki peran penting dalam mendukung dan memperjelas watak tokoh utama Endraswara dalam Minderoop, 2011: 62. Tokoh tidak kalah menarik dalam studi sastra. Tokoh adalah figur yang dikenai dan sekaligus mengenai tindakan psikologis. Tokoh adalah “eksekutor” dalam sastra. Dengan mempelajari tokoh pembaca akan mampu menelusuri jejak psikologinya Endraswara dalam Minderop, 2011:81. Tokoh adalah pelaku cerita. Tokoh tidak selalu berwujud manusia, tapi tergantung pada siapa atau apa yang diceritakannya itu dalam cerita. Watak atau karakter adalah sifat dan sikap para tokoh tersebut. Tokoh cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan Abrams dalam Nurgiyantoro, 1998: 165. Penokohan dan perwatakan adalah cara pengarang menampilkan tokoh-tokoh dan watak-wataknya itu dalam suatu cerita. Ada beberapa cara atau metode yang digunakan pengarang dalam menampilkan tokoh beserta wataknya dalam cerita. Penokohan sekaligus menyarankan pada teknik pengembangan dalam sebuah cerita. Dalam istilah penokohan terkandung dua aspek yaitu isi dan bentuk. Tokoh, watak, dan segala emosi merupakan isi sedangkan teknik pewujudannya dalam karya fiksi adalah bentuk. Penokohan sebagai salah satu unsur pembangun fiksi dapat dikaji dan dianalisis keterjalinannya dengan unsur-unsur pembangun lainnya. Jika fiksi yang bersangkutan merupakan sebuah karya yang berhasil, penokohan pasti terjalin secara haarmonis dan saling melengkapi dengan berbagai unsur yang lain, misalnya dengan unsur plot dan tema, atau unsur latar, sudut pandang, gaya amnat, dan lain-lain Nurgiyantoro 1998: 165,166,172. Terdapat tiga jenis tokoh yaitu sebagai berikut Suyanto 2012: 49. 1. Tokoh utama dan Tokoh tambahan Tokoh utama dan tokoh tambahan merupakan tokoh yang dilihat dari segi pentingnya peran tokoh. Tokoh utama adalah tokoh yang tergolong penting dan ditampilkan terus menerus sehingga tersa mendominasi. Tokoh tambahan adalah tokoh yang hanya dimunculkan sekali-kali dalam cerita dalam porsi penceritaan yang relatif pendek. Tokoh utama paling banyak diceritkan dan selalu berhubungan dengan tokoh- tokoh lain, ia sangat menentuka perkembangan plot secara keseluruhan. Ia selalu hadir sebagai pelaku, atau yang dikenai kejadian dan konflik, penting yang mempengaruhi perkembangan plot. Sedangkan pemunculan tokoh tambahan dalam keseluruhan cerita hanya sedikit, tidak dipentingkan, dan kehadirannya hanya jika ada keterkaitannya dengan tokoh utama secara langsung ataupun tak langsung Nurgiyantoro, 1998: 177. 2. Tokoh Protagonis dan Antagonis Tokoh protagonis dan tokoh antagonis merupakan tokoh yang dilihat dari segi penampilan tokoh dalam cerita. Tokoh protagonis adalah tokoh yang mendapat empati pembaca. Sedangkan tokoh antagonis adalah tokoh yang menyebabkan terjadinya konflik. Tokoh protagonis menampilkan sesuatu yang sesuai dengan pandangan kita, harapan-harapan kita, pembaca. Maka, kita sering mengenalinya sebagai memiliki kesamaan dengan kita, permasalahan kita, demikian pula halnya dalam menyikapinya. Segala apa yang dirasa, dipikir, dan dilakukan tokoh itu sekaligus mewakili kita. Identifikasi diri terhadap tokoh demikian merupakan empati yang diberikan oleh pembaca. Sebuah fiksi harus mengandung konflik, ketegangan; khususnya konflik ketegangan yang dialami oleh tokoh protagonist. Tokoh penyebab terjadinya konflik disebut tokoh antagonis Nurgiyantoro,1998: 179. 3. Tokoh Statis dan Tokoh Dinamis Tokoh statis dan tokoh dinamis merupakan tokoh yang dilihat dari segi berkembang atau tidaknya perwatakan. Tokoh statis adalah tokoh yang memiliki sifat dan watak yang tetap, tak berkembang sejak awal hingga akhir cerita. Tokoh dinamis adalah tokoh yang mengalami perkembangan watak sejalan dengan plot yang diceritakan.

2.7 Pentingnya Penokohan dalam Suatu Cerita

Masalah penokohan merupakan salah satu hal yang kehadirannya dalam suatu cerita amat penting dan bahkan menentukan, karena tidak mungkin ada suatu cerita yang diceritakan tanpa adanya tokoh yang bergerak yang akhirnya membentuk alur cerita. Tokoh atau pelaku cerita itulah yang membentuk adanya suatu tokoh cerita dan melalui pelaku tersebut pembaca mengikuti jalannya suatu cerita. Sang pengarang harus dapat membuat pelukisan tokoh atau charcter de lineation dengan sebaik-baiknya Tarigan, 2011: 133. Begitu pentingnya peranan penokohan dalam suatu cerita. Maka pengarang harus mampu untuk menampilkan penokohan sedemikian rupa dalam ceritanya sehingga menarik bagi pembaca. Cara pengarang menarik pembaca melalui gambaran atau penggambaran watak tokoh-tokohnya yang tergantung pada daya imajinasi.

Dokumen yang terkait

CIRI-CIRI TOKOH DALAM NOVEL EDENSOR KARYA ANDREA HIRATA DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA INDONESIA DI SMA

2 33 14

KRITIK SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN BAPAK PRESIDEN YANG TERHORMAT KARYA AGUS NOOR DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI SMA

1 23 29

KRITIK SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN BAPAK PRESIDEN YANG TERHORMAT KARYA AGUS NOOR DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI SMA

2 43 13

ASPEK MORAL TOKOH UTAMA DALAM NOVEL ALIF KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

3 21 53

KONOTASI PADA KUMPULAN CERPEN PEREMPUAN DI RUMAH PANGGUNG KARYA ISBEDY STIAWAN ZS DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMP

2 87 49

MASALAH SOSIAL DALAM KUMPULAN CERPEN PEREMPUAN BERLIPSTIK KAPUR KARYA ESTI NURYANI KASAM DAN KELAYAKANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

5 45 72

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LAISA DALAM NOVEL BIDADARI- Aspek Kepribadian Tokoh Laisa Dalam Novel Bidadari -Bidadari Surga Karya Tere Liye: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

3 10 12

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LAISA DALAM NOVEL BIDADARI- Aspek Kepribadian Tokoh Laisa Dalam Novel Bidadari -Bidadari Surga Karya Tere Liye: Tinjauan Psikologi Sastra Dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Sastra Di SMA.

0 4 18

GAYA BAHASA, PERWATAKAN TOKOH, DAN AMANAT SEBELAS CERPEN DALAM KUMPULAN CERPEN BIDADARI MENITI PELANGI KARYA S. PRASETYO UTOMO DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENGAJARAN SASTRA DI SMA.

1 50 191

PENYIMPANGAN PERILAKU DAN MEKANISME PERTAHANAN TOKOH UTAMA DALAM KUMPULAN CERPEN BIDADARI YANG MENGEMBARA KARYA A.S. LAKSANA(TINJAUAN PSIKOANALISIS) - repository perpustakaan

0 0 15