Analisis Lahan Kritis Dan Arahan Teknik Lapangan Di Sub DAS Lau Renun Hulu

ANALISIS LAHAN KRITIS DAN ARAHAN TEKNIK
LAPANGAN DI SUB DAS HULU

TESIS

Oleh :

PUJI HARTONO
973103019 / PWD

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2003
Puji Hartono : Analisis Lahan Kritis dan Arahan Teknik Lapangan di Sub DAS L a u R e n u n H u l u , 2 0 0 3
USU Reposirory © 2007

RINGKASAN
PUJI HARTONO. Analisis Lahan Kritis dan Arahan Teknik Lapangan di Sub DAS L a u R e n u n
H u l u ( D i b a w a h b i m b i n g a n S U M O N O s e b a g a i k e t u a , K U M P U L SEMBIRING dan
A.B. SINULINGGA sebagai anggota).
Dalam hubungannya dengan perencanaan pembangunan wilayah penelitian ini mempunyai

kaitan yang sangat erat dimana kerusakan lahan atau terjadinya lahan kritis di daerah Sub
DAS Lau Renun Hulu akan mempengaruhi kelangsungan sumber air PLTA Lau Renun
dengan kapasitas terpasang 82 MW yang pada akhirnva akan mengganggu kehidupan
masyarakat yang menggunakan listrik sebagai sumber penggerak peralatan rumah tangga dan
industri. Selain itu dari hulu DAS ini juga akan mempengaruhi irigasi, pengamanan Kabupaten
Aceh Tenggara dan pengamanan debit air Danau Toba. Pengamanan debit air Danau Toba
mempunyai arti yang cukup penting. dimana Danau Toba disamping sebagai tujuan utama
obyek wisata di Sumatera Utara, air Danau Toba juga merupakan sumber air bagi PLTA
Sigura-Gura untuk peleburan bijih aluminium.
Mengingat kerusakan lahan atau terjadinya lahan kritis di daerah Sub DAS Lau Renun
Hulu merupakan hal yang sangat penting, terutama untuk kelangsungan sumber air PLTA
dan Danau Toba serta pengamanan Kabupaten Aceh Tenggara dari bahaya banjir, maka
perlu diteliti tingkat kekritisan lahan di daerah tersebut dan cara penanganannya dengan
cara teknik vegetatif yang didukung teknik sipil yang

Puji Hartono : Analisis Lahan Kritis dan Arahan Teknik Lapangan di Sub DAS L a u R e n u n H u l u , 2 0 0 3
USU Reposirory © 2007

memadai. Dengan demikian dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan arahan perbaikan
kondisi produktifitas tanah dan produksi usaha tani untuk kesejahteraan masyarakat. selain untuk

perbaikan sistem tata air.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan luas lahan kritis serta tingkat
kekritisan lahan yang diindikasikan dengan besarnya tingkat bahaya ero si (T BE).
y ai t u b e r d a s a r k a n p r a k i r a a n b e s a r n y a e r o si d e n g a n m e n g g u n a k a n metode USLE dan
dengan mempertimbangkan kedalaman solum tanah. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk
mencari alternatif cara penanganan lahan kritis di Sub DAS Lau Renun Hulu.
Metode penelitian yang digunakan meliputi pemetaan dan pendekatan
diskriptif dan kuantitatif yang secara garis besar bentuk analisanya adalah
menggunakan Geographic Information System (GIS). Untuk menghitung besarnya erosi digunakan
rumus USLE (Universal Soil Loss Equation).
Hasil penelitian menunjukan Sub DAS Lau Renun Hulu seluas 162.446 Ha d a n
mempunyai karakteristik bentuk Sub DAS cenderung memanjang yang
ditunjukan dengan Rc 0,41. Bentuk Sub DAS semacam ini menyebabkan air hujan yang jatuh di
daerah tersebut cepat mencapai sungai utama. Kepadatan drainase Sub DAS Lau Renun Hulu
sebesar 1,273 Km/Km2, y ang menunjukan bahwa daerah tersebut tidak mudah terjadi
kekeringan maupun penggenangan.
Kondisi kemiringan lereng 54,15 % datar sampai landai, dan 45,85 %
b ero mb ak samp ai b ergun ung. Jen is tan ah yang mendomin asi ad alah jen is Ko m.

Puji Hartono : Analisis Lahan Kritis dan Arahan Teknik Lapangan di Sub DAS L a u R e n u n H u l u , 2 0 0 3

USU Reposirory © 2007

Latosol dan Podsolik Merah Kuning yang mudah tererosi. Curah hujan cukup tinggi yang
ditunjukan dengan jumlah bulan basah lebih dari 7 bulan dengan curah hujan tahunan antara
1081 - 2570 mm. Kondisi demikian demikian diatas menunjukan bahwa Sub DAS
Lau Renun Hulu potensial untuk terjadinya lahan kritis apabila pengelolaannya tidak
mengindahkan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air.
Prakiraan tingkat kekritisan lahan dan leas lahan kritis yang diindikasikan d e n g a n
b e s a r n y a t i n g k a t b a h a y a e r o s i ( T B E ) m e n u n j u k k a n b a h w a p a d a d a e r a h tersebut
tingkat kekritisan lahannya belum begitu menghawatirkan. Namun daerah tersebut cukup
potensial untuk terjadiny a lahan kritis baru apabila pengelolaan lahannya tidak
memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air. yaitu 992.89 Ha (0,61 %) sang at
b erat, 5.2 89,38 Ha (3.2 6 %) b erat, 3 5.980 ,23 Ha (22.15 %) sedang. 101.845,47 Ha
(62,69 %) ringan, dan 18.338,16 Ha (11,29 %) sangat ringan.
Arahan teknik lapangan terhadap lahan kritis yang ditunjukan pada TBE berat dan sangat
berat serta pada TBE sedang yang potensial menyebabkan terjadinya lahan kritis adalah perlu
segera dilakukan rehabilitasi lahan dan konservasi tanah secara teknik sipil yaitu dengan
membuat bangunan-bangunan konservasi tanah berupa teras-teras pada lokasi yang,
telah ditentukan. Secara vegetatif dengan menanami lahan-lahan kosong baik melalui
kegiatan reboisasi pada kawasan hutan maupun kegiatan penghijauan pada lahan

masyarakat. Pemilihan jenis-jenis tanaman agar disesuaikan dengan daerah setempat dan
mempunyai nilai ekonomis.

Puji Hartono : Analisis Lahan Kritis dan Arahan Teknik Lapangan di Sub DAS L a u R e n u n H u l u , 2 0 0 3
USU Reposirory © 2007