V. Data
a. Kualitas air laut
Data yang diambil
No. Posisi
Waktu pH
suhu Salinitas
Turbiditas Konduktivitas
DO Lintang
Bujur Pantai
1 5,74537
°LS 106,61543
°BT 17.17 7,1 30°C 27,5
mil -
- -
2 5,74537
°LS 106,61543
°BT 17.42
7,24 30°C
23,6 mil 10 NTU
35,9 mScm 0,62 mgL
3 5,748
°LS 106,58977
°BT 11.10 7,15 29,9
°C 2.41 mil -
37.8 mScm 0.59 mgL
4 5,748
°LS 106,58977
°BT 11.21 6,69 29,8
°C 2.42 mil -
37.9 mScm 0.58 mgL
keterangan alat: No
1. menggunakan Limnologi Kit dan Refraktometer No
2, 3, 4 menggunakan Multimeter Horiba
Gambar V.a.1 Multimeter Horiba
b. Hasil pemetaan ekosistem
Lokasi Jenis
pantai Ekosistem
Pantai Struktur
Bangunan Pantai
Fasilitas Umum
Antara pos 1
dan pos 2
berbatu Terumbu karang
dermaga, breakwater dermaga, kantor pos,
masjid, kantor bupati,
lapangan, penginapan,
wc umum, rumah sakit,
atm pos
2 berbatu
Mangrove, padang
lamun penginapan,
bank DKI, wc
umum Antara
pos 2 danpos
3 Berpasir,
berbatu mangrove, terumbu
karang breakwater
Lapangan bola,
pembangkit listrik, SDN
02, SLTPN 133, SMUN
69, penangkaran
penyu, balai taman
nasional kepulauan
seribu, wc umum
Peta pulau pramuka
Gambar V.b.1. Peta Pulau Pramuka
Gambar V.b.2 Ekosistem pantai
Gambar V.b.3 Padang lamun
c. Hasil identifikasi terumbu karang
Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis
tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Terumbu karang termasuk dalam jenis filum
Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel. Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua
Subkelas yaitu Hexacorallia atau Zoantharia dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan
secara asal‐usul, Morfologi dan Fisiologi.
Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut Polip. Dalam bentuk
sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja yang mempunyai bentuk tubuh seperti tabung
dengan mulut yang terletak di bagian atas dan dikelilingi oleh Tentakel. Namun pada
kebanyakanSpesies, satu individu polip karang akan berkembang menjadi banyak individu yang
disebut koloni. Hewan ini memiliki bentuk unik dan warna beraneka rupa serta dapat
menghasilkan CaCO
3
. Terumbu karang merupakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan laut,
hewan laut, danmikroorganisme laut lainnya yang belum diketahui.
Berdasarkan data di seluruh pulau di gugusan wilayah Kepulauan Seribu di kelilingi oleh
terumbu karang yang dibedakan menjadi dua kelompok yaitu jenis karang kerasbatu dan jenis
karang lunak. Koloni Karang tersebut di bangun oleh beribu‐ribu hewan kecil yang mempunyai
bentuk dan ukuran sangat bervariasi. Di Kepulauan Seribu diperkirakan terdapat 257 jenis
binatang Karang yang hidup pada kedalaman kurang dari 30 meter.
Adapun koloni karang yang cukup dominan di kawasan Pulau Seribu adalah : Bentuk
Lembar Daun foliosa Karang ini berbentuk lembaran‐lembaran pipih seperti daun. Bentuk
strukturnya rapuh dan mudah patah. Bentuk Keras massive umumnya Karang ini berbentuk
bola atau setengah bola dengan stuktur cukup kokoh. Bentuk Jamur mushroom coral karang
ini bercabang dan tumbuh melebar dengan permukaan rata berbentuk bulat dengan struktur
sangat rapuh dan mudah patah. Bentuk Merayap, mengikuti subtan encrusting karang ini
umumnya tumbuh merayap diatas karang yang telah mati. Masa depan terumbu karang –
terumbu karang yang tersebar dalam aneka rupa warna, ternyata memiliki manfaat yang sangat
dibutuhkan manusia, diantaranya untuk kegiatan pariwisata, perikanan dan perlindungan
pantai. Dari data identifikasi terumbu karang beberapa jenis karang yang ada di snorkeling site
di Pulau Seribu:
1. Acropora digitifera
Family Acroporidae
Genus Acropora
Spesies Acropora
digitifera Kedalaman
Karang ini banyak ditemukan pada kedalaman 3‐15 meter Ciri
‐ciri Koloni
berbentuk digitata, umumnya permukaannya rata dengan ukuran bisa
mencapai lebih dari 1 meter. Percabangannya kecil, berbentuk bulat atau
pita. Aksial koralit kecil. Radial koralit berbentuk bulat, memiliki ukuran
yang sama, pinggir koloni berwarna terang. Warna
Jingga, krem atau kuning, sering berwarna biru muda. Umumnya memiliki
warna krem atau kuning pada ujung koloni.
Kemiripan A. japonica, A. humilis, A. gemmifera.
Distribusi Perairan
Indonesia, Philipina, Australia, Mikronesia, Jepang, Zanzibar, Tanzania.
Habitat Di
daerah yang bergelombang dan perairan dangkal.
2. Acropora humilis
Family Acroporidae
Genus Acropora
Spesies Acropora
humilis Kedalaman
Karang ini banyak ditemukan pada kedalaman 1‐7 meter Ciri
‐ciri Umumnya
memiliki korimbosa, percabangan tebal dan memiliki koralit aksial
yang besar serta mempunyai radial koralit dengan dua ukuran. Warna
Umumnya memiliki warna yang beragam, namun yang paling utama
adalah warna krem, coklat, atau biru.
Kemiripan Karang ini tidak memiliki kemiripan dengan A. gemmifera dan A.
monticulosa. Distribusi
Tersebar di perairan Indonesia, Laut Merah hingga Amerika Tengah dan
sekitar Australia.
Habitat Umumnya
dijumpai di daerah reef slope dan reef flat.
3. Acropora hyacinthus
Family Acroporidae
Genus Acropora
Spesies Acropora
hyacinthus Kedalaman
Karang ini banyak ditemukan pada kedalaman 3‐15 meter Ciri
‐ciri Koralit
terlihat seperti piringan. Cabangnya tipis. Radial koralit berbentuk mangkok.
Warna Umumnya
berwarna krem, coklat, keabu‐abuan, hijau, biru dan merah muda.
Kemiripan Sepintas karang ini mirip dengan A. cytherea, A. Spicifera dan A.
Tanegashimensis. Distribusi
Tersebar dari perairan Indonesia, dan Australia.
Habitat Karang
ini umumnya banyak hidup di perairan yang dangkal.
4. Acropora cervicornis
Family Acroporidae
Genus Acropora
Spesies Acropora
cervicornis Kedalaman
Karang ini banyak ditemukan pada kedalaman 3‐15 meter Ciri
‐ciri Koloni
dapat terhampar sampai beberapa meter, Koloni arborescens, tersusun
dari cabang‐cabang yang silindris. Koralit berbentuk pipa. Aksial koralit
dapat dibedakan. Warna
Coklat muda.
Kemiripan A. prolifera, A. formosa.
Distribusi Perairan
Indonesia, Jamaika, dan Kep. Cayman. Habitat
Lereng karang bagian tengah dan atas, juga perairan lagun yang jernih.
5. Acropora elegantula
Family Acroporidae
Genus Acropora
Spesies Acropora
elegantula Kedalaman
Karang ini banyak ditemukan pada kedalaman 3‐15 meter Ciri
‐ciri Koloni
korimbosa seperti semak. Cabang horisontal tipis dan menyebar. Aksial
koralitnya jelas. Warna
Abu ‐abu dengan warna ujungnya muda.
Kemiripan A. aculeus, dan A. elseyi.
Distribusi Perairan
Indonesia, Srilanka. Habitat
Fringing reefs yang dangkal.
6. Acropora Acuminata
Family Acroporidae
Genus Acropora
Spesies Acropora
acuminata Kedalaman
Karang ini banyak ditemukan pada kedalaman 3‐15 meter Ciri
‐ciri Koloni
bercabang. Ujung cabangnya lancip. Koralit mempunyai 2 ukuran. Warna
Biru muda atau coklat.
Kemiripan A. hoeksemai, A abrotanoides.
Distribusi Perairan
Indonesia, Solomon, Australia, Papua New Guinea dan Philipina. Habitat
Pada bagian atas atau bawah lereng karang yang jernih atau pun keruh.
7. Acropora millepora
Family Acroporidae
Genus Acropora
Spesies Acropora
millepora Kedalaman
Karang ini banyak ditemukan pada kedalaman 3‐15 meter Ciri
‐ciri Koloni
berupa korimbosa berbentuk bantalan dengan cabang pendek yang
seragam. Aksial koralit terpisah. Radial koralit tersusun rapat.
Warna Umumnya
berwarna hijau, orange, merah muda, dan biru. Kemiripan
Sepintas karang ini mirip dengan A. convexa, A. prostrata, A. aspera dan A. pulchra.
Distribusi Tersebar
dari Perairan Indonesia, Philipina dan Australia Habitat
Karang ini umumnya banyak hidup di perairan yang dangkal.
8. Acropora desalwii
Family Acroporidae
Genus Acropora
Spesies Acropora
desalwii Kedalaman
Karang ini banyak ditemukan pada kedalaman 3‐15 meter Ciri
‐ciri oloni
berbentuk korimbosa dangan percabangan yang padat. Percabangan pada
koloni primer umumnya horisontal dan berbeda dengan koloni lainnya.
Percabangannya memiliki lebih dari satu aksial koralit. Aksial koralit
panjang, berbentuk tabung dan menghadap keatas. Pada daerah berarus
aksial koralit berbentuk seperti radial koralit. Warna
Umumnya berwarna coklat muda, biru, hijau dan memiliki warna yang
berbeda pada bagian ujungpinggir koloni.
Kemiripan A. parapharaonis, A. Plana, A. willisae.
Distribusi Perairan
Indonesia, Philipina, Papua New Guinea, Solomon. Habitat
Daerah perairan dangkal yang terlindung.
9. Montipora digitata
Family Acroporidae
Genus Montipora
Spesies Montipora
Digitata Kedalaman
Karang ini banyak ditemukan pada kedalaman 3‐15 meter Ciri
‐ciri Koloninya
digitata atau arborescent dengan cabang menghadap keatas. Koralit
kecil, terutama yang hidup di perairan dangkal. Koenesteum halus.
Warna Krem
muda atau coklat, kadang berwarna merah muda atau biru Kemiripan
M. samarensis. Distribusi
Perairan Indonesia, Papua New Guinea, Filipina, Jepang, Madagaskar,
Solomon, Tanzania dan Australia.
Habitat Lingkungan
karang yang dangkal.
10. Montipora tuberculosa
Family Acroporidae
Genus Montipora
Spesies Montipora
tuberculosa Kedalaman
Karang ini banyak ditemukan pada kedalaman 3‐15 meter Ciri
‐ciri Koloni
submasif atau berlapis. Koralit kecil. Koralit dipisahkan oleh papila. Warna
Coklat, hijau, biru terang.
Kemiripan M. monasteriata.
Distribusi Perairan
Indonesia, Papua New Guinea, Filipina, Jepang, Tanzania, Madagaskar,
Mesir dan Australia. Habitat
Dapat ditemui hampir di semua lingkungan perairan karang.
Koloni karang yang cukup dominan di kawasan Pulau Pramuka adalah :
Bentuk Lembar Daun foliose Karang ini berbentuk lembaran‐lembaran pipih seperti daun.
Bentuk strukturnya rapuh dan mudah patah.
Gambar V.c.1 Terumbu karang
Bentuk Keras massive umumnya Karang ini berbentuk bola atau setengah bola dengan
stuktur cukup kokoh.
Gambar V.c.2 Terumbu karang keras
Gambar V.c.3 Terumbu karang setengah bola
Bentuk Jamur mushroom coral karang ini bercabang dan tumbuh melebar dengan
permukaan rata berbentuk bulat dengan struktur sangat rapuh dan mudah patah.
Gambar V.c.4 Terumbu karang jamur Bentuk
Merayap, mengikuti subtan encrusting karang ini umumnya tumbuh merayap diatas
karang yang telah mati.
Gambar V.c.5 Terumbu karang merayap
d. Hasil pengukuran pasut
Pasang surut merupakan fenomena naik turunnya permukaan air laut akibat gaya
gravitasi Bulan dan Matahari secara periodik. Variasi ketinggian pasang surut bergantung pada
konfigurasi Bumi, Bulan, dan Matahari saat itu.
Jika Bumi, Bulan, dan Matahari berada pada satu garis, yaitu pada saat bulan
purnama dan bulan baru, maka total gaya gravitasi yang menarik air lautnya besar dan pada
saat itulah pasang maksimum. Sedangkan ketika Bumi, Bulan, dan Matahari berada pada posisi
siku ‐siku, yaitu ketika fase bulan setengah, gaya gravitasi dari Bulan dan Matahari sama besar
dan saling menarik ke arah yang berlawanan, sehingga pasang pada saat itu adalah pasang
minimum. Pengamatan pasang surut air laut berguna untuk pembangunan dermaga dan
jembatan di muara sungai. Selain itu, berguna juga bagi nelayan ketika ingin menangkap ikan.
Cara mengamati pasang surut yang mudah dilakukan adalah dengan menggunakan
palem pasut. Pada palem pasut terdapat garis‐garis yang menentukan ketinggian muka air laut
saat itu. Kemudian kita bisa mencatat ketinggian muka air laut yang teramati dengan rentang
waktu tertentu. Pada saat ekskursi, didapat ketinggian muka air laut sebesar 10,5.
Baru
Gambar V.d.1 siklus bulan Sumber : Diktat Mekanika Benda Langit
Gambar V.d.2 Fase Bulan di lokasi
Image credit : Gerhana Puan
Umur Bulan pada saat ekskursi sekitar 6 hari. Fasenya mendekati setengah. Jadi,
seharusnya pada saat ekskursi pasang yang terjadi tidak terlalu tinggi, karena konfigurasi posisi
Bulan, Bumi, dan Matahari tidak segaris, melainkan mendekati siku‐siku.
e. AWS Automatic Weather Stations