Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KASCING DAN PUPUK
ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PRE-NURSERY

HASIL PENELITIAN

OLEH
RINO D.C. NAHAMPUN
030301020/Agronomi

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSTAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KASCING DAN PUPUK

ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
KAKAO (Theobroma cacao L.) DI PRE-NURSERY

SKRIPSI

OLEH
RINO D.C. NAHAMPUN
030301020/Budidaya Pertanian-Agronomi

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSTAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.


Pupuk Organik Cair Terhadap

Nama
NIM
Program Studi
Departemen
Judul Skripsi

: RINO D.C. NAHAMPUN
: 030301020
: Agronomi
: Budidaya Pertanian
: Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing dan Pupuk
Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Kakao (Theobroma cacao L.) di Pre-Nursery

Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing:


(Ir. Charloq, MP)
Ketua

(Ir. Irsal, MP)
Anggota

Mengetahui :

(Ir. Edison Purba, Ph. D).
Ketua Departemen Budidaya Pertanian

Tanggal Lulus :
Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

ABSTRACT

The objective of the experiment is to know the effect of kascing fertilizer

and liquid organic fertilizer for the growth of cocoa plant. The study conducted
on Faculty of Agriculture in USU Medan and located on the height of ± 25 m
above the sea level from October 2007 to March 2008. The study adopted a
factorial group randomly design (GRD) with two factors. The first factor kascing
fertilizer with four stages namely : K0 = 0 g/polibag, K1 = 150 g/polibag, K2 =
300 g/polibag, K3 = 450 g/polibag. The second treatment was liquid organic
fertilizer (Super Biotaplus) with four stages namely : S0 = 0 cc/l water, S1 = 1
cc/l water, S2 = 2 cc/l water, S3 = 3 cc/l water. The result of the study showed that
kascing fertilizer treatment significantly increased the wet weight of top, the wet
weight of low and the dry weight of top but not significantly increased the stem
length, the leaf area meter and the dry weight of low parameter. The treatment
liquid organic fertilizer significantly increased the wet weight of top, the wet
weight of low and the dry weight of low parameter. The interaction between both
treatments significantly increased the wet weight of low parameter but not
significantly increased the stem length, the leaf area meter, the wet weight of top,
the dry weight of top and the dry weight of low parameter.
Keywords : kascing fertilizer, liquid organic fertilizer, cocoa.

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.


Pupuk Organik Cair Terhadap

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk
kascing dan pupuk organik cair terhadap pertumbuhan tanaman kakao di
pre-nursery. Penelitian dilaksanakan di Fakultas Pertanian USU Medan yang
berada pada ketinggian ± 25 m di atas permukaan laut dari bulan Februari 2009
sampai Mei 2009. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok
(RAK) faktorial dengan dua perlakuan dengan 3 ulangan. Faktor pertama pupuk
kascing dengan 4 taraf: K0 = 0 g/polibeg, K1 = 150 g/polibeg, K2 = 300
g/polibeg, K3 = 450 g/polibeg. Faktor kedua pupuk organik (Super Biotaplus)
dengan 4 taraf :S0 = 0 cc/l air, S1 = 1 cc/l air, S2 = 2 cc/l air, S3 = 3 cc/l air. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kascing berpengaruh nyata
terhadap parameter berat basah bagian atas, berat basah bagian bawah dan berat
kering bagian atas tanaman tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi
tanaman, total luas daun dan berat kering bagian bawah tanaman. Pupuk organik
cair berpengaruh nyata terhadap parameter berat basah bagian atas, berat basah
bagian bawah dan berat kering bagian bawah tanaman. Interaksi antara kedua

perlakuan berpengaruh nyata terhadap parameter berat basah bagian bawah
tanaman tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, total luas daun,
berat basah bagian atas, berat kering bagian atas dan berat kering bagian bawah
tanaman.
Kata kunci : Pupuk Kascing, Pupuk Organik Cair, Kakao

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Rino D.C. Nahampun dilahirkan di Manduamas pada tanggal 27 Juli 1984
dari Ayahanda A. Nahampun dan Ibunda N. br. Hasugian. Penulis merupakan
anak ketiga dari lima bersaudara.
Pendidikan formal yang pernah diperoleh penulis antara lain,


Tahun 1991-1997 menempuh pendidikan dasar di SD Negeri Manduamas,

Kecamatan Manduamas, Kabupaten Tapanuli Tengah.



Tahun 1997- 2000 menempuh pendidikan lanjutan di SLTP Negeri 1
Manduamas, Kecamatan Manduamas, Kabupaten Tapanuli Tengah.



Tahun 2000-2003 menempuh pendidikan menengah di SMU Negeri 1
Manduamas, Kecamatan Manduamas, Kabupaten Tapanuli Tengah.



Tahun 2003 lulus seleksi masuk USU melalui jalur PMP, penulis memilih
program studi Agronomi Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten praktikum

mata kuliah Dasar Agronomi periode 2007-2008. Penulis melaksanakan Praktek

Kerja Lapangan (PKL) di Perusahaan Daerah Tapanuli Utara (PRUSDA),
Tarutung pada bulan Juni sampai dengan Juli 2007.

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karuniaNya yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini.
Tulisan ini adalah skripsi yang disusun berdasarkan hasil penelitian yang
berjudul Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair
Terhadap Pertumbuhan Kakao (Theobroma cacao L.) di Pre-Nursery,
yang merupakan salah syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana pertanian di
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada


kesempatan

ini

penulis

mengucapkan

terimakasih

kepada

Ibu Ir. Charloq, MP selaku ketua dan Bapak Ir. Irsal, MP selaku anggota komisi
pembimbing, yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran

kepada

penulis mulai dari persiapan penelitian sampai penyelesaian tulisan ini.
Tidak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada Staff penanggung
jawab lahan FP USU, Staf penganggung jawab Laboratorium RISTEK FP USU,

Pimpinan dan Staff PT. Tri Harmoni Abadi cabang Medan, dan kepada Staff
dosen Fakultas Pertanian yang telah memberi masukan, motivasi dan dukungan
dalam penulisan tulisan ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya buat
keluargaku tersayang yang telah memberikan dukungan dan dorongan kepada
penulis baik secara moril dan material.

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan dari jurusan
budidaya pertanian terkhususnya kepada saudara Nicolas, Rekki F. Gurning yang,
Adriansyah, Sony Tarigan, Jihot, Susi, Heni, Evi dan Jontar yang telah banyak
membantu baik pikiran dan tenaga sehingga terlaksananya penulisan tulisan ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis
berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata penulis
mengucapkan terimakasih.


Medan, Juni 2009

Penulis

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

DAFTAR ISI

ABSTRACT .............................................................................................

Hal
i

ABSTRAK................................................................................................

ii

RIWAYAT HIDUP ..................................................................................

iii

KATA PENGANTAR ..............................................................................

iv

DAFTAR ISI ...........................................................................................

vi

DAFTAR TABEL ....................................................................................

viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................

x

PENDAHULUAN
Latar Belakang ...............................................................................
Tujuan Penelitian ..........................................................................
Hipotesa Penelitian ........................................................................
Kegunaan Penelitian .......................................................................

1
4
4
4

TINJAUAN PUSTAKA
Syarat Tumbuh Tanaman Kakao .....................................................
Iklim.........................................................................................
Tanah .......................................................................................
Kascing ..........................................................................................
Pupuk Organik Cair ........................................................................

7
7
8
9
12

BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian .........................................................
Bahan dan Alat Penelitian ..............................................................
Metode Penelitian...........................................................................
Metode Analisa Data ......................................................................

17
17
17
19

PELAKSANAAN PENELITIAN
Penyiapan Lahan dan Pembuatan Naungan .....................................
Penyiapan Media Tanam ................................................................
Aplikasi Pupuk Kascing .................................................................
Pendederan Benih ...........................................................................
Penanaman Bibit (Kecambah) ........................................................

20
20
20
20
21

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

Aplikasi Pupuk Organik Cair ..........................................................
Pemeliharaan Tanaman ..................................................................
Penyiraman .........................................................................
Penyulaman ........................................................................
Penyiangan .........................................................................
Pengendalian Hama dan Penyakit .......................................
Parameter Pengamatan ...................................................................
Tinggi Bibit (cm) ................................................................
Total Luas Daun (cm2) ........................................................
Berat Basah Bagian Atas Tanaman (g) ................................
Berat Basah Bagian Bawah Tanaman (g) ............................
Berat Kering Bagian Atas Tanaman (g)...............................
Berat Kering Bagian Bawah Tanaman (g) ...........................

21
21
21
21
22
22
22
22
22
23
23
23
23

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil .................................................................................................
Pembahasan .....................................................................................

24
42

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .......................................................................................
Saran .................................................................................................

47
48

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

DAFTAR TABEL

No.

Teks

Hal

1. Rataan Tinggi Tanaman 4-12 MSPT Pada Berbagai Dosis Pupuk Kascing
dan Pupuk Organik Cair ............................................................................. 25
2. Rataan Total Luas daun Pada Berbagai Dosis Perlakuan Pupuk Kascing
dan Pupuk Organik Cair ............................................................................. 28
3. Rataan Berat Basah Bagian Atas Tanaman Pada Berbagai Dosis Perlakuan
Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair ..................................................... 29
4. Rataan Berat Basah Bagian Bawah Tanaman Pada Berbagai Dosis
Perlakuan Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair .................................... 32
5. Rataan Berat Kering Bagian Atas Tanaman Pada Berbagai Dosis Perlakuan
Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair ..................................................... 38
6. Rataan Berat Kering Bagian Bawah Tanaman Pada Berbagai Dosis
Perlakuan Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair .................................... 40

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

DAFTAR GAMBAR

No.

Teks

Hal

1. Grafik Hubungan Tinggi Tanaman Dengan Berbagai Dosis Pupuk Kascing
Pada Berbagai Umur Tanaman ................................................................... 26
2. Grafik Hubungan Tinggi Tanaman Dengan Berbagai Dosis Pupuk Organik
Cair Pada Berbagai Umur Tanaman ........................................................... 27
3. Grafik Hubungan Berat Basah Bagian Atas Tanaman Dengan Berbagai Dosis
Pupuk Kascing ........................................................................................... 30
4. Grafik Hubungan Berat Basah Bagian Atas Tanaman Dengan Berbagai Dosis
Pupuk Oraganik Cair .................................................................................. 31
5. Grafik Hubungan Berat Basah Bagian Bawah Tanaman Dengan Berbagai
Dosis Pupuk Kascing ................................................................................. 33
6. Grafik Hubungan Berat Basah Bagian Atas Tanaman Dengan Berbagai
Dosis Pupuk Oraganik Cair ........................................................................ 34
7. Grafik Hubungan Antara Berat Basah Bagian Bawah Tanaman Dengan
Pemberian Berbagai Dosis Pupuk Kascing Pada Berbagai Dosis Pupuk
Organik Cair .............................................................................................. 35
8. Grafik Hubungan Antara Berat Basah Bagian Bawah Tanaman Dengan
Pemberian Berbagai Dosis Pupuk Kascing Pada Berbagai Dosis Pupuk
Organik Cair .............................................................................................. 36
9. Grafik Hubungan Berat Kering Bagian Atas Tanaman Dengan Berbagai
Dosis Pupuk Kascing ................................................................................. 39
10. Grafik Hubungan Berat Kering Bagian Bawah Tanaman Dengan
Berbagai Dosis Pupuk Oraganik Cair ......................................................... 41

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Lampiran

Ha

1. Tabel Rataan Tinggi Tanaman 4 MSPT (cm) ............................................. 51
2. Tabel Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MSPT.................................. 51
3. Tabel Rataan Tinggi Tanaman 6 MSPT (cm) ............................................. 52
4. Tabel Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 6 MSPT.................................. 52
5. Tabel Rataan Tinggi Tanaman 8 MSPT (cm) ............................................. 53
6. Tabel Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 8 MSPT.................................. 53
7. Tabel Rataan Tinggi Tanaman 10 MSPT (cm)............................................ 54
8. Tabel Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 10 MSPT................................ 54
9. Tabel Rataan Tinggi Tanaman 12 MSPT (cm)............................................ 55
10. Tabel Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 12 MSPT................................ 55
11. Tabel Rataan Total Luas Daun Tanaman (cm2) .......................................... 56
12. Tabel Daftar Sidik Ragam Total Luas Daun Tanaman ................................ 56
13. Tabel Rataan Berat Basah Bagian Atas Tanaman (g) .................................. 57
14. Tabel Daftar Sidik Ragam Berat Basah Bagian Atas Tanaman ................... 57
15. Tabel Rataan Berat Basah Bagian Bawah Tanaman (g) .............................. 58
16. Tabel Daftar Sidik Ragam Berat Basah Bagian Bawah Tanaman................ 58
17. Tabel Rataan Berat Kering Bagian Atas Tanaman (g)................................. 59
18. Daftar Sidik Ragam Berat Kering Bagian Atas Tanaman ............................ 59
19. Tabel Rataan Berat Kering Bagian Bawah Tanaman (g) ............................. 60
20. Tabel Daftar Sidik Ragam Berat Kering Bagian Bawah Tanaman .............. 60
Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

21. Tabel Rangkuman Uji Beda Rataan ............................................................ 61
22. Deskripsi Tanaman Kakao ......................................................................... 62
23. Bagan Percobaan ........................................................................................ 63
24. Bagan Tanaman Dalam Plot ....................................................................... 64
25. Tabel Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................... 65
26. Hasil Analisa Kascing ................................................................................ 66
27. Tabel Kandungan Unsur Hara pupuk Organik Cair Super Biotaplus ........... 67
28. Gambar Tanaman Penelitian ...................................................................... 68

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Tanaman kakao (Theobroma cacao L) berasal dari hutan tropis yang
menyebar dari Meksiko Selatan, Brazil sampai ke Bahama, populasi terbanyak
dan diduga sebagai pusatnya adalah wilayah Amazon. Dari daerah ini kemudian
menyebar ke berbagai daerah seperti Venezuela, Ekuador, Peru dan beberapa
Negara di Asia dan Afrika (Felter and Loyd, 2005).
Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu dari sekian banyak
tanaman yang mempunyai peluang cukup besar bagi perdagangan, baik di dalam
maupun di luar negeri. Komoditi kakao pada masa yang akan datang diharapkan
akan dapat menduduki tempat yang sejajar dengan komoditi karet dan kelapa
sawit. Komoditi kakao mempunyai peluang untuk pasaran ekspor, sehingga dapat
meningkatkan devisa negara. Untuk itu pemerintah berusaha meningkatkan dan
mengembangkannya. Usaha-usaha yang akan dilaksanakan antara lain perluasan
areal, rehabilitasi, intensifikasi dan diversifikasi (Spillane, 1995).
Salah satu usaha yang dapat dikelola untuk meningkatkan kualitas maupun
kuantitas produksi tanaman kakao adalah dengan memperhatikan aspek dari
budidaya dari tanaman kakao itu sendiri. Diantaranya adalah pengolahan tanah,
pemupukan, pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit serta pemberian zat
pengatur tumbuh. Yang juga tidak kalah penting dan harus diperhatikan dalam
budidaya tanaman kakao adalah penyediaan bahan tanam dalam pembibitan,
karena dari pembibitan inilah akan didapatkan bahan tanam yang layak untuk
Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

ditanam di lapang yang nantinya akan menghasilkan bibit tanaman kakao yang
mampu berproduksi secara maksimal (Triwanto, 2000).
Tanaman kakao yang akan diambil bibitnya atau benihnya sebaiknya dari
kebun induk yang mempunyai sifat-sifat: kondisinya sehat, pertumbuhannya
normal

dan

kokoh,

menghasilkan

produksi

tinggi,

antara

70-90

tongkol/pohon/tahun, berumur antara 12-18 tahun (Sunanto, 1992).
Dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman selain unsur hara makro,
tanaman juga memerlukan unsur mikro meskipun dalam jumlah yang kecil. Unsur
hara mikro meliputi Fe (Besi), B (boron), Mo (Molibdenium), Cu (Tembaga), Zn
(Seng), Mn (Mangan), dan Cl (Chlor) (Rosmarkan, dan Yuwono, 2002).
Tidak lengkapnya unsur hara makro dan unsur hara mikro dapat
mengakibatkan hambatan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta
berpengaruh langsung terhadap produktifitas tanaman. Ketidaklengkapan salah
satu atau beberapa dari unsur hara makro dan mikro dapat diatasi dengan
pemupukan yang berimbang (Sutedjo, 2002).
Kascing merupakan bahan oraganik yang mengandung unsur hara yang
lengkap, baik unsur makro maupun mikro yang berguna bagi pertumbuhan
tanaman. Kascing ini mengandung partikel-partikel kecil dari bahan organik yang
dimakan cacing dan kemudian dikeluarkan lagi. Kandungan kascing tergantung
pada bahan organik dan jenis cacingnya. Namun, umumnya kascing mengandung
unsur hara yang dibutuhkan tanaman seperti nitrogen, fosfor, mineral dan vitamin
(Mulat, 2003).

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

Pupuk organik cair adalah pupuk organik berbentuk cairan. Pupuk cair
umumnya hasil ekstrak bahan organik yang sudah dilarutkan dengan pelarut
seperti air, alkohol, atau minyak. Senyawa organik mengandung karbon, vitamin,
atau metabolit sekunder dapat berasal dari ekstrak tanaman, tepung ikan, tepung
tulang, atau enzim (Musnamar, 2006).
Meskipun mengandung unsur hara yang rendah, bahan organik penting
dalam: (1) menyediakan hara makro dan mikro seperti Zn, Cu, Mo, Co, Ca, Mg,
dan Si, (2) meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah, serta (3) dapat
bereaksi dengan ion logam untuk membentuk senyawa kompleks, sehingga ion
logam yang meracuni tanaman atau menghambat penyediaan hara seperti Al, Fe
dan Mn dapat dikurangi (Setyorini, 2005).
Dengan memperhitungkan generasi mendatang, maka pemupukan organik
menghasilkan interaksi yang bersifat dinamis antara tanah, tanaman, hewan,
manusia, ekosistem dan lingkungan. Dengan demikian pemupukan dengan bahan
organik merupakan suatu gerakan kembali ke alam (Sutanto, 2002).
Berkurangnya tingkat kesuburan tanah diakibatkan oleh penggunaan
pupuk kimia dan bahan kimia (pestisida) yang terus menerus, sehingga merusak
biologi fisik tanah. Untuk meningkatkan produktivitas suatu tanaman diperlukan
alternatif lain, yaitu sesuatu yang digunakan sebagai campuran media atau pupuk
yang dapat memberikan nutrisi bagi tanaman tanpa merusak biologi dan fisik
tanah. Pemupukan organik merupakan salah satu usaha untuk menambah hara
makro dan mikro bagi tanaman sekaligus memperbaiki struktur tanah. Pemupukan
tidak hanya dapat dilakukan melalui akar, tetapi dapat juga melalui daun.
Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

Maka dari itu penulis tertarik melaksanakan penelitian mengenai pengaruh
pemberian pupuk kascing dan pupuk organik cair terhadap pertumbuhan tanaman
kakao di pre-nursery.
Tujuan Penelitian
Untuk dapat mengetahui pengaruh pemberian pupuk kascing

dan

pupuk organik cair terhadap pertumbuhan tanaman kakao (Theobroma cacao L)
di Pre-nursery.
Hipotesa Penelitian
1. Pupuk kascing berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kakao
(Theobroma cacao L) di pre-nursery.
2. Pupuk organik cair berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kakao
(Theobroma cacao L) di pre-nursery.
3. Ada interaksi antara pemberian pupuk kascing dan pupuk organik cair
terhadap pertumbuhan tanaman kakao (Theobroma cacao L) di
pre-nursery.
Kegunaan Penelitian


Sebagai sumber data dalam menyusun skripsi yang merupakan salah satu
syarat untuk menempuh ujian sarjana pada Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan.



Sebagai bahan informasi bagi masyarakat maupun pihak pihak yang
membutuhkan.

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Syamsulbahri, (1996) sistematika tanaman kakao adalah sebagai
berikut :
Kingdom

: Plantae

Divisio

: Spermatophyta

Sub Divisio

: Angiospermae

Class

: Dicotyledoneae

Ordo

: Malvales

Family

: Sterculiaceae

Genus

: Theobroma

Spesies

: Theobroma cacao L.
Akar kakao merupakan akar tunggang (radix primari). Akar yang

pertumbuhannya ke arah samping bisa mencapai 8 meter, sedangkan akar yang
pertumbuhannya ke arah bawah bisa mencapai 15 meter. Perkembangan akr
lateral tanaman kakao sebagaian besar berkembang dekat permukaan tanah, yakni
pada jeluk 0 hingga 30 cm. penyebaran akar yakni 56% akar lateral tumbuh pada
bagian 0-10 cm, 26% pada bagian 11-20 cm, 14% pada bagian 21-30 cm dan
hanya 4% yang tumbuh dari bagian lebih dari 30 cm dari permukaan tanah.
Jangakauan jelajah akar lateral tanaman kakao ternyata dapat jauh diluar proyeksi
tajuk. Ujung akar membentuk cabang-cabang kecil yang susunannya tidak teratur
(intricate) (Soehardjo, dkk, 1999).

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

Tanaman kakao bersifat dimorfisme, artinya mempunyai dua bentuk tunas
vegetatif. Tunas yang arah pertumbuhannya ke atas disebut dengan tunas ortotrop
atau tunas air (wiwilan atau chupon), sedangkan tunas yang arah pertumbuhannya
kesamping disebut dengan plagiotrop (cabang kipas atau fan). Tanaman kakao
asal biji, setelah mencapai tinggi 0,9-1,5 meter akan berhenti tumbuh dan
membentuk jorket (jorquette). Jorket adalah tempat percabangan dari pola
percabangan ortotrop ke plagiotrop dan khas hanya pada tanaman kakao
(Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2004).
Daun kakao tumbuh dari cabang primer dan sekunder mengikuti dua tipe
kedududkan daun, yaitu pada cabang ortotrop dengan tipe kedudukan daun 3/8
dan pada cabang plagiotrop dengan tipe kedudukan daun 1/2 . Bentuk helaian
daun bulat memanjang (oblongus), ujung daun meruncing (acuminatus) dan
pangkal daun runcing (acutus) dengan panjang 25-35 cm dan lebar 9-12 cm
dan lebar 9-12 cm. Susunan daun menyirip dengan tepi daun rata
(Soehardjo, dkk, 1999).
Tanaman kakao bersifat kauliflori artinya bunga tumbuh dan berkembang
dari bekas ketiak daun pada batang dan cabang. Tempat tumbuh bunga tersebut
semakin lama semakin membesar dan menebal atau biasa disebut dengan bantalan
bunga (cushion). Bunga kakao mempunyai rumus K5C5A5+5G(5). Artinya,
bunga disusun oleh 5 daun kelopak yang bebas satu sama lain, 5 daun mahkota,
10 tangkai sari yang tersusun dalam 2 lingkaran dan masing-masing terdiri dari

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

5 tangkai sari tetapi hanya satu lingkaran yang fertil, dan 5 daun buah yang
bersatu (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2004).
Buah kakao merupakan buah buni yang daging bijinya sangat lunak. Kulit
buah mempunyai 10 alur dan tebal kulit buah berkisar antara 1 hingga 2 cm. Pada
saat buah masih muda, biji menempel pada bagian kulit buah, tetapi bila buah
telah matang maka biji terlepas dari kulitnya. Di dalam buah terdiri dari 20 hingga
60 biji, panjang biji 2-4 cm, diameter sekitar 1-2 cm, berbentuk oval atau elips
(Duke, 1998)
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman kakao yang masih muda sangat peka terhadap cahaya matahari
yang berlebihan, sehingga diperlukan adanya naungan. Pada awal pertumbuhan
bibit kakao, memerlukan naungan yang rapat dan semakin berkurang setelah
bertambah umur tanaman. Naungan yang baik dapat digunakan dengan
menggunakan lamtoro atau kelapa, yang penting dapat menahan sinar matahari
dan pengaruh angin kencang (Syamsulbahri, 1996).
Faktor-faktor lingkungan seperti : temperatur, sinar matahari, ketersediaan
air dan kelembaban sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kakao.
Temperatur sangat berpengaruh terhadap pembentukan flush (tunas muda) pada
tanaman kakao muda. Temperatur yang ideal bagi pertumbuhan kakao adalah
180C-320C. Tanaman kakao dalam pertumbuhannya tidak membutuhkan
pencahayanya penuh. Cahaya matahari yang terlalu banyak menyinari tanaman
Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

kakao akan mengakibatkan lilit batang kecil, daun sempit dan tanaman relatif
pendek (Siregar, dkk, 1997).
Kakao menghendaki curah hujan rata-rata 1.500-2.000 mm/th. Pada tanah
yang mengandung pasir diperlukan curah hujan yang lebih tinggi dari 2.000
mm/th. Pada daerah yang curah hujan yang lebih rendah dari 1.500 mm/th masih
dapat ditanami kakao bila tersedia air irigasi. Lama bulan kering maksimum 3
bulan (Spillane, 1995).
Suhu ideal pertanaman kakao, untuk suhu maksimum berkisar antara 300 –
320 C dan suhu minimum berkisar antara 180 – 210 C. Namun pada kondisi dan
kultivar tertentu, kakao masih dapat tumbuh baik pada suhu minimum 150 C.
Sedangkan rata-rata suhu bulanan 26,60 C merupakan suhu yang cocok untuk
petumbuhan tanaman kakao (Syamsulbahri, 1996).
Tanah
Kakao dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, asalkan persyaratan fisik
dan kimia yang berperan terhadap pertumbuhan dan produksi kakao terpenuhi.
Kakao menghendaki tanah yang banyak mengandung bahan organik yang bebas
dari unsur kimia yang mengandung racun (Clark, 2001).
Tanaman kakao dapat tumbuh pada tanah yang memiliki kisaran
pH 4,0-8,5. Namun pH yang ideal adalah 6,0-7,5 dimana unsur-unsur hara dalam
tanah cukup tersedia bagi tanaman (Susanto, 1994).

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

Tekstur tanah yang baik untuk tanaman kakao adalah lempung liat berpasir
dengan komposisi 30-40% fraksi liat, 50% pasir, dan 10-20% debu. Susunan
demikian akan mempengaruhi ketersediaan air dan hara serta aerasi tanah.
Struktur tanah yang remah dengan agregat yang mantap menciptakan gerakan
air

dan

udara

di

dalam

tanah

sehingga

menguntungkan

bagi

akar

(Siregar, dkk, 1997).
Kascing
Kascing yaitu tanah bekas pemeliharaan cacing merupakan produk
samping dari budidaya cacing tanah yang berupa pupuk organik sangat cocok
untuk pertumbuhan tanaman karena dapat meningkatkan kesuburan tanah.
Kascing mengandung berbagai bahan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
tanaman yaitu suatu hormon seperti giberellin, sitokinin dan auxin, serta
mengandung unsur hara (N, P, K, Mg dan Ca) serta Azotobacter sp yang
merupakan bakteri penambat N non-simbiotik yang akan membantu memperkaya
unsur N yang dibutuhkan oleh tanaman (Krishnawati, 2003).
Pupuk kascing merupakan pupuk organik dengan teknologi pola siklus
kehidupan cacing tanah. Kotoran cacing (kascing) mengandung nutrisi yang
dibutuhkan

tanaman.

Penambahan kascing

pada

media

tanaman

akan

mempercepat pertumbuhan, meningkatkan tinggi dan berat tumbuhan. Jumlah
optimal kascing yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil positif hanya 10-20%
dari volume media tanaman (Musnawar, 2006).
Cacing dapat mengeluarkan kapur dalam bentuk kalsium karbonat
(CaCO3) atau dolomit pada lapisan di bawah permukaan tanah. Cacing juga dapat
Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

menurunkan pH pada tanah yang berkadar garam tinggi.Selain perbaikan sifat
kimia dan biologi tanah, pemberian kascing pada tanah dapat memperbaiki
kondisi fisik tanah. Cacing mampu menggali lubang di sekitar permukaan tanah
sampai kedalaman dua meter dan aktivitasnya meningkatkan kadar oksigen tanah
sampai 30 persen, memperbesar pori-pori tanah, memudahkan pergerakan akar
tanaman, serta meningkatkan kemampuan tanah untuk menyerap dan menyimpan
air. Zat-zat organik dan fraksi liat yang dihasilkan cacing bisa memperbaiki daya
ikat antar partikel tanah sehingga menekan terjadinya proses pengikisan/erosi
hingga 40 persen (Kartini, 2007).
Kascing mempunyai struktur remah, sehingga dapat mempertahankan
kestabilan dan aerasi tanah. Kascing mengandung enzim protease, amilase, lipase
dan selulase yang berfungsi dalam perombakan bahan organik (Masnur, 2001).
Pemberian kascing pada tanah dapat memperbaiki sifat fisik tanah memperbaiki struktur tanah, porositas, permeabilitas, meningkatkan kemampuan
untuk menahan air. Di samping itu kascing dapat memperbaiki kimia tanah seperti
meningkatkan kemampuan untuk menyerap kation sebagai sumber hara makro
dan mikro, meningkatkan PH pada tanah asam dan sebagainya (Nick, 2008).
Kascing mengandung asam humat. Zat-zat humat bersama-sama dengan
tanah liat berperan terhadap sejumlah reaksi kompleks baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui
pengaruhnya terhadap sejumlah proses-proses dalam tubuh tanaman. Secara tidak
langsung, zat humat dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan mengubah
kondisi-kondisi fisik, kimia dan biologi tanah (Mulat, 2003).
Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

Cacing tanah mampu mempercepat proses penghancuran bahan organik
sisa menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Cacing tanah mempu menguraikan
sampah organik 2-5 kali lebih cepat dari mikroorganisme pembusuk. Limbah
bahan organik yang diuraikan dapat mengalami penyusutan 40-60 persen. Pupuk
organik yang dihasilkan dari percampuran antara media cacing tanah dengan
kotoran cacing tanah disebut dengan bekas cacing atau kascing. Kascing
merupakan salah satu pupuk organik yang memiliki kelebihan dari pupuk organik
yang lain karena unsur haranya dapat langsung tersedia, mengandung
mikroorganisme yang lengkap dan juga mengandung hormon tubuh sehingga
dapat mempercepat pertumbuhan tanaman (Nick, 2008).
Menurut Masnur (2001) keunggulan kascing adalah:
- Kascing mengandung berbagai unsur hara yang dibutuhkan tanaman seperti N,
P, K, Ca, Mg, S, Fe, Mn, AI, Na, Cu, Zn, Bo dan Mo tergantung pada bahan
yang digunakan. Kascing merupakan sumber nutrisi bagi mikroba tanah.
Dengan adanya nutrisi tersebut mikroba pengurai bahan organik akan terus
berkembang dan menguraikan bahan organik dengan lebih cepat. Oleh karena
itu selain dapat meningkatkan kesuburan tanah, kascing juga dapat membantu
proses penghancuran limbah organik.
- Kascing

berperan

memperbaiki

kemampuan

menahan

air,

membantu

menyediakan nutrisi bagi tanaman, memperbaiki struktur tanah dan menetralkan
pH tanah.

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

- Kascing mempunyai kemampuan menahan air sebesar 40-60%. Hal ini karena
struktur kascing yang memiliki ruang-ruang yang mampu menyerap dan
menyimpan air, sehingga mampu mempertahankan kelembaban.
- Tanaman hanya dapat mengkonsumsi nutrisi dalam bentuk terlarut. Cacing
tanah berperan mengubah nutrisi yang tidak larut menjadi bentuk terlarut. Yaitu
dengan bantuan enzim-enzim yang terdapat dalam alat pencernaannya. Nutrisi
tersebut terdapat di dalam kascing, sehingga dapat diserap oleh akar tanaman
untuk dibawa ke seluruh bagian tanaman.
- Setiap bahan yang digunakan sebagai media akan mempengaruhi kualitas
kascing/pupuk yang dihasilkan cacing tersebut.

Pupuk Organik Cair
Pupuk organik cair yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk
Super Biotaplus yang merupakan pupuk organik cair lengkap. Super Biotaplus
digunakan dengan cara disemprotkan pada bagian bawah permukaan daun, ranting
dan batang sampai basah dan merata. Super Biotaplus ini terlihat dampaknya,
dapat meningkatkan produksi hasil panen lebih dari 40% - 100% dengan
menggunakan pupuk tersebut. Kandungan unsur hara dalam pupuk organik cair
Super Biotaplus adalah N : 16,64 %, P2O5 : 2,43 %, K20 : 17,51 %, Organik
karbon : 6,87%, C/N : 0,41, SO4 : 2,64 %, Cl : 1,49 %, Fe : 43,03 ppm, Cu : 0,63
ppm, Mg : 0,07 %, Zn : 28,80 ppm, Mo : 0,58 % dan pH : 7,76. Pupuk organik
cair Super Biotaplus berasal dari Makasar, pupuk organik ini dibuat dari minyak
ikan hiu, serai, vitamin dan sejenis umbi-umbian yang ada hanya di daerah
Makasar (PT. Tri Harmoni Abadi.com, 2007).
Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

Manfaat dan kegunaan pupuk organik cair lengkap Super Biotaplus yaitu
meningkatkan produksi panen 40 % - 100 %, mencegah atau mengurangi gugur
bunga dan buah, memperkuat jaringan pada akar dan batang, sebagai katalisator
sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk dasar sampai 50 %, meningkatkan
daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit terutama fungi atau cendawan,
mempercepat panen pada tanaman semusim, memperpanjang masa umur tanaman
yang sedang berproduksi, yang tidak habis satu kali panen, misalnya tomat, cabe,
kacang panjang, mentimun. Sangat baik digunakan pada persemaian, pembibitan
dengan dosis 1 : 1500 atau setiap 10 cc Super Biotaplus dilarutkan dengan 15
liter air.
Penggunaan Pupuk Super Biotaplus untuk tanaman lemah misalnya kol,
seledri dengan dosis 1 : 1000 atau setiap 10 cc Super Biotaplus dilarutkan dengan
10 liter air. Lakukan penyemprotan 3 kali berturut-turut dengan jarak waktu 10
hari sekali. Penyemprotan pertama tanaman berumur 10 hari setelah tanam, dosis
per hektar untuk 1 kali aplikasi 700 cc. Untuk tanaman yang tidak berbatang kayu,
misalnya padi, jagung, cabe, tomat dengan dosis 1 : 700 atau tiap 10 cc Super
Biotaplus dilarutkan dengan 7 liter air. Lakukan penyemprotan 3 kali berturutturut dengan jarak waktu penyemprotan 15 hari sekali. Penyemprotan pertama
tanaman berumur 15 s/d 20 hari setelah tanam. Dosis per hektar untuk 1 kali
aplikasi 1 liter Super Biotaplus. Untuk tanaman tinggi atau berbatang kayu,
misalnya kelapa sawit, jeruk, coklat, cengkeh, kopi, dosis anjurannya adalah 1 :
500 atau setiap 10 cc Super Biotaplus dilarutkan dengan 5 liter. Lakukan 3 atau 4
kali penyemprotan , dengan jarak waktu 2 minggu. Untuk tanaman hias, misalnya
Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

mawar, nggrek, melati, dosis anjurannya adalah 1 : 1500 atau setiap 10 cc Super
Biotaplus dilarutkan dengan 15 liter air. Lakukan penyemprotan 2 minggu sekali.
Lakukan penyemprotan pada pagi hari pukul 07.00 WIB - 10.00 WIB atau sore
hari pukul 15.00 WIB - 18.00 WIB (PT. Tri Harmoni Abadi.com, 2007).
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan
atau manusia seperti

pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos baik yang

berbentuk cair maupun padat. Pupuk organik bersifat bulky dengan kandungan
hara makro dan mikro rendah sehingga perlu diberikan dalam jumlah banyak.
Manfaat utama pupuk organik adalah dapat memperbaiki kesuburan kimia, fisik
dan biologis tanah, selain sebagai sumber hara bagi tanaman. Pupuk organik
dapat dibuat dari berbagai jenis bahan, antara lain sisa panen (jerami, brangkasan,
tongkol jagung, bagas tebu, sabut kelapa), serbuk gergaji, kotoran hewan
(Setyorini, 2005).
Gambaran umum pupuk kimia dan organik dapat dilihat pada tabel
berikut:
Kimia/Sintetik

Organik/Non-sintetik



Bahan sintetik

• Bahan dari alam



Mengandung hara tertentu

• Selain

N,P,K

terdapat

juga

beberapa unsur mikro


Tanah menjadi keras

• Tekstur tanah lebih baik



Daya simpan air rendah

• Daya simpan air tinggi



Pertumbuhan

tanaman

terlalu



Pertumbuhan

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

tanaman

relatif

Pupuk Organik Cair Terhadap



cepat, sehingga rentan serangan

lambat dan lebih tahan serangan

organisme pengganggu tanaman

organisme pengganggu tanaman

Unsur hara yang larut mudah

• Unsur hara tidak mudah tercuci

tercuci air


Bahan dasar mahal, sulit dibuat
sehingga harganya mahal



Dibuat oleh pabrik, cenderung
kurang aman bagi kesehatan dan

• Bahan dasar murah dan mudah
dibuat sehingga harganya murah
• Dapat dibuat sendiri dan aman bagi
kesehatan dan lingkungan

lingkungan

(Sutanto, 2002)
Pupuk organik cair dapat diklasifikasikan atas pupuk kandang cair, biogas,
pupuk cair dari limbah organik, pupuk cair dari limbah kotoran manusia dan
mikroorganisme efektif (Parnata, 2005).
Pemupukan tanaman lewat daun biasanya disebut foliar feeding yaitu
suatu cara pemupukan yang disemprotkan lewat daun dan diharapkan pupuk yang
disemprotkan dapat masuk ke dalam daun melalui stomata (mulut daun) dan
celah-celah kutikula (Sutanto, 2002).
Daya larut yang menentukan cepat atau lambatnya unsur hara yang ada di
dalam pupuk untuk diserap tanaman atau hilang karena tercuci. Pupuk daun yang
berkualitas memiliki daya larut yang tinggi sehingga akan memudahkan dalam
aplikasi pupuk, terutama tidak perlu terlalu lama. Pupuk berdaya larut tinggi
memungkinkan seluruh unsur hara yang dikandung oleh pupuk daun dapat sampai
Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

dan diserap oleh permukaan daun. Jika ada campuran pupuk dan air masih
terdapat endapan, bahan yang mengendap tersebut tidak dapat digunakan oleh
tanaman. Selain menentukan jenis pupuk yang tepat, perlu diketahui juga cara
aplikasi yang benar, sehingga takaran pupuk yang diberikan dapat lebih efisien.
Kesalahan dalam aplikasi pupuk akan berakibat pada terganggunya pertumbuhan
tanaman, bahkan unsur hara yang dikandung oleh pupuk tidak dapat dimanfaatkan
tanaman (Novizan, 2005).

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter di atas
permukaan laut dengan pH tanah 6,16. Penelitian ini akan dilaksanakan pada
bulan Februari 2009 sampai Mei 2009.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kakao lindak
klon TSH 858 dari Adolina (PTPN II) Lubuk Pakam, pupuk kascing, polibag
ukuran 25 cm x 35 cm, pupuk organik cair (Super Biota plus), top soil, air,
fungisida Antracol 70 WP, insektisida Lannate 25 WP, dan bahan-bahan lain yang
mendukung penelitian ini.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, gembor,
meteran, timbangan, oven, leaf area meter, handsprayer, tali plastik, ember,
bambu, beaker glass, pisau, pacak sampel, plang nama, kalkulator dan alat-alat
lain yang mendukung penelitian ini.

Metode Penelitian
Rancangan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan
Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan dan 3
ulangan, yaitu:
Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

Faktor I : Pupuk kascing (K) dengan 4 taraf perlakuan yaitu :
K0 = 0 g/polybag
K1 = 150 g/polybag
K2 = 300 g/polybag
K3 = 450 g/polybag
Faktor II : Pupuk organik cair Super Biotaplus (S) dengan 4 taraf perlakuan yaitu :
S0 = 0 cc/l.air
S1 = 1 cc/l.air
S2 = 2 cc/l.air
S3 = 3 cc/l.air
Sehingga diperoleh kombinasi perlakuan sebanyak 16 kombinasi yaitu :
K0S0

K1S0

K2S0

K3S0

K0S1

K1S1

K2S1

K3S1

K0S2

K1S2

K2S2

K3S2

K0S3

K1S3

K2S3

K3S3

Jumlah ulangan

=

3 ulangan

Jumlah plot

=

48 plot

Jumlah tanaman/plot

=

5 tanaman

Jumlah sampel/plot

=

3 tanaman

Jumlah seluruh tanaman

=

240 tanaman

Jumlah seluruh tanaman sampel

=

144 tanaman

Luas plot

=

100 cm x 100 cm

Jarak antar plot

=

30 cm

Jarak antar blok (ulangan)

=

50 cm

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

Metode Analisa Data
Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam dengan model linier
sebagai berikut :
Yijk = µ + ρi + αj + βk + (αβ) jk + ijk
Dimana :
Yijk

= hasil pengamatan blok ke-i dengan perlakuan pupuk kascing pada taraf
ke- j dan pupuk organik cair pada taraf ke-k.

µ

= Nilai tengah perlakuan.

ρi

= Pengaruh blok ke- i.

αj

= Pengaruh pupuk kascing pada taraf ke- j.

βk

= Pengaruh pupuk organik cair pada taraf ke- k.

(αβ)jk = Pengaruh interaksi antara pupuk kascing pada taraf ke-j dan pupuk
organik cair pada taraf ke- k.
ijk

= Pengaruh galat percobaan blok ke- i yang mendapat perlakuan pupuk
kascing ke-j dengan pupuk organik cair pada taraf ke-k.
Data hasil penelitian pada perlakuan yang berpengaruh nyata dilanjutkan

dengan uji beda rataan yaitu uji Duncan dengan taraf uji 5 %.
Menurut Gomez dan Gomez (1995) apabila terdapat salah satu faktor yang
lebih dominan dari pada faktor lain, maka tidak terdapat interaksi diantara
keduanya.

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

PELAKSANAAN PENELITIAN

Penyiapan Lahan dan Pembuatan Naungan
Diukur areal lahan yang akan digunakan, dibersihkan dari gulma yang
tumbuh pada lahan. Dibuat plot percobaan dengan ukuran 100 cm x 100 cm.
Dibuat parit drainase dengan jarak antar plot 30 cm dan jarak antar ulangan
50 cm. Naungan terbuat dari bambu sebagai tiang dan pelepah sawit sebagai atap
dengan ketinggian 1,5 m arah timur dan 1,25 m arah barat.
Penyiapan Media Tanam
Tanah topsoil dimasukkan ke dalam polibeg kemudian disusun pada plot
penelitian.

Aplikasi Pupuk Kascing
Apliksi pupuk kascing dilakukan 2 minggu sebelum benih ditanam di
polybag dengan dosis sesuai dengan perlakuan masing-masing. Aplikasi
dilakukan dengan cara mengaduk pupuk kascing dengan media (top soil) yang
telah diisi pada polybag.
Pendederan Benih
Pendederan

dilakukan

dengan

cara

mendederkan

benih

di

bak

perkecambahan sampai benih berkecambah ditandai dengan munculnya radikula
dan plumula.

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

Penanaman Kecambah
Penanaman dapat dilakukan dengan menanam 1 benih pada polibeg yang
telah diisi media pada kedalaman 2 cm dari permukaan tanah kemudian lubang
tanam ditutup kembali.
Aplikasi Pupuk Organik Cair
Pupuk Super Biotaplus diaplikasikan melalui daun pada pagi hari
pukul 07.00-10.00WIB atau sore hari pukul 15.00-18.00 WIB dengan
menggunakan handsprayer. Dosis pupuk yang diberikan sesuai dengan perlakuan
masing-masing. Aplikasi pupuk dilakukan 4 kali, aplikasi pertama saat tanaman
berumur 2 minggu setelah pindah tanam (MSPT) dengan interval 2 minggu.
Pemeliharaan
Penyiraman
Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan. Penyiraman
dilakukan pagi atau sore hari dengan menggunakan gembor. Namun jika cuaca
tidak terlalu panas, penyiraman dapat dilakukan sekali sehari yaitu pada sore hari.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan dengan mengganti tanaman yang mati atau
pertumbuhannya abnormal dengan tanaman cadangan. Penyulaman dilakukan di
dalam polybag setelah tanaman berumur 1 MSPT.

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

Penyiangan
Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan mencabut gulma yang
ada dalam polibek maupun pada plot. Penyiangan dilakukan disesuaikan dengan
kondisi gulma yang ada di lapangan.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian

hama dan penyakit

dapat

dilakukan dengan cara

menyemprotkan insektisida Lannate 25 WP dengan dosis 1 g/l air dan fungisida
Antracol 70 WP dengan dosis 1- 2 g/l air. Aplikasi ini dilakukan bila terjadi
serangan hama dan penyakit.
Pengamatan Parameter
Tinggi Tanaman (cm)
Pengukuran tinggi tanaman dimulai dari patokan yang ditandai dengan
pacak sampai titik tumbuh tanaman dengan menggunakan meteran, pengukuran
dilakukan pada saat umur tanaman 4 MSPT sampai 12 MSPT dengan interval dua
minggu sekali.
Total Luas Daun (cm2)
Pengamatan luas daun tanaman dilakukan diakhir penelitian dengan
mengunakan alat Leaf Area Meter, pengukuran dilakukan di laboratorium Central
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.

Rina D.C. Nahampun : Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Dan
Pertumbuhan Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) Di Pre-Nursery, 2009.

Pupuk Organik Cair Terhadap

Berat Basah Bagian Atas Tanaman (g)
Bobot basah tanaman diukur dengan cara menimbang tanaman yang telah
telah dipisahkan dari akar tanaman. Penimbangan dilakukan pada akhir penelitian
dengan menggunakan timbangan analitik.
Berat Basah Bagian Bawah Tanaman (g)
Bobot basah akar dihitung dengan cara menimbang akar yang telah
dipisahkan dari batang dan daun tanaman yang telah bersih dari tanah yang
menempel.