Sistem Olah Tanah dan Pemulsaan

Beberapa genus nematoda dilaporkan menjadi OPT penting di pertanaman tebu, seperti Hoplolaimus, Pratylenchus, Xiphinema, Meloidogyne, Helycotylenchus, Tylenchorhynchus, Trichodorus, dan Paratrichodorus Spaull dan Caddet, 1995.

2.2. Sistem Olah Tanah dan Pemulsaan

Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanis terhadap tanah untuk menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan utamanya untuk menyiapkan tempat persemaian, menutup biji waktu tanam, tempat bertanam, dan mengendalikan gulma Suwardjo Dariah, 1995. Reduksi olah tanah merupakan bagian dari olah tanah konservasi . Olah tanah konservasi terdiri dari sistem olah tanah minimum dan sistem tanpa olah tanah. Dalam sistem ini, tanah dibiarkan tidak terganggu kecuali alur dan lubang tugalan untuk penempatan benih. Sisa tanaman dibiarkan menutupi permukaan tanah untuk mengurangi evaporasi, melindungi kehidupan organisme tanah dan mempertahankan kandungan unsur hara tanah. Olah tanah konservasi merupakan solusi atas kerusakan serius lahan pertanian dewasa ini akibat olah tanah intensif. Olah tanah intensif adalah suatu tindakan mekanik dalam mempersiapkan media tumbuh yang sesuai bagi perkecambahan dan pertumbuhan tanaman. Olah tanah konservasi adalah cara penyiapan lahan yang menyisakan sisa tanaman di atas permukaan tanah sebagai mulsa dengan tujuan untuk mengurangi erosi dan penguapan air dari permukaan tanah Rachman et al., 2004. OTK juga bertujuan untuk menyiapkan lahan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dengan memperhatikan aspek konservasi tanah dan air Utomo, 1995. Olah tanah konservasi dicirikan dengan berkurangnya pembongkaranpembalikkan tanah dan penggunaan sisa tanaman sebagai mulsa. Salah satu acuan olah tanah konservasi adalah penggunaan mulsa. Mulsa adalah bahan material penutup tanah dalam tanaman budidaya seperti jerami yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma sehingga tanaman tumbuh dengan baik. Tujuan pemulsaan adalah teknikcara untuk menjaga stabilitas suhu tanah di sekitar akar tanaman, menahan laju penguapan air, dan mencegah erosi. Salah satu bahan mulsa yang dapat digunakan pada pertanaman tebu adalah bagasse. Bagasse ampas tebu adalah sisa tanaman yang tersedia dalam jumlah yang melimpah sehingga cocok digunakan sebagai bahan mulsa. Ampas tebu merupakan produk sampingan dari proses pembuatan gula yang rata-rata dapat mencapai 32. Namun demikian, selama ini hampir di setiap pabrik gula ampas tebu tidak digunakan sebagai mulsa, melainkan sebagai bahan bakar boiler. Umumnya ampas tebu buatan pabrik lebih halus. Padahal apabila digunakan sebagai mulsa akan dapat memperbaiki kondisi tanah yang rusak akibat budidaya tebu secara intensif. Pemanfaatan mulsa merupakan bagian tak terpisahkan dalam sistem tanpa olah tanah di lahan kering. Mulsa diidentifikasi sebagai bahan sisa tanam yang dipergunakan di atas permukaan tanah. Penggunaan mulsa bemanfaat untuk melindungi permukaan tanah dari pukulan langsung butiran hujan sehingga mengurangi terjadinya erosi percik splash erosion, selain mengurangi laju dan volume limpasan permukaan Suwardjo dan Dariah, 1995. Mulsa yang sudah melapuk akan menambah kandungan bahan organik tanah dan hara. Secara umum pemberian mulsa akan berperan dalam perbaikan sifat fisik tanah.

2.3. Nematoda

Dokumen yang terkait

PENGARUH REDUKSI OLAH TANAH DAN PEMULSAAN TERHADAP KELIMPAHAN NEMATODA NIR-PARASIT DAN PARASIT TUMBUHAN PADA PERTANAMAN TEBU

2 25 45

PENGARUH PEMULSAAN DAN REDUKSI PENGOLAHAN TANAH TERHADAP KEANEKARAGAMAN DAN POPULASI LABA-LABA TANAH DI LAHAN PERTANAMAN TEBU

0 7 47

PENGARUH PEMULSAAN DAN REDUKSI PENGOLAHAN TANAH TERHADAP KEANEKARAGAMAN DAN POPULASI SEMUT PADA PERTANAMAN TEBU

1 14 44

PENGARUH PEMULSAAN DAN REDUKSI OLAH TANAH TERHADAP KEANEKARAGAMAN DAN KEMELIMPAHAN KUMBANG TANAH PADA PERTANAMAN TEBU

0 9 32

PENGARUH REDUKSI OLAH TANAH DAN PEMULSAAN TERHADAP SERANGAN HAMA TIKUS (Rattus sp.) PADA TANAMAN TEBU (Saccharum officinarum L.)

2 30 48

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN PEMULSAAN TERHADAP KELIMPAHAN DAN DOMINANSI NEMATODA PARASIT TUMBUHAN PADA PERTANAMAN TEBU RATOON II

0 10 41

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN PEMULSAAN TERHADAP DOMINANSI DAN KELIMPAHAN NEMATODA PARASIT TUMBUHAN PADA PERTANAMAN TEBU RATOON-II

0 4 39

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN PEMULSAAN TERHADAP KELIMPAHAN NEMATODA PARASIT TUMBUHAN DI LAHAN PERKEBUNAN TEBU MENJELANG PANEN PERIODERATOON II PT. GMP

1 8 41

PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN PENGELOLAAN GULMA TERHADAP KELIMPAHAN DAN KERAGAMAN NEMATODA TANAH PADA PERTANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) DI LABORATORIUM LAPANGAN TERPADU FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

1 34 53

Penerapan Sistem Olah Tanah dan Pemulsaan Pada Tebu untuk Pengendalian Nematoda Parasit Tumbuhan Dominan Application of Tillage and Mulching Systems on Sugarcane to Control the Dominant Plant Parasitic Nematodes

0 0 10