Ultrafiltrasi memisahkan molekul terlarut berdasarkan ukuran dengan melewatkan larutan tersebut pada filter. Ultrafiltrasi merupakan membran
permeabel kasar, tipis, dan selektif yang mampu menahan makromolekul seperti koloid, mikroorganisme, dan pirogen. Molekul yang lebih kecil
seperti pelarut dan kontaminan terionisasi dapat melewati membran ultrafiltrasi sebagai filtrat. Keuntungan ultrafiltrasi secara efektif mampu
menghilangkan sebagian besar partikel, pirogen, mikroorganisme, dan koloid dengan ukuran tertentu. Proses membran ultrafiltrasi merupakan
upaya pemisahan dengan membran yang menggunakan gaya dorong beda tekanan yang sangat dipengaruhi oleh ukuran dan distribusi pori membran
Malleviale, 1996. Ultrafiltrasi adalah proses pemurnian menggunakan Millipore Ultrafiltrasi System Bedford, Massachusetts, USA dan PLTK
selulosa membran, 30 kDa Millipore, USA. Ultrafiltrasi menghasilkan enzim yang lebih pekat dengan aktivitas spesifik yang lebih tinggi,
aktivitas enzim CGT-ase dari isolat Alkaliphile Bacillus Pseudalcaliphilus
20RF meningkat dua kali lipat Torkova, 2011.
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Juni-November 2013 di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Biomassa Jurusan Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
B. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah autoclave model S-90N, laminar air flow CURMA model 9005-FL, timbangan digital, inkubator,
shaker incubator, sentrifuga, lemari pendingin, kompor, tabung sentrifuga, mikropipet, waterbath, oven, spektofotometer UV-Vis, amicon ultra-15,
inkubator,kasa, rak tabung, jarum ose dan alat-alat gelas lain seperti tabung reaksi, cawan petri, erlenmeyer, beaker gelas, gelas ukur, labu ukur, pipet
tetes, batang pengaduk, serta pemanas bunsen. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu pati singkong, pepton,
yeast extract , K
2
HPO
4
, MgSO
4
.7H
2
O, fenolftalein PP, methyl orange, agar, Na
2
CO
3
, pH indikator, NaK-tartarat, CuSO
4
.5H
2
O, reagen folin ciocelteau, aquadest, soluble starch, pati ubi jalar, pati jagung, buffer sitrat 0,1M, buffer
posfat 0,1 M, es batu, buffer asetat 0.1 M pH 5.5, fenolftalein 1 mM, pereaksi
C, pereaksi D, spiritus dan alkohol. Sampel yang digunakan adalah bakteri isolat lokal LTi-21-3 yang telah diperoleh dari peneliti sebelumnya.
C. Prosedur Penelitian
1. Tahapan Persiapan
a. Pembuatan Medium
Medium Pertumbuhan dibuat dengan komposisi medium Horikoshi’s II termodifikasi Park et al, 1989
. Medium Horikoshi’s II terdiri dari Larutan I pati singkong 1, pepton 0,5, ekstrak ragi 0,5, K
2
HPO
4
0,1, MgSO
4
.7H
2
O 0,02, fenolftalein 0,03, metil jingga 0,01, dan agar 1,5, Larutan II Na
2
CO
3
1, dan Larutan III Akuades. Medium starter dan kultur menggunakan medium Horikoshi’s II tanpa
fenolftalein, metil jingga, dan agar.
b. Peremajaan Bakteri Isolat LTi-21-3
Peremajaan Bakteri Isolat LTi-21-3 dilakukan dengan menginokulasikan bakteri LTi-21-3
pada medium padat Horikoshi’s II agar miring.
2. Pembuatan Pereaksi
a. Larutan Buffer Asetat 0,1 M pH 5,5
Sebanyak 100 mL Na-asetat 0,1M dimasukkan ke dalam Erlenmeyer kemudian ditambahkan 0,2 mL asam asetat 0,1M.