pembelajaran yang terlalu berorientasi pada aspek kognitif, proses pembelajaran cenderung pada transfer of knowledge bukan internalisasi nilai,
pengaruh negatif dari lingkunagn dan teknologi informasi. Untuk mengatasi berbagai problem tersebut, maka beberapa hal yang dapat dilakukan antara
lain: penambahan rumpun mata pelajaran PAI dan peningkatan kualitas pembelajarannya, mengembangkan metode pembelajaran yang mampu
menyeimbangkan kompetensi siswa pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, dan melakukan upaya internalisasi nilai- nilai agama secara
sinergis antara mata pelajaran Agama Islam dan mata pelajaran lainnya serta mengimbangi pengaruh faktor lingkungan dan dunia informasi dengan
membudayakan nilai-nilai religius di sekolah. Banyak hal yang sudah dijelaskan mengenai keefektifan budaya
religius di sekolah dalam meningkatkan kualitas siswa-siswi baik dalam keagamaan maupun dalam kehidupan sehari-harinya. Maka penulis akan
mengungkapkan secara detail tentang” Peran Guru PAI dalam Mewujudkan Budaya Religius di UPTD SMKN 02 Boyolangu Tulungagung.
B. Fokus Penelitian
1. Bagaimana strategi guru PAI dalam mewujudkan Budaya Religius di UPTD SMKN 02 Boyolangu Tulungagung?
2. Bagaimana proses pelaksanaan guru PAI dalam mewujudkan Budaya Religius di UPTD SMKN 02 Boyolangu Tulungagung?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui strategi dalam mewujudkan Budaya Religius di UPTD SMKN 02 Boyolangu Tulungagung
2. Untuk mengetahui proses mewujudkan Budaya Religius di UPTD SMKN 02 Boyolangu Tulungagung
D. Kagunaan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk kepentingan teoritis maupun kepentingan praktis.
a. Kegunaan teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat melengkapi atau sebagai sumbangsih pikiran terhadap khazanah ilmiah dalam
pengetahuan bagaimana mewujudkan budaya religius di UPTD SMKN 02 Boyolangu Tulungagug.
b. Kegunaan praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut :
1 Bagi Perguruan Tinggi IAIN Tulungagung Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh Institut Agama
Islam Negeri IAIN Tulungagung, sebagai bahan masukan dan sumbangsih pemikiran untuk tercapainya tujuan pendidikan agama
Islam. 2 Bagi Lembaga Pendidikan UPTD SMKN 02 Boyolangu Tulungagung
Dapat dijadikan sebagai suatu prestasi tersendiri dan sebagai masukan yang konstruktif bagi lembaga tersebut untuk memberikan
yang lebih lagi dan menjadikan lebih antusiasnya masyarakat pada pendidikan di lembaga tersebut.
3 Bagi penulis Hasil pembahasan penelitian ini dapat dijadikan sebagai
penambahan wawasan pola fikir dan juga sebagai sarana untuk mengaktualisasikan berbagai macam ilmu pengetahuan serta sebagai
salah satu pemenuhan tahap akhir dari persyaratan menyelesaikan tugas akhir.
E. Penegasan Istilah
1. Penegasan Konseptual Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami maksud dari
skripsi yang berjudul “Peran Guru PAI dalam Mewujudkan Budaya Religius di UPTD SMKN 02 Boyolangu Tulungagung”, penulis perlu
memberikan penegasan dari pokok istilah sebagai berikut : a. Peran Guru Pendidikan Agama Islam adalah membina, mendidik
memberi pengetahuan, membentuk sikap, kepribadian dan ketrampilan anak didik melalui pendidikan agama Islam.
4
b. Budaya Religius adalah sesuatu yang menjadi kebiasaan yang sukar diubah dalam kehidupan sehari-hari yang mencerminkan tumbuh
kembangnya kehidupan beragama yang menjadi pedoman perilaku
4
Amin Haedari, Pendidikan Agama di Indonesia Gagasan dan Realita, Jakarta: Pus;itbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2010, hal. 1
sesuai dengan syari’at agama untuk mencapai kesejahteraan serta kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
5
2. Penegasan Operasional a. Secara operasional peran guru PAI dalam mewujudkan budaya
religius adalah membina dan mendidik anak didik melalui
pendidikan agama Islam dengan membiasakan sesuatu hal yang akan membangun kereligiusan siswa. Adapun peran guru dalam
mewujudkan budaya religius yaitu melalui kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ektrakurikuler sebagai strategi dengan proses
pelaksanaan menggunakan metode internalisasi dan integrasi PAI ke dalam semua mata pelajaran maupun kegiatan.
F. Sistematika Penulisan