PENGARUH KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI SAINS MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MULTIPLE REPRESENTATIONS TERHADAP LITERASI SAINS SISWA SMP
ABSTRAK
PENGARUH KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI SAINS MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
MULTIPLEREPRESENTATIONS TERHADAP LITERASI SAINS SISWA SMP
Oleh
PUTRI DERYATI
Data hasil studi komparatif yang dilakukan PISA tahun 2009 menunjukkan bahwa rata-rata nilai tes literasi sains anak Indonesia masih tergolong rendah. Beberapa faktor penyebabnya adalah pembelajaran di sekolah yang cenderung berpusat pada kegiatan guru, sehingga menjadikan siswa sulit mengembangkan
keterampilan berkomunikasinya, selain itu kemampuan siswa dalam menginterpretasikan data dari suatu representasi ke representasi lain masih kurang. Salah satu upaya yang dapat membantu dalam meningkatkan literasi sains siswa khususnya pada materi hukum newton adalah menumbuhkan keterampilan berkomunikasi sains mereka. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh keterampilan berkomunikasi sains menggunakan pendekatan
pembelajaran Multiple Representation terhadap literasi sains siswa SMP.
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 3 Bandar Lampung, menggunakan satu kelas yaitu kelas VIIIA dengan jumlah sampel 31 siswa dan menggunakan desain
(2)
Putri Deryati berkomunikasi sains siswa dan data literasi sains siswa. Data kemudian diuji normalitas, linearitas, dan regresi linier sederhana untuk mengetahui pengaruh keterampilan berkomunikasi sains mengggunakan pendekatan pembelajaran
Multiple Representations terhadap literasi sains siswa SMP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang linier, positif, dan signifikan antara keterampilan berkomunikasi sains menggunakan pendekatan pembelajaran
Multiple Representation terhadap literasi sains siswa SMP. Kedua variabel memiliki korelasi hubungan yang kuat sebesar 0,61 dengan konstribusi 37% serta persamaan regresi yang diperoleh adalah Y’ = 3,67 + 0,78X.
Kata kunci : keterampilan berkomunikasi sains, pendekatan pembelajaran
(3)
PENGARUH KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI SAINS MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
MULTIPLEREPRESENTATIONS TERHADAP LITERASI SAINS SISWA SMP
Oleh Putri Deryati
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2013
(4)
Judul Skripsi : PENGARUH KETERAMPILAN
BERKOMUNIKASI SAINS MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MULTIPLE REPRESENTATIONS TERHADAP LITERASI SAINS SISWA SMP
Nama Mahasiswa : Putri Deryati Nomor Pokok Mahasiswa : 0913022058 Program Studi : Pendidikan Fisika
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Dr. Abdurrahman, M.Si. Drs. Nengah Maharta, M.Si NIP 19681210 199303 1 002 NIP. 19551231 198303 1 022
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Drs. Caswita, M.Si. NIP 19671004 199303 1 004
(5)
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Abdurrahman, M.Si ...
Sekretaris : Drs. Nengah Maharta, M.Si ...
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. Agus Suyatna, M.Si. ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003
(6)
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah: Nama : Putri Deryati
NPM : 0913022058
Fakultas/Jurusan : FKIP/P MIPA Program Studi : Pendidikan Fisika
Alamat : Jl. Datu No. 240 Desa Tiuh Balak Pasar, Kecamatan Baradatu, Kabupaten Way Kanan
Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Bandar Lampung, April 2013 Yang Menyatakan,
Putri Deryati NPM. 0913022058
(7)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Koto Gadang, Sumatera Barat pada tanggal 31 Desember 1990, sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Herizal dan Ibu Yurniati.
Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1996 di Taman Kanak-kanak (TK) RA Muslimin Baradatu, Way Kanan dan diselesaikan tahun 1997. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di SD Negeri 2 Tiuh Balak Pasar dan diselesaikan pada tahun 2003. Pada tahun 2003 penulis melanjutkan pedidikannya di SMP Negeri 1 Baradatu, diselesaikan pada tahun 2006. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Baradatu, diselesaikan pada tahun 2009. Pada tahun yang sama, penulis terdaftar sebagai mahasiswi program studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Pada tahun 2012 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Palas Pasemah, Lampung Selatan dan melaksanakan praktek mengajar melalui Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Palas, Lampung Selatan.
(8)
MOTTO
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (QS. Al-Insyiroh:5)
Takkan ada perubahan besar jika tidak dimulai dari merubah diri sendiri menjadi lebih baik
(Putri Deryati)
(9)
PERSEMBAHAN
Teriring do’a dan rasa syukur kehadirat Allah SWT,
ku persembahkan skripsi ini sebagai tanda cinta dan kasihku
yang tulus kepada:
Ayah dan Emak tercinta yang telah bekerja keras membesarkan, mendidik,
selalu mendoakan dan memberikan yang terbaik untuk menuju
keberhasilanku..
Saudara kandungku satu-satunya “Fahrul Hamda” yang selalu memberi
semangat...
(10)
SANWACANA
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT. karena kasih sayang dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Pengaruh Keterampilan Berkomunikasi Sains Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Multiple Representations Terhadap Literasi Sains Siswa SMP” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.
Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Bapak Dr. Agus Suyatna, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika dan Pembahas yang selalu memberikan bimbingan dan saran atas perbaikan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si. selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing I atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan selama penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Nengah Maharta, M.Si. selaku Pembimbing II atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan bimbingan selama penyusunan skripsi ini.
(11)
7. Bapak Drs. Bahrunsyah, M.Pd selaku Kepala SMP Negeri 3 Bandar Lampung atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung.
8. Bapak Ahmad Yani, S.Pd. selaku guru mitra pada kelas SMP Negeri 3 Bandar Lampung atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung. 9. Siswa-siswi kelas VIIIA SMP Negeri 3 Bandar Lampung.
10.Rekan-rekan Pendidikan Fisika 2009, terimakasih atas persaudaraan dan kebersamaannya.
11.Keluarga KKN PPL Palas Pasemah, tetaplah menjadi para pejuang hebat. 12.Cawan terkasih: Pramita Sylvia Dewi, Rina Kurnia Dewi, Merta Dhewa
Kusuma, Galuh Utami, Citra Mutiara, Febrianti Manulang, Hanny Kruisdiarti terimakasih untuk semangat dan kebahagiaan yang teramat besar. We are My Everything.
13.Keluarga besarku, terimakasih untuk nasihat dan semangat yang diberikan. 14.Kakak tingkat dan adik tingkat Pendidikan Fisika terimakasih
15.Serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT berkenan membalas semua budi yang diberikan dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Bandar Lampung, April 2013
(12)
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA A.Kerangka Teoritis 1.Pendekatan Multiple Representations ... 6
2.Literasi Sains ... 9
3.Keterampilan Berkomunikasi Sains ... 14
B. Kerangka Pemikiran ... 16
C. Hipotesis ... 18
III.METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian ... 20
B. Sampel Penelitian ... 20
C. Desain Penelitian ... 20
(13)
E. Instrumen Penelitian ... 21
F. Analisis Instrumen ... 22
1. Uji Validitas ... 22
2. Uji Reliabilitas ... 23
G. Teknik Pengumpulan Data ... 24
H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 26
1. Uji Normalitas ... 26
2. Uji Linearitas ... 27
3. Uji Regresi Linier Sederhana ... 27
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 29
1. Uji Instrumen Penelitian ... 29
a. Uji Validitas Soal ... 29
b. Uji Reliabilitas Soal ... 30
2. Tahapan Pelaksanaan ... 31
3. Data Hasil Penelitian ... 32
a. Data Kuantitatif Keterampilan Berkomunikasi Sains ... 32
b. Data Kuantitatif Literasi Sains Siswa ... 33
4. Hasil Uji Penelitian ... 34
a. Hasil Uji Normalitas Data Keterampilan Berkomunikasi Sains dan Literasi Sains Siswa ... 34
b. Hasil Uji Linieritas Data Keterampilan Berkomunikasi Sains dan Literasi Sains Siswa ... 34
c. Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Data Keterampilan Berkomunikasi Sains dan Literasi Sains Siswa ... 35
5. Keputusan Hipotesis ... 36
B. Pembahasan ... 38
V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 46
B. Saran ... 46
(14)
LAMPIRAN
1. Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar ... 48
2. Silabus ... 50
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 53
4. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 60
5. Kisi-Kisi Soal Tes Literasi Sains ... 72
6. LP 1: Lembar Tes Literasi Sains ... 73
7. Rubrikasi Tes Literasi Sains ... 77
8. LP 2: Keterampilan Berkomunikasi Sains ... 82
9. Data Hasil Uji Instrumen Tes Literasi Sains ... 83
10.Data Keterampilan Berkomunikasi Sains ... 85
11.Data Tes Literasi Sains Siswa ... 93
12.Hasil Uji Validitas Soal ... 95
13.Hasil Uji Reliabilitas Soal ... 97
14.Hasil Uji Normalitas Keterampilan Berkomunikasi Sains dan Literasi Sains Siswa ... 98
15.Hasil Uji Linearitas Keterampilan Berkomunikasi Sains dan Literasi Sains Siswa ... 99
16.Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Keterampilan Berkomunikasi Sains dan Literasi Sains Siswa ... 101
(15)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Perbandingan Assessment Area Literasi Sains 2000 dan 2003 ...12
3.2 Kisi-Kisi Keterampilan Berkomunikasi Sains ...25
4.1 Hasil Uji Validitas Soal ...30
4.2 Hasil Uji Reliabilitas Soal ...30
4.3 Klasifikasi Nilai Keterampilan Berkomunikasi Sains ...33
4.4 Klasifikasi Nilai Literasi Sains Siswa ...33
4.6 Hasil Uji Normalitas Keterampilan Berkomunikasi Sains dan Literasi Sains Siswa ...34
4.7 Hasil Uji Linearitas Keterampilan Berkomunikasi Sains dan Literasi Sains Siswa ...35
4.8 Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Keterampilan Berkomunikasi Sains dan Literasi Sains Siswa ...36
4.9 Nilai Korelasi dan Koefisien Determinasi Data Keterampilan Berkomunikasi Sains dan Literasi Sains Siswa ...36
(16)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.2 Diagram Kerangka Pemikiran ...16
3.1 Desain One-Shot Case Study ...21
4.10 Diagram Keterampilan Berkomunikasi Sains Siswa ...40
(17)
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seseorang agar dapat memahami dirinya dan alam sekitar memerlukan kecakapan berliterasi sains. Literasi sains mempunyai peranan penting bagi siswa untuk dapat menjawab serta menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan sains berdasarkan ilmu sains yang dimilikinya. Literasi sains perlu dikembangkan agar kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang timbul di masyarakat juga dapat berkembang dengan baik.
Kondisi yang terjadi di Indonesia, pada tahun 2009 tercatat bahwa pencapaian literasi sains siswa di Indonsia masih rendah. Data hasil studi komparatif yang dilakukan PISA-OECD (Programe for International Student Assesment-Organisation for Economic Cooperation and Development) menunjukkan bahwa rata nilai tes literasi sains siswa Indonesia adalah 383 dari rata-rata internasional yaitu 500. Pencapaian hasil tes tersebut menempatkan Indonesia berada dalam peringkat ke-60 dari 65 negara peserta PISA.
Penilaian literasi sains merujuk pada proses sains, yaitu proses mental ketika menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan masalah, seperti
(18)
2 yang valid. Keterampilan berkomunikasi sains diperlukan untuk dapat
menjelaskan kesimpulan yang valid berdasarkan bukti-bukti sains dalam memecahkan masalah.
Hasil observasi penelitian pendahuluan yang dilakukan di SMP Negeri 3 Bandar Lampung menunjukkan bahwa proses pembelajaran fisika yang digunakan umumnya menggunakan metode ceramah yang berpusat pada guru. Kegiatan pembelajaran tidak dibentuk kelompok-kelompok belajar sehingga keterampilan berkomunikasi sains antar siswa tidak tampak, hanya sedikit sekali siswa yang mengajukan pertanyaan, sebagian besar siswa belum memiliki kemampuan mengajukan pertanyaaan.
Metode pembelajaran yang digunakan selain metode ceramah adalah menggunakan metode demonstrasi. Menurut guru mata pelajaran fisika
dengan menggunakan metode ini siswa sedikit lebih aktif, namun siswa masih kesulitan untuk mengungkapkan pikiran dalam bentuk tulisan ketika guru memberikan tugas untuk memberikan kesimpulan dari kegiatan demonstrasi karena keterampilan berkomunikasi tulis yang tidak berkembang dengan baik.
Pembelajaran seperti ini menyebabkan keterampilan berkomunikasi sains siswa tidak berkembang serta proses pemahaman siswa mengenai fisika akan sangat sulit. Keterampilan berkomunikasi sains yang tidak berkembang akan menjadi kendala bagi siswa untuk mengungkapkan ide-ide sains yang
dimilikinya. Proses penyusunan pikiran dan menghubungkan suatu gagasan dengan gagasan lain juga akan sulit dilakukan. Kemungkinan bagi siswa untuk dapat memperoleh informasi atau gagasan-gagasan baru yang dapat
(19)
3 membantu siswa memahami suatu permasalahan tidak dapat dilakukan secara maksimal, sehingga akan mempengaruhi literasi sains siswa.
Pendekatan pembelajaran yang umumnya digunakan oleh guru saat ini menitik beratkan pada dimensi konten, dan cenderung mengabaikan dimensi proses sains yang menjadi rujukan penilaian literasi sains. Dimensi proses sains memerlukan keterampilan berkomunikasi sains dalam menjawab suatu pertanyaan, mengidentifikasi dan menginterpretasi bukti serta menerangkan kesimpulan.
Pendekatan pembelajaran Multiple Representations merupakan pendekatan pembelajaran yang menyajikan informasi dalam berbagai bentuk. Pendekatan pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami materi pembelajaran dalam bentuk representasi yang berbeda. Berbagai representasi yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan yang
diberikan akan berperan dalam mengembangkan keterampilan berkomunikasi sains siswa, serta keterampilan siswa dalam mengomunikasikan ide-ide sainsnya dapat teramati. Pendekatan pembelajaran Multiple Representations
diharapkan dapat memunculkan keterampilan berkomunikasi sains siswa sehingga berpengaruh pada literasi sains siswa.
Permasalahan-permasalahan yang diuraikan di atas melatar belakangi telah dilakukannya penelitian eksperimen yang berjudul “ Pengaruh Keterampilan Berkomunikasi Sains Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Multiple Representations Terhadap Literasi Sains Siswa SMP”.
(20)
4 B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
“Apakah terdapat pengaruh keterampilan berkomunikasi sains menggunakan pendekatan pembelajaran Multiple Representations terhadap literasi sains siswa SMP Negeri 3 Bandar Lampung?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterampilan berkomunikasi sains menggunakan pendekatan pembelajaran
Multiple Representations terhadap literasi sains siswa SMP Negeri 3 Bandar Lampung.
D. Manfaat Penelitian
Terdapat beberapa manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi sekolah sebagai informasi dalam rangka meningkatkan efektivitas dalam proses pembelajaran sebagai upaya meningkatkan kemampuan literasi sains siswa.
2. Bagi guru sebagai alternatif pilihan dalam menambah pengetahuan secara teoritis sehingga dalam kegiatan pembelajaran dapat dinyatakan berhasil dan tercapainya tujuan pembelajaran.
(21)
5 E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian sebagai berikut :
1. Pendekatan pembelajaran Multiple Representations merupakan penyajian materi pembelajaran dalam berbagai format.
2. Penilaian literasi sains merujuk pada proses sains, yaitu proses ketika menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan masalah, seperti mengidentifikasi dan menginterpretasi bukti serta menerangkan kesimpulan.
3. Keterampilan berkomunikasi sains merupakan kemampuan menyampaikan ide-ide sains secara lisan dan tulisan.
4. Materi yang dibelajarkan dalam penelitian adalah materi pokok Hukum Newton.
(22)
7
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoretis
1. Pendekatan Pembelajaran Multiple Representations
Pendekatan pembelajaran menurut Sanjaya (2009: 127) adalah suatu titik tolak atau sudut pandang mengenai terjadinya proses pembelajaran secara umum berdasarkan cakupan teoritik tertentu. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan juga sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Jones dan Knuth dalam Marlangen (2008:8) menjelaskan bahwa
representasi adalah model atau bentuk pengganti dari suatu situasi masalah atau aspek dari suatu situasi masalah yang digunakan untuk menemukan solusi, sebagai contoh, suatu masalah dapat direpresentasikan dengan obyek, gambar, kata-kata, atau simbol matematika. Multiple
Representations merupakan suatu pendekatan yang digunakan seseorang untuk menyampaikan suatu gagasan yang diungkapkan dan digambarkan
(23)
7 dalam berbagai model seperti matematis, verbal, gambar, grafik, tabel untuk menemukan solusi dari suatu permasalahan.
Pendekatan Multiple Representations baik digunakan untuk
menyampaikan pembelajaran karena proses pengolahan informasi baik yang diterima maupun yang disampaikan kepada setiap individu dapat saja berbeda. Kress dalam Abdurrahman, Apriliyawati, Rita, & Payudi
(2008:7), mengatakan bahwa secara naluriah manusia menyampaikan, menerima, dan menginterpretasikan maksud melalui berbagai
penyampaian dan berbagai komunikasi.
Fadillah (2008:1) menyatakan representasi sendiri terbagi menjadi dua yaitu representasi internal dan representasi eksternal. Representasi internal dari seseorang sulit untuk diamati secara langsung karena merupakan aktivitas mental dari seseorang dalam pikirannya (minds-on). Representasi internal seseorang dapat disimpulkan atau diduga berdasarkan representasi eksternalnya dalam berbagai kondisi misalnya dari pengungkapannya melalui kata-kata (lisan), melalui tulisan berupa simbol, gambar, grafik, tabel ataupun melalui alat peraga (hands-on).
Siswa harus memahami terlebih dahulu tugas-tugas kognitif yang terkait dengan representasi sebelum dapat menyelesaikan masalah. Ainsworth,
Labeke, dan Peevers dalam Fadillah (2008:1) menyebutkan tugas-tugas
tersebut, yaitu:
a. Peserta didik harus memahami suatu representasi (yaitu: mana yang merupakan bentuk dan operator dari suatu representasi).
(24)
8 b. Peserta didik harus memahami hubungan antara representasi dan
domainnya.
c. Peserta didik harus menerjemahkan antar representasi.
d. Jika representasi dirancang mereka sendiri, peserta didik perlu memilih, dan membangun representasi yang sesuai.
Suatu analisis konseptual tentang pembelajaran Multiple Representations
menurut Ainsworth (1999:133) bahwa multi representasi memiliki tiga fungsi utama yaitu sebagai pelengkap, pembatas interprestasi, dan pembangun pemahaman. Pertama: multi representasi digunakan untuk memberikan representasi yang berisi informasi pelengkap atau membantu melengkapi proses kognitif. Kedua: satu representasi digunakan untuk membatasi kemungkinan kesalahan menginterprestasi dalam
menggunakan representasi yang lain. Ketiga: multi representasi dapat digunakan untuk mendorong peserta didik membangun pemahaman terhadap situasi secara mendalam. Banyak pendidik yang
merekomendasikan untuk menggunakan Multiple Representations
(bermacam-macam representasi) untuk membantu siswa belajar dan menyelesaikan masalah berdasarkan tiga fungsi utama tersebut.
Model representasi yang digunakan dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran berdasarkan Multiple Representations seperti yang dikutip dari Marlangen (2010:13-14) yaitu:
a. Representasi verbal
Representasi bahasa atau verbal adalah kemampuan
menerjemahkan sifat-sifat yang diselidiki dan hubungannya dalam masalah ke dalam representasi verbal atau bahasa. Representasi ini adalah representasi yang amat penting kedudukannya dalam suatu representasi.
(25)
9 Representasi ini digunakan dalam bentuk rumus dan merupakan pengembangan dari representasi grafik, bar-charts, teks, dan diagram serta verbal. Lebih sering digunakan untuk
menyelesaikan suatu permasalahan atau contoh soal. c. Representasi gambar
Representasi gambar adalah suatu cara menyajikan materi dengan menampilkan suatu gambar. Representasi ini juga banyak
diminati oleh siswa dan sebagian dari mereka lebih cepat memahami suatu konsep materi dengan representasi ini. d. Representasi grafik
Representasi grafik adalah suatu penyajian gagasan yang dihubungkan dengan pemikiran tentang konteks spesifik ilmu fisika.
e. Representasi dengan simulasi komputer
Untuk beberapa masalah, representasi dengan animasi komputer dapat menerangkan situasi siswa dan membantu mereka
memperagakan pemikiran nyata mereka. Representasi ini lebih murah dibandingkan dengan menggunakan alat langsung yang biayanya lebih mahal.
Penjelasan mengenai Multiple Representations tersebut disimpulkan bahwa Multiple Representations adalah suatu pendekatan atau bentuk pengganti, cara atau proses yang digunakan seseorang untuk
mengomunikasikan sesuatu atau pengetahuan yang disajikan atau diungkapkan melalui berbagai model (verbal, persamaan matematik, gambar, simulasi, benda nyata dll). Pendekatan Multiple Representations
akan menjadikan pengolahan informasi internal dan eksternal untuk membangun suatu pemahaman yang lebih di dalam mengenai suatu pengetahuan dengan menggabungkan berbagai format representasi yang berbeda yang digunakan sesuai dengan konteks permasalahan yang sedang dihadapi.
(26)
10 2. Literasi Sains
Literasi sains dalam konteks PISA (Programe International Student Assessment) didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dalam rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui
aktifitas manusia. Definisi literasi sains ini memandang literasi sains bersifat multidimensional, bukan hanya pemahaman terhadap pengetahuan sains, melainkan lebih luas dari itu (Firman, 2007:2 ).
National Science Teachers Association dalam Poedjiadi (2005:1) menyatakan bahwa seseorang yang memiliki literasi sains dan teknologi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Menggunakan konsep-konsep sains, keterampilan proses dan nilai apabila mengambil keputusan yang bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari.
b. Mengetahui bagaimana masyarakat mempengaruhi sains dan teknologi serta bagaimana sains dan teknologi mempengaruhi masyarakat
c. Mengetahui bahwa masyarakat mengontrol sains dan teknologi melalui pengelolaan sumber daya alam
d. Menyadari keterbatasan dan kegunaan sains dan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan manusia
e. Memenuhi sebagian besar konsep-konsep sains, hipotesis dan teori sains dan mampu menggunakannya
f. Menghargai sains dan teknologi sebagai stimulus intelektual yang dimilikinya
g. Mengetahui bahwa pengetahuan ilmiah tergantung pada proses-proses inkuiri dan teori-teori
h. Membedakan fakta-fakta ilmiah dan opini pribadi
i. Mengakui asal-usul sains dan mengetahui bahwa pengetahuan ilmiah adalah tentative
j. Mengetahui aplikasi teknologi dan pengambilan keputusan menggunakan teknologi
(27)
11 k. Memiliki pengetahuan dan pengalaman cukup memberikan
penghargaan pada penelitian dan penegembangan teknologi l. Mengetahui sumber-sumber informasi dari sains dan teknologi
yang dipercaya dan menggunakan sumber-sumber tersebut dalam pengambilan keputusan
Penilaian literasi sains PISA (2000) dalam Hermawan (2011:19) menetapkan lima komponen proses sains, yaitu :
a. Mengenal pertanyaan ilmiah, yaitu pertanyaan yang dapat
diselidiki secara ilmiah, seperti mengidentifikasi pertanyaan yang dapat dijawab oleh sains.
b. Mengidentifikasi bukti yang diperlukan dalam penyelidikan ilmiah. Proses ini melibatkan identifikasi atau pengajuan bukti yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan dalam suatu penyelidikan sains, atau prosedur yang diperlukan untuk memperoleh bukti itu.
c. Menarik dan mengevaluasi kesimpulan. Proses ini melibatkan kemampuan menghubungkan kesimpulan dengan bukti yang mendasari atau seharusnya mendasari kesimpulan itu.
d. Mengomunikasikan kesimpulan yang valid, yakni
mengungkapkan secara tepat kesimpulan yang dapat ditarik dari bukti yang tersedia.
e. Mendemonstrasikan pemahaman terhadap konsep – konsep sains, yakni kemampuan menggunakan konsep – konsep dalam situasi yang berbeda dari apa yang telah dipelajarinya.
PISA dalam Hayat dan Yusuf (2010:1) membagi dimensi literasi sains menjadi tiga bagian. Pertama,“Content” Literasi Sains. Dimensi konsep ilmiah (scientific concept) peserta didik perlu menangkap sejumlah konsep kunci esensial untuk dapat memahami fenomena alam tertentu dan
perubahan yang terjadi akibat kegiatan manusia. Hal ini merupakan gagasan besar pemersatu yang mampu menjelaskan aspek–aspek lingkungan fisik. PISA mengajukan pertanyaan–pertanyaan yang mempersatukan konsep–konsep fisika, kimia, biologi, serta ilmu
(28)
12 PISA mengakses kemampuan untuk menggunakan pengetahuan dan
pemahaman ilmiah, seperti kemampuan peserta didik untuk mencari, menafsirkan dan memperlakukan bukti–bukti. PISA menguji lima proses semacam itu, yakni: 1) mengenal pertanyaan ilmiah, 2) mengidentifikasi bukti, 3) menarik kesimpulan, 4) mengomunikasikan kesimpulan, dan 5) menunjukkan pemahaman konsep ilmiah. Ketiga, “Context” Literasi Sains. Konteks literasi sains dalam PISA lebih pada kehidupan sehari – hari daripada kelas atau laboratorium. Konteks dalam literasi sains melibatkan isu – isu yang penting dalam kehidupan secara umum seperti juga terhadap kepedulian pribadi. Pertanyaan – pertanyaan dalam PISA 2000 dikelompokkan menjadi tiga area tempat sains diterapkan, yaitu : 1)kehidupan dan kesehatan, 2) bumi dan lingkungan, serta 3) teknologi.
Hermawan (2011:30 ) mengemukakan cakupan area asesmen dalam literasi sains yang diselenggarakan pada tahun 2000 dan 2003 tidak terlalu jauh berbeda, bahkan ada beberapa soal yang tumpang tindih.
Perbandinganmya secara garis besar dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Perbandingan Assessment Area Literasi Sains 2000 dan 2003 Assessment
Area
Literasi Sains 2000 Literasi Sains 2003 Dimensi konten Konsep – konsep biologi,
fisika, kimia, & IPBA, yang terkait pada tema utama: Bentuk dan fungsi, biologi
manusia, perubahan fisiologis, keragaman makhluk hidup, pengendalian genetik, ekosistem; Area pengetahuan ilmiah dan konsep seperti:
Biodiversitas Gaya dan
perpindahan Perubahan
(29)
13
Dimensi Proses
Struktur dan sifat materi, perubahan atmosfer, perubahaan fisis dan kimia, trensformasi energi, gerak,dan gaya;
Bumi dan kedudukannya di alam semesta,
perubahan geologis; Kemampuan atau proses
mental yang terlibat ketika menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah, seperti:
Mengenal pertanyaan yang dapat dijawab oleh sains
Identifikiasi bukti
Menerangkan kesimpulan berdasarkan bukti yang ada. Kemampuan menggunakan pengetahuan ilmiah dan pemahaman, memperoleh, interpretasi, dan bertindakterhadap bukti: Memberikan menjelaskan, prediksi fenomena alam; Memahami infestigasi ilmiah;Interpretasi bukti ilmiah dan kesimpulan Dimensi situasi Konteks sains, terfokus pada
penggunaan yang terkait dengan:
Kehidupan dan kesehatan;
Bumi dan lingkungan; Teknologi releansi:
pribadi,komunitas, dan global
Konteks sains, terfokus pada penggunaan yang terkait dengan : Kehidupan dan
kesehatan Bumi dan lingkungan Teknologi
Berbeda dengan soal–soal yang biasa ditemukan dalam buku teks sains, Rustaman dalam Hermawan (2011:33) menyatakan soal–soal PISA memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
a. mengandung konsep–konsep dalam kurikulum manapun, tetapi lebih luas.
b. Menyediakan sejumlah informasi atau data dalam berbagai bentuk penyajian untuk diolah siswa yang akan menjawabnya.
c. Meminta siswa mengolah (menghubung–hubungkan) informasi dalam soal.
(30)
14 d. Pertanyaan dalam soal perlu dianalisis dan diberi alasan saat
menjawabnya.
e. Dapat disajikan dalam berbagai bentuk,seperti pilihan jamak, isian singkat atau essai.
f. Mencakup konteks aplikasi (personel-komunitas-global, kehidupan kesehatan - bumi dan lingkungan teknologi) yang kaya.
3. Keterampilan Berkomunikasi Sains
Komunikasi dapat disampaikan dalam berbagai penyampaian dan bentuk. Komunikasi disampaikan tidak hanya melalui bahasa namun juga dapat disampaikan dalam bentuk simbol, gambar, lambang, dan sebagainya. Komunikasi itu dapat diartikan sebagai proses antar pribadi dalam mengirim dan menerima simbol-simbol yang berarti bagi kepentingan mereka (Widjaja, 2008:150).
Widjaja (2008:9) menyatakan komunikasi dapat berfungsi sebagai informasi, sosialisasi, motivasi, perdebatan dan diskusi pendidikan, serta memajukan kebudayaan. Komunikasi bukan hanya berfungsi sebagai pertukaran berita dan pesan tetapi merupakan kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar menukar data, fakta dan ide-ide yang dituangkan dalam berbagi bentuk proses penyampaiannya.
Komunikasi sains dalam proses belajar mengajar didefinisikan sebagai salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan kemampuan siswa dalam menyampaikam laporan , ide, gagasan, menggambarkan hasil pengamatan secara visual dengan menyajikan hasil-hasil pengamatannya dan penelitiannnya dalam bentuk lisan atau tulisan. (Yuniarti, 1999:200).
(31)
15 Keterampilan berkomunikasi sains berhubungan dengan tingkat
kemampuan peserta didik dalam menyampaikan informasi mengenai berbagai penemuannya yang digambarkan dalam berbagai ekspresi
komunikasi seperti pembuatan laporan, menggambar diagram, grafik, tabel dan disampaikan secara lisan maupun tulisan.
Kegiatan mengomunikasikan dapat berkembang dengan baik pada diri siswa apabila mereka melakukan aktifitaas sebagai berikut ; berdiskusi, medeklamasikan, mendramatisasikan, bertanya, mengarang,
memperagakan, mengekspresikan dan melaporkan dalam bentuk lisan, tulisan gambar, dan penampilan (Djaramah, 2000:1). Keterampilan berkomunikasi sains dalam proses pembelajaran dapat dilatih melalui berbagai kegiatan pembelajaran, seperti siswa melakukan pengamatan dalam praktikum yang hasilnya dituangkan ke dalam laporan praktikum yang diinterpretasikan dalam berbagai bentuk seperti halnya tabel, grafik, dan sebagainya. Diskusi kelas membiasakan siswa untuk menyampaikan ide atau gagasannya di depan teman–teman sehingga dapat membangun kecakapan berkomunikasi secara lisan.
Siswa yang memiliki keterampilan berkomunikasi sains dapat dilihat melalui beberapa indikator yang dinyatakan oleh Rustaman et al dalam Hermawansyah (2010:1) adalah sebagai berikut :
a. Menggambarkan data empiris hasil percobaaan atau pengamatan dengan grafik atau table atau diagaram
b. Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis c. Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian
d. Membaca grafik atau tabel atau diagram
(32)
16 Sub indikator kemampuan berkomunikasi yaitu :
a. Membaca informasi atau gambar b. Membaca tabel
c. Membuat tabel
d. Membaca grafik dan membuat grafik
Pendapat di atas menggambarkan begitu banyak indikator yang perlu dipenuhi oleh siswa untuk memiliki keterampilan berkomunikasi sains dengan baik yang dapat dikembangkan melalui pendekatan pembelajaran yang sesuai.
B. Kerangka Pemikiran
Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh keterampilan berkomunikasi sains menggunakan pendekatan pembelajaran
Multiple Representations terhadap literasi sains siswa SMP. Terdapat tiga bentuk variable dalam penelitian ini yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel moderator. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah keterampilan berkomunikasi sains (X), sedangkan variabel terikatnya adalah literasi sains (Y), dan variabel moderatornya (Z) adalah pendekatan pembelajaran Multiple Representations. Gambaran yang jelas tentang pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan pengaruh variabel moderator terhadap variabel bebas dan variabel terikat dapat dijelaskan dengan diagram kerangka
(33)
17
Gambar 2.2 Diagram Kerangka Pemikiran Keterangan:
X = keterampilan berkomunikasi sains
Y = literasi sains siswa SMP
Z = pendekatan pembelajaran Multiple Representations
r = pengaruh keterampilan berkomunikasi sains terhadap literasi sains siswa SMP.
Penilaian literasi sains yang dilakukan merujuk pada proses sains, yaitu proses ketika menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan masalah. Seorang yang literasi sains dapat mengenal pertanyaan ilmiah, yang kemudian dijawab dengan mengajukan bukti-bukti sains, menarik dan mengomunikasikan kesimpulan yang valid menggunakan pemahaman
mengenai sains yang dimilikinya. Mengomunikasikan kesimpulan yang valid merupakan hal yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan atau
menyelesaikan permasalahan yang ada. Mengomunikasikan kesimpulan yang valid adalah mengungkapkan secara tepat kesimpulan yang ditarik
berdasarkan bukti-bukti sains yang tersedia, oleh karena itu diperlukan keterampilan berkomunikasi sains yang baik.
Keterampilan berkomunikasi sains dapat membantu siswa dalam memahami sains dengan lebih baik. Keterampilan berkomunikasi sains siswa bermanfaat sebagai proses pertukaran informasi, ide-ide, atau fakta sains. Keterampilan
Y
X r
(34)
18 berkomunikasi sains berhubungan erat dengan kemampuan siswa dalam menyampaikan informasi mengenai penemuannya yang dijelaskan dalam berbagai bentuk komunikasi. Siswa dapat membaca dan menggambarkan data empiris dengan grafik,tabel, atau diagram secara sistematis, sehingga dapat menjelaskan hasil penemuan ataupun ide-ide sains.
Siswa yang memiliki keterampilan berkomunikasi sains dapat mengenal pertanyaan ilmiah, sebab pertanyaan ilmiah tidak hanya disampaikan secara verbal namun juga dapat disajikan dalam bentuk gambar. Keterampilan berkomunikasi sains memudahkan siswa dalam mengidentifikasi bukti-bukti sains dan mengomunikasikan kesimpulan yang valid, yaitu dengan
mengaitkan bukti-bukti sains seperti simbol-simbol, gambar, diagram, sehingga bukti sains yang dijelaskan merupakan bukti yang valid dan mudah dipahami oleh orang lain. Kesimpulan yang valid tersebut dapat menunjukkan tingkat pemahaman siswa terhadap konsep sains yang dipergunakan dalam menyelesaikan permasalahan yang timbul di masyarakat serta
mengindikasikan seorang yang literasi sains.
Keterampilan berkomunikasi sains siswa dapat dilatih melalui penerapan pendekatan Multiple Representations. Pendekatan Multiple Representations
merupakan pembelajaran yang menyajikan bagaimana cara menggali dan menginvestigasi suatu permasalah dalam pembelajaran melalui berbagai bentuk representasi. Penerapan pendekatan Multiple Representations
menekankan pada pembentukkan pemahaman siswa terhadap materi yang dibelajarkan kedalam banyak bentuk sehingga proses penerimaan siswa mengenai informasi pelajaran akan lebih berkesan dan membentuk pengertian
(35)
19 dengan baik dan sempurna. Pembelajaran yang membelajarkan suatu materi melalui berbagai representasi menjadikan siswa mampu menerima maupun mengomunikasikan pemahaman dengan lebih baik.
Penjelasan yang telah diuraikan tersebut dapat disimpulkan bahwa, literasi sains siswa akan dapat dipengaruhi oleh tingkat keterampilan berkomunikasi sains siswa. Keterampilan berkomunikasi sains yang telah berkembang melalui proses pembelajaran membantu siswa untuk dapat menyampaikan pemahaman mereka mengenai suatu permasalahan menggunakan konsep-konsep sains yang telah tertanam melalui pembelajaran. Konsep-konsep-konsep inilah yang kemudian digunakan untuk mengomunikasikan kesimpulan yang valid mengenai suatu permasalahan sesuai dengan apa yang mereka pahami dalam beragam representasi, sehingga dapat berpengaruh terhadap
pencapaian hasil belajar yang baik sebagai individu yang literasi sains.
C. Hipotesis
Hipotesis yang telah diuji dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh keterampilan berkomunikasi sains menggunakan pendekatan pembelajaran
(36)
20
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi Penelitian
Populasi dari penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bandar Lampung pada semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terbagi ke dalam tujuh kelas, yaitu kelas VIIIA sampai dengan VIIIG dengan jumlah 251 siswa.
B. Sampel Penelitian
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Cluster Random sampling. Sampel yang dipilih adalah siswa kelas VIIIA dengan jumlah 31 orang.
C. Desain Penelitian
Penelitian dilakukan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran pada siswa kelas VIIIA. Desain penelitian menggunakan rancangan desain One-Shot Case Study, terdapat suatu kelompok yang diberi perlakuan dan selanjutnya diobservasi keterampilan berkomunikasi sains dan literasi sainsnya. Variabel bebas penelitian ini adalah keterampilan berkomunikasi
(37)
21 sains dan variabel terikatnya adalah literasi sains. Secara prosedur rancangan desain penelitian seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1
Gambar 3.1 Desain One-Shot Case Study
Keterangan:
X : Treatment (Pendekatan Pembelajaran Multiple Representations) O :Observasi(Keterampilan Berkomunikasi Sains dan Literasi Sains)
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari tiga bentuk variabel, yaitu variabel bebas, variabel terikat, dan variabel moderator. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah keterampilan berkomunikasi (X), dan variabel terikatnya adalah literasi sains (Y), serta variabel moderator adalah pendekatan pembelajaran Multiple Representations.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah:
1. Literasi sains menggunakan instrumen soal tes berbentuk pilihan jamak beralasan. Penilaian literasi sains merujuk pada proses sains, yaitu proses ketika menjawab suatu pertanyaan atau memecahkan masalah, seperti mengidentifikasi dan menginterpretasi bukti serta menerangkan kesimpulan. Tes diberikan pada akhir pembelajaran.
2. Keterampilan berkomunikasi sains menggunakan instrumen berbentuk lembar observasi. Penilaian keterampilan berkomunikasi sains diamati
(38)
22 selama proses pembelajaran berlangsung yang mengacu pada indikator tertulis yaitu keterampilan menulis pendapat, keterampilan menulis laporan secara sistematis, keterampilan dalam membuat poster, dan keterampilan menggambar, serta indikator keterampilan berkomunikasi lisan yaitu keterampilan menyampaikan pendapat, keterampilan bertanya, ekspresi muka, memahami dan menarik perhatian orang lain,
terorganisasi, dan menyatakan ide ilmiah.
F. Analisis Instrumen
Sebelum instrumen digunakan pada sampel, dilakukan uji terhadap instrumen terlebih dahulu, yaitu dengan menggunakan uji validitas dan reabilitas.
1. Uji Validitas
Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat instrumen bersangkutan yang mampu mengukur apa yang diukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data
(mengukur) itu valid. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium.
Uji validitas dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan kriterium uji bila correlated item –total correlation
lebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakan construck yang kuat (valid), sebaliknya bila correlated item–total correlation lebih kecil
(39)
23 dibandingkan dengan 0,3 maka data tidak valid dan jika r hitung > r tabel
dengan α = 0,05 maka koefisien korelasi tersebut signifikan.
2. Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran.
Uji reliabilitas dilakukan menggunakan SPSS 17.0 dengan metode
Cronbach’s Alpha yang diukur berdasarkan skala Cronbach’s Alpha
0 sampai 1. Kuesioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan alpha yang diinterprestasikan sebagai berikut:
a. Nilai Cronbach’s Alpha 0,00 sampai dengan 0,20 berarti kurang reliabel.
b. Nilai Cronbach’s Alpha 0,21sampai dengan 0,40 berarti agak reliabel. c. Nilai Cronbach’s Alpha 0,41 sampai dengan 0,60 berarti cukup
reliabel.
d. Nilai Cronbach’s Alpha 0,61 sampai dengan 0,80 berarti reliabel. e. Nilai Cronbach’s Alpha 0,81 sampai dengan 1,00 berarti sangat
(40)
24 Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan
menjumlahkan skor setiap nomor soal.
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Tes Literasi Sains
Pembelajaran pada tiap subpokok bahasan dilakukan dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran Multiple Representations, setelah dilakukan perlakuan siswa akan diberi tes literasi sains. Siswa akan meperoleh suatu skor yang besarnya ditentukan dari banyaknya soal yang dapat dijawab dengan benar. Skor literasi sains siswa kemudian
dikumpulkan menjadi satu dalam bentuk tabel. Skor yang diperoleh kemudian diubah ke dalam bentuk nilai dengan rumus:
% 100 maksimum skor
mentah skor
Nilai
2. Lembar Observasi Keterampilan Berkomunikasi Sains
Lembar observasi keterampilan berkomunikasi sains yang akan dinilai mengacu pada kisi-kisi seperti pada Tabel 3.2
(41)
25 Tabel 3.2 Kisi-kisi Keterampilan Berkomunikasi Sains
Variabel Indikator Sub indikator Nomor
Observer Jumlah Keterampilan berkomunikasi sains 1. Keterampilan berkomunikasi tulisan Keterampilan menulis pendapat 1,2 2 Keterampilan menulis laporan secara sistematis 3,4 2 Keterampilan berkomunikasi tulisan dalam membuat poster 5,6 2 Keterampilan menggambar 7,8 2
2. Keterampilan berkomunikasi lisan Keterampilan menyampaikan pendapat/inform asi 9,10 2 Keterampilan
bertanya 11,12 2
Ekspresi muka 13,14 2
Memahami dan menarik perhatian orang lain
15,16 2
Terorganisasi 17,18 2
Menyatakan ide
ilmiah 19,20
Jumlah 20 20
Observasi dilakukan untuk mengamati keterampilan berkomunikasi sains siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pengumpulan data keterampilan berkomunikasi sains siswa dilakukan dengan menggunakan lembar observasi keterampilan berkomunikasi sains siswa. Lembar observasi keterampilan berkomunikasi sains siswa digunakan untuk mengamati kegiatan yang relevan terhadap pembelajaran, dengan
(42)
26 sains yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Skor yang diperoleh masing-masing siswa dikumpulkan dalam bentuk tabel. Skor yang diperoleh dari masing-masing siswa adalah skor dari setiap aspek keterampilan berkomunikasi sains. Skor akhir kemudian diubah ke dalam bentuk nilai keterampilan berkomunikasi sains dengan rumus sebagai berikut:
% 100 maksimum skor
mentah skor
Nilai
H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Data skor keterampilan berkomunikasi sains dan tes literasi sains dari penelitian dianalisis untuk menguji hipotesis dengan melakukan uji sebagai berikut :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan terhadap hasil tes literasi sains dan hasil
keterampilan berkomunikasi sains menggunakan program komputer yaitu SPSS 17.0 dengan metode Kolmogorov Smirnov. Pengambilan
keputusan uji normalitas, dilihat berdasarkan pada besaran probabilitas atau nilai signifikansi. Caranya adalah dengan menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian yaitu:
H0 : data terdistribusi secara normal H1 : data tidak terdistribusi secara normal
(43)
27 Pedoman pengambilan keputusan:
a. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal.
b. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusinya adalah normal.
2. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis regresi linier. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan metode Test for Linearity pada taraf signifikan 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila HO ditolak dengan signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05 dan jika Fhitung > Ftabel
3. Uji Regresi Linier Sederhana
Uji regresiliniersederhana dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas teradap variabel terikat melalui persamaan regresi. Tinggi nilai variabel terikat jika nilai variabel bebas diubah-ubah serta untuk mengetahui arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat apakah positif atau negatif dapat diprediksi menggunakan persamaan regresi yang diperoleh.
Hubungan antar variabel penelitian dapat diketahui dengan melakukan uji regresi linier menggunakan program SPSS 17.0 metode Reggression
(44)
28
Linear. Ketentuannya adalah jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak; atau jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak, sebaliknya jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima.
Hipotesis penelitian yang telah diuji adalah sebagai berikut: H0 : Tidak terdapat pengaruh keterampilan berkomunikasi sains
menggunakan pendekatan Multiple Representations terhadap literasi sains siswa SMP.
H1 : Terdapat pengaruh keterampilan berkomunikasi sains
menggunakan pendekatan Multiple Representations terhadap literasi sains siswa SMP.
(45)
46
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan adalah terdapat pengaruh yang linier, positif, dan signifikan antara
keterampilan berkomunikasi sains dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Multiple Representations terhadap literasi sains siswa SMP dengan kontribusi sebesar 37% dengan persamaan regresi kedua variabel penelitian adalah ܻ,= 3,67 + 0,78ܺ.
B. Saran
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berarti terutama bagi pendidik, oleh karena itu berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Guru diharapkan dapat mengembangkan keterampilan proses sains lain dalam diri siswa. Hal ini mengingat bahwa penilaian literasi sains merujuk pada proses sains, karena tidak hanya keterampilan berkomunikasi sains saja yang dapat mempengaruhi ketercapaian literasi sains siswa. Beberapa keterampilan proses sains lainnya bisa saja memiliki konstribusi yang lebih besar terhadap literasi sains siswa dibandingkan keterampilan
(46)
47 berkomunikasi sains. Misalnya, keterampilan melakukan pengamatan. Siswa mengamati benda-benda dan peristiwa menggunakan semua panca indera, yang berarti siswa belajar memahami tentang dunia di sekitarnya. Keterampilan melakukan pengamatan membelajarkan siswa untuk memahami dirinya dan alam sekitar, sehingga ketika dihadapi pada suatu permasalahan siswa dapat mengambil kesimpulan berdasarkan bukti-bukti sains yang ia temukan dalam pengamatan.
2. Guru hendaknya benar-benar memperhatikan kegiatan siswa dalam mengembangkan keterampilan berkomunikasi sains atau keterampilan proses sains lainnya ketika berdiskusi. Hal ini dilakukan untuk
menghindari kegiatan siswa diluar aktifitas pembelajaran sehingga materi yang dipelajari oleh siswa dapat dipahami secara maksimal.
(47)
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Apriliyawati, Rita, & Payudi. 2008. Limitation of representation mode in learning gravitational concept and its influence toward student skill problem solving. The 2nd International seminar on science Education. PHY-31: 373 – 377
Ainsworth, S. 1999. The Functions of Multiple Representations. ESRC Centre for Research in Development, Instruction and Training, School of Psychology, University Park, University of Nottingham, Nottingham, NG7 2RD,
UK.Diakses 16 Oktober 2012. http://www.sciencedirect.com
Djaramah, B.S dan A. Zain. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Fadillah, Syarifah. 2008. Representasi Dalam Pembelajaran Matematik. Diakses 16 Oktober 2012.http://fadilahatick.blogspot.com/2008//06 Representasi-matematik.html
Firman, H. 2007. Laporan Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA Nasional Tahun 2006. Jakarta : Pusat Penelitian Pendidikan Balitbang Depdiknas.
Hayat dan Yusuf. 2010. Benchmark Internasional Mutu Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Hermawan, Agung. 2011. Perbedaan Literasi Sains Siswa yang Diajarkan dengan Inkuiri Berbasis Problem Based Learning dengan Siswa yang Diajarkan dengan Direct Instruction. (Sripsi). Bandar Lampung : Unila
Hermawansyah. 2010. Keterampilan Proses Sains. Diakses 17 Maret 2013. http://biopointtenten.blogspot.com/2010_08_01_archive.html
Hutagaol, Kartinji. 2010. Strategi Multi Representasi dalam Kelompok Kecil untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kemampuan Komunikasi Matemis Siswa SMP. (Disertasi). Bandung : UPI. Diakses 4 Januari 2013. http://repository.upi.edu/disertasi
(48)
Marlangen, Taranesia. 2010. Pengaruh Multiple Representations Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemahaman Konsep (Penelitian
Eksperimen Pada Siswa Kelas X di SMAN 7 Bandarlampung).(Skripsi). Bandar Lampung : Unila
Poedjiadi, A. 2005. Sains Teknologi Masyarakat (STM) : Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung : Remaja Rosdakarya
Rustaman, Nuryani Y. 2004. Literasi Sains Anak Indonesia 2000 & 2003. Surabaya: UNESA
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.
Widjaja. 2008. Managing Organational Behavior. Jakarta: Grafindo
Yuniarti. 1999. Keterampilan Proses Sains dan Keterampilan berkomunikasi dalam Fotosintesis. (Skripsi). Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.
(1)
27 Pedoman pengambilan keputusan:
a. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka distribusinya adalah tidak normal.
b. Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusinya adalah normal.
2. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis regresi linier. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan metode Test for Linearity pada taraf signifikan 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila HO ditolak dengan signifikansi (Linearity) kurang dari 0,05 dan jika Fhitung > Ftabel
3. Uji Regresi Linier Sederhana
Uji regresiliniersederhana dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas teradap variabel terikat melalui persamaan regresi. Tinggi nilai variabel terikat jika nilai variabel bebas diubah-ubah serta untuk mengetahui arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat apakah positif atau negatif dapat diprediksi menggunakan persamaan regresi yang diperoleh.
Hubungan antar variabel penelitian dapat diketahui dengan melakukan uji regresi linier menggunakan program SPSS 17.0 metode Reggression
(2)
28
Linear. Ketentuannya adalah jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak; atau jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak, sebaliknya jika Fhitung < Ftabel maka H0 diterima.
Hipotesis penelitian yang telah diuji adalah sebagai berikut: H0 : Tidak terdapat pengaruh keterampilan berkomunikasi sains
menggunakan pendekatan Multiple Representations terhadap literasi sains siswa SMP.
H1 : Terdapat pengaruh keterampilan berkomunikasi sains
menggunakan pendekatan Multiple Representations terhadap literasi sains siswa SMP.
(3)
46
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan adalah terdapat pengaruh yang linier, positif, dan signifikan antara
keterampilan berkomunikasi sains dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Multiple Representations terhadap literasi sains siswa SMP dengan kontribusi sebesar 37% dengan persamaan regresi kedua variabel penelitian adalah ܻ,= 3,67 + 0,78ܺ.
B. Saran
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berarti terutama bagi pendidik, oleh karena itu berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Guru diharapkan dapat mengembangkan keterampilan proses sains lain dalam diri siswa. Hal ini mengingat bahwa penilaian literasi sains merujuk pada proses sains, karena tidak hanya keterampilan berkomunikasi sains saja yang dapat mempengaruhi ketercapaian literasi sains siswa. Beberapa keterampilan proses sains lainnya bisa saja memiliki konstribusi yang lebih besar terhadap literasi sains siswa dibandingkan keterampilan
(4)
47 berkomunikasi sains. Misalnya, keterampilan melakukan pengamatan. Siswa mengamati benda-benda dan peristiwa menggunakan semua panca indera, yang berarti siswa belajar memahami tentang dunia di sekitarnya. Keterampilan melakukan pengamatan membelajarkan siswa untuk memahami dirinya dan alam sekitar, sehingga ketika dihadapi pada suatu permasalahan siswa dapat mengambil kesimpulan berdasarkan bukti-bukti sains yang ia temukan dalam pengamatan.
2. Guru hendaknya benar-benar memperhatikan kegiatan siswa dalam mengembangkan keterampilan berkomunikasi sains atau keterampilan proses sains lainnya ketika berdiskusi. Hal ini dilakukan untuk
menghindari kegiatan siswa diluar aktifitas pembelajaran sehingga materi yang dipelajari oleh siswa dapat dipahami secara maksimal.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Apriliyawati, Rita, & Payudi. 2008. Limitation of representation mode in learning gravitational concept and its influence toward student skill problem solving. The 2nd International seminar on science Education. PHY-31: 373 – 377
Ainsworth, S. 1999. The Functions of Multiple Representations. ESRC Centre for Research in Development, Instruction and Training, School of Psychology, University Park, University of Nottingham, Nottingham, NG7 2RD,
UK.Diakses 16 Oktober 2012. http://www.sciencedirect.com
Djaramah, B.S dan A. Zain. 2000. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Fadillah, Syarifah. 2008. Representasi Dalam Pembelajaran Matematik. Diakses 16 Oktober 2012.http://fadilahatick.blogspot.com/2008//06 Representasi-matematik.html
Firman, H. 2007. Laporan Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA Nasional Tahun 2006. Jakarta : Pusat Penelitian Pendidikan Balitbang Depdiknas.
Hayat dan Yusuf. 2010. Benchmark Internasional Mutu Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Hermawan, Agung. 2011. Perbedaan Literasi Sains Siswa yang Diajarkan dengan Inkuiri Berbasis Problem Based Learning dengan Siswa yang Diajarkan dengan Direct Instruction. (Sripsi). Bandar Lampung : Unila
Hermawansyah. 2010. Keterampilan Proses Sains. Diakses 17 Maret 2013. http://biopointtenten.blogspot.com/2010_08_01_archive.html
Hutagaol, Kartinji. 2010. Strategi Multi Representasi dalam Kelompok Kecil untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kemampuan Komunikasi Matemis Siswa SMP. (Disertasi). Bandung : UPI. Diakses 4 Januari 2013. http://repository.upi.edu/disertasi
(6)
Marlangen, Taranesia. 2010. Pengaruh Multiple Representations Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemahaman Konsep (Penelitian
Eksperimen Pada Siswa Kelas X di SMAN 7 Bandarlampung).(Skripsi). Bandar Lampung : Unila
Poedjiadi, A. 2005. Sains Teknologi Masyarakat (STM) : Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung : Remaja Rosdakarya
Rustaman, Nuryani Y. 2004. Literasi Sains Anak Indonesia 2000 & 2003. Surabaya: UNESA
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.
Widjaja. 2008. Managing Organational Behavior. Jakarta: Grafindo
Yuniarti. 1999. Keterampilan Proses Sains dan Keterampilan berkomunikasi dalam Fotosintesis. (Skripsi). Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.