KREATIVITAS DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING

ABSTRAK
KREATIVITAS DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM
PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN
MODEL PROJECT BASED LEARNING

Oleh
ANNISA SOLIHAH

Visi pendidikan Indonesia adalah mengembangkan potensi dan kreativitas peserta
didik (UU nomor 20 tahun 2003). Hasil observasi di kelas X SMA Pembina
Menggala, diketahui bahwa dalam pembelajaran guru menggunakan metode
ceramah. Siswa tidak optimal dalam memberdayakan potensi dan kreativitas yang
dimiliki. Salah satu upaya yang dapat membantu siswa dalam mengembangkan
ativitas dan kreativitas yaitu penggunaan model PBL. Model ini mengintegrasikan
siswa untuk belajar sambil berbuat dengan menghasilkan produk.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui aktivitas dan kreativitas siswa dalam
pembelajaran menggunakan model PBL. Penelitian menggunakan desain
eksperimental perlakuan tunggal. Sampel penelitian adalah seluruh siswa kelas X
yang dipilih menggunakan teknik sampling jenuh. Data penelitian berupa data
kualitatif meliputi penilaian kreativitas siswa, penilaian produk siswa, aktivitas
belajar siswa, angket tanggapan siswa terhadap produk yang dihasilkan dan


i

Annisa Solihah

angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran menggunakan model PBL yang
dideskripsikan.
Hasil penelitian menunjukkan kreativitas siswa dalam pembelajaran
menggunakan model PBL berkriteria “cukup kreatif” (68,14%) dalam melakukan
perencanaan produk daur ulang limbah, siswa mampu menentukan bahan dasar,
peralatan dan bahan penunjang yang dibutuhkan dalam membuat produk. Produk
kreatif yang dibuat merupakan modifikasi produk yang telah ada yang memiliki
fungsi, nilai estetika dan ekonomi, daya tahan dan pembuatannya bermanfaat
sebagai upaya pencegahan pencemaran. Siswa “cukup aktif” berdiskusi,
berpendapat, dan menyampaikan presentasi dengan baik (64,89%). Siswa merasa
senang belajar menggunakan model ini sebab siswa beperan aktif dan berinteraksi
pembelajaran membuat siswa mudah memahami materi, PBL membantu
mengaplikasikan konsep dalam kehidupan nyata dan mengaitkan interdisiplin
ilmu, memotivasi belajar, mengembangkan kreativitas dan menambah wawasan
baru terhadap daur ulang limbah.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kreativitas siswa dalam pembelajaran
menggunakan model PBL berkriteria “kreatif” dan menghasilkan produk yang
“bernilai”. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran menggunakan model PBL
berkriteria “cukup aktif”.
Kata kunci : kreativitas siswa, aktivitas belajar siswa, model project based
learning.

ii

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
I. PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.

F.

Latar Belakang Masalah .......................................................................
Rumusan Masalah ................................................................................
Tujuan Penelitian .................................................................................
Manfaat Penelitian ...............................................................................
Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................
Kerangka Pikir .......................................................................................

1
4
4
4
5
6

II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kreativitas .............................................................................................
B. Aktivitas Belajar Siswa ........................................................................
C. Model Pembelajaran Project Based Learning (PBL) ..........................


9
13
14

III. METODE PENELITIAN
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................
Populasi dan Sampel ............................................................................
Desain Penelitian ..................................................................................
Prosedur penelitian ................................................................................
Jenis dan Teknik Pengambilan Data ....................................................
Teknik Analisis Data ............................................................................


20
20
20
20
24
31

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................................
B. Pembahasan ..........................................................................................

38
41

V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ..............................................................................................
B. Saran ....................................................................................................

60
60


DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

62

LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Silabus ...................................................................................................
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .....................................................
Lembar Kerja Kelompok (LKK) .........................................................
Kunci Jawaban LKK dan Skor..............................................................

Data Hasil Penelitian ............................................................................
Chart Data Hasil Penelitian ..................................................................
Angket Tanggapan Siswa Terhadap Produk Yang Dihasilkan ...........
Angket Tanggapan Siswa Terhadap Model PBL ..................................
Foto-Foto Penelitian .............................................................................

xiii

64
66
71
74
76
87
93
94
95

1


I.

A.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Visi Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang Republik Indonesia
nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu
mewujudkan sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan
berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia agar
berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan
proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Pendidikan
dinyatakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik yang memberikan keteladanan dan mampu membangun kemauan,
serta mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik (Mukhtar dan
Iskandar, 2009: 413).

Namun faktanya pendidikan belum mampu menciptakan pribadi-pribadi
yang kreatif, tercermin dari banyaknya pengangguran yang ada di Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran di Indonesia
pada Agustus 2012 mencapai 6,14% atau sejumlah 7,24 juta jiwa yang
menganggur (BPS, 2013). Hal ini menunjukkan rendahnya kreativitas
masyarakat. Masyarakat belum mampu menciptakan lapangan kerja baru
dan hanya berharap pada lapangan kerja yang telah ada. Selain itu,
rendahnya kreativitas juga dapat dilihat dari kecenderungan masyarakat

2

yang lebih banyak menggunakan produk yang di impor dari Negara lain,
yang mengindikasikan bahwa masyarakat tidak menggunakan pengetahuan
yang diperoleh dari hasil belajar untuk kreatif menjadi produser sebuah
produk.

Meninjau fakta terkait permasalahan diatas, hasil observasi terhadap guru di
SMA Pembina Menggala pada bulan Desember tahun 2012 diperoleh
informasi bahwa pembelajaran yang berlangsung selama ini merupakan
proses belajar yang pasif berupa teacher center dan tidak mengembangkan
kreativitas siswa, siswa sebatas mempelajari teori tanpa ada aplikasi atau
tidak pernah menghasilkan produk. Penyebab permasalahan ini adalah

penyelenggaran kegiatan pembelajaran yang konvensional, sesekali diskusi
kelompok, kegiatan pembelajaran yang demikian memiliki banyak
keterbatasan dalam pengembangan kreativitas siswa, khususnya dalam
menciptakan sesuatu. Dengan demikian aktivitas siswa menjadi rendah
karena cenderung pasif sebatas menerima tanpa eksplorasi kreativitas yang
dimiliki.
Project based learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan masalah
dan mengintegrasi pengetahuan baru berdasarkan pengalaman dalam
beraktivitas secara nyata (Bahri, 2009: 6). PBL menghadapkan siswa pada
pembelajaran relevan yang memberikan pengaruh positif terhadap
pengembangan kreativitas siswa (Baker, Trygg, dan Otto, 2011: 4).
Pembelajaran PBL memiliki langkah-langkah berupa perencanaan,

3

implementasi dan pengolahan atauproses. PBL mendukung pelaksanaan
kurikulum untuk mencapai tujuan pembelajaran Biologi, mengingat PBL
merupakan pembelajaran yang komprehensif mengikutsertakan siswa
melakukan investigasi secara kolaboratif. PBL membantu siswa dalam

mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang kokoh yang dibangun
melalui tugas-tugas yang relevan, realistik, otentik, dan menyajikan
kompleksitas alami dunia nyata yang mampu memberikan pengalaman
pribadi siswa terhadap objek kajian pembelajaran dan informasi yang
diperoleh siswa membawa pesan sugestif yang kuat dalam ingatan siswa
(Mahanal, 2009: 2-3).
PBL menuntut siswa untuk aktif dalam pembelajran dengan demikian siswa
harus melaksanakan aktivitas belajar. Pembelajaran merupakan sebuah
aktivitas untuk mengubah tingkah laku, tidak ada pembelajaran tanpa
melakukan aktivitas. Dalam dinamika kehidupan manusia, berpikir dan
beraktivitas merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan.
Sehingga dalam pembelajaran aspek aktivitas menjadi fundamental yang
tidak dapat ditinggalkan (Sardiman, 1986: 95).
Adapun kreativitas merupakan sebuah hasil belajar dalam kecakapan
kognitif terutama dalam menciptakan sesuatu untuk memecahkan sebuah
masalah, dengan demikian untuk membentuk manusia yang kreatif harus
melalui proses pembelajaran yang menjadi tolak ukur keberhasilan dari
proses pembelajaran itu sendiri (Slameto, 2003: 138).

4

Hasil penelitian Mahanal (2009: 5) mengungkapkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan model PBL efektif digunakan untuk materi
pembelajaran yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Sehingga peneliti
beinisiatif menggunakan model pembelajaran PBL.
B.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.

Bagaimanakah kreativitas siswa dalam pembelajaran Biologi
menggunakan model PBL?

2.

Bagaimanakah aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Biologi
menggunakan model PBL?

C.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1.

Kreativitas siswa dalam pembelajaran Biologi menggunakan model
PBL

2.

Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Biologi menggunakan
model PBL.

D.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. bagi siswa
a. meningkatkan kreativitas siswa untuk belajar Biologi

5

b. siswa dapat lebih memahami konsep daur ulang limbah dan
memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan atas produk
yang dihasilkan dari project yang dilakukan
2. bagi peneliti
peneliti mendapatkan pengalaman dalam merancang dan
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan, aktif,
kreatif, dan efektif dengan menggunakan model pembelajaran yang
tepat sesuai tuntutan standar kompetensi, dapat menambah wawasan
untuk menggali kreativitas siswa, dan menjadi bekal untuk menjadi
calon guru biologi yang profesional dalam perbaikan pembelajaran pada
masa yang akan datang
3.

bagi guru/calon guru biologi
menjadi masukan yang membangun bagi para guru untuk mendesain
kegiatan pembelajaran biologi yang diharapkan dapat mengembangkan
kreativitas siswa, sebagai salah satu alternatif desain pembelajaran yang
dapat diterapkan dan dikembangkan untuk materi pelajaran biologi
yang relevan

4.

bagi sekolah
merupakan sumbangan yang bermanfaat dalam upaya meningkatkan
kualitas pendidikan disekolah dan sebagai alternatif kegiatan
pembelajaran yang efektif.

E.

Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari kesalahan penafsiran pada permasalahan yang dibahas,
maka penulis memberi batasan masalah sebagai berikut:

6

1.

model pembelajaran PBL yang dimaksud terdiri dari empat tahapan
pembelajaran yaitu: (1) tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3)
tahap tindak lanjut, dan (4) tahap penilaian (Semiawan, 2006: 84-87)

2. indikator penilaian kreativitas siswa meliputi: (1) membuat
perencanaan, (2) bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam
mendesain produk, (3) interdisiplin ilmu dan aplikasi konsep, (4)
memilih bahan-bahan yang tepat, dan (5) menggunakan alat
(dimodifikasi dari Balitbang Depdiknas, 2002: 4)
3. indikator penilaian produk meliputi: (1) fungsional produk, (2)
keorisinilan produk, (3) daya tahan produk, (4) manfaat produk, (5)
nilai ekonomi produk, (6) nilai estetika produk, dan (7) menunjukkan
inovasi dan kreasi dalam teknik pembuatan (dimodifikasi dari Balitbang
Depdiknas, 2002: 4)
4. indikator penilaian aktivitas belajar siswa meliputi: (1) mengemukakan
ide-ide baru, (2) bertukar informasi, (3) mempresentasikan hasil diskusi
kelompok, dan (4) memberikan masukan/pendapat (pemikiran) yang
luwes (dimodifikasi dari Sardiman, 1986: 99-100)
5. subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Pembina Menggala Tahun
Pelajaran 2013/2014
6. submateri pada penelitian ini adalah daur ulang limbah di kelas X
dengan kompetensi dasar 4.4 “Membuat produk daur ulang limbah”.
F.

Kerangka Pikir
Pembelajaran Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang
berhubungan dengan ilmu pengetahuan alam yang erat kaitannya dengan

7

kehidupan sehari-hari yang bersifat aplikatif sehingga dapat mengeksplorasi
kreativitas. Fakta di masyarakat bahwa pembelajaran Biologi belum
seutuhnya berupa pembelajaran yang aplikatif dan kreatif. Hal ini
disebabkan pembelajaran menggunakan model yang tidak tepat, padahal
dengan ketepatan model pembelajaran yang digunakan kreativitas siswa
dapat dikembangkan. Guru memegang peranan penting dalam
pengembangan kreativitas siswa. Pengembangan kreativitas siswa dapat
dilatih melalui suatu kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru
harus mampu merancang kegiatan pembelajaran yang dapat memacu siswa
untuk mengembangkan kreativitas yang dimiliki siswa, salah satunya
dengan menggunakan model pembelajaran PBL yang menuntut siswa untuk
secara aktif dan kreatif membuat sebuah produk.
Kegiatan pembelajaran dengan model PBL merupakan kegiatan siswa dalam
kelompok melakukan perencanaan untuk merancang proyek yang akan
dilakukan, kemudian membuat produk, menindak lanjuti produk yang
dihasilkan dengan mempresentasikan cara pembuatan dan alasan membuat
produk tersebut, kemudian melakukan penilaian dan evaluasi terhadap
produk yang dibuat dari masing-masing kelompok oleh kelompok lain dan
guru. Pembelajaran PBL memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan kreativitas dan mengaitkan interdisiplin ilmu yang
dimilikinya dalam perencanaan dan pembuatan produk.
Penelitian ini mengenai kreativitas dan aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL. Variabel bebas pada

8

penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran PBL dan variabel
terikatnya adalah kreativitas siswa dan aktivitas belajar siswa.
Hubungan antara variabel tersebut digambarkan sebagai berikut:
Y1

X
Y2

Keterangan : X = model pembelajaran PBL
Y1 = kreativitas siswa
Y2 = aktivitas belajar siswa
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kreativitas

Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda
sesuai sudut pandang masing-masing. Menurut Semiawan kreativitas adalah
suatu kemampuan untuk membentuk gagasan baru dan penerapan dalam
pemecahan masalah. Sedangkan Amien menyatakan bahwa kreativitas
diartikan sebagai pola berpikir atau ide yang timbul secara spontan dan
imajinatif yang mencirikan hasil yang artistik, penemuan ilmiah, dan
menciptakan secara mekanik. Sehingga dapat dikatakan bahwa kreativitas
merupakan ide atau pemikiran dan penemuan yang mendatangkan hasil yang
baru atau relatif baru yang berkisar pada berpikir kreatif dan hasil kreatif
(dalam Suryosubroto, 2009: 220-221).

Kreativitas (berpikir kreatif dan divergen) adalah kemampuan berdasarkan
data-data informasi yang tersedia menentukan banyak kemungkinan jawaban
terhadap suatu masalah, penekanannya pada kuantitas, ketepatgunaan dan
keragaman jawaban. Semakin banyak jawaban berkualitas yang diberikan
terhadap suatu masalah, maka kreatiflah siswa tersebut (Munandar dalam
Suryosubroto, 2009: 221).

10

Kreativitas pada hakikatnya berhubungan dengan penemuan sesuatu mengenai
hal yang menghasilkan sesuatu baru dengan menggunakan sesuatu yang telah
ada. Dengan demikian kreativitas dibatasi sebagai perwujudan sesuatu yang
baru dalam kenyataan (Rahmawati, 2010: 3).

Kreativitas merupakan salah satu tolak ukur potensi kualitas sumber daya
manusia, kreativitas menempati urutan yang sederajat dengan potensi sumber
daya manusia lainnya seperti kecerdasan, kepribadian dan keuletan.
Kreativitas sebagai suatu potensi perkembangannya tidak terlepas dari aspek
psikologi yang melekat berkaitan dengan pola pikir, sikap maupun mental.
Kreativitas juga dapat dipandang sebagai suatu proses yang melibatkan
pengorganisasian pengalaman sedemikian rupa dalam menghasilkan gagasan
baru yang sebelumnya tidak dipikirkan oleh yang bersangkutan (Mustaji,
2005: 6).

Walls (dalam Suryosubroto, 2009: 221-222) menyatakan bahwa dalam
analisis proses kreatif dibedakan menjadi empat fase, yaitu fase persiapan,
fase inkubasi, fase inspirasi dan fase revisi. Fase-fase tersebut diuraikan lebih
lanjut sebagai berikut:
a. fase persiapan
pada fase ini perhatikan individu pada masalah atau benda,
mengorganisasi data atau komponen, merumuskan masalah dan
mengemukakan ide-ide yang relevan atau mencoba-coba yang sesuai
dengan penyelesaian masalah atau konstruksi bentuk,

11

b. fase inkubasi
fase individu menyusun kembali dan mengetes ide-ide atau percobaannya,
selain itu individu-individu juga benar-benar melibatkan diri dan
mengalami masalah yang dihadapi. Sekalipun terlihat tidak ada kegiatan
serta kemajuan yang nyata, tetapi masalah tersebut sedang dalam
penyelesaian secara tidak langsung,
c. fase inspirasi
pada fase ini individu secara tiba-tiba muncul ide tentang tema atau
hubungan bermacam-macam komponen dari masalah yang dihadapi,
d. fase revisi
pada fase ini individu memikirkan, mengevaluasi, menyusun rencana
penyelesaian secara kritis.

Haris (dalam Mustaji, 2005: 5) mengemukakan bahwa kreativitas dapat dilihat
dari tiga aspek yakni: (1) kemampuan; kreativitas adalah sebuah kemampuan
untuk memikirkan dan menentukan sesuatu yang baru, menciptakan gagasangagasan baru dengan cara mengkombinasikan, mengubah atau menerapkan
kembali ide-ide yang telah ada, (2) perilaku; kreativitas adalah sebuah perilaku
menerima perubahan dan kebaruan, kemampuan bermain-main dengan
berbagai gagasan dan berbagai kemungkinan, cara pandang yang fleksibel,
dan (3) proses; kreativitas adalah proses kerja keras dan berkesinambungan
dalam menghasilkan gagasan dan pemecahan masalah yang lebih baik, serta
selalu berusaha untuk menjadikan segala sesuatu menjadi lebih baik.

12

Ciri-ciri kreativitas dikemukakan oleh Semiawan (dalam Suryosubroto, 2009:
223) yaitu “dorongan ingin tahu yang besar; sering mengajukan pertanyaan
yang baik; memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah;
bebas dalam menyatakan sesuatu pendapat; menonjol dalam salah satu bidang
seni; mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya; tidak
mudah terpengaruh orang lain; daya imajinasi kuat; orisinalitas tinggi (tampak
dalam ungkapan gagasan, karangan, dan sebagainya serta menggunakan caracara orisinil dalam pemecahan masalah); dapat bekerja sendiri ataupun
bekerjasama dan senang mencoba hal-hal baru”.
Kreativitas memiliki ciri yang berhubungan dengan kognisi (proses berfikir)
meliputi:
1. keterampilan mengolaborasikan/merinci, adalah mampu memperkaya dan
mengembangkan suatu gagasan atau produk,
2. keterampilan menilai/ mengevaluasi, adalah menentukan patokan penilaian
dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat, atau
suatu tindakan bijaksana,
3. rasa ingin tahu, adalah selalu terdorong untuk mengevaluasi lebih banyak,
4. bersifat ingin aktif, adalah kemampuan memperagakan atau
membayangkan hal-hal yang tidak/ belum pernah terjadi,
5. merasa tertantang oleh kemajemukan, adalah terdorong untuk mengatasi
masalah yang sulit dan rumit,
6. sikap berani mengambil resiko, adalah berani memberikan jawaban
meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau mendapat kritik,

13

7. sifat menghargai, adalah menghargai bimbingan dan pengarahan dalam
hidup (Munandar dalam Suryosubroto, 2009: 223-224).

B. Aktivitas belajar siswa
Belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan
kegiatan, tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Dalam dinamika
kehidupan manusia, berpikir dan berbuat sebagai suatu rangkaian yang tidak
dapat dipisahkan. Begitu juga dalam belajar sudah barang tentu tidak
mungkin meninggalkan dua kegiatan itu, berpikir dan berbuat. Adapun
aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental
(Sardiman, 1986: 95).

Sebagaimana dijelaskan oleh Rousseau dan Piaget (dalam Sardiman, 1986:
95-99) bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan
sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan fasilitas yang
diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Seorang anak akan
berpikir sepanjang ia berbuat, tanpa perbuatan berarti anak itu tidak berpikir.
Oleh karena itu agar anak berpikir sendiri maka harus diberi kesempatan
untuk berbuat sendiri.

Banyak jenis aktivitas yang dilakukan siswa di sekolah, Diedrich (dalam
Sardiman, 1986: 99-100) mengemukakan pengolongan aktivitas belajar siswa
dari 177 jenis aktivitas yang ada yaitu:
1. visual activities, yang termasuk di dalamnya misalnya: membaca,
memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan,

14

2. oral activities, seperti: menyatakan, bertanya, berpendapat, memberi
saran,
3. listening activities, sebagai contoh: mendengarkan uraian; percakapan,
diskusi, presentasi,
4. writing activities, seperti menulis laporan, angket,
5. drawing activities, misalnya: menggambar, membuat desain,
6. motor activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan
percobaan, menggunakan alat, mereparasi,
7. mental activities, seperti misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan
permasalahan, menganalisis, melihat hubungan (interdisiplin ilmu),
mengambil keputusan,
8. emotional activities, seperti misalnya: menaruh minat, gembira,
bersemangat, berani, bertanggung jawab, dan tenang.

C. Model Pembelajaran Project Based Learning (PBL)
Model pembelajaran PBL merupakan “sebuah inovasi pedagogik yang
mengintegrasikan teori dan perbuatan atau tindakan untuk memecahkan
masalah dalam kehidupan nyata (Bergh, dkk., 2006: 347).

PBL adalah suatu pembelajaran yang didesain untuk persoalan yang
kompleks, siswa melakukan investigasi untuk memahaminya, menekankan
pembelajaran dengan aktivitas yang lama, tugas yang diberikan pada siswa
bersifat multidisiplin berorientasi pada produk (artifak). PBL membantu siswa
dalam belajar pengetahuan dan keterampilan yang kokoh dibangun melalui
tugas-tugas dan pekerjaan otentik. Situasi belajar, lingkungan, isi, dan tugas-

15

tugas yang relevan, realistik, otentik, dan menyajikan kompleksitas dalam
dunia nyata yang mampu memberikan pengalaman pribadi siswa terhadap
objek siswa dan informasi yang diperoleh siswa membawa pesan sugestif
cukup kuat (Mahanal, 2009: 2-3).

Menguatkan hal tersebut Bahri (2009: 6) menjelaskan bahwa PBL merupakan
model belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam
mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalaman dalam beraktivitas secara nyata. PBL dirancang untuk digunakan
pada permasalahan komplek yang diperlukan pelajar dalam melakukan
investigasi dan memahaminya. Baker, Trygg, dan Otto (2011: 4) menjelaskan
“PBL menghadapkan siswa pada pembelajaran yang relevan, yang
memberikan pengaruh positif terhadap pengembangan kreativitas siswa, guru
sebagai fasilitator, siswa lebih berperan mengekplorasi pengetahuan,
mengajukan pertanyaan, menemukan masalah, mendeterminasikan solusi,
merancang dan mengimplementasi proyek”.
Secara detail Boundee, Kidrakarn, dan Sa-Ngiamvibool (2011: 499)
menerangkan bahwa “PBL merupakan model pembelajaran yang
menempatkan siswa sebagai pusat pada proses pembelajaran. Model ini
digunakan secara luas untuk menggantikan pengajaran tradisional yang
menjadikan guru sebagai pusat kegiatan pembelajaran, yang secara tegas
dipanuti dalam pembelajaran. Proses pembelajaran PBL merupakan
pembelajaran yang sistematis dan teratur untuk menghasilkan solusi yang

16

dapat digunakan dan aplikatif, membangun motivasi, dan menguatkan
keterampilan hidup yang dibutuhkan.

Menurut Semiawan (2006: 84-87) dalam pelaksanaan pembelajaran dengan
model PBL meliputi empat tahapan yaitu:
1. tahap perencanaan: (a) mempelajari materi pembelajaran dalam silabus dari
mata pelajaran yang menjadi tema dari proyek tersebut, (b) membuat
diagram kaitan antara tema dengan materi pembelajaran dari mata pelajaran
lain, (c) merumuskan tujuan pembelajaran dengan menggunakan model
proyek tersebut, (d) menentukan langkah-langkah dalam kegiatan
pembelajaran, (e) merencanakan organisasi kelas sesuai dengan kegiatan
pembelajaran (misal bekerja dalam kelompok), (f) menyiapkan formatformat pengamatan untuk siswa, (g) merencanakan kegiatan tindak lanjut,
dan (h) menyiapkan penilaian kegiatan belajar-mengajar,

2. tahap pelaksanaan: (a)pada permulaan pembelajaran, guru mengemukakan
tema proyek, (b) guru mengajak siswa menelaah kemungkinan mengaitkan
tema dengan berbagai mata pelajaran (walaupun guru sebelumnya sudah
menyiapkan diagram kaitan tema mata pelajaran lain), guru berperan
membimbing dan mengatur jalannya diskusi serta memberikan bantuan bila
diperlukan, (c) sesudah diagram kaitan tema dengan mata pelajaran lain itu
terbentuk, guru membagi kelas dalam beberapa kelompok, (d) tiap
kelompok merencanakan bagaimana melakukan kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan materi yang telah dikaitkan dengan tema, guru
membimbing setiap kelompok dan memberikan bantuan bila siswa

17

memerlukannya, tiap kelompok mendiskusikan dan mencatat hasil
diskusinya, (e) data/informasi yang terkumpul didiskusikan, diolah, dan
ditulis serta siap untuk dilaporkan, (f) sesudah semua kelompok siap untuk
melaporkan, maka guru (atau seorang siswa ataupun sekelompok siswa)
memimpin pelaporan, (g) siswa-siswa lain memberikan komentar atau
saran yang dicatat oleh anggota kelompok yang sedang melaporkan, guru
kadang-kadang memberikan saran atau bantuan seperlunya bila ternyata
diskusi kurang lancar atau terhenti, (h) berdasarkan komentar dan saran
kelompok mendiskusikan dan bersepakat untuk menambah atau
mengurangi, serta menyempurnakan laporan dengan mencari data yang
perlu ditambahkan atau memperbaiki gambar dan tulisan

3. tahap tindak lanjut: untuk lebih memantapkan hasil kegiatan belajar para
siswa dilibatkan lagi dalam kegiatan tindak lanjut. Salah satu kegiatan
tindak lanjut yang diterapkan adalah pameran,

4. tahap penilaian: (a) secara verbal, misalnya tanya jawab dan diskusi, (b)
secara tertulis, misalnya berupa laporan dan tes, dan (c) penilaian hasil
karya siswa.
Adapun indikator penilaian produk (dimodifikasi dari Balitbang Depdiknas,
2002: 4) meliputi: (1) fungsional produk, (2) keorisinilan produk, (3) daya
tahan produk, (4) manfaat produk, (5) nilai ekonomi produk, (6) nilai estetika
produk, dan (7) menunjukkan inovasi dan kreasi dalam teknik pembuatan.

18

Model PBL memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan sebagaimana
pendapat menurut Roestiyah (1998: 81) dan Djamarah (2000: 196) antara lain:
1. kelebihan
a. dapat memperluas pemikiran siswa dari yang sempit menjadi lebih
luas dan menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah
yang dihadapi dalam kehidupan
b. melalui model ini siswa dibina dengan membiasakan menerapkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang
diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
c. model ini sesuai dengan prinsip-prinsip didaktik modern yang dalam
pengajaran perlu diperhatikan yaitu: (a) kemampuan individual siswa
dan kerjasama dalam kelompok, (b) bahan pelajaran tak terlepas dari
kehidupan riil sehari-hari yang penuh masalah, (c) pengembangan
aktivitas, kreativitas, dan pengalaman siswa banyak dilakukan agar
teori dan praktek, sekolah, dan kehidupan masyarakat menjadi satu
kesatuan yang tak terpisahkan.

2. kekurangan
a. tiap mata pelajaran mempunyai kesulitan sendiri, hal mana yang tak
dapat dipenuhi dalam proyek total
b. bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan
pokok unit yang dibahas

19

c. sukar untuk memilih pokok proyek yang tepat. Harus dapat memilih
topik unit yang tepat sesuai kebutuhan siswa, fasilitas yang memadai,
dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan
d. hasilnya tergantung pada kecakapan guru untuk menyelenggarakan
sesuatu
e. menyiapkan tugas bukan suatu pekerjaan yang mudah, organisasi
bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan model ini sukar dan
memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum
disiapkan untuk ini
f. kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal
maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan model ini.

20

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Pembina Menggala pada bulan
September 2013.

B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Pembina
Menggala tahun pelajaran 2013/2014. Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik purposive sampling yaitu sample dipilih dengan tujuan tertentu
(Margono, 2000:37).

C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain eksperimental
perlakuan tunggal. Sampel merupakan kelas dengan kondisi yang heterogen,
diberikan perlakuan menggunakan model project based learning (PBL) yang
mengintegrasikan siswa untuk belajar sambil berbuat dengan menghasilkan
produk.

D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri atas dua tahap yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut:
1.

Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut:

21

a. membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke sekolah
b. mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk
mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan di teliti
c. menetapkan sampel penelitian
d. membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana
Pelaksaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Kelompok (LKK)
e. membuat instrumen penelitian yaitu lembar observasi aktivitas siswa,
lembar penilaian kreativitas siswa, lembar penilaian produk siswa,
angket tanggapan siswa, dan angket penilaian produk
f. membentuk kelompok diskusi bersifat heterogen berdasarkan nilai
akademik siswa. Setiap kelompok terdiri dari 6 siswa.

2. Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan dengan menggunakan model
pembelajaran PBL pada kelas X. Penelitian ini direncanakan sebanyak dua
kali pertemuan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
a. Pertemuan Pertama
Kegiatan Awal
1) apersepsi dilakukan oleh siswa dengan memperhatikan penjelasan
guru, ” Hari ini kita akan belajar mengenai cara untuk mendaur ulang
limbah sebagai upaya pelestarian lingkungan dan peningkatan
ekonomi kreatif Bangsa”.
2) siswa memperoleh motivasi dari guru, ” Dengan mempelajari betapa
pentingnya daur limbah dalam kehidupan untuk meminimalisasi

22

pencemaran lingkungan yang terjadi dan sebagai sumber acuan
ekonomi kreatif Bangsa”.
Kegiatan Inti
1) setiap kelompok siswa memperoleh LKK berbasis proyek sesuai
dengan jumlah anggota kelompoknya.
2) siswa dalam kelompok mengerjakan LKK berbasis proyek dengan
mendiskusikan pertanyaannya (bekerja sama untuk menemukan dan
menyajikan data yang berkaitan dengan jenis-jenis dan contohcontoh limbah serta merencanakan proses daur ulang limbah yang
akan dilakukan).
3) siswa mengumpulkan LKK berbasis proyek yang sudah dikerjakan.
4) setiap kelompok mempresentasikan perencanaan proyek yang akan
dilakukan.
5) kelompok lainnya diperkenankan untuk memberikan saran atau
mengajukan pertanyaan.
6) kelompok yang presentasi menjawab pertanyaan dari kelompok
lainnya.
7) siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami ketika guru
memberikan konfirmasi.

Kegiatan Penutup
1) siswa memperhatikan penyampaian guru tentang umpan balik
terhadap proses dan hasil pembelajaran.
2) siswa memperhatikan penyampaian guru tentang rencana pembuatan
produk pada waktu yang disepakati (diluar kegiatan pembelajaran),

23

memberi tugas pembuatan laporan pelaksanaan proyek, dan
menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran pada pertemuan
selanjutnya.

b. Pertemuan Kedua
Kegiatan Awal
1) siswa mengumpulkan produk daur ulang yang ditugaskan pada
pertemuan sebelumnya.
2) apersepsi dilakukan oleh siswa dengan memperhatikan penjelasan
guru, ” Pertemuan yang lalu kalian telah merencanakan daur ulang
limbah dan telah melaksanakan daur ulang limbah dirumah. Hari ini
kita akan mempresentasikan produk hasil daur ulang yang telah
kalian lakukan dan tata cara dari proses daur ulang”.
3) siswa memperoleh motivasi dari guru, ” Dengan mempelajari materi
ini kita dapat mengaplikasikan kreativitas kita untuk meningkatkan
perekonomian Negara dan membantu mengurangi pencemaran
lingkungan”.

Kegiatan Inti
1) setiap kelompok siswa menerima angket penilaian persentasi untuk
kelompok lainnya sesuai dengan jumlah anggota kelompoknya.
2) setiap kelompok membuat pameran produk yang dihasilkan.
3) setiap kelompok mempresentasikan proses pembuatan produk dan
alasan membuat produk tersebut.

24

4) setiap kelompok memberikan penilaian kepada kelompok yang
melakukan presentasi sesuai angket yang diberikan.
5) setelah semua kelompok melakukan presentasi, masing-masing
kelompok diperkenankan bertanya kepada setiap kelompok.
6) setiap kelompok mendiskusikan jawaban pertanyaan yang diajukan
kelompok lain.
7) setiap kelompok menjawab pertanyaan yang diajukan.

Kegiatan Akhir
1)

siswa memperhatikan penyampaian guru tentang umpan balik
terhadap proses dan hasil pembelajaran.

2)

siswa memperhatikan penyampaian guru tentang rencana
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

E. Jenis dan Teknik Pengambilan Data
Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah:
1. Jenis data
Data yang digunakan berupa data kualitatif meliputi: aktivitas siswa,
penilaian kreativitas siswa, penilaian produk siswa, data angket penilaian
siswa terhadap produk dan angket tanggapan siswa terhadap model
pembelajaran PBL.

2. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut:
a) Lembar Observasi Aktivitas Siswa

25

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang
diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati point
kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda contreng (√) pada
lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan pada poin
aktivitas yang dilakukan oleh siswa.

Tabel 1. Lembar observasi aktivitas belajar siswa
Skor Aspek Aktivitas Belajar Siswa
A

No urut siswa
1

2

B
3

1

2

Dst.
3

1

2

3

1
2
3
4
5
Dst.
Jumlah skor
Skor maksimum
Persentase (%)
Kriteria

(dimodifikasi dari Suwandi, 2012: 32).
Keterangan aspek aktivitas belajar siswa:
A. mengemukakan ide-ide baru
skor:
1. mengemukakan ide tetapi tidak baru dan tidak sesuai dengan
pembahasan daur ulang limbah
2. mengumukakan ide baru tapi tidak sesuai atau mengemukakan ide
yang tidak baru tapi sesuai dengan pembahasan daur ulang limbah
3. mengemukakan ide baru yang sesuai dengan pembahasan daur
ulang limbah.
B. bertukar informasi
skor:
1. tidak berkomunikasi secara lisan/tulisan dalam bertukar
pendapat dengan anggota kelompok (diam saja).
2. berkomunikasi secara lisan/tulisan dengan anggota kelompok
tetapi tidak sesuai pembahasan daur ulang limbah.
3. berkomunikasi secara lisan/tulisan dengan anggota kelompok
sesuai pembahasan daur ulang limbah.

26

C. mempresentasikan hasil diskusi kelompok
skor:
1. siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil
diskusi kelompok secara sistematis dan tidak dapat menjawab
pertanyaan.
2. siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil
diskusi kelompok dengan secara sistematis dan menjawab
pertanyaan dengan benar atau dapat mempresentasikan hasil
diskusi secara sistematis tetapi tidak dapat menjawab pertanyaan.
3. siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi
secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar.
D. memberikan masukan/pendapat (pemikiran) yang luwes
skor:
1. tidak memberikan masukan atau memberikan masukan yang tidak
fleksibel
2. memberikan masukan yang fleksibel tapi tidak sesuai dengan
pembahasan daur ulang limbah
3. memberikan masukan yang fleksibel dan sesuai dengan
pembahasan daur ulang limbah
(dimodifikasi dari Sardiman, 1986: 99-100).

b) Lembar penilaian kreativitas siswa
Lembar penilaian kreativitas siwa meliputi aspek penilaian terhadap
perancangan produk yang akan dihasilkan. Setiap produk diamati point
penilaiannya dengan cara memberi tanda contreng (√) pada lembar
penilaian sesuai dengan aspek yang telah ditentukan pada Tabel 2.

Tabel 2. Lembar penilaian kreativitas siswa

No kelompok

1

A
2

Skor Aspek penilaian kreativitas siswa
B
3
1
2
3
1

1
2
3
4
5
6
Jumlah skor
Skor maksimum
Persentase %
Kriteria

(dimodifikasi dari Suwandi, 2012: 32).

Dst.
2

3

27

Keterangan aspek penilaian kreativitas siswa:
A. membuat perencanaan dan mengembangkan gagasan
skor:
1. membuat perencanaan tetapi tidak sempurna dan kurang sesuai
dengan bahan yang dipilih
2. membuat perencanaan tidak sempurna tetapi sesuai dengan bahan
yang dipilih
3. membuat perencanaan yang sempurna dan sesuai dengan bahan
yang dipilih
B. bereksplorasi dalam mendesain produk
skor:
1. desain produk tidak memiliki inovasi, kreasi, dan tidak sistematis
dalam pembuatannya
2. desain produk berinovasi atau berkreasi dan sistematis dalam
pembuatannya
3. desain produk berinovasi, berkreasi, dan sistematis dalam
pembuatannya
C. interdisiplin ilmu
skor:
1. perencanaan tidak mempertimbangkan aspek ilmu lain
2. perencanaan mempertimbangkan 1-2 aspek ilmu lain
3. perencanaan mempertimbangkan 3-4 aspek ilmu lain
D. memilih bahan-bahan yang tepat
skor:
1. bahan yang digunakan tidak sesuai dengan tema pembelajaran dan
tidak sesuai dengan desain yang direncanakan
2. bahan yang digunakan sesuai dengan tema pembelajaran dan tidak
sesuai dengan desain yang direncanakan atau bahan yang
digunakan tidak sesuai dengan tema dan sesuai dengan desain yang
direncanakan
3. bahan yang digunakan sesuai dengan tema pembelajaran dan sesuai
dengan desain yang direncanakan.
E. menggunakan alat
skor:
1. peralatan yang digunakan tidak sesuai dengan perencanaan dan
tidak ramah lingkungan
2. peralatan yang digunakan sesuai degan perencanaan tetapi tidak
ramah lingkungan atau peralatan yang digunakan tidak sesuai
dengan perencanaan tetapi ramah lingkungan
3. peralatan yang digunakan sesuai dengan perencanaan dan ramah
lingkungan
(dimodifikasi dari Balitbang Depdiknas, 2002: 4).

28

c) Lembar Penilaian Produk Siswa (dalam Kelompok)
Lembar penilaian produk meliputi aspek penilaian terhadap produk
yang dihasilkan. Setiap produk diamati point penilaiannya dengan cara
memberi tanda contreng (√) pada lembar penilaian sesuai dengan aspek
yang telah ditentukan.
Tabel 3. Lembar penilaian produk siswa (dalam kelompok)
Skor Aspek penilaian produk
A

No kelompok
1

2

B
3

1

2

Dst.
3

1

2

1
2
3
4
5
6
Jumlah skor
Skor maksimum
Persentase (%)
Kriteria

(dimodifikasi dari Suwandi, 2012: 32).
Keterangan aspek penialain produk:
A. fungsional produk
skor:
1. produk tidak memiliki fungsi penggunaan
2. produk memiliki fungsi penggunaan yang relatif digunakan
masyarakat
3. produk memiliki fungsi penggunaan yang dominan digunakan
masyarakat
B. keorisinilan produk
skor:
1. produk tidak orisinil (tidak baru)
2. produk merupakan modifikasi produk yang sudah ada
3. produk orisinil (baru/ sebelumnya tidak pernah ada)
C. daya tahan produk
skor:
1. produk tidak memiliki daya tahan
2. produk hanya dapat digunakan selama satu kali pemakaian
3. produk dapat digunakan berulang kali

3

29

D. manfaat produk (terhadap pencegahan pencemaran lingkungan)
skor:
1. produk tidak bermanfaat dan tidak mengurangi pencemaran
lingkungan
2. produk bermanfaat dan tidak mengurangi pencemaran lingkungan
3. produk bermanfaat dan mengurangi pencemaran lingkungan
E. nilai ekonomi produk
skor:
1. produk memiliki nilai ekonomi yang rendah
2. produk memiliki nilai ekonomi yang tinggi
3. produk memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi
F. nilai estetika produk
skor:
1. produk tidak memiliki unsur seni yang indah
2. produk memiliki unsur seni yang sederhana
3. produk memiliki unsur seni yang tinggi
G. menunjukkan inovasi dan kreasi dalam teknik pembuatan
skor:
1. produk tidak memiliki unsur inovasi dan kreasi
2. produk memiliki unsur inovasi atau kreasi
3. produk memiliki unsur inovasi dan kreasi
(dimodifikasi dari Balitbang Depdiknas, 2002: 4).

d) Angket Tanggapan Siswa terhadap Model PBL
Angket tanggapan siswa berisi pendapat mengenai pembelajaran
berbasis proyek di kelas, berupa 10 pernyataan, terdiri dari 5 pernyataan
positif dan 5 pernyataan negatif. Angket ini memiliki 4 pilihan jawaban
yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak
setuju (STS) seperti pada Tabel 4.
Tabel 4. Item pernyataan pada angket terhadap model PBL
No
1

2
3

Pernyataan
Saya senang mempelajari submateri jenis-jenis dan daur
ulang limbah dengan model pembelajaran yang digunakan
oleh guru
Saya merasa model pembelajaran yang digunakan guru
membuat saya berperan aktif (tidak hanya diam dan
mendengarkan)
Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari dengan
model Project Based Learning (pembuatan produk)

SS

S T STS

30

No
4
5
6
7
8
9

10

F.

Pernyataan
Model pembelajaran yang digunakan sangat aplikatif dan
bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari
Model pembelajaran yang digunakan memotivasi saya untuk
belajar
Model pembelajaran yang digunakan tidak mampu
mengembangkan kemampuan berfikir kreatif saya
Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses
pembelajaran yang berlangsung
Saya merasa sulit mengerjakan LKK dengan model
pembelajaran yang digunakan guru
Saya merasa model pembelajaran yang digunakan tidak
mampu membuat saya mengaitkan interdisiplin ilmu yang
saya miliki
Saya merasa tidak memperoleh wawasan baru setelah
mempelajari jenis-jenis dan daur ulang limbah dengan
model pembelajaran yang digunakan oleh guru

SS

S T STS

Angket Penilaian terhadap Produk oleh Siswa Lainnya
Angket penilaian yang berisi beberapa pernyataan yang menunjukkan
penilaian siswa terhadap produk yang dibuat oleh kelompok lainnya.
Angket ini terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif yang
memiliki empat pilihan jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak
setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS) seperti pada Tabel 5.

Tabel 5. Item indikator penilaian produk dan pernyataan item
Indikator
penilaian
produk
Fungsional
produk

No
1

Keorisinilan
produk

2

Daya tahan
produk

3

Manfaat
produk

4
5

Nilai ekonomi
produk
Nilai estetika
produk

6
7
8

Pernyataan
Produk memiliki fungsi penggunaan
dalam kehidupan sehari-hari
Saya tidak merasa asing dengan
produk karena bukan merupakan
produk baru
Produk tidak dapat digunakan dalam
jangka waktu lama
Produk yang dibuat ini, membantu
meminimalisasi pencemaran
lingkungan
Produk dapat menjadi rujukan
ekonomi kreatif bagi masyarakat
Produk tidak akan laku bila dijual
Produk tidak memiliki harga yang
tinggi bila dijual dipasar
Produk tidak memiliki nilai seni
keindahan

SS

S

TS STS

31

Inovasi dan
kreasi dalam
teknik
pembuatan

9
10

Produk tidak dibuat dengan kreasi
Produk memiliki inovasi (modifikasi)
teknik pembuatan

F. Teknik Analisis Data
a. Aktivitas Belajar Siswa
Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan
data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan
menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah–langkah yang dilakukan
yaitu:
1) Menghitung aktivitas dengan menggunakan rumus:
∑Xi
P =

x 100 %
n

Keterangan: P = persentase aktivitas; ∑Xi = Jumlah skor yang
diperoleh; n = Jumlah skor maksimum; (Sudjana, 2002 :
69).
Tabel 6. Lembar observasi aktivitas siswa
No urut siswa
1

A
2

3

1

Aspek yang diamati
B
C
2
3
1
2

3

1

1
2
3
Dst
Jumlah skor
Skor maksimum
Persentase (%)
Kriteria

(dimodifikasi dari Suwandi, 2012: 32).
Keterangan aspek aktivitas siswa:
A.
B.
C.
D.

mengemukakan ide-ide baru
bertukar informasi
mempresentasikan hasil diskusi kelompok
memberikan masukan./pendapat (pemikiran) yang luwes.

D
2

3

32

2) Menafsirkan atau menentukan persentase aktivitas belajar siswa sesuai
kriteria pada Tabel 7.
Tabel 7. Kriteria persentase aktivitas belajar siswa
Persentase (%)

Kriteria

87,5 – 100
75,0 – 87,4
50,0 – 74,9
25,0 – 49,9
0,0 – 24,9

Sangat aktif
Aktif
Cukup aktif
Kurang aktif
Tidak aktif

(dimodifikasi dari Hidayati dalam Suwandi, 2012: 38).

b. Mendeskripsikan Kreativitas Siswa
Memberi skor dengan cara memberi tanda contreng (√) pada setiap item
yang sesuai skor pada tiap aspek kreativitas siswa dalam merancang
produk seperti Tabel 8.
Tabel 8. Lembar penilaian kreativitas siswa
Skor pada aspek kreativitas siswa
No kelompok
Skor
1
2
3
4
5
6
Jumlah skor
Skor maksimum
Persentase (%)
Kriteria

A
1

2

B
3

1

2

Dst
3

1

2

3

(dimodifikasi dari Suwandi, 2012: 32).
Keterangan aspek penilaian kreativitas siswa:
A. membuat perencanaan
B. bereksplorasi dan mengembangkan gagasan dalam mendesain produk
C. interdisiplin ilmu dan aplikasi konsep
D. memilih bahan-bahan yang tepat
E. menggunakan alat
(dimodifikasi dari Balitbang Depdiknas, 2002: 4).

33

Adapun langkah-langkah untuk menghitung indeks kreativitas siswa yaitu:
1) Menjumlahkan skor seluruh siswa.
2)

Menentukan skor tiap indikator kreativitas siswa dengan menggunakan
rumus:
f  100
P=

N
Ket: P = Point yang dicari; f = Jumlah point kreativitas yang
diperoleh; N = Jumlah total point kreativitas siswa tiap indikator
(dimodifikasi dari Sudijono, 2004: 40).
3) Menentukan persentase skor tiap item indikator kreativitas siswa.
4) Setelah data diolah dan diperoleh nilainya, maka nilai kreativitas siswa
dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut.
Tabel 9. Kriteria kreativitas siswa
Persentase
80,1-100
60,1-80
40,1-60
20,1-40
0,0-20

Kriteria
Sangat kreatif
Kreatif
Cukup kreatif
Kurang kreatif
Tidak kreatif

(dimodifikasi dari Arikunto, 2010: 245).
c. Mendeskripsikan Nilai Produk Siswa
Memberi skor dengan cara memberi tanda contreng (√) pada setiap item
yang sesuai skor pada tiap aspek penilaian produk yang dihasilkan siswa
seperti Tabel 10.
Tabel 10. Lembar penilaian produk siswa
Skor pada aspek kreativitas siswa (F)
No kelompok
Skor
1
2
dst.
Jumlah skor (F)
Skor maksimum
Persentase (%)
Kriteria

A
1

2

B
3

(dimofdifikasi dari Suwandi, 2012: 32).

1

2

Dst
3

1

2

3

34

Keterangan aspek penilaian kreativitas siswa:
A. fungsional produk
B. keorisinilan produk
C. daya tahan produk
D. manfaat produk (terhadap pencegahan pencemaran lingkungan)
E. nilai ekonomi produk
F. nilai estetika produk
G. menunjukkan inovasi dan kreasi dalam teknik pembuatan
(dimodifikasi dari Balitbang Depdiknas, 2002: 4).
1) Menjumlahkan skor seluruh siswa.
2) Menentukan skor tiap indikator kreativitas siswa dengan menggunakan
rumus:
P=

f  100
N

Ket.: P = Point yang dicari; f = Jumlah point kreativitas yang
diperoleh; N = Jumlah total point kreativitas siswa tiap indikator
(dimodifikasi dari Sudijono, 2004: 40).

3) Menentukan persentase skor tiap item indikator kreativitas siswa.
4) Setelah data diolah dan diperoleh nilainya, maka nilai kreativitas siswa
dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut.
Tabel 11. Penilaian poduk siswa
Persentase
80,1-100
60,1-80
40,1-60
20,1-40
0,0-20

Kriteria
Sangat bernilai
Bernilai
Cukup bernilai
Kurang bernilai
Tidak bernilai

(dimodifikasi dari Arikunto, 2010: 245).
d. Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Model Pembelajaran PBL
Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dikumpulkan melalui
penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 10 pernyataan yang terdiri
dari 5 pernyataan positif dan 5 pernyataan negatif. Pengolahan data angket
dilakukan dengan cara memberikan skor satu pada tiap tanggapan siswa.

35

Tabel 12. Penskoran angket tanggapan siswa pada pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran PBL
Pernyataan

Tanggapan

1

Nomor urut siswa
2
3
4
Dst

Jumlah
skor

Persentase
(%)

SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS

1

Dst.

1) Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
 S  100
X in 
S maks
Ket.: X in = Persentase jawaban siswa;

S

= Jumlah skor jawaban;

S maks = Skor maksimum yang diharapkan (Sudjana, 2002: 69)
2) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi
yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan
kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket.
3) Menafsirkan persentase angket untuk mengetahui tanggapan siswa
mengenai pembelajaran dengan menggunakan model PBL.
Tabel 13. Tafsiran persentase jawaban
Persentase
(%)
75,1-100
50,1-75
25,1-50
0,0-25

Kriteria
Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju

(dimodifikasi dari Arikunto, 2010: 245).

e. Penilaian Siswa terhadap Kreativitas Siswa Lainnya berdasarkan
Produk yang Dihasilkan
Penilaian siswa terhadap kreativitas siswa lainnya berdasarkan produk
yang dihasilkan dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket
tanggapan berisi 10 pernyataan yang terdiri dari 5 pernyataan positif dan 5
pernyataan negatif.

36

Tabel 14. Penskoran angket penilaian siswa terhadap kreativita

Dokumen yang terkait

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING Studi Komparasi Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Project Based Learning Terhadap Keaktifan Siswa Kelas X Dalam Pembelajaran Ekonomi

0 2 15

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR Studi Komparasi Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Learning Dan Project Based Learning dalam Meningkatkan Partisipasi

0 4 15

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DENGAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN.

0 2 10

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PROJECT BASED LEARNING.

0 2 16

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Problem Based Learning Dan Project Based Learning Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas X Semester

0 2 17

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Problem Based Learning Dan Project Based Learning Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa Kelas X Semester

0 3 15

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATKA SISWA DENGAN PROJECT BASED LEARNING Peningkatan Kreativitas Dan Prestasi Belajar Matematka Siswa Dengan Project Based Learning ( Ptk Pembelajaran Matematika Siswa Kelas Viie Semester Genap Smp Negeri

0 1 18

MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

4 7 118

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS MAHASISWA

0 2 5

PENGARUH AKTIVITAS BLOGGING DALAM MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

0 0 11