Harga Diri Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Harga Diri dengan Perilaku Heteroseksual Siswa Kelas X dan XI Jurusan Tata Boga SMK Negeri 1 Salatiga T1 132009002 BAB II

18 2.1.6 Tugas perkembangan remaja Tugas perkembangan remaja menurut Havinghurts dalam Agustiani, 2006 adalah: 1 Mencapai relasi baru dan lebih matang bergauldengan teman seusia dari kedua jenis kelamin. 2 Mencapai maskulinitas dan feminitasdari peran social. 3 Menerima perubahan fisik dan menggunakannya secara efektif 4 Mencapai ketidak tergantungan emosuonal dari orang tua dan orang dewasa lainnya 5 Menyiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga 6 Menyiapkan diri untuk karir ekonomi 7 Menemukan set dari nilai-nilai dan sistem etika sebagai penunjuk dalam perilaku mengembangkan ideology 8 Mencapai dan diharapkan untuk memiliki tingkah laku social secara bertanggung jawab.

2.2 Harga Diri

2.2.1 Pengertian harga diri Coopersmith 1978 menyatakan bahwa harga diri merupakan evaluasi yang dibuat oleh individu menganai hal-hal yang berkaitan dengan dirinnya yang diekspresikan melalui suatu bentuk penilaian setuju dan menunjukan tingkat dimana individu meyakini dirinya sebagai individu yang mampu, penting dan berharga. Harga diri seseorang dapat menentukan bagaimana cara seseorang 19 berperilaku dalam lingkungannya. Peran harga diri dalam menentukan perilaku ini dapat dilihat melalui proses berpikirnya, emosi, nilai, cita-cita serta tujuan yang hendak dicapai seseorang. Maka seseorang memiliki harga diri yang tinggi, maka perilakunya juga akan positif, sedangkan bila harga dirinya rendah, akan tercemin pada perilaku yang negatif. 2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga diri Faktor-faktor yang mempengaruhi Harga Diri menurut Coopersmith 1978 yaitu : 1. Faktor pengalaman Pengalaman dalam bentuk emosi, perasaan, tindakan dan kejadian yang pernah dialami individu yang dirasakan bermakna dan meninggalkan kesan dalam hidup individu.Pengalaman berhasil individu menyesuaikan diri dengan lingkungan serta mengatasi kekurangan diri menyebabkan timbulnya kepercayaan diri dan harga diri individu.. 2. Faktor pola asuh orang tua Pola asuh merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anaknya yang meiliputi cara orang tua memberikan aturan-aturan, hadiah maupunhukuman, cara orang tua menujukkan orientasinya dan cara orang tua memberikan perhatiannya serta tanggapan terhadap anaknya. Orang tua permisif atau mengijinkan, sampai akhirnya orang tua menghukum anak dengan perlakukan kasar dan menghina serta tanpa menujukkan kasih sayang.Sebaliknya orang tua anak yang memiliki harga diri tinggi sangat memperhatikan tuntutan, ketentuan yang orang tua ciptakan untuk anak-anak dan kepastian yang orang tua 20 tuntut pada anak-anak.Dengan demikian orang tua memberikan kepada anak sesuatu struktur moral yang jelas sehingga anak-anak dapat menggunakannya dan mengendalikan perilakukanya. Pola asuh orang tua menurut Coopersmith 1978 dapat meningkatkan harga diri anak yang cenderung memiliki karakteristik sebagai berikut : a Anak menerima kasih sayang dan terlibat. Dimana orang tua secara terbuka dan sering menampilkan kasih sayang kepada anak-anak mereka, menaruh minat dalam kegiatan anak-anak meraka dan berkenalan dengan teman-teman anak-anak mereka. b Orang tua yang ketat, yang tegas dan aturan ditegakkan secara konsisten dalam keluarga. Menegakakan disiplin dalam keluarga sangat penting agar anak terbiasa menaati peraturan yang ada, namun jangan sampai anak tertekan dengan aturan-aturan itu. Oleh karena itu orang tua harus berhati- hati dalam membuat peraturan dan konsisten. c Anak akan menyukai orang tua yang menggunakan sedikit hukuman fisik atau ancaman untuk menarik cinta. Orang tua dari anak-anak dengan harga diri sedang akan lebih cenderung menggunakan hukuman badan atau penarikan cinta. Kecenderungan ini bahkan lebih banyak dilakukan oleh orang tua yang memiliki anak-anak dengan harga diri rendah. d Anak lebih menyukai suasana keluarga yang lebih demokratis.walaupun orang tua yang ketat dan tegas, tetapi terbukti bahwa anak dengan harga diri tinggi tidak menyukai orang tua dogmatis atau diktator. 21 3. Faktor lingkungan sosial Lingkungan memberikan dampak kepada remaja melalui hubungan yang baik antara remaja dengan orang tua, teman sebaya dan lingkungan sekitasrnya sehingga menumbuhkan rasa aman dan nyaman dalam penerimaan sosial serta harga dirinya. Kehilangan kasih sayang, penghinaan dan dijauhi teman sebaya akan menurunkan harga diri, sebaliknya keberhasilan bersahabat dan bermasyarakat akan meningkatkan harga diri. 4. Faktor sosial ekonomi Sosial ekonomi merupakan dasar perbuatan seseorang yang menimbulkan dorongan untuk memenuhi kebutuhan individu dalam hubungannya dengan lingkungan sosial yang memerlukan dukungan finansial dan berpengaruh pada kebutuhan hidup sehari-hari. Individu yang tingkat sosial ekonominya tinggi akan mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya sehingga memperkuat kepercayaan pada diri individu dan harga dirinya. 2.2.4 Aspek-aspek dalam harga diri Coopersmith 1978, membagi harga diri dalam empat aspek, yaitu: 1 Penerimaan diri Penerimaan diri merupakan kunci yang direfleksikan individu dalam dirinya meliputi sikap, perhatian, dan ekspresi perasaan mereka terhadap diri individu.Ekspresi tersebut dikatakan sebagai penerimaan atau popularitas, kebalikannya disebut sebagai penolakan atau isolasi.Penerimaan ini dibentuk oleh kehangantan, tanggapan, perhatian serta menerima individu sebagaimana adanya. 22 2 Penerimaan sosial Proses indentifikasi anak dengan orang tua dalam pembentukan harga diri seseorang. Keluarga adalah lingkungan pertama yang ditemui oleh individu dan menjadi tempat penting dalam perkembangan hidup seseorang. Didalam keluarga seseorang dapat merasakan dirinya dicintai, diinginkan, diterima dan dihargai, pada akhirnya membantu individu untuk lebih dapat menghargai dirinya.Suka cita karena dihargai, dapat di pelihara dengan ucapan pujian yang tulus dan diberikan dengan konsisten. 3 Interaksi sosial Interaksi sosial sebagai cara pandang dan evaluasi diri sendiri, harga diri merupakan cermin dan kriteria penialaian orang-orang penting dalam dunia sosial individu, individu menyesuaikan dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya dan menginternalisasikan ide dan sikap yang diekspresikan oleh figure kunci dalam kehidupannya. Individu cendrung memberi respons terhadap sikap diri yang sesuai dengan apa yang diekspresikan orang-orang penting dalam kehidupannya. 4 penghargaan Individu yang menilai dirinya kurang menyenangkan dan mengagap dirinya kurang cakap dalam menghadapi lingkungan akan merasa dirinya kurang. Perasaan kurang atau rendah diri akan mempengaruhi usahanya untuk memperoleh status sosial yang sesuai dengan keinginannya. Dari keempat aspek tersebut menjadi dasar bagi penulis dalam penyusunan skala harga diri. Dalam penelitian ini, skala harga diri yang akan digunakan 23 adalah dari coopersmith yang telah dimodifikasi oleh Ribeca 2011 yang berjumlah 25 butir.

2.3 Hasil-hasil Penelitian yang Berhubungan

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Harga Diri dengan Perilaku Heteroseksual Siswa Kelas X dan XI Jurusan Tata Boga SMK Negeri 1 Salatiga T1 132009002 BAB I

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Harga Diri dengan Perilaku Heteroseksual Siswa Kelas X dan XI Jurusan Tata Boga SMK Negeri 1 Salatiga T1 132009002 BAB IV

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Harga Diri dengan Perilaku Heteroseksual Siswa Kelas X dan XI Jurusan Tata Boga SMK Negeri 1 Salatiga T1 132009002 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Harga Diri dengan Perilaku Heteroseksual Siswa Kelas X dan XI Jurusan Tata Boga SMK Negeri 1 Salatiga

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Harga Diri dengan Perilaku Heteroseksual Siswa Kelas X dan XI Jurusan Tata Boga SMK Negeri 1 Salatiga

0 1 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Efikasi Diri dengan Harga Diri pada Siswa Kelas X-F Jurusan Penjualan SMK PGRI 2 Salatiga T1 132007077 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Efikasi Diri dengan Harga Diri pada Siswa Kelas X-F Jurusan Penjualan SMK PGRI 2 Salatiga T1 132007077 BAB II

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Efikasi Diri dengan Harga Diri pada Siswa Kelas X-F Jurusan Penjualan SMK PGRI 2 Salatiga T1 132007077 BAB IV

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Efikasi Diri dengan Harga Diri pada Siswa Kelas X-F Jurusan Penjualan SMK PGRI 2 Salatiga T1 132007077 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Antara Efikasi Diri dengan Harga Diri pada Siswa Kelas X-F Jurusan Penjualan SMK PGRI 2 Salatiga

0 0 7