Penelitian selanjutnya adalah uji aktivitas terhadap sel Vero sel normal untuk mengkaji keamanan senyawa-senyawa
tersebut apabila digunakan untuk pengobatan kanker. Selain itu juga
akan dilakukan
uji mekanisme
molekuler senyawa
oligoresveratrol yang menunjukkan toksisitas yang tinggi baik
5
terhadap sel Hela S3 maupun Sel Raji. Mekanisme molekuler yang akan dikaji antara lain antiproliferasi, apoptosis, dan siklus
penghambatan sel.
1. Hasil Uji Sitotoksisitas terhadap sel Vero
10
Pengujian aktivitas terhadap sel Vero dilakukan pada ampelopsin H 3, terhadap sel Vero menunjukkan harga LC
50
305,652 gml, hal ini menunjukkan aktivitas yang kurang aktif.
Dengan demikian ampelopsin H 3 relatif aman terhadap sel normal.
15
2. Mekanisme molekuler ampelopsin H 3 terhadap sel Hela S3 a. Uji aktivitas antiproliferasi
Dari data uji sitotoksisitas tersebut Tabel 2 menunjukkan bahwa ampelopsin H 3 memiliki aktivitas yang hampir sama
20
dengan kontrol positif. Uji proliferasi sel dilakukan untuk mengetahui pola hambatan pertumbuhan sel akibat perlakuan
senyawa ampelopsin H 3. Pada sel normal proliferasi sel akan seimbang dengan kematian sel terprogram, namun pada sel kanker
proliferasi sel berjalan terus menerus. Proliferasi sel ini bisa
25
dihambat dengan pemberian senyawa tertentu atau perlakuan tertentu yang mengakibatkan kematian sel melalui beberapa
mekanime misalnya apoptosis atau nekrosis. Aktivitas antiproliferasi dilakukan dengan menggunakan MTT
cell proliferation
Kit, secara
kolorimetri berdasarkan
30
terbentuknya perubahan warna sel kontrol dan perlakuan. Sel
ditempatkan dalam plate 96 sumuran. Setelah 24 jam, sel ditambahkan DMSO 0,1-0,3 sebagai kontrol dan ditambahkan
sampel pada berbagai variasi dosis. Setelah diinkubasi selama 48 jam, sel ditambahkan 10 µL MTT reagent selama 4 jam pada suhu
37
o
C dan diencerkan hingga 100 µL dan didiamkan selama satu
5
malam. Secara kuantitatif perubahan produk yang dihasilkan diukur menggunakan spektrofotometer microtiter plate reader pada
595 nm. Prosentase pertumbuhan dihitung berdasarkan hasil perbandingan dengan sel kontrol yang hanya ditambahkan DMSO
tanpa sampel.
Aktivitas antiproliferasi
akibat penambahan
10
ampelopsin H 6 pada berbagai konsentrasi terdapat pada Tabel 2, dan dapat digambarkan seperti pada gambar 1.
Tabel 2. Aktivitas antiproliferasi akibat penambahan ampelopsin H 3 pada berbagai konsentrasi
No Konsentras
i Absorbansi
Rata-2 sel
sel mgmL
1 2
3 Absorba-
nsi mati
hidup 1
500 0.334
0.336 0.33
9 0.336 100.34
-0.34 2
400 0.313
0.322 0.42
4 0.353
98.21 1.79
3 300
0.313 0.314
0.38 0.380
94.77 5.23
4 200
1.112 0.708
0.32 9
0.716 51.87
48.13 5
100 0.639
0.779 0.91
0.776 44.26
55.74 6
Kontrol Sel
1.185 1.095
1.08 9
1.123 A 7
Kontrol Media
0.331 0.336
0.35 0.339 C
15
5
10
3. Uji aktivitas siklus penghambatan sel