8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskriptif Teori
1. Persepsi
Persepsi dalam
Kamus Besar
Bahasa Indonesia
2005:863, diinterprestasikan sebagai tanggapan atas penerimaan langsung dari sesuatu,
atau proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Pengertian tersebut memberikan pemahaman bahwa persepsi merupakan suatu
proses yang didahului oleh penginderaan. Penginderaan adalah suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerimaan yaitu alat indera.
Stimulus tersebut diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat sususnan syaraf, kemudian diorganisasikan, diinterprestasikan, sehingga individu menyadari
tentang apa yang diinderanya itu. Proses inilah yang dimaksud dengan persepsi. Persepsi merupakan proses integated dari individu terhadap stimulus yang
diterimanya. Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa persepsi merupakan proses pengorganisasian, penginterprestasian terhadap stimulus yang diterima
oleh individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu.
Menurut Miftah 2005:141, mengemukakan bahwa persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam
memahami informasi tentang lingkunganya, baik melalui pengelihatan, pendengaran, penghayatan maupun perasaan. Menurut Robbins 2006:169,
persepsi adalah proses yang digunakan individu mengelola dan menafsirkan kesan indera mereka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan.
Adanya proses persepsi individu dapat menyadari serta mengerti tentang
9
lingkungan yang ada disekitarnya dan juga tentang keadaan diri individu yang bersangkutan. Dengan demikian obkjek yang dipersepsi dapat berada diluar
individu yang mempersepsi dan juga dapat berada dalam diri orang yang mempersepsi, yang dapat disebut sebagai persepsi diri self-perseption.
Pengalaman-pengalaman individu dalam lingkungan yang berbeda kebudayaan dapat mempengaruhi bagaimana informasi penginderaan itu
diproses. Pengalaman seseorang yang merupakan akumulasi dari hasil berinteraksi dengan lingkungan masyarakatnya, lokasi geografisnya, latar
belakang social,
ekonomi, politiknya,
keterlibatan religiusnya,
sangat mempengaruhi persepsinya terhadap kegiatan dan keadaan.
Kebudayaan yang merupakan hasil cipta, rasa dan karsa dalam masyarakat berhubungan erat dengan perilaku manusia dan kepercayaan,
sehingga kebudayaan meliputi berbagai hal dalam kehidupan manusia, yaitu agama, pendidikan, struktur sosial-ekonomi-politik, pola keluarga, kebiasaan
mendidik anak, dan sebagainya. Pengertian tersebut memberikan pemahaman bahwa kondisi kehidupan sehari-hari seseorang sangat mempengaruhi persepsi
pada setiap peristiwa sosial, dimana dalam setiap kegiatan sosial tersebut selalu melibatkan hubungan antar subyek dan terbentuknya makna. Makna tersebut
akan menentukan kesanggupan seseorang untuk terlibat dan berpartisipasi pada kegiatan tertentu dalam masyarakatnya.
Persepsi selalu berkaitan dengan pengalaman dan tujuan seseorang pada waktu terjadinya proses persepsi. Persepsi merupakan tingkah laku selektif,
bertujuan dan merupakan proses pencapaian makna, dimana pengalaman merupakan faktor penting yang menentukan hasil persepsi. Tingkah laku selalu
didasarkan pada makna sebagai hasil perepsi terhadap kehidupan para