Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak penggemarnya, tidak terbatas pada usia remaja saja tetapi juga anak – anak dan orang tua, baik pria maupun wanita. Hal ini disebabkan cabang olahraga bulutangkis yang tidak terlalu sukar untuk dipelajari dan dimainkan. Pada dasarnya bermain bulutangkis dapat dimanfaatkan untuk tujuan rekreasi, meningkatkan kesehatan dan meningkatkan prestasi maupun sosialisasi. Bulutangkis di indonesia merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat populer diantara cabang olahraga lainnya. Permainan bulutangkis adalah permainan bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara satu orang lawan satu orang, atau dua orang lawan dua orang Herman Subardjah, 1999:13. Menurut Johnson 1984:5, bulutangkis sebagai olahraga hiburan dan pertandingan digemari tua muda diseluruh dunia. Dalam hal ini permainan bulutangkis mempunyai tujuan bahwa seorang pemain berusaha agar lawan tidak dapat memukul shuttlecocks dan jatuhnya di dalam daerah permainannya sendiri. Oleh karena itu, permainan bulutangkis merupakan salah satu permainan yang membutuhkan mobilitas yang tinggi, karena harus berusaha menyerang daerah lawan sebelum lawan siap pada posisinya. Pemain bulutangkis juga dituntut untuk memahami dan menguasai komponen dasar bermain bulutangkis, salah satu teknik dasar bermain bulutangkis meliputi : teknik memegang raket, teknik memukul shuttlecocks 2 dan teknik penguasaan kerja kaki footwork, Icuk Sugiarto, 1993:32. Karakteristik pada permainan bulutangkis juga terbilang berbeda dengan permainan lain, pada permainan bulutangkis mempunyai karakteristik yang khas yaitu mengejar shuttlecocks agar tidak jatuh di daerahnya sendiri, pemain harus mengejar kemanapun arah shutllecocks dengan tujuan shutllecocks dapat jatuh di daerah permainan lawan. Karena itu faktor kelincahan menjadi hal yang tidak kalah pentingnya dalam permainan bulutangkis, tujuannya adalah agar pemain dapat melakukan footwork dengan benar dan cepat. Hal tersebut berkaitan dengan permainan bulutangkis membutuhkan gerakan yang eksplosif dan cepat, sehingga faktor gerakan kaki footwork menjadi sangat penting dalam permainan bulutangkis. Footwork atau Gerakan kaki erat kaitannya dengan kekuatan dan kelincahan, sehingga banyak cara untuk melatih kekuatan dan kelincahan gerakan kaki footwork pemain bulutangkis, berikut beberapa latihan yang dapat meningkatkan kelincahan gerakan kaki pada permainan bulutangkis, diantaranya yaitu shutlle run, skipping, sprint, shadow. Didukung adanya kenyataan bahwa dari cabang olahraga ini telah memperlihatkan prestasi yang membanggakan. Perkembangan bulutangkis di indonesia sekarang ini mengalami perkembangan yang pesat, dilihat dari segi banyaknya sekolah bulutangkis yang lahir dibeberapa kota di setiap daerah, hal ini dibuktikan dengan munculnya klub atau sekolah bulutangkis di berbagai pelosok daerah di suatu kota serta banyaknya pertandingan – pertandingan yang diikuti oleh berbagai usia dan jenis kelamin. Sebagai salah 3 satu bukti bahwa bulutangkis mulai masuk ke kota, yaitu dengan adanya Sekolah Bulutangkis Serulingmas yang terletak di kabupaten Banjarnegara. Sekolah Bulutangkis Serulingmas berdiri pada tahun 2003, merupakan suatu wadah sebagai tempat penyaluran bakat bagi para anak usia dini sampai usia remaja usia 17 tahun yang ingin mengembangkan bakat mereka di dunia bulutangkis. Pelatihan diselenggarakan pada setiap hari senin, rabu, jum‟at, pukul 16.00 WIB - 20.00 WIB, di Gedung Bulutangkis Pemuda, kabupaten Banjarnegara. Jumlah pelatih yang ada dalam Sekolah Bulutangkis Serulingmas berjumlah 3 orang yaitu Bapak Giyanto, Bapak Radiman dan Bapak Agus. Sekolah Bulutangkis Serulingmas merupakan salah satu Sekolah Bulutangkis unggulan yang ada di Banjarnegara, dibuktikan dengan pencapaian prestasi sebagai runner-up disetiap turnamen resmi yang diselenggarakan oleh PBSI Banjarnegara sejak tahun 2003. Pencapaian prestasi sebagai runner-up tentu merupakan sebuah prestasi yang kurang membanggakan bagi Sekolah Bulutangkis Serulingmas, karena Sekolah Bulutangkis Serulingmas mempunyai banyak keunggulan diantaranya yaitu dari segi sarana berlatih, Sekolah Bulutangkis Serulingmas mempunyai 3 lapangan bulutangkis yang juga merupakan tempat digelarnya turnamen pertandingan resmi disetiap tahun. Dari segi pelatih, Sekolah Bulutangkis Serulingmas memiliki 3 orang pelatih yang merupakan mantan atlet bulutangkis berprestasi di kabupaten Banjarnegara pada masanya. Pada saat ini jumlah peserta Sekolah Bulutangkis mencapai 38 peserta dan terdiri dari kelompok usia dini sampai kelompok remaja, dalam setiap 4 latihan terdiri dari dua sesi latihan. Sesi pertama latihan yaitu masuk pukul 16.00 WIB – 18.00 WIB, dan sesi kedua pukul 18.30 WIB – 20.00 WIB. Pada saat proses latihan, semua peserta melakukan tugasnya masing-masing sesuai yang diperintahkan oleh pelatih. Berdasarkan pengamatan penulis, sebagaian besar peserta Sekolah Bulutangkis Serulingmas memiliki titik lemah yang sama, yaitu pada aspek kelincahan gerakan kaki, banyak langkah kaki yang masih lambat, koordinasi gerakan kaki yang kurang baik, dan gerakan kaki yang kurang efektif. Pengamatan penulis juga didukung dengan pendapat dari pelatih Sekolah Bulutangkis Serulingmas yang menyatakan bahwa kelemahan sebagian besar peserta Sekolah Bulutangkis Serulingmas ada pada aspek kelincahan gerakan kaki, pengamatan tidak berhenti hanya pada proses latihan, pada saat gelaran pertandingan resmi juga terlihat ketika sebagian besar peserta Sekolah Bulutangkis Serulingmas kalah dalam aspek kelincahan gerakan kaki. Dari beberapa kali pengamatan penulis dapat terlihat dengan jelas bahwa aspek kelincahan gerakan kaki menjadi masalah yang serius di kubu Sekolah Bulutangkis Serulingmas, karena itu dibutuhkan perlakuan secara khusus yang bertujuan untuk meningkatkan kelincahan gerakan kaki peserta Sekolah Bulutangkis Serulingmas. Berdasarkan uraian di atas maka penulis merasa terketuk untuk meningkatkan kelincahan gerakan kaki peserta Sekolah Bulutangkis Serulingmas, dan hal tersebut diwujudkan dalam bentuk penelitian secara ilmiah yang berjudul “Pengaruh Bermain Lampu Reaksi Terhadap 5 Kelincahan Gerakan Kaki Footwork Peserta Sekolah Bulutangkis Serulingmas Usia 12 – 17 tahun Banjarnegara 2014”.

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN PROGRAM APLIKASI LATIHAN FOOTWORK CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS TAHUN 2016.

3 7 25

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERMAIN BENTENG DENGAN LATIHAN BERMAIN HADANG TERHADAP KELINCAHAN PADA ATLET PUTRA SEPAKBOLA USIA 12 – 14 TAHUN SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) PATRIOT MEDAN TAHUN 2015.

0 3 21

PERBEDAAN PENGARUH BERMAIN BENTENG DENGAN BERMAIN HADANG TERHADAP KELINCAHAN PEMAIN SEPAKBOLA USIA 10 – 12 TAHUN SSB RAJAWALI MEDAN TAHUN 2013.

0 2 22

EFEKTIVITAS HASIL LATIHAN FOOTWORK BERPOLA TETAP DAN FOOTWORK BERPOLA TIDAK TETAP TERHADAP KELINCAHAN KAKI PADA ATLET BULUTANGKIS : Studi Eksperimen pada siswa Ekstra Kurikuler Bulutangkis SDN 3 Serang Cirebon.

1 3 33

(ABSTRAK) SUMBANGAN REAKSI DAN KELINCAHAN TERHADAP HASIL FOOTWORK PADA MAHASISWA IKK BULUTANGKIS I JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2009.

0 0 2

SUMBANGAN REAKSI DAN KELINCAHAN TERHADAP HASIL FOOTWORK PADA MAHASISWA IKK BULUTANGKIS I JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2009.

0 0 74

PENGARUH LATIHAN DODGING RUN DAN LADDER DRILL TERHADAP KELINCAHAN KAKI ATLET BULUTANGKIS PUTRA USIA 12-13 TAHUN PB. HARAPAN JAYA KABUPATEN MAGELANG.

4 20 116

PENGARUH LATIHAN SIRKUIT TERHADAP PENINGKATAN VO2MAKS ATLET BULUTANGKIS PUTRA USIA 12-15 TAHUN DI PB JUPITER BANJARNEGARA.

0 8 158

HUBUNGAN TINGGI BADAN DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN BERMAIN BULUTANGKIS PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMK MUHAMADIYAH 2 YOGYAKARTA PADA TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 1 106

PENGARUH BERMAIN MELEMPAR SHUTTLECOCK TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMK YPKK 1 SLEMAN.

0 0 96