33
kategori kurang. Dari hasil pengolahan data penelitian kemampuan motorik lompat siswa tunagrahita ringan usia 13-21 tahun adalah 11 siswa
55 masuk dalam kategori baik, 7 siswa 35 masuk dalam kategori sedang dan 2 siswa 10 masuk dalam kategori kurang. Hasil pengolalan
data kemampuan motorik lempar siswa tunagrahita ringan usia 13-21 tahun adalah 12 siswa 60 masuk dalam kategori baik, 6 siswa 30
masuk dalam kategori sedang dan 2 siswa 10 masuk dalam kategori kurang.
3. Bayu Segaraji 2011 dengan judul “Hubungan Kemampuan Motorik
Kasar Terhadap Kemampuan Motorik Halus Anak Tunagrahita Mampudidik Kelas Bawah Di Sekolah Luar Biasa Negeri II Sayidan
Yogyakarta. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa, hasil analisi menunjukkan ada hubungan motorik kasar terhadap kemampuan motorik
halus anak tunagrahita mampudidik kelas bawah SLB N II. Ditunjukkan dengan hasil analisis diperoleh nilai r hitung sebesar 0,752 dengan nilai
signifikansi 0,000 ρ0,05. Koefisien korelasi yang bernilai positif diartikan semakin baik motorik kasar anak maka akan semakin baik
kemampuan motorik halus siswa tunagrahita mampu didik kelas bawah di SLB Negeri II Sayidan Yogyakarta.
C. Kerangka Berfikir
Perkembangan motorik anak dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain: lingkungan alam, lingkungan masyarakat, budaya, gizi, jenis kelamin, tahap
kematangan dan faktor keluarga. Perkembangan motorik ini berhubungan erat
34
dengan perkembangan motorik kasar. Anak tunagrahita kategori ringan merupakan anak runagrahita yang masih mempunyai kemampuan untuk
berkembang dalam pendidikan, penyesuaian sosial dan keterampilan. Keadaan fisik anak tunagrahita kategori ringan sama dengan anak normal pada umumnya,
sehingga dalam melakukan aktivitas fisik untuk tunagrahita kategori ringan tidak mengalami kesulitan.
35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu meneliti tentang tingkat kemampuan motorik kasar anak tunagrahita kategori ringan di SLB
Negeri Pembina Giwangan, Umbulharjo Yogyakarta. Menurut Suharsimi Arikunto 2010: 3, penelitian destriptif adalah penelitian yang
dimaksudkan untuk menyelidik keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaprkan dalam bentuk laporan
penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan pengumpulan datanya dengan menggunakan teknik tes
pengukuran.
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah kemampuan motorik kasar anak tunagrahita dari kelas 1
–6 Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina Giwangan, Umbulharjo, Yogyakarta. Menurut Sugiyono 2011: 38 variabel adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulan. Kemampuan motorik adalah kemampuan gerak dasar atau kualitas hasil gerak yang berasal dari dalam maupun luar diri anak
untuk mengacu pada keterampilan gerak rendah yang dapat ditingkatkan melalui latihan. Dalam penelitian ini untuk mengukur kemampuan motorik
kasar anak tunagrahita meliputi: meloncat dari atas balok setinggi 15 cm,