TINGKAT KEMAMPUAN BERMAIN SEPAKBOLA ANAK TUNA GRAHITA RINGAN DI SLB N PEMBINA YOGYAKARTA.

(1)

i

TINGKAT KEMAMPUAN BERMAIN SEPAKBOLA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

DI SLB N PEMBINA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Olahraga

Oleh :

Edwin Rizki Risnanto 07603141014

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

ii

PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul Tingkat Kemampuan Bermain Sepakbola Anak Tunagrahita Ringan Di SLB N Pembina Yogyakarta ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.

Yogyakarta, Mei 2014 Pembimbing,

Drs. Margono, M.Pd.


(3)

iii

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti penulisan karya ilmiah yang lazim.

Tanda tangan dosen penguji yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sanksi ditunda yudisium pada periode berikutnya.

Yogyakarta, Mei 2014 Yang menyatakan,


(4)

iv

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Tingkat Kemampuan Bermain Sepakbola Anak Tuna Grahita Ringan di SLB N Pembina Yogyakarta” yang disusun oleh Edwin Rizki Risnanto, NIM 07603141014 ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi FIK pada tanggal 22 Mei 2014 dan dinyatakan lulus.

DEWAN PENGUJI

Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal

Drs. Margono, M.Pd. Ketua Penguji ….. …..

Dra. Bernadeta Suhartini, M.Kes. Sekretaris Penguji ….. …..

Dr. Sumaryanti, M.S. Penguji I ….. ……

Drs. Dapan, M.Kes. Penguji II ….. …..

Yogyakarta, Juni 2014 Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Dekan

Drs. Rumpis Agus Sudarko, MS. NIP. 19600824 198601 1 001


(5)

v

MOTTO

‘’ Hidup Bagaikan Siklus Perjalanan Hidup Ikan Sidat

Dari Muara Sungai Terus Naik Mencari Sesuatu di Hulu SungaiEdwin rizki risnanto


(6)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk:

Istri saya

Retno Damayanti, S.Pd. Jas. Gr. yang senantiasa

menemani dari pertama masuk kuliah hingga akhir perkuliahan, serta

si

malaikat kecilku

yang sebentar lagi mewarnai kehidupan kami, semoga kelak bisa meneruskan cita-cita yang belum tercapai selama ini.


(7)

vii ABSTRAK

TINGKAT KEMAMPUAN BERMAIN SEPAKBOLA ANAK TUNA GRAHITA RINGAN

DI SLB N PEMBINA YOGYAKARTA Oleh:

Edwin Rizki Risnanto 07603141014

Penelitian ini membahas tentang kemampuan bermain sepakbola anak tunagrahita ringan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan bermain sepakbola anak tunagrahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa tunagrahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta berjumlah 13 anak. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan adalah tes penilaian regu sesuai cabang olahraga sepakbola special Olympics, yang meliputi dribble; control, dribble, and pass; dan shooting. Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan analisis deskriptif persentase.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Kemampuan dribbel adalah sangat baik, (2) Kemampuan control, dribbel, and pass adalah baik, (3) Kemampuan shooting adalah baik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan bermain sepakbola anak tunagrahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta adalah baik.


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmad, nikmat, serta hidayah-Nya yang tiada terhingga sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan baik. Skripsi yang berjudul “Tingkat Kemampuan Bermain Sepak Bola Anak Tunagrahita di SLB N Pembina Yogyakarta”. Diajukan kepada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negri Yogyakarta untuk memenuhi sebagaian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Olahraga. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Rumpis Agus Sudarko, M.S., selaku dekan FIK UNY. Terima kasih atas bantuannya dalam proses akademik di kampus.

2. Bapak Yudik Prasetyo, M.Kes., selaku ketua program studi IKORA FIK UNY, yang telah memberikan bantuan hingga skripsi ini diselesaikan dengan baik.

3. Bapak Margono, M.Pd., selaku pembimbing skripsi, yang telah membimbing dan memberikan masukan guna sempurnanya skripsi ini. 4. Bapak Dr. Yustinus Sukarmin, M.S., selaku Penasehat Akademik.

5. Ibu Dr. Sumaryanti, M.S., yang telah memberikan motivasi dan sarana sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Bapak Rejo Kirono, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SLB N Pembina Yogyakarta, yang telah memberikan ijin kepada peneliti, sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar

7. Bapak Sugino, S.Pd., selaku Guru Pendidikan Jasmani di SLB N Pembina Yogyakarta yang telah memberikan bantuan selama penelitian.


(9)

ix

8. Bapak Sulanto, S.IP selaku orang tua yang senantiasa memberikan fasilitas guna menunjang perkuliahan sehingga dapat selesai.

9. Teman-teman seperjuangan IKORA 2007 (Isti,Ega,dkk) yang telah senantiasa membantu menyelesaikan skripsi ini.

10.Semua pihak yang telah membantu penelitian ini yang tidak disebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dalam mencapai kesempurnaan. Saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan lapang dada demi perbaikan penulisan di masa yang akan datang.

Yogyakarta, Mei 2014


(10)

x DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PERSETUJUAN ………. ii

HALAMAN PERNYATAAN ………. iii

HALAMAN PENGESAHAN ………. iv

MOTTO ……… v

PEESEMBAHAN ………... vi

ABSTRAK ……….. vii

KATA PENGANTAR ……… viii

DAFTAR ISI ……….. ix

DAFTAR TABEL ……….. x

DAFTAR LAMPIRAN ………. xi

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Identifikasi Masalah ………. 4

C. Batasan Masalah ……… 4

D. Rumusan Masalah ………. 4

E. Tujuan Penelitian ……….. 4

F. Manfaat penelitian ……… 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……….. 5

A. Deskripsi Teori dan Penelitian Yang Relevan 1. Anak tunagrahita ………. 5

2. Pengertian sepakbola ………. 10

B. Penelitian yang Relevan ……… 15

C. Kerangka Berpikir ………. 15

BAB III METODE PENELITIAN ………. 17

A. Desain Penelitian ……….. 17

B. Definisi Operasional Variable Penelitian ……….. 17

C. Populasi dan Sampel Penelitian ……….. 18

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ……… 18


(11)

xi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……… 23

A. Hasil Penelitian ……… 23

B. Pembahasan ………. 27

BAB V PENUTUP ……… 30

A. Kesimpulan ……….. 30

B. Implikasi Penelitian ……… 31

C. Keterbatasan Penelitian ………. 31

D. Saran- Saran ……… 31

DAFATA PUSTAKA ……….. 35


(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat validitas ahli……….. 33

Lampiran 2. Surat ijin penelitian ……… 34

Lampiran 3. Surat keterangan telah melakukan penelitian ……… 37

Lampiran 4. Data mentah dribbling ……… 38

Lampiran 5. Data mentah passing ………... 39

Lampiran 6. Data mentah shooting ………. 40

Lampiran 7. Perhitungan distribusi frekuensi ………. 41


(13)

xiii DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kemampuan dribbling siswa tuna grahita ringan SLB N

Pembina Yogyakarta ……… 23

Tabel 2. Kemampuan passing (control, drible, and pass) siswa tuna

grahita ringan SLB N Pembina Yogyakarta... 25 Tabel 3. Kemampuan shooting siswa tuna grahita ringan SLB N


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Kemampuan dribbling siswa tuna grahita ringan SLB N

Pembina Yogyakarta ………... 19 Gambar 3. 2. Kemampuan passing (control, drible, and pass) siswa tuna

grahita ringan SLB N Pembina Yogyakarta ……….... 20 Gambar 3. 3. Kemampuan shooting siswa tuna grahita ringan SLB N

Pembina Yogyakart………... 21


(15)

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan suatu aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Menurut Lutan et all (2008: 99) bahwa “olahraga adalah perluasan dari bermain”. Sekarang ini perkembangan olahraga tidak dapat dipisahkan dari pendidikan jasmani serta saling melengkapi antara satu sama lain.

Olahraga juga merupakan salah satu muatan kurikulum di sekolah. Sepakbola merupakan olahraga terpopuler di dunia. Hampir di seluruh Negara di dunia mengenal dan menyukai olahraga sepakbola. Dan juga olahraga sepakbola memang telah dikenal oleh hampir seluruh manusia di muka bumi ini. Mulai dari kalangan bawah, menengah, atas, artis, seniman, karyawan kantoran, petani, nelayan, dan lain-lain mengenal olahraga yang satu ini. Bukan hanya itu sepakbola pun telah menjadi sumber pencaharian bagi sebagian kalangan.

Beberapa orang mempunyai perbedaan yang kita sebut kebutuhan khusus. Kebutuhan khusus dapat berarti banyak hal. Terkadang ada orang yang belajar secara berbeda, mendengarkan dengan alat bantu, membaca dengan huruf braille, mungkin ada yang mempunyai kesulitan untuk berkomunikasi atau memberikan perhatian. Seseorang dapat lahir dengan kebutuhan khusus, atau memperolehnya karena kecelakaan, dan bisa juga dikarenakan kondisi kesehatannya.


(17)

2

Salah satu dari beberapa kebutuhan khusus adalah tunagrahita. Tunagrahita merupakan kondisi keterbelakangan mental yang berarti fungsi intelektual anak umum berada di bawah rata-rata, disertai dengan penyesuaian diri yang rendah selama periode pekembangan. Gangguan itu memang dapat mempengaruhi pendidikan anak. Secara umum anak yang memiliki keterbelakangan mental ringan dapat mengikuti pendidikan seperti anak normal, dan memiliki kemampuan bersosialisasi yang cukup baik dalam berbagai situasi. Di samping itu, anak yang mengalami keterbelakangan mental sedang, dapat diberikan latihan terutama latihan keterampilan gerak dasar. Anak dengan keterbelakangan mental yang berat, memerlukan penanganan yang kompleks dan harus dapat pengawasan sepanjang hidupnya.

Anak dengan keterbelakangan mental meliputi dua kategori, yaitu: anak tunagrahita mampudidik dan anak tunagrahita mampulatih. Anak tunagrahita kategori mampudidik merupakan anak tunagrahita yang masih memiliki kemampuan untuk berkembang dalam hal pendidikan, penyesuaian sosial, dan keterampilan dengan menggunakan pendekatan serta metode pembelajaran yang khusus. Di sisi lain siswa tunagrahita mampulatih dikhususkan untuk dilatih agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan masyarakat.

Anak yang mengalami keterbelakangan mental, tidak bisa memadukan informasi seperti rata-rata yang dapat dilakukan anak normal pada umumnya. Oleh karena itu, bentuk materi pembelajaran atau latihan harus diberikan secara lebih


(18)

3

sederhana. Waktu partisipasi dalam suatu aktivitas lebih lama, instruksi harus sering diulang, dan menggunakan kalimat pendek.

Secara umum anak yang mengalami keterbelakangan mental ringan dan sedang masih dapat mengikuti aktivitas fisik seperti sepakbola. Sepakbola merupakan olahraga populer dan disukai oleh banyak orang baik normal maupun berkebutuhan khusus. Bagi orang normal sepakbola merupakan permainan yang mudah dan menyenangkan. Adapun bagai anak berkebutuhan khusus sepakbola dapat menjadi permainan yang menyulitkan. Meskipun demikian bagi anak tunagrahita ringan khususnya di SLB N Pembina Yogyakarta sepakbola menjadi olahraga yang disukai siswa.

SLB N Pembina Yogyakarta memiliki sarana dan prasarana yang mendukung untuk menjalankan pembelajaran khususnya sepakbola. Lapangan, bola, dan peralatan lainnya dimiliki dengan lengkap dan jumlah yang mencukupi kebutuhan jika dibandingkan dengan jumlah siswa. Namun proses pembelajaran sepakbola belum menunjukkan hal positif yang ditandai dengan munculnya prestasi pada kejuaraan antar sekolah.

Selama ini pembelajaran sepakbola masih terkendala pada oleh frekuensi dan waktu latihan. Guru olahraga selaku pembina harus membagi jadwal berlatih dengan cabang olahraga lain. Meskipun demikian saat pembelajaran sepakbola terlihat sebagian siswa telah mampu melakukan berbagai macam teknik dasar seperti drible, passing, shooting. Oleh karena itu penelitian diarahkan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa tunagrahita ringan dalam bermain


(19)

4

sepakbola di SLB N Pembina Yogyakarta dengan melakukan tes penilaian ketrampilan regu dalam buku panduan cabang olahraga sepakbola special olympic. B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi permasalahan, yaitu “Belum diketahuinya tingkat kemampuan bermain sepakbola siswa tunagrahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta”.

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti hanya akan membahas pada tingkat kemampuan bermain sepakbola siswa tunagrahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimanakah tingkat kemampuan bermain sepakbola siswa tunagrahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta?”

E. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan bermain sepakbola siswa tunagrahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik teoritis maupun praktis.


(20)

5

1) Teoritis

Setelah penelitian selesai, hasilnya diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak FIK UNY maupun pihak SLB N Pembina Yogyakarta dalam upaya perbaikan kemampuan dasar bermain sepakbola siswa tunagrahita ringan. 2) Praktis

a. Bagi guru siswa tunagrahita ringan penelitian ini dapat memberikan data ilmiah tentang tentang kemampuan bermain sepakbola siswanya.

b. Timbulnya motivasi dari pihak sekolah untuk meningkatkan kemampuan bermain sepakbola siswa tunagrahita ringan melalui berbagai metode pembelajaran.


(21)

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Diskripsi Teori dan Penelitian yang Relevan 1. Anak Tunagrahita

a. Pengertian

Tunagrahita merupakan kata lain dari retardasi mental (mental retardation). Tuna berarti merugi, grahita berarti pikiran. Retradasi mental (mental retardation/mentally retarded) berarti terbelakang mental.

Menurut Rusli Ibrahim (2005:25) menyatakan bahwa tunagrahita sering disepadankan dengan istilah-istilah, sebagai berikut: lemah fikiran (terbelakang mental/ mentally retarded), bodoh atau dungu (idioti), pandir (imbecile), tolol (moron), oligofrenia (oligophrenia), mampu didik (educable), mampu latih (trainable), ketergantungan penuh (totally dependent) atau butuh rawat, mental subnormal, defisit mental, defisit kognitif, cacat mental, defisiensi mental, gangguan intelektual.

Kelompok tertentu, termasuk beberapa dari down syndrom, memiliki kelainan fisik dibanding teman-temannya, tetapi mayoritas dari anak tunagrahita terutama yang tergolong ringan, terlihat sama seperti yang lain. Dari kebanyakan kasus, banyak anak tunagrahita terdeteksi setelah masuk sekolah. Tes IQ mungkin bisa dijadikan indikator dari kemampuan mental seseorang. Kemampuan adaptif seseorang tidak selamanya tercermin pada hasil tes IQ. Latihan, pengalaman, motivasi,


(22)

7

dan lingkungan sosial sangat besar pengaruhnya pada kemampuan adaptif seseorang.

b. Klasifikasi Anak Tunagrahita

Menurut Rusli Ibrahim (2005:38), pengklasifikasian anak tunagrahita berdasarkan IQ dan kemampuan dalam kehidupan sehari-hari dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu:

1) Tunagrahita berat dan sangat berat

Kelompok ini sering disebut idiot (anak yang tergantung secara keseluruhan). Kemampuan mental (Mental Age/MA) maksimal yang dapat dicapai kurang dari 3 tahun. Mereka tidak mampu dilatih untuk kepentingan ekonomi, tidak dapat berpartisipasi secara sosial, anak-anak ini membutuhkan pengawasan dan perawatan sempurna selama hidup, mereka tidak dapat melindungi dirinya atau berkomunikasi secara efektif dengan orang lain.

2) Tunagrahita sedang

Kelompok ini sering disebut anak embisil (mampu latih). Kelompok ini dapat mencapai perkembangan mental (MA) sampai kurang lebih 7 tahun. Mereka masih dapat dididik, mengurus diri sendiri, melindungi diri sendiri dari bahaya, seperti menghindari kebakaran, berjalan di jalan raya, berlindung dari hujan, dan sebagainya. Anak-anak dalam kelompok ini dapat diajak bicara dan mengerti, dapat bermain-main yang sederhana, dan dapat melakukan


(23)

8

tugas-tugas rutin dengan pengawasan yang ketat. Anak-anak ini tidak dapat membaca, dan menulis dengan baik. Tujuan akhir latihan bekerja bagi mereka adalah untuk memperoleh ketrampilan penyesuaian diri dan integrasi dengan lingkungannya, serta fungsi ekonomi di rumah atau bengkel-bengkel terlindung.

3) Tunagrahita ringan

Kelompok ini sering disebut moron atau debil (mampu didik). Mereka masih dapat belajar membaca, menulis, dan berhitung sederhana. Kemampuan mental mereka di bawah rata-rata kemampuan anak pada umumnya. Mereka tidak mampu mengikuti pendidikan di sekolah umum, sanggup berprestasi untuk tingkat kepandaian akademis dasar yang minimal, apabila diberikan kurikulum dan teknis pengajaran yang sesuai dengan perkembangan intelektualnya, dan mampu berprestasi untuk kepandaian sosial dan pekerjaan untuk kepentingan hidup sehari-hari supaya tidak tergantung pada orang lain. c. Pengertian anak tunagrahita ringan

Tunagrahita ringan dalam penyesuaian sosial maupun bergaul, banyak yang lancar berbicara akan tetapi kurang berbendaharaan kata-kata, mereka mengalami kesukaran berfikir abstrak, tetapi masih bisa mengikuti pelajaran akademik baik di sekolah maupun sekolah khusus.

Menurut Y.B. Suparlan dalam Pahril Hutri (2001:8), yaitu anak tuna grahita mampu didik disebut anak debil yaitu anak yang keadaannya


(24)

9

lebih ringan dibandingkan dengan anak imbisil yang tingkat kecerdasannya/IQ 25-50, sedangkan anak tunagrahita mampu didik memiliki kecerdasan/IQ 50/55-70/75.

d. Karakteristik anak tunagrahita ringan

Menurut S.A. Branatata (1997), karakteristik anak tunagrahita ringan dibedakan dua gejala dalam bidang mental dan gejala dalam bidang sosial. Yang termasuk bidang mental pada umumnya adalah cara berfikir yang kurang lancar, kurang memiliki kesanggupan untuk menganalisa sesuatu kejadian yang dihadapi, daya fantasinya sangat lemah, kurang sanggup mengendalikan perasaan, dapat mengingat istilah tetapi tidak dapat memahami, kurang mampu menilai unsur susila dan kepribadian yang harmonis, sedangkan gejala dalam bidang sosial adalah kurangnya kesanggupan untuk berdiri sendiri.

e. Penyebab

Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang menjadi tunagrahita. Menurut Usa Sutisna dalam Priyo Nur Budi Santoso (2009:20) bahwa tunagrahita dapat disebabkan oleh beberapa faktor:

1) Genetic

a) Kerusakan atau kelainan biokimiawi b) Abnormalitas kromosomal


(25)

10

c) Anak tunagrahita yang disebabkan oleh faktor ini pada umumnya adalah sindroma down atau sindroma mongol dengan IQ antara 20-60, dan rata-rata memiliki IQ 30-50.

2) Pada masa sebelum kelahiran a) Infeksi Rubella (cacar) b) Infeksi Rhesus (Rh)

3) Pada saat kelahiran (prenatal)

Retardasi mental/tunagrahita yang disebabkan oleh kejadian yang terjadi pada saat kejadian adalah luka-luka pada saat kelahiran, sesak nafas (asphyxia), dan lahir premature.

4) Pada saat setelah lahir(post-natal)

Penyakit-penyakit akibat infeksi misalnya; meningitis (peradangan pada selaput otak) dan problema nutrisi yauti kekurangan gizi misalnya; kekurangan protein yang diderita bayi dan awal masa kanak-kanak dapat menyebabkan tunagrahita.

5) Faktor sosio-cultural (social budaya)

Sosio cultural atau sosio budaya lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan intelektual manusia.

6) Gangguan metabolism/nutrisi

a) Phenylketonuria. Gangguan pada metabolism asam amino, yaitu gangguan pada enzyme Phenilketonuria.


(26)

11

b) Gargoylisme. Gangguan metabolism saccaride dalam hati, limpa kecil, dan otak.

c) Cretinisme. Gangguan pada hormone tiroid yang dikenal karena difisiensi yodium.

Secara umum, Grossman et al, 1973 dalam B3PTKSM (p.24) menyatakan penyebab tunagrahita akibat dari:

1) Infeksi dan/atau Intoxikasi,

2) Rudapaksa dan/atau sebab fisik lain,

3) Gangguan metabolisme, pertumbuhan atau gizi (nutrisi), 4) Penyakit otak yang nyata (kondisi setelah lahir (pre-natal),

5) Akibat penyakit atau pengaruh sebelum lahir (pre-natal) yang tidak diketahui,

6) Gangguan waktu kehamilan (gestation disorders),

7) Gangguan pasca-psikiatrik/gangguan jiwa berat (post-psychiatrik disorders), dan

8) Kondisi-kondisi lain yang tak tergolongkan.

Kondisi demikian akan berpengaruh buruk terhadap perkembangan anak baik fisik maupun mental intelektualnya.

2. Pengertian Sepakbola

Sepakbola merupakan permainan beregu yang menggunakan bola sepak dan dimainkan oleh dua kesebelasan yang berlawanan yang


(27)

masing-12

masing terdiri dari sebelas orang pemain (Suharsono dan Sukintaka, 1983: 70).

Menurut Soedjono, dkk. (hal: 103) sepakbola adalah permainan yang dilakukan dengan cara menyepak bola, bola disepak kian kemari untuk diperebutkan diantara pemain-pemain, yang mempunyai tujuan untuk memasukkan bola ke dalam gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri jangan sampai kemasukkan. Dalam memainkan bola pemain dibolehkan untuk menggunakan seluruh anggota badan kecuali tangan dan lengan. Hanya penjaga gawang yang diijinkan untuk memainkan bola dengan tangan.

Dalam permainan sepakbola pada Special Olympic yang dimainkan oleh anak tunagrahita berbeda dengan sepakbola pada umumnya. Berdasarkan buku panduan bermain sepakbola spesial olympic adapun macam-macam kompetisi sepakbola special olympic terdiri dari:

a. Kompetisi sepakbola kesebelasan b. Kompetisi sepakbola ketujuhan c. Kompetisi sepakbola kelimaan d. Kompetisi sepakbola campuran e. Kompetisi ketrampilan individu

Adapun peralatan yang digunakan antara lain: a. Perlengkapan perwasitan


(28)

13

2) Pluit 3) Stopwatch 4) Papan score b. Bola sepak

1) Bola nomor 4 (empat) untuk pemain berusia 8-12 tahun 2) Bola nomor 5 (lima) untuk semua pemain

Lapangan yang digunakan pada cabang olahraga sepakbola special olympic adalah permukaan rumput. Berikut ini ukuran lapangan sepakbola menutut macam-macam kompetisinya:

a. Sepakbola kesebelasan

1) Min panjang 91.4 s/d 50.3 meter 2) Max panjang 109.7 s/d 68.5 meter 3) Area penalti 16.5 s/d 40.2 meter 4) Titik penalti 11 meter

5) Ukuran goal 2.4 s/d 7.3 meter b. Sepakbola kelimaan

1) Min panjang 40 s/d 30 meter 2) Max panjang 50 s/d 35 meter 3) Area pinalti 7 s/d 12 meter 4) Titik penalti 6.4 meter


(29)

14

Dalam olahraga sepakbola ini ukuran gawang dengan panjang 4 meter dan lebar 2 meter. Seperti halnya sepakbola pada umumnya sepak bola ini juga menggunakan teknik-teknik yang tidak juah berbeda. diantaranya:

a. Menggiring bola

Pada saat menggiring bola, pemain harus menggunakan bagian punggung kaki dan bola selalu dekat dengan kaki, kemudian pada saat akan mengubah arah gunakan kaki bagian dalam atau kaki bagian luar. Menggiring bola dapat dilakukan dengan cepat maupun lambat.

Menggiring bola dapat dilakukan dengan menggunakan garis lurus maupun patok-patok (cone). Ini dilakukan agar dapat meningkatkan kemampuan seorang atlit dalam menguasai bola. Menggiring bola lebih mudah dalam pelaksanaannya.

b. Menghentikan bola

Menerima umpan menggunakan kaki bagian dalam. c. Mengumpan bola

Menerima umpan menggunkan kaki bagian dalam. d. Menembak bola

Teknik menendang bola:

1) Ketika menendang bola, hampiri bola dengan arah samping tidak lurus. Ini membuat kaki lebih dalam dan efektif untuk menyerang bola.


(30)

15

3) Ayunkan kaki ke belakang dengan menekuk lutut. 4) Perhatikan pada bola yang akan ditendang.

5) Ayunkan kaki ke depan dengan lutut ke bawah.

6) Kaki menendang mengikuti bola seperti lutut yang lurus e. Merebut bola dari lawan

Ketika seorang lawan menguasai bola, instruksikan pemain untuk bergerak dengan cepat sedekat mungkin dengan pemain lawan. Begitu mendekati pemain lawan, bergerak perlahan dan konsentrasi. Perhatikan fokus pada bola, bukan pada tubuh lawan.

f. Menyundul bola

Saat menyundul bola seorang atlet harus fokus melihat bola, kemudian bola harus mengenai bagian dahi. Pada saat ini, pelatih harus memperhatikan atletnya agar dalam tahap latihan menyundul bola tidak terjadi kesalahan mendasar yang akan mengakibatkan bagian kepala sakit jika bolatersebut mengenai atas kepala.

g. Penjaga gawang/kiper

1) Tugas dari penjaga gawang terdiri dari gerakan yang siap, banyak berdiri dan menunggu. Selalu konsentrasi ketika bola mengarah ke gawang.

2) Sebagai penangkap bola, kiper selalu siap dengan mengangkat tangan setinggi pinggang.


(31)

16

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian isti nur widayati dengan judul “Hubungan Pola Asuh Orangtua Dengan Kemampuan Gerak Dasar Anak Tuna Grahita Kelas Dasar Mampu Didik Di SLB Negri 2 Sayidan Yogyakarta”. Tujuan tingkat kemampuan anak tunagrahita dalam beraktifitas.

C. Kerangka Berpikir

Sepakbola merupakan olahraga populer dan disukai oleh banyak orang baik normal maupun berkebutuhan khusus. Bagi orang normal sepakbola merupakan permainan yang mudah dan menyenangkan. Adapun berbagai anak berkebutuhan khusus, sepakbola dapat menjadi permainan yang menyulitkan. Meskipun demikian bagi anak tunagrahita ringan khususnya di SLB N Pembina Yogyakarta sepakbola menjadi olahraga yang disukai siswa.

SLB N Pembina Yogyakarta memiliki sarana dan prasarana yang mendukung untuk menjalankan pembelajaran khususnya sepakbola. Lapangan, bola, dan peralatan lainnya dimiliki dengan lengkap dan jumlah yang mencukupi kebutuhan jika dibandingkan dengan jumlah siswa. Sayangnya proses pembelajaran sepakbola belum menunjukkan hal positif, yang ditandai dengan munculnya prestasi pada kejuaraan antar sekolah.

Selama ini pembelajaran sepakbola masih terkendala pada minimnya frekuensi dan waktu latihan. Guru olahraga selaku pembina harus membagi


(32)

17

jadwal berlatih dengan cabang olahraga lain. Meskipun demikian saat pembelajaran sepakbola terlihat sebagian siswa telah mampu melakukan berbagai macam teknik dasar seperti drible, passing, dan shooting. Oleh karena itu penelitian diarahkan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa tunagrahita ringan dalam bermain sepakbola di SLB N Pembina Yogyakarta.


(33)

18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, artinya dalam penelitian ini peneliti ingin menggambarkan situasi yang saat ini sedang berlangsung, tanpa pengujian hipotesis. Metode yang digunakan adalah metode survey yaitu pengumpulan data dengan menggunakan teknik tes dan pengukuran. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2010:143), penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar, diperuntukkan mendiskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini, yaitu tingkat kemampuan bermain sepakbola anak tuna grahita ringan ialah kemampuan bermain sepakbola siswa dalam melakukan berbagai teknik dasar bermain sepakbola meliputi drible, passing, dan shooting. Serta kemampuan bermain berdasarkan peraturan sepakbola special olympics.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini menggunakan populasi anak tunagrahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta yang berjumlah 13 anak. Seluruh populasi digunakan sebagai subjek penelitian, oleh karena itu penelitian ini merupakan penelitian incidental sampling.


(34)

19

D. Istrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen

Penelitian ini menggunakan pengumpulan data yang instrumennya sudah ada, instrumen tes penilaian ketrampilan regu sesuai dengan buku panduan cabang sepakbola special olympics. Tes ini meliputi 3 item yakni: dribbling (membawa bola), controling, driblle, and pass (mengkontrol, membaawa bola, dan mengumpan), dan shooting (menembak). Instrumen ini menggunakan pengujian validitas konstruk yaitu instrument yang di konstruksi tentang aspek-aspek yang di ukur dengan berlandaskan teori tertentu yang telah dikonsultasikan dengan ahli. Ahli yang diminta pendapatnya yaitu Dr. Sumaryanti, M. S. Adapun petunjuk pelaksanaan sebagai berikut:

a. Dribbling (Menggiring bola) 1) Peralatan:

a) 5 buah bola dengan nomor 4 atau 5

b) 5 cone tinggi 18 cm. Jarak antara cone 2 meter, Jarak cone ke garis tengah 0,5 meter.

c) Peluit d) Stop watch 2) Pelaksanaan:

a) Bola di letakkan di garis start


(35)

20

0.5 m 2 m

12 m

GARIS START

c) Waktu selama 1 menit

d) Bila cone jatuh, maka tidak mendapat poin 3) Penilaian:

Setiap melewati cone dengan baik mendapat nilai 5 4) gambar

Gambar3.1. Tes uji coba dribling

b. Control, driblle, and pass (mengontrol, membawa bola, dan mengumpan) 1) Peralatan

a) 2 buah cone b) Peluit c) Stop watch 2) Pelaksanaan

a) 2 buah cone pada garis umpan dengan lebar 5 meter dan target dengan lebar 3 meter dengan jarak 10 meter dari garis umpan.

b) Pengumpan (pelatih) mengumpan bola kepada pemain.

c) Pemain berdiri di garis start dan menyambut bola, membawanya ke garis umpan.


(36)

21

P

3 M

3 M 10 M

ATLET

AREA KANAN AREA KIRI

d) Di garis umpan pemain melakukan tendangan umpan ke arah sasaran e) Pengumpan akan mengatakan kemana bola akan diumpan ke kiri atau

ke kanan.

f) Pemain kembali ke garis start setelah mengumpan ke sasaran g) Waktu selama 1 menit

3) Penilaian

Setiap berhasil melakukan umpan ke target mendapatkan nilai 10, dan bola yang mengenai cone tapi masuk ke area sasaran dianggap sah. 4) gambar

Gambar 3. 2 Tes uji coba Control, driblle, and pass c. Shooting (menembak)

1) Peralatan

a) Area pinalti lengkap dengan gawang b) Bola 4 s/d 8 buah nomor 5 atau 4 c) Peluit


(37)

22

d) Stop watch 2) Pelaksanaan

a) Bola berada sekitar 7 meter di belakang titik pinalti

b) Pemain berada di posisi titik dan setelah start/bunyi peluit mengambil bola yang berada di belakangnya.

c) Pemain membawa bola ke titik pinalti dan menembaknya ke gawang (bola seharusnya di udara)

d) Pemain boleh menembak dari area pinalti selain titik pinalti

e) Setelah melakukan tembakan pemain kembali mengambil bola untuk ditembak ke gawang

f) Waktu selama 1 menit 3) Penilaian

Setiap berhasil melakukan tembakan ke gawang (di atas udara) mendapat poin 10, bila menyentuh tanah mendapat 5 poin

4) gambar


(38)

23

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah dengan metode tes dan pengukuran. Tes dan pengukuran dilakukan sekali. Dalam pengambilan data ini testi melakukan tes secara bergantian. Penelitian ini dibantu oleh beberapa orang yang bertugas sebagai berikut:

a. Timer : Robertus Ega b. Pencatat hasil : Isti Nur Widyawati c. Dokumentasi : Galang Wiradilaga E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif persentase berdasar pada buku panduan cabang olahraga sepakbola special olympic.


(39)

24

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Data tentang kemampuan bermain sepakbola anak tuna grahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta dideskripsikan berdasarkan penilaian yang telah dilakukan. Penilaian yang dilakukan terdiri atas 3 kemampuan bermain sepakbola yaitu dribbling, passing (control, driblle, and pass), dan shooting. Deskripsi tiap-tiap teknik dasar adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan Driblling

Data mengenai kemampuan dribling siswa tuna grahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta diperoleh berdasarkan metode survei dengan menggunakan tes. Hasil analisis statistik deskriptif kemampuan driblle siswa tuna grahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 dipoeroleh nilai maksimal = 25, nilai minimal = 15, raata-rata/ mean = 20, standar deviasi = 1,6. Adapun hasil tingkat kemampuan drible siswa tuna grahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 1. Kemampuan driblling siswa tuna grahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta

No Kategori Rentang Skor Frekuensi Presentase 1 Sangat Baik 22,4< X<25 6 46.15%

2 Baik 20<X<22,4 5 38.46%

3 Cukup 17,6<X<20 0 0%

4 Kurang 15< X <17,6 2 15.39%


(40)

25 0 1 2 3 4 5 6 sangat baik

baik cukup kurang

sangat baik baik cukup kurang

Dari tabel di atas, tampak bahwa kemampuan dribling siswa tuna grahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta adalah sangat baik sebanyak 6 siswa (46.15%), sebanyak 5 siswa atau sebesar (38.46%) termasuk kategori baik, sebanyak 0 siswa atau sebesar (0%) termasuk kategori cukup, dan sebanyak 2 siswa atau sebesar (15.39%)termasuk kategori kurang.

Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat dikumpulkan bahwa kemampuan drible siswa tuna grahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014 dalam kategori sangat baik sebanyak 6 siswa atau dengan presentase 46,15%. Hal ini dapat diperjelas dengan gambar di bawah ini:

Gambar 1. Kemampuan driblling siswa tuna grahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014

2. Kemampuan Control, driblle and pass

Data mengenai kemampuan control, driblle and pass siswa tuna grahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 diperoleh berdasarkan metode survei dengan menggunakan tes. Hasil analisis


(41)

26

statistik deskriptif kemampuan control, driblle and pass siswa tuna grahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 dipoeroleh nilai maksimal = 70, nilai minimal = 20, raata-rata/ mean = 45, standar deviasi = 8,3. Adapun hasil tingkat kemampuan control, driblle and pass siswa tuna grahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 2. Kemampuan control, driblle and pass siswa tuna grahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta

No Kategori Rentang Skor Frekuensi Pesentase 1 Sangat Baik 57,45< X<70 3 23.08%

2 Baik 45<X<57,45 4 30.76%

3 Cukup 32,55<X<45 3 23.08%

4 Kurang 20< X <32,55 3 23.08%

Jumlah 13 100%

Dari tabel di atas, tampak bahwa kemampuan control, driblle and pass siswa tuna grahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta adalah sangat baik sebanyak 3 siswa (23.08%), sebanyak 4 siswa atau sebesar (30.76%) termasuk kategori baik, sebanyak 3 siswa atau sebesar (23.08%) termasuk kategori cukup, dan sebanyak 3 siswa atau sebesar (23.08%) termasuk kategori kurang. Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat dikumpulkan bahwa kemampuan control, driblle and pass siswa tuna grahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014 dalam kategori baik


(42)

27

sebanyak 4 siswa atau dengan presentase 30.76%. Hal ini dapat diperjelas dengan gambar di bawah ini:

Gambar 2. Kemampuan control, driblle and pass siswa tuna grahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014 3. Kemampuan shooting

Data mengenai kemampuan shooting siswa tuna grahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 diperoleh berdasarkan metode survei dengan menggunakan tes. Hasil analisis statistik deskriptif kemampuan shooting siswa tuna grahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 dipoeroleh nilai maksimal = 50, nilai minimal = 20, raata-rata/ mean = 35, standar deviasi = 5. Adapun hasil tingkat kemampuan shooting siswa tuna grahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:

Tabel 3. Kemampuan shooting grahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta

0 1 2 3 4

sangat baik

baik cukup kurang

sangat baik baik cukup kurang


(43)

28 0 2 4 6 sangat baik

baik cukup kurang

sangat baik baik cukup kurang

No Kategori Rentang Skor Frekuensi

Responden Presentase 1 Sangat Baik 42,5< X<50 4 30,77%

2 Baik 35<X<42,5 6 46,15%

3 Cukup 27,5<X<35 2 15,39%

4 Kurang 20< X <27,5 1 7,69%

Jumlah 13 100%

Dari tabel di atas, tampak bahwa kemampuan shooting siswa tuna grahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta adalah sangat baik sebanyak 4 siswa (30,77%), sebanyak 6 siswa atau sebesar (46,15%) termasuk kategori baik, sebanyak 2 siswa atau sebesar (15,39%) termasuk kategori cukup, dan sebanyak 1 siswa atau sebesar (7,69%) termasuk kategori kurang.

Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat dikumpulkan bahwa kemampuan drible siswa tuna grahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014 dalam kategori baik sebanyak 6 siswa atau dengan presentase 46,15%. Hal ini dapat diperjelas dengan gambar di bawah ini:

Gambar 3. Kemampuan driblling siswa tuna grahita ringan di SLB N Pembina Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014


(44)

29

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan bermain sepakbola siswa tuna grahita di SLB N Pembina Yogyakarta. Tingkat kemampuan diukur dengan menggunakan tes penilaian keterampilan beregu yang terdapat pada buku panduan cabang olahraga sepakbola special olympic. Penelitian yang dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 25 April 2014 pada pukul 7.30 – 10.00 dengan jumlah 13 siswa, yang digolongkan menjadi 4 kategori (sangat baik, baik, cukup, kurang) menunjukkan bahwa kemampuan dribel yang dilakukan siswa tuna grahita di SLB N Pembina Yogyakarta menghasilkan kategori sangat baik sebanyak 6 siswa (46.15%), sebanyak 5 siswa atau sebesar (38.46%) termasuk kategori baik, sebanyak 0 siswa atau sebesar (0%) termasuk kategori cukup, dan sebanyak 2 siswa atau sebesar (15.39%)termasuk kategori kurang.

Apabila dilihat dari nilai rerata yang diperoleh, yaitu 20 dapat disimpulkan bahwa kemampuan dribling siswa tuna grahita di SLB N Pembina Yogyakarta adalah sangat baik. Meskipun pada saat pengambilan data perlu beberapa kali pengulangan dikarenakan siswa melakukan tidak sesuai dengan instruksi dari peneliti. Mereka kelakukan drible secara lurus tanpa melewati cone demi cone, sehingga perlu adanya pengulangan kembali. Tiap siswa ada yang tidak hanya sekali melakukan pengulangan, bahkan ada yang sampai 3 kali pengulangan.

Sedangkan untuk kemampuan passing siswa tuna grahita di SLB N Pembina Yogyakarta menghasilkan kategori sangat baik sebanyak 3 siswa (23.08%), sebanyak 4 siswa atau sebesar (30.76%) termasuk kategori baik,


(45)

30

sebanyak 3 siswa atau sebesar (23.08%) termasuk kategori cukup, dan sebanyak 3 siswa atau sebesar (23.08%) termasuk kategori kurang.

Apabila dilihat dari nilai rerata yang diperoleh, yaitu 45 dapat disimpulkan bahwa kemampuan passing siswa tuna grahita di SLB N Pembina Yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014 adalah baik.

Dan untuk kemampuan shooting siswa tuna grahita di SLB N Pembina Yogyakarta menghasilkan kategori sangat baik sebanyak 4 siswa (30,77%), sebanyak 6 siswa atau sebesar (46,15%) termasuk kategori baik, sebanyak 2 siswa atau sebesar (15,39%) termasuk kategori cukup, dan sebanyak 1 siswa atau sebesar (7,69%) termasuk kategori kurang. Apabila dilihat dari nilai rerata yang diperoleh, yaitu 35 dapat disimpulkan bahwa kemampuan shooting siswa tuna grahita di SLB N Pembina Yogyakarta adalah baik.


(46)

31

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian ini menyimpulkan bahwa kemampuan bermain sepakbola siswa tuna grahita di SLB N Pembina yogyakarta tahun pelajaran 2013/2014 adalah baik. Secara rinci dapat disimpulkan bahwa: (1) kemampuan drible adalah sangat baik, (2) kemampuan control, driblle, and pass adalah baik, (3) kemampuan shooting adalah baik. B. Implikasi Penelitian

Dengan diketahuinya tingkat kemampuan bermain sepak bola siswa tuna grahita di SLB N Pembina Yogyakarta Tahun Pelajaran 2013/2014, maka implikasi dari penelitian ini adalah:

1. Dapat dijadikan alat evaluasi guru pendidikan jasmani di SLB N Pembina dalam tes ketrampilan sepak bola.

2. Dapat digunakan guru pendidikan jasmani di SLB N Pembina Yogyakarta untuk mencari siswa yang memiliki keterampilan yang baik dalam sepakbola. 3. Bagi siswa yang mengikuti tes keterampilan sepakbola dapat mengetahui

tingkat kemampuannya sehingga dapat dijadikan motivasi untuk lebih meningkatkan ketrampilannya dalam bermain sepakbola.


(47)

32

1. Kesungguhan tiap siswa dalam melakukan rangkaian tes tidak dapat dikontrol. 2. Teknik dasar yang dianalisis hanya terdiri atas tiga macam. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga peneliti, padahal masih terdapat teknik yang lain.

D. Saran-Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang dapat disampaikan di antaranya:

1. Bagi pihak SLB N Pembina agar meningkatkan kualitas teknik dasar ketrampilan sepakbola.

2. Bagi peneliti selanjutnya agar mengadakan penelitian tentang olahraga sepakbola spesial olympic, karena masih jarang.


(48)

0.5 m 2 m

12 m

GARIS START 1. Instrumen

Penelitian ini menggunakan pengumpulan data yang instrumennya sudah ada, instrumen tes penilaian ketrampilan regu sesuai dengan buku panduan cabang sepakbola special olympics. Tes ini meliputi 3 item yakni: dribbling (membawa bola), controling, driblle, and pass (mengkontrol, membaawa bola, dan mengumpan), dan shooting (menembak). Adapun petunjuk pelaksanaan sebagai berikut:

a. Dribbling (Membawa bola) 1) Peralatan:

a) 5 buah bola dengan nomor 4 atau 5

b) 5 cone tinggi 18 cm. Jarak antara cone 2 meter, Jarak cone ke garis tengah 0,5 meter.

c) Peluit d) Stop watch 2) Pelaksanaan:

a) Bola di letakkan di garis start

b) Pemain membawa bola dengan secepat mungkin c) Waktu selama 1 menit

d) Bila cone jatuh, maka tidak mendapat poin 3) Penilaian:

Setiap melewati cone dengan baik mendapat nilai 5 Gambar


(49)

P

3 M

3 M 10 M

ATLET

AREA KANAN AREA KIRI

b. Control, driblle, and pass (mengontrol, membawa bola, dan mengumpan) 1) Peralatan

a) 2 buah cone b) Peluit c) Stop watch 2) Pelaksanaan

a) 2 buah cone pada garis umpan dengan lebar 5 meter dan target dengan lebar 3 meter dengan jarak 10 meter dari garis umpan.

b) Pengumpan (pelatih) mengumpan bola kepada pemain.

c) Pemain berdiri di garis start dan menyambut bola, membawanya ke garis umpan. d) Di garis umpan pemain melakukan tendangan umpan ke arah sasaran

e) Pengumpan akan mengatakan kemana bola akan diumpan ke kiri atau ke kanan. f) Pemain kembali ke garis start setelah mengumpan ke sasaran

g) Waktu selama 1 menit 3) Penilaian

Setiap berhasil melakukan umpan ke target mendapatkan nilai 10, dan bola yang mengenai cone tapi masuk ke area sasaran dianggap sah.


(50)

c. Shooting (menembak) 1) Peralatan

a) Area pinalti lengkap dengan gawang b) Bola 4 s/d 8 buah nomor 5 atau 4 c) Peluit

d) Stop watch 2) Pelaksanaan

a) Bola berada sekitar 7 meter di belakang titik pinalti

b) Pemain berada di posisi titik dan setelah start/bunyi peluit mengambil bola yang berada di belakangnya.

c) Pemain membawa bola ke titik pinalti dan menembaknya ke gawang (bola seharusnya di udara)

d) Pemain boleh menembak dari area pinalti selain titik pinalti

e) Setelah melakukan tembakan pemain kembali mengambil bola untuk ditembak ke gawang

f) Waktu selama 1 menit 3) Penilaian

Setiap berhasil melakukan tembakan ke gawang (di atas udara) mendapat poin 10, bila menyentuh tanah mendapat 5 poin.


(51)

(52)

SURAT KETERANGAN

VALIDITAS AHLI

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Dr. Sumaryanti, M.S

NIP : 1958 1011 1198203 2 001

Jabatan :Dosen

Instansi :FIK UNY

Alamat : Babadan RT 48 Pendowoharjo Sewon Bantul Yogyakarta

Agama : Agama Islam

Keahlian :Aktivitas Jasmani Adapted

Setelah membaca dan mempelajari bahwa instrument penelitian berupa tes (1) dribble, (2) control, dribbel, and pass, (3) shooting ( Layak/ Tidak Layak) berdasar pada buku panduan cabang olahraga sepakbola special Olympic, untuk digunakan dalam penelitian skripsi dengan judul “ Tingkat Kemampuan Bermain sepakbola Anak Tuna Grahita Ringan SLB Negeri Pembina Yogyakarta’’ oleh peneliti:

Nama : Edwin Rizki Risnanto

Nim :07603141014

Prodi/ jur. : PKR/ IKORA

Alamat : jl. Janturan 53 yogyakarta

Agama : Islam

Demikian surat ini dibuat agar dapat digunakan dalam pengumpulan data. Yogyakarta, juni 2014

Validator

Dr.Sumaryanti, M.S.


(1)

32

1. Kesungguhan tiap siswa dalam melakukan rangkaian tes tidak dapat dikontrol. 2. Teknik dasar yang dianalisis hanya terdiri atas tiga macam. Hal ini dikarenakan keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga peneliti, padahal masih terdapat teknik yang lain.

D. Saran-Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang dapat disampaikan di antaranya:

1. Bagi pihak SLB N Pembina agar meningkatkan kualitas teknik dasar ketrampilan sepakbola.

2. Bagi peneliti selanjutnya agar mengadakan penelitian tentang olahraga


(2)

0.5 m 2 m

12 m

GARIS START 1. Instrumen

Penelitian ini menggunakan pengumpulan data yang instrumennya sudah ada, instrumen tes penilaian ketrampilan regu sesuai dengan buku panduan cabang sepakbola special olympics. Tes ini meliputi 3 item yakni: dribbling (membawa bola), controling,

driblle, and pass (mengkontrol, membaawa bola, dan mengumpan), dan shooting

(menembak). Adapun petunjuk pelaksanaan sebagai berikut: a. Dribbling (Membawa bola)

1) Peralatan:

a) 5 buah bola dengan nomor 4 atau 5

b) 5 cone tinggi 18 cm. Jarak antara cone 2 meter, Jarak cone ke garis tengah 0,5 meter.

c) Peluit d) Stop watch 2) Pelaksanaan:

a) Bola di letakkan di garis start

b) Pemain membawa bola dengan secepat mungkin c) Waktu selama 1 menit

d) Bila cone jatuh, maka tidak mendapat poin 3) Penilaian:

Setiap melewati cone dengan baik mendapat nilai 5 Gambar


(3)

P

3 M

3 M 10 M

ATLET

AREA KANAN AREA KIRI

b. Control, driblle, and pass (mengontrol, membawa bola, dan mengumpan)

1) Peralatan a) 2 buah cone b) Peluit c) Stop watch 2) Pelaksanaan

a) 2 buah cone pada garis umpan dengan lebar 5 meter dan target dengan lebar 3 meter dengan jarak 10 meter dari garis umpan.

b) Pengumpan (pelatih) mengumpan bola kepada pemain.

c) Pemain berdiri di garis start dan menyambut bola, membawanya ke garis umpan. d) Di garis umpan pemain melakukan tendangan umpan ke arah sasaran

e) Pengumpan akan mengatakan kemana bola akan diumpan ke kiri atau ke kanan. f) Pemain kembali ke garis start setelah mengumpan ke sasaran

g) Waktu selama 1 menit 3) Penilaian

Setiap berhasil melakukan umpan ke target mendapatkan nilai 10, dan bola yang mengenai cone tapi masuk ke area sasaran dianggap sah.


(4)

c. Shooting (menembak)

1) Peralatan

a) Area pinalti lengkap dengan gawang b) Bola 4 s/d 8 buah nomor 5 atau 4 c) Peluit

d) Stop watch 2) Pelaksanaan

a) Bola berada sekitar 7 meter di belakang titik pinalti

b) Pemain berada di posisi titik dan setelah start/bunyi peluit mengambil bola yang berada di belakangnya.

c) Pemain membawa bola ke titik pinalti dan menembaknya ke gawang (bola seharusnya di udara)

d) Pemain boleh menembak dari area pinalti selain titik pinalti

e) Setelah melakukan tembakan pemain kembali mengambil bola untuk ditembak ke gawang

f) Waktu selama 1 menit 3) Penilaian

Setiap berhasil melakukan tembakan ke gawang (di atas udara) mendapat poin 10, bila menyentuh tanah mendapat 5 poin.


(5)

(6)

SURAT KETERANGAN

VALIDITAS AHLI

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Dr. Sumaryanti, M.S

NIP : 1958 1011 1198203 2 001

Jabatan :Dosen

Instansi :FIK UNY

Alamat : Babadan RT 48 Pendowoharjo Sewon Bantul Yogyakarta

Agama : Agama Islam

Keahlian :Aktivitas Jasmani Adapted

Setelah membaca dan mempelajari bahwa instrument penelitian berupa tes

(1) dribble, (2) control, dribbel, and pass, (3) shooting ( Layak/ Tidak Layak) berdasar pada buku panduan cabang olahraga sepakbola special Olympic, untuk digunakan dalam penelitian skripsi dengan judul “ Tingkat Kemampuan Bermain sepakbola Anak Tuna Grahita Ringan SLB Negeri Pembina Yogyakarta’’ oleh peneliti:

Nama : Edwin Rizki Risnanto

Nim :07603141014

Prodi/ jur. : PKR/ IKORA

Alamat : jl. Janturan 53 yogyakarta

Agama : Islam

Demikian surat ini dibuat agar dapat digunakan dalam pengumpulan data. Yogyakarta, juni 2014

Validator

Dr.Sumaryanti, M.S.