14
Seperti halnya satuan bahasa lainnya, wacana memiliki aturan-aturan tersendiri. Wacana yang baik akan memperlihatkan hubungan kepaduan serta
keteraturankerapian susunan kalimat sehingga menjadi wacana yang utuh dan terbaca.
B. Analisis Wacana
Dalam kamus lingustik, analisis wacana diartikan toute technique qui cherche à établir en général de façon formelle les rapports qui existent
entre les unités linguistiques d‟un discours, écrit ou parlé, à un niveau plus élevé que celui de la phrase. Analisis wacana adalah semua teknik yang
digunakan untuk secara umum dengan cara jelas mencari hubungan yang terdiri dari satuan-satuan linguistik dalam sebuah wacana, baik tertulis
maupun lisan, pada tataran yang lebih tinggi dari kalimat Dictionaire de Linguistique, 1973 : 26.
Menurut Rani 2006: 10 analisis wacana berkembang dengan pesat sejak pertengahan dua dasawarsa yang lalu. Analisis wacana adalah disiplin
ilmu yang berusaha mengkaji penggunaan bahasa yang nyata dalam tindak komunikasi. Dalam memahami sebuah wacana perlu diperhatikan semua
unsur yang terlibat dalam penggunaan bahasanya. Makna yang tersembunyi dari suatu teks dapat dilihat melalui konteks tuturan Rani, 2006: 16.
Unsur yang terlibat dalam penggunaan bahasa disebut koteks dan konteks. Koteks merupakan teks yang mengikuti atau mendahului sebuah
15
teks. Konteks mencakup segala hal yang berada dilingkungan penggunaan bahasa Rani, 2006: 16. Konteks wacana yang membantu memberikan
penafsiran tentang makna ujaran ialah situasi wacana. Situasi mungkin dinyatakan secara eksplisit dalam wacana, tetapi dapat pula disarankan oleh
berbagai unsur wacana, yang disebut ciri-ciri wacana atau koordinat- koordinat wacana, seperti pembicara, pendengar, waktu, tempat, topik,
bentuk amanat, peristiwa, saluran, dan kode Samsuri via Rani, 2006: 15. Samsuri via Rani, 2006 : 15 menguraikan beberapa aspek yang
berkaitan dengan kajian wacana. Aspek-aspek tersebut adalah a konteks wacana, b topik, tema, dan judul wacana, c kohesi dan koherensi wacana,
dan d referensi dan interferensi kewacanaan. Berdasarkan aspek-aspek tersebut, maka analisis wacana dapat dilakukan dengan dua pendekatan atau
dua arah analisis, yakni dari teks itu sendiri dengan pendekatan mikrostruktural dan dari luar teks atau konteksnya yaitu dengan pendekatan
makrostruktural. Wijana 2011: 72 menjelaskan bahwa analisis wacana dapat
mengaplikasikan semua unsur kebahasaan, namun analisis wacana tidak dapat meninggalkan analisis konteks. Konteks memiliki peran penting untuk
mengungkapkan makna yang ada dalam teks. Analisis wacana itu mengkaji hubungan bahasa dengan konteks penggunaannya.
16
Eriyanto 2012: 1 membedakan analisis wacana dan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif lebih menekankan pada pertanyaan « apa »
what, sedangkann analisis wacana menekankan pada pertanyaan « bagaimana » how dari pesan atau teks komunikasi. Lewat analisis wacana,
kita tidak hanya mengetahui “apa” isi tekspesan namun mengetahui “bagaimana” isi tekspesan dan “bagaimana” tekspesan komunikasi itu
disampaikan. Dari berbagai pendapat tentang analisis wacana di atas, dapat
dikatakan bahwa analisis wacana adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengkaji satuan bahasa yang tatarannya lebih tinggi dari kalimat baik secara
lisan maupun tertulis. Dalam menganalisis sebuah wacana, perlu diperhatikan unsur-unsur bahasa yang terlibat dalam wacana tersebut untuk mengetahui
kohesi dan koherensi dari sebuah wacana. Analisis wacana juga dapat digunakan untuk mencari makna yang tersembunyi dari sebuah teks.
Analisis wacana dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan mikrostruktural dan pendekatan makrostruktural. Pendekatan
mikrostruktural digunakan untuk mengkaji teks itu sendiri sedangkan pendekatan makrostruktural digunakan untuk mengkaji konteks atau luar teks
yang dapat berupa makna pesan dan kode-kode yang berupa lambang- lambang kebahasaan.
17
C. Iklan