4 Ras
Ras kulit putih lebih sering terjadi PJK daripada ras African American pada kulit putih yang berusia pertengahan berisiko tinggi untuk
terkena PJK Lewis, et.al., 2007.
2.6 Patofisiologi PJK
PJK disebabkan oleh penyempitan arteri koronaria akibat kakunya dinding pembuluh darah arteriosklerosis. Arteri koroner tidak dapat memberi
asupan darah menuju jantung dan kemudian menjadi lebih keras dan lebih sempit karena pembentukan plak pada dinding bagian dalam arteri koroner, plak
mengalami pembesaran ukuran menyebabkan pembuluh koroner menyempit dan mengurangi darah yang lewat.
Kurangnya asupan darah ke jantung mengakibatkan kekurangan supply oksigen untuk otot jantung. Hal ini diiringi dengan munculnya nyeri dada yg
terasa menembus hingga punggung atau menjalar ke pundak. Jika plak pada dinding arteri koroner tidak diatasi, otot jantung berhenti mendapat supply
oksigen suatu waktu dapat terjadi serangan jantung atau infark miokard dan kerusakan permanen pada otot jantung.
Buntut panjang dari penyakit jantung koroner adalah aritmia yaitu gangguan irama jantung dan yang paling fatal adalah gagal jantung yakni
ketidakmampuan jantung memompa dengan efektif darah menuju ke seluruh tubuh.
2.7 Upaya Pencegahan Penyakit Jantung Koroner
a. Pencegahan primer
Harus dilakukan tindakan pencegahan untuk menghilangkan atau mengendalikan faktor-faktor risiko pada setiap individu. Lemahnya
perhatian terhadap faktor risiko dan penyakit, terbatasnya sarana pengobatan dan perawatan, dan tingginya biaya pengobatan merupakan
hambatan yang mempengaruhi keberhasilan dalam pengendalian faktor risiko dan PJK. Beberapa stategi untuk menurunkan faktor risiko
Raharjoe, 2011:
Membatasi akses produksi tembakau dengan meningkatkan pajak dan menegaskan larangan merokok.
Mengurangi penggunaan garam dalam makanan baik secara
individu maupun di tempat makan atau restoran.
Mengurangi konsumsi gula dan lemak
Meningkatkan aktivitas olahraga
Pemberian asuransi kesehatan ker yang melayani pemeriksaan tekanan darah, glukosa darah, dan lipid.
Prioritas pencegahan terutama dilakukan pada: 1 Pasien dengan PJK, penyakit arteri perifer dan aterosklerosis
cerebrovaskular. 2 Pasien yang tanpa gejala namun tergolong risiko tinggi karena:
- Banyak faktor risiko dan besarnya risiko dalam 10 tahun ≥
5 atau dengan usia lebih dari 60 tahun untuk mendapat penyakit kardiovaskular yang fatal.
- Peningkatan salah satu komponen faktor risiko:
cholesterol ≥ 8 mmoll 320 mgdl, low density lipoprotein LDL cholesterol ≥ 6 mmoll 240 mgdl, TD
180110 mmHg. -
Pasien diabetes tipe 2 dan tipe 1 dengan mikroalbuminuria.
3 Keluarga dekat dari: -
Pasien dengan penyakit kardiovaskular aterosklerotik yang lebih awal
- Pasien dengan risiko tinggi namun tanpa gejala.
4 Orang-orang yang secara rutin melakukan pemeriksaan klinis.
Pedoman Pencegahan Primer Penyakit Jantung dan Stroke
Telah banyak bukti–bukti yang menunjukkan bahwa PJK dapat dicegah dan penelitian untuk hal ini terus berlanjut. Dari hasil studi
prospektif jangka panjang menunjukkan bahwa orang dengan faktor risiko
rendah mempunyai risiko yang lebih kecil untuk terkena PJK dan stroke. ACCAHA merekomendasikan petunjuk untuk pencegahan penyakit
kardiovaskular yang ditentukan dari faktor risiko yang ada lihat Tabel 1. Usaha-usaha intervensi dengan cara nonfarmakologik dan farmakologik
dan berbagai uji klinis menunjukkan hal yang bermanfaat. Tabel 2 :
Tabel 1. Panduan Pencegahan Primer Penyakit Kardiovaskular dan Stroke Berdasarkan Faktor Risiko
Faktor risiko Rekomendasi
Pencarian faktor risiko Tujuan: orang dewasa harus
mengetahui tingkatan dan pentingnya faktor risiko
yang diperiksa secara rutin. Pemeriksaan faktor risiko harus dimulai sejak
umur 20 tahun. Riwayat keluarga dengan PJK harus secara rutin dipantau. Merokok, diet,
alkohol, aktivitas fisik harus dievaluasi secara rutin. Tekanan darah, indeks masa tubuh,
lingkar pinggang, harus diperiksa selang 2 tahun. Pemeriksaan kolesterol dan kadar gula
darah harus tetap dipantau juga. Estimasi faktor risiko secara
umum Seluruh orang dewasa
dengan usia di atas 40 tahun harus mengetahui faktor
risiko mereka untuk menderita penyakit PJK.
Tujuan: menurunkan faktor risiko sebesar-besarnya.
Setiap 5 tahun atau lebih jika ada perubahan factor risiko, khususnya orang dengan usia
40 tahun atau seseorang dengan faktor risiko lebih dari 2, harus dapat menentukan faktor
risiko berdasar hitungan 10 tahun faktor risiko. Faktor risiko yang dilihat adalah merokok,
tekanan darah, pemeriksaan kolesterol, kadar gula darah, usia, jenis kelamin, dan diabetes.
Pasien diabetes atau risiko 10 tahun 20 dianggap sama pasien PJK risiko PJK
equivalen.
b. Pencegahan Sekunder Penyakit Jantung Koroner