Infeksi post primer Kuman dormant Muncul bertahun kemudian
Diresorpsi kembalisembuh Membentuk jar. keju Sarang meluas Jika dibatukkan sembuh dgn.
membentuk kavitas. Jar. Fibrotik
. Kavitas meluas Memadat membungkus diri Bersih
menyembuh Membentuk sarang tuberkuloma
Gejala Klinis 1. Demam subfebris, kadang-kadang 40 - 41 C, seperti demam influensa.
2. Batuk kering, produktif, kadang-kadang hemoptoe pecahnya pembuluh
darah. 3. Sesak napas, jika infiltrasi sudah setengah bagian paru.
4. Nyeri dada, jika infiltrasi sudah ke pleura. 5. Malaise , anoreksia, badan kurus, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat
malam. Pengkajian Doegoes, 1999
1. Aktivitas Istirahat -
Kelemahan umum dan kelelahan.
- Napas pendek dgn. Pengerahan tenaga.
- Sulit tidur dgn. Demamkerungat malam.
- Mimpi buruk.
- Takikardia, takipneadispnea.
- Kelemahan otot, nyeri dan kaku.
2. Integritas Ego :
- Perasaan tak berdayaputus asa.
- Faktor stress : barulama.
- Perasaan butuh pertolongan
- Denial.
- Cemas, iritable.
3. MakananCairan :
- Kehilangan napsu makan.
- Ketidaksanggupan mencerna.
- Kehilangan BB.
- Turgor kulit buruk, kering, kelemahan otot, lemak subkutan tipis.
4. Nyamannyeri :
- Nyeri dada saat batuk.
- Memegang area yang sakit.
- Perilaku distraksi.
5. Pernapasan :
- Batuk produktifnon produktif
- Napas pendek.
- Riwayat tuberkulosis
- Peningkatan jumlah pernapasan.
- Gerakan pernapasan asimetri.
- Perkusi : Dullness, penurunan fremitus pleura terisi cairan.
- Suara napas : Ronkhi
- Spuntum : hijaupurulen, kekuningan, pink.
6. KemananKeselamatan :
- Adanya kondisi imunosupresi : kanker, AIDS, HIV positip.
- Demam pada kondisi akut.
7. Interaksi Sosial :
- Perasaan terisolasiditolak.
Diagnosa Keperawatan 1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang
kentaldarah. 2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran
alveolar-kapiler. 3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
peningkatan produksi spuntumbatuk, dyspnea atau anoreksia 4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan primer, penurunan geraan silia, stasis dari sekresi. 5. Kurang pengetahuan tentang kondisi, terapi dan pencegahan berhubungan
dengan infornmasi kurang tidak akurat.
Intervensi Diagnosa Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang
kentaldarah. Tujuan : Kebersihan jalan napas efektif.
Kriteria hasil :
Mencari posisi yang nyaman yang memudahkan peningkatan pertukaran udara.
Mendemontrasikan batuk efektif.
Menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi. Rencana Tindakan :
1. Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat penumpukan sekret di sal. pernapasan.
R Pengetahuan yang diharapkan akan membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
2. Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk. R Batuk yang tidak terkontrol adalah melelahkan dan tidak efektif,
menyebabkan frustasi.
3. Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin. R Memungkinkan ekspansi paru lebih luas.