Persyaratan Kemampuan Bangunan Rusuna Bertingkat Tinggi

3 Pemeriksaan keandalan bangunan rusuna bert ingkat t inggi dilaksanakan secara berkala, unt uk mencegah t erj adinya keunt uhan st rukt ur yang t idak diharapkan, dan harus dilakukan at au didampingi oleh ahli yang memiliki sert if ikasi sesuai keahl iannya. ii. Persyarat an Bahan 1 Bahan st rukt ur yang digunakan harus sudah memenuhi semua persyarat an keamanan, t ermasuk keselamat an t erhadap lingkungan dan pengguna bangunan, sert a sesuai st andar t eknis SNI yang t erkait . 2 Bahan yang dibuat at au dicampurkan di lapangan, harus diproses sesuai dengan st andar t at a cara yang baku unt uk keperluan yang dimaksud. 3 Bahan bangunan pref abrikasi harus dirancang sehingga memiliki sist em hubungan yang baik dan mampu mengembangkan kekuat an bahan-bahan yang dihubungkan, sert a mampu bert ahan t erhadap gaya angkat pada saat pemasangan pelaksanaan. Dalam hal masih ada persyarat an lainnya yang belum t ert ampung, at au yang bel um mempunyai SNI, digunakan st andar baku dan at au pedoman t eknis.

2. Persyaratan Kemampuan Bangunan Rusuna Bertingkat Tinggi

Terhadap Bahaya Kebakaran a. Bangunan rusuna bert ingkat t inggi harus dil engkapi dengan sist em prot eksi pasif dan sist em prot eksi akt if . b. Sist em Prot eksi Pasif i. Set iap bangunan rusuna bert ingkat t inggi harus mempunyai sist em prot eksi pasif t erhadap bahaya kebakaran yang memprot eksi hart a milik berbasis pada desain at au pengat uran t erhadap komponen arsit ekt ur dan st rukt ur bangunan gedung sehingga dapat melindungi penghuni dan benda dari kerusakan f isik saat t erj adi kebakaran. ii. Penerapan sist em prot eksi pasif didasarkan pada f ungsi klasif ikasi resiko kebakaran, geomet ri ruang, bahan bangunan t erpasang, dan at au j umlah dan kondisi penghuni dalam bangunan gedung. iii. Pada sist em prot eksi pasif yang perlu diperhat ikan meliput i: persyarat an kinerj a, ket ahanan api dan st abilit as, t ipe konst ruksi t ahan api, t ipe konst ruksi yang diwaj ibkan, kompart emenisasi dan pemisahan, dan perlindungan pada bukaan f ire st op . iv. Sist em prot eksi pasif t ersebut harus mengikut i: 1 SNI 03-1736-2000 Tat a cara perencanaan sist em prot eksi pasif unt uk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung, at au edisi t erbaru; dan 2 SNI 03-1746-2000 Tat a cara perencanaan dan pemasangan sarana j al an ke luar unt uk penyelamat an t erhadap - 17 - bahaya kebakaran pada bangunan gedung, at au edisi t erbaru. Dalam hal masih ada persyarat an lainnya yang belum t ert ampung, at au yang belum mempunyai SNI, digunakan st andar baku dan at au pedoman t eknis. c. Sist em Prot eksi Akt if i. Set iap bangunan rusuna bert ingkat t inggi, harus dilindungi t erhadap bahaya kebakaran dengan prot eksi akt if . ii. Penerapan sist em prot eksi akt if didasarkan pada f ungsi, klasif ikasi, luas, ket inggian, volume bangunan, dan at au j umlah dan kondisi penghuni dalam bangunan rusuna bert ingkat t inggi. iii. Pada sist em prot eksi akt if yang perlu diperhat ikan meliput i: - Sist em Pemadam Kebakaran baik berupa APAR, sprinkl er , hidran box maupun hidran pilar halaman; - Sist em Det eksi Alarm Kebakaran; - Sist em Pengendalian Asap Kebakaran; dan - Pusat Pengendali Kebakaran iv. Sist em prot eksi akt if t ersebut harus mengikut i: 1 SNI 03-3987-1995 Tat a cara perencanaan, pemasangan pemadam api ringan unt uk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung; 2 SNI 03-1745-2000 Tat a cara perencanaan dan pemasangan sist em pipa t egak dan slang unt uk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung, at au edisi t erbaru; 3 SNI 03-3985-2000 Tat a cara perencanaan, pemasangan dan penguj ian sist em det eksi dan alarm kebakaran unt uk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung, at au edisi t erbaru; 4 SNI 03-3989-2000 Tat a cara perencanaan dan pemasangan sist em springkler ot omat ik unt uk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung, at au edisi t erbaru; 5 SNI 03-6571-2001 Sist em pengendalian asap kebakaran pada bangunan gedung, at au edisi t erbaru; dan 6 SNI 03-0712-2004 Sist em manaj emen asap dalam mal, at rium, dan ruangan bervolume besar, at au edisi t erbaru. Dalam hal masih ada persyarat an lainnya yang belum t ert ampung, at au yang belum mempunyai SNI, digunakan st andar baku dan at au pedoman t eknis. d. Persyarat an Jalan Keluar dan Aksesibilit as unt uk Pemadaman Kebakaran i. Persyarat an j alan kel uar dan aksesibilit as unt uk pemadaman kebakaran meliput i perencanaan akses bangunan dan lingkungan unt uk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rusuna bert ingkat t inggi, dan perencanaan dan - 18 - pemasangan sarana j alan keluar unt uk penyelamat an t erhadap bahaya kebakaran. ii. Persyarat an j alan kel uar dan aksesibilit as unt uk pemadaman kebakaran t ersebut harus mengikut i: 1 SNI 03-1735-2000 Tat a cara perencanaan akses bangunan dan akses lingkungan unt uk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung, at au edisi t erbaru; dan 2 SNI 03-1736-2000 Tat a cara perencanaan dan pemasangan sarana j alan keluar unt uk penyelamat an t erhadap bahaya kebakaran pada gedung, at au edisi t erbaru. Dalam hal masih ada persyarat an lainnya yang belum t ert ampung, at au yang belum mempunyai SNI, digunakan st andar baku dan at au pedoman t eknis. e. Persyarat an Pencahayaan Darurat , Tanda Arah Keluar Eksit , dan Sist em Peringat an Bahaya i. Persyarat an pencahayaan darurat , t anda arah keluar eksit , dan sist em peringat an bahaya dimaksudkan unt uk memberikan arahan yang j elas bagi pengguna bangunan rusuna bert ingkat t inggi dalam keadaan darurat unt uk dapat menyelamat kan diri, yang meliput i: 1 Sist em pencahayaan darurat ; 2 Tanda arah keluar eksit ; dan 3 Sist em Peringat an Bahaya. ii. Pencahayaan darurat , t anda arah keluar, dan sist em peringat an bahaya dalam gedung harus mengikut i SNI 03- 6573-2001 Tat a cara perancangan pencahayaan darurat , t anda arah dan sist em peringat an bahaya pada bangunan gedung, at au edisi t erbaru. Dalam hal masih ada persyarat an lainnya yang belum t ert ampung, at au yang belum mempunyai SNI, digunakan st andar baku dan at au pedoman t eknis. f . Persyarat an Komunikasi Dalam Bangunan Rusuna Bert ingkat Tinggi i. Persyarat an komunikasi dalam bangunan rusuna bert ingkat t inggi dimaksudkan sebagai penyediaan sist em komunikasi baik unt uk keperluan int ernal bangunan maupun unt uk hubungan ke luar, pada saat t erj adi kebakaran dan at au kondisi darurat lainnya. Termasuk ant ara lain: sist em t elepon, sist em t at a suara, sist em voice evacuat ion , dll. ii. Penggunaan inst alasi t at a suara pada wakt u keadaan darurat dimungkinkan asal memenuhi pedoman dan st andar t eknis yang berlaku. g. Persyarat an Inst alasi Bahan Bakar Gas i. Dalam hal rusuna bert ingkat t inggi menggunakan gas pembakaran dari Inst alasi Gas Kot a, maka harus memenuhi ket ent uan: - 19 - 1 Rancangan sist em dist ribusi gas pembakaran, pemilihan bahan dan konst ruksinya mengikut i perat uran yang berlaku dari inst ansi yang berwenang, at au ket ent uan lainnya sepanj ang t idak bert ent angan. 2 Inst alasi pemipaan mulai dari kat up penut up, met er- gas at au regulat or mengikut i perat uran yang berlaku dari inst ansi yang berwenang, at au ket ent uan lainnya sepanj ang t idak bert ent angan. Kat up penut up, met er- gas at au regulat or harus dit empat kan di luar bangunan. 3 Pada inst alasi unt uk pembakaran, harus dilengkapi dengan peralat an khusus unt uk mendet eksi kebocoran gas yang secara ot omat is memat ikan aliran gas. ii. Dalam hal rusuna bert ingkat t inggi menggunakan gas pembakaran Inst alasi gas elpj i LPG, maka harus memenuhi ket ent uan: 1 Rancangan sist em dist ribusi gas pembakaran, pemilihan bahan dan konst ruksinya mengikut i perat uran yang berlaku dari inst ansi yang berwenang, at au ket ent uan lainnya sepanj ang t idak bert ent angan. 2 Inst alasi pemipaan unt uk rumah t angga domest ik dan gedung komersial mengikut i perat uran yang berlaku dari inst ansi yang berwenang, at au ket ent uan lainnya sepanj ang t idak bert ent angan. 3 Bila pasokan dari beberapa t abung silinder digabung ke dalam sat u manipol manif ol d at au header , maka harus mengikut i perat uran yang berlaku dari inst ansi yang berwenang, at au ket ent uan lainnya sepanj ang t idak bert ent angan. Tabung-t abung silinder yang digabung harus dit empat kan di luar bangunan rusuna bert ingkat t inggi. Dalam hal t abung-t abung t ersebut harus dit empat kan dalam bangunan, maka harus dilet akkan di lant ai dasar dan salah sat u dinding ruangan gas t ersebut merupakan dinding l uar dari bangunan dan dinding lainnya harus memiliki TKA 120 120 120. Tabung- t abung t ersebut dapat pula dilet akkan di l ant ai t erat as bangunan rusuna bert ingkat t inggi. 4 Pada inst alasi unt uk pembakaran, harus dilengkapi dengan peralat an khusus unt uk mendet eksi kebocoran gas yang secara ot omat is memat ikan aliran gas, dan t anda “ DILARANG MEROKOK” . h. Manaj emen Penanggulangan Kebakaran Set iap bangunan rusuna bert ingkat t inggi harus memiliki unit manaj emen pengamanan kebakaran.

3. Persyaratan Kemampuan Bangunan Rusuna Bertingkat Tinggi