Perancangan Buku Ilustrasi Tentang Pemanfataan Sampah Oleh Dodong Kodir

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Sudah sejak lama manusia berdampingan dengan sampah dan mulai sejak itu pula banyak masalah yang timbul. Banyak pihak yang memperkirakan akan timbulnya masalah dalam pengelolaan sampah. Sistem Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dianggap tidak lagi sesuai untuk menangani sampah, sehingga berbagai alternatif bermunculan, mulai dari penerapan sistem 4R (reduce, reuse, recycle, replace), pembuatan kompos, pupuk organik, sampai pengolahan sampah menjadi energi listrik.

Prinsip 4R dianggap paling baik dalam mengatasi permasalahan sampah karena bisa menggugah masyarakat untuk memperdayakan sesuatu yang sudah tidak digunakan agar dapat digunakan kembali. Namun pada praktiknya, penerapan 4R memerlukan kesadaran tinggi dari seluruh masyarakat dan memerlukan waktu yang sangat lama. Sedangkan pembuatan kompos, pupuk organik, dan pengolahan sampah menjadi energi listrik memerlukan biaya yang sangat besar.

Persoalan sampah merupakan persoalan bersama yang perlu diatasi secara bersama oleh pemerintah, instansi terkait, dan masyarakat. Masalah sampah sendiri muncul dari hasil pengolahan benda mati,


(2)

2

kemudian diproduksi menjadi lebih banyak sesuai dengan kebutuhan suatu masyarakat. Benda mati tersebut menjadi lebih memiliki nilai fungsi atau kegunaan. Seiringi berjalannya waktu, benda yang tadi nya memiliki nilai fungsi menjadi tidak berfungsi lagi dan akhirnya dibuang dan menjadi sampah.

Awal mula sampah sendiri muncul dari hasil kegiatan rumah tangga, sampah dari kegiatan industri/pabrik, sampah dari kegiatan perdagangan, sampah dari hasil pembangunan, dan sampah jalan raya. Komposisi sampah (sampah yang seragam, berasal dari kertas, kertas karbon dan sampah yang tidak seragam berasal dari tempat-tempat umum). Penggolongan sampah berdasarkan bentuknya (sampah padat, sampah cair dan sampah gas). penggolongan sampah berdasarkan lokasi (sampah kota dan sampah luar kota), penggolongan sampah berdasarkan proses terjadinya (sampah alami dan sampah non alami), penggolongan sampah berdasarkan sifatnya (organik dan anorganik), berdasarkan jenisnya (sampah makanan, sampah kebun/pekarangan, sampah kertas, sampah plastik, karet, kulit, kain, kayu, logam, gelas keramik, abu dan debu).

Banyak sekali efek sampah terhadap manusia yang berdampak pada masalah kesehatan, berdampak pada lingkungan, berdampak juga terhadap keadaan sosial dan ekonomi.


(3)

3

Selain sampah organik yang dimanfaatkan sebagai kompos, sampah anorganik bisa dimanfaatkan untuk digunakan menjadi bahan mentah produk kerajinan atau produk-produk yang bahannya dari proses daur ulang.

Adapun anggota masyarakat yang mengolah sampah menjadi berbagai macam kerajinan misalkan: bekas bungkus kemasan kopi bubuk, bekas pasta gigi, dan bekas tas plastik diolah menjadi produk kerajinan tas. Sampah di pinggiran pantai seperti kayu dan ranting yang terbawa arus ombak dijadikan hiasan kaca rias, hiasan dinding, sampai meja. Koran-koran bekas berubah menjadi sandal, tas, serta tempat tisu. Plastik bekas bungkus deterjen atau sejenisnya yang berukuran sedikit lebar, telah dimanfaatkan menjad tas kantong belanja, sandal rumah, payung, dompet. Bahkan botol plastik minuman dijadikan lampion.

Lain halnya dengan yang dilakukan seorang seniman yang bernama lengkap Dodong Kodir dengan satu pemikiran yang menarik Dodong mengubah limbah menjadi alat musik maupun alat-alat yang dapat mengeluarkan efek tertentu seperti, suara singa, paus, turaes, kodok, tokek, petir, tornado, angin, gemercik air sungai, gemercik air dalam gua, kereta api, boeing, longsor, ombak, dan berbagai bunyi lainnya.


(4)

4

Berbagai macam sampah diolah oleh Dodong kecuali kertas dan daun. Ibaratnya, sampah siap dilempar ke pembuangan, beliau dapat memanfaatkannya menjadi barang yang punya nilai pakai.

Barang-barang yang dihasilkan beliau mempunyai satu keunikan tertentu. Contoh kecil saja, bagi sebagian orang kaleng susu yang sudah tidak terpakai dibuang begitu saja karena sudah tidak memiliki nilai, tapi ditangannya kaleng susu menjadi lebih bernilai dengan merubahnya menjadi alat yang dapat mengeluarkan efek suara singa dan ikan paus. Bukan hanya suara alam serta hewan yang telah dibuatnya. Beliau-pun merombak alat musik yang sudah tidak terpakai sebagaimana mestinya, menjadi lebih unik berbeda dengan aslinya.

Pengalaman beliau bisa dijadikan suatu wawasan serta contoh dalam menghasilkan sesuatu yang berguna dari pemanfaatan sampah yang tidak bernilai menjadi memiliki nilai dengan cara pengolahan yang jauh berbeda dengan beberapa masayarakat pada umumnya. Dengan konsep pengolahan sampah yang umumnya banyak memakan waktu dan biaya serta tidak semua orang mempunyai waktu untuk mengolah sampah menyebabkan masih banyaknya sampah yang menumpuk di sekitar lingkungan masyarakat.

Melihat permasalahan di atas diperlukan media informasi mengenai sampah sejak dini khususnya terhadap anak-anak dan remaja karena


(5)

5

mereka lebih banyak memiliki waktu dibandingkan dengan orang dewasa.

Dengan mengajarkan pendidikan lingkungan hidup pada anak-anak, diharapkan rasa peduli pada lingkungan hidup akan tertanam sejak kecil dan akan dibawa terus hingga mereka besar nanti.

Masa anak-anak merupakan masa pembentukan karakter anak yang berperan sangat penting. Pada fase ini anak mengalami perkembangan sangat pesat baik fisik, motorik, bahasa maupun kecerdasannya sehingga masa anak-anak adalah masa yang sangat penting bagi kehidupan manusia. (Saiful Anam, 2008)

Salah satu media informasi yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran adalah buku. Buku merupakan media pembelajaran yang sederhana, tetapi di balik kesederhanaan buku terdapat banyak informasi dan bila di modifikasi degan kreatif, tentu akan mempunyai daya tarik tersendiri. Selain itu buku mudah digunakan oleh anak-anak dan dapat dibawa kemana saja.

Melly Latifah dalam bukunya Pendidkian Holistik: Aplikasi KBK untuk menciptakan Lifelong Learners (2004) mencatat bahwa metode pembelajaran yang baik adalah metode pembelajaran yang dapat melibatkan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), sifat


(6)

6

alamiah (disposition), dan perasaan (feelings). Karena pikiran, emosi, imajinasi, dan sifat alamiah anak-anak bekerja secara bersamaan dan saling berhubungan. National Research Council (1999) mengumpulkan dan mengkompilasikan berbagai hasil riset otak yang harus menjadi acuan bagi para pendidik agar pendidikan berjalan efektif. Beberapa hasil riset tersebut adalah:

a. Proses belajar melibatkan seluruh dimensi manusia (tubuh, pikiran, dan emosi).

b. Suasana menyenangkan yang aman dan nyaman.

c. Informasi yang menarik dan bermakna akan disimpan lebih lama dalam memori, sedangkan informasi yang membosankan dan tidak relevan akan mudah dilupakan.

d. Proses belajar harus memberikan rasa kebahagiaan.

e. Manusia akan mudah mengerti jika terlibat secara langsung dalam mengerjakannya, atau dengan ingatan spatial (bentuk/gambar).

Penulis lebih menekankan pemanfaatan sampah yang diolah menjadi suatu alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi serta efek tertentu, dengan mengacu pada apa yang telah dilakukan Dodong sebagai bahan wawasan, serta contoh bagi anak-anak akan pentingnya mengolah suatu benda yang tidak bernilai menjadi memiliki nilai lebih.


(7)

7 1.2. Identifikasi Masalah

Pemikiran masyarakat mengenai sampah adalah objek yang sudah tidak terpakai. Ini didukung oleh definisi-definisi mengenai sampah, seperti:

“Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan”. (Kamus Istilah Lingkungan, 1994). “Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.” (Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink,

1996). “Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh

pemiliknya atau pemakai semula”. (Tandjung, 1982) “Sampah adalah sumberdaya yang tidak siap pakai.” (Radyastuti, 1996).

Dari definisi-definisi ini terlihat bahwa sampah memang telah diposisikan sebagai barang tidak terpakai, tidak memiliki nilai guna. Tidak salah apabila masyarakat kemudian memperlakukannya tidak sebaik sebelumnya.

Namun secara perlahan masayarakat dan pemeritah mulai menyadari serta mencari cara untuk mengatasi permasalahan sampah dengan konsep pengolahan sampah 4R, akan tetapi kenyatan dilapangan lebih


(8)

8

banyak memakan waktu dan biaya serta tidak semua orang mempunyai waktu untuk mengolah sampah.

Melihat permasalahan diatas, dapat dirumuskan bahwa permasalahan yang melatar belakangi adalah:

 Penerapan 4R memakan banyak waktu dan biaya serta tidak semua orang memiliki waktu untuk mengolah sampah.

 Masyarakat belum menyadari nilai fungsi benda yang sudah tidak terpakai bisa menjadi lebih berguna.

 Benda bisa dimanfaatkan untuk fungsi tertentu.  Benda yang tidak terpakai masih memiliki nilai.

 Pentingnya sikap peduli pada lingkungan sekitar khususnya sampah yang ditanamkan sejak kanak-kanak.

 Anak-anak tidak cukup diberitahu dengan sebuah ungkapan/kata-kata saja mengenai pentingnya pemanfaatan sampah sehingga dibutuhkan media pendekatan yang kreatif.

1.3. Fokus Permasalahan

Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana mengajak masyarakat khususnya anak-anak untuk merubah pola pikir yang sebelumnya tidak peka menjadi lebih peka akan nilai fungsi suatu benda yang sudah tidak terpakai yaitu sampah yang bisa dimanfaatkan kembali menjadi lebih bernilai dengan mengacu pada apa yang telah dilakukan sebelumnya oleh Dodong Kodir.


(9)

9 1.4. Tujuan dan Manfaat Perancangan

1.4.1. Tujuan Perancangan

a. Untuk menarik minat baca anak terhadap pemanfatan dari pengolahan sampah.

b. Sebagai upaya untuk menyadari akan pentingnya sikap peduli lingkungan.

1.4.2. Manfaat Perancangan a. Bagi Anak-Anak

Anak-anak diharapkan dapat mengetahui dan menangkap secara keseluruhan isi pesan yang ingin disampaikan penulis.

b. Bagi Kalangan Akademis

Diharapkan dapat menjadi sebuah referensi bagi teman-teman sesama mahasiswa dan juga bagi para desainer.

c. Bagi Penulis

Memberikan sebuah pengalaman baru dalam memproses suatu perancangan buku untuk anak-anak serta remaja, dari mulai menganalisa suatu permasalahan hingga mendapatkan solusi dari permasalahan tersebut. Dan diharapkan melalui perancangan yang penulis buat dapat memberikan kontribusi pada masyarakat banyak.


(10)

10 1.5. Kata Kunci dan Pengertiannya

1.5.1. Media Informasi

“Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi” .(Sadiman, 2002)

“Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang”. (Gordon, 1974)

1.5.2. Imajinasi

“Kekuatan atau proses menghasilkan citra mental dan ide”. (B. Maranda Hutagalung, 2008)

1.5.3. Anak

Anak (jamak: anak-anak) adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Anak juga merupakan keturunan kedua, dimana kata "anak" merujuk pada lawan dari orang tua, orang dewasa adalah anak


(11)

11

dari orang tua mereka, meskipun mereka telah dewasa. (Kamus Bebas Wikipedia, 2010)

1.5.4. Sampah

Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan”. (Kamus Istilah Lingkungan, 1994)

1.5.5. Buku

Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. (Kamus Bebas Wikipedia, 2010)

1.5.6. Ilustrasi

Ilustrasi adalah gambar baik berupa foto atau lukisan untuk membantu memperjelas isi buku (karangan); tulisan dan sebagainya. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008)


(12)

12 BAB II

KONSEP PENGELOLAAN SAMPAH DI MASYARAKAT

2.1. Sampah

Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembuatan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak atau dibuang (Hendargo, 1994). Definisi lain dikemukakan oleh Hadiwiyono (1983), sampah adalah sisa-sisa bahan yang telah mengalami perlakuan baik telah diambil bagian utamanya, telah mengalami pengolahan, dan sudah tidak bermanfaat, dari segi ekonomi sudah tidak ada harganya serta dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan kelestarian alam.

Menurut Suprihatin, A., D. Prihanto dan M. Gelbert. (1996), sampah dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu:

2.1.1 Sampah Organik

Sampah organik adalah sampah yang mudah diuraikan dalam proses salami. Sampah organik terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atu dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain.


(13)

13 2.1.2. Sampah Anorganik

Sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari sumber daya yang tidak diperbaharui. Secara keseluruhan zat anorganik yang ada tidak dapat diuraikan oleh alam. Jenis sampah ini dapat berupa botol kaca, botol plastik, kaleng, kayu, tulang, dan kertas (kayu, tulang kertas diuraikan dalam jangka waktu relatif lama karena pada dasarnya kayu, tulang, kertas merupakan sampah organik tapi cara penanganannya sama seperti sampah anorganik). Pada setiap kegiatan yang menggunakan sumberdaya, sampah selalu dihasilkan. Sampah terkumpul didalam lingkungan dan sangat tergantung pada kemampuan lingkungan untuk menghasilkannya, jumlah sampah akan semakin bertambah dan tidak sepenuhnya dapat diserap oleh lingkungan. Menurut Hadiwiyoto (1983), ditinjau dari segi keseimbangan lingkungan, kesehatan, keamanan dan pencemaran, sampah dapat menimbulkan gangguan sebagai berikut tumpukan sampah dapat menimbulkan kondisi fisik dan kimia yang tidak sesuai dengan lingkungan yang normal, biasanya dapat menyebabkan kenaikan suhu dan perubahan pH tanah. Keadaan ini dapat mengganggu kehidupan sekitarnya. Sampah dapat menimbulakan pencemaran udara karena selama proses pembusukan menghasilkan gas-gas beracun, bau tak sedap, daerah becek, dan lumpur terutama pada musim penghujan. Akan terjadi kekurangan O2 di tempat pembuangan


(14)

14

sampah, keadaan ini disebabkan karena selama proses perombakan sampah menjadi senyawa sederhana diperlukan O2 yang diambil di udara sekitarnya sehingga mengganggu kehidupan flora dan fauna sekitar. Tumpukan sampah menjadi media berkembang biaknya hewan pembawa penyakit terutama lalat, serangga, tikus dan anjing. Secara estetika sampah dapat digolongkan sebagai bahan yang dapat mengganggu pemandangan dan keindahan lingkungan.

2.2. Penggolongan Sampah

Menurut Syamsuddin (1985) sampah dapat digolongkan menjadi beberapa golongan. Adapun penggolongan yang dimaksud adalah penggolongan sampah beradasarkan asalnya (sampah dari hasil kegiatan rumah tangga, sampah dari kegiatan industri/pabrik, sampah dari kegiatan perdagangan, sampah dari hasil pembangunan, sampah jalan raya), sampah berdasarkan komposisinya (sampah yang seragam, berasal dari kertas, kertas karbon dan sampah yang tidak seragam berasal dari tempat-tempat umum), penggolongan sampah berdasarakan bentuknya (sampah padat, sampah cair dan sampah gas), penggolongan sampah berdasrkan lokasi (sampah kota dan sampah luar kota), penggolongan sampah berdasarkan proses terjadinya (sampah alami dan sampah non alami), penggolongan sampah berdasarkan sifatnya (organik dan anorganik), berdasarkan jenisnya (sampah makanan, sampah kebun/pekarangan, sampah


(15)

15

kertas, sampah plastik, karet, kulit, kain, kayu, logam, gelas keramik, abu dan debu).

2.3. Pengelolaan Sampah

Pengelolaan adalah pengendalian dan pemanfaatan semua faktor dan sumber daya, yang menurut suatu perencanaan diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu tujuan kerja yang tertentu (Prajudi, 1980). Dari limbah yang dihasilkan dapat dilakukan penanganan dengan beberapa kemungkinan yaitu didaur ulang menjadi bahan baku pada suatu proses produksi (kertas, karton, plastik, logam, botol dan sebagainya), diolah menjadi kompos (umumnya dari jenis sampah organik), ditumpuk di tempat pembuangan sampah akhir.

Rencana pengelolaan sampah yang baik harus memperhatikan sumber sampah, lokasi, pergerakan/peredaran, dan interaksi peredaran sampah dalam suatu lingkungan wilayah. Penanganan sampah yang tepat, selain dapat menjadi jalan keluar dari masalah keterbatasan lahan untuk penumpukan/pembuangan sampah, juga dapat memberikan manfaat atau nilai ekonomis. Menurut Hadiwiyoto (1983), penanganan sampah dilakukan dengan beberapa tahap yaitu:

2.3.1. Pengumpulan Sampah

Sampah yang akan dibuang atau dimanfaatkan harus dikumpulkan terlebih dahulu dari berbagai tempat asalnya.


(16)

16

Pengumpulan sampah dilakukan dengan pengambilan sampah dari bak sampah milik masyarakat, kemudian dengan menggunakan kendaraan-kendaraan pengangkut sampah dipindahkan ke lokasi pembuangan akhir.

2.3.2. Pemisahan

Pemisahan adalah memisahkan jenis-jenis sampah baik berdasarkan sifatnya, maupun berdasarkan jenis dan keperluannya.

2.3.3. Pembakaran (insinerasi)

Pembakaran dilakukan pada suatu instalasi pembakaran, karena dapat diatur prosesnya sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar.

2.3.4. Pembuangan (penimbunan) Sampah

Pembuangan (penimbunan) sampah adalah menempatkan sampah pada suatu tempat yang rendah kemudian menimbunnya dengan tanah.

Menurut Ismawati (2001) penanganan sampah dengan cara pembakaran mengakibatkan kerugian-kerugian antara lain membangkitkan pencemaran, mengancam kesehatan masyarakat memberi beban finansial yang cukup berat bagi masyarakat yang


(17)

17

berada disekitar lokasi insinerator, menguras sumber daya financial

masyarakat setempat, memboroskan energi dan sumberdaya material, mengganggu pembangunan ekonomi setempat, meremehkan upaya minimisasi sampah dan pendekatan-pendekatan rasional dalam pengelolaan sampah, memiliki pengalaman operasional bermasalah di negara-negara industri, seringkali melepaskan polusi ke udara yang melebihi standar/baku mutu, menghasilkan abu yang beracun dan berbahaya, dan dapat terancam bangkrut apabila jumlah kapasitas sampah yang disetorkan kurang dari perkiraan awal. Menurut Moenir (1983) terdapat kelebihan dan kelemahan serta resiko teknis teknologi pengolahan sampah yang dapat dilihat pada Tabel 2.1


(18)

(19)

(20)

(21)

21 2.4. Pemanfaatan Sampah

Berbagai jenis sampah padat seperti kertas, bahan organik, tekstil, gelas, logam dan karet dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan. Sebelum dimanfaatkan lebih lanjut rata-rata sampah tersebut harus mengalami penghancuran kemudian pengeringan (kertas, kain, karet

dan lain-lain). Pemanfaatan sampah dapat dilihat pada Tabel 2.2

Sampah yang diolah dengan cara lain oleh beberapa masayarakat yang memiliki ide kreatif dapat memberikan manfaat atau nilai lebih, seperti yang dilakukan:


(22)

22  Dodong Kodir (Bandung)

Mengolah sampah menjadi alat musik sudah biasa dilakukan oleh seorang seniman dengan nama lengkap Dodong Kodir. Simfoni dan aluanan indah musik tidak mesti berasal dari instrumen mewah dan berharga mahal. Semua itu bisa beliau peroleh dari sesuatu yang sederhana, bahkan yang oleh sebagian besar orang dianggap hina, barang bekas.

Lebih dari 100 alat musik dan beberapa alat yang bisa mengeluarkan efek tertentu beliau buat dari memanfaatkan barang bekas. Beliau memanfaatkan barang bekas, mulai dari yang berbahan plastik, kayu, bambu, besi, karet, hingga paralon. Jenis instrumen yang dihasilkan bisa digunakan dengan cara digesek, tiup, petik, atau tabuh.

Beberapa alat diantaranya berupa, kecapi yang beliau buat dari tabung mesin cuci bekas digabungkan dengan senar. Gagang sapu dipadukan dengan karet helm menghasilkan suara bas. Alat cukur kumis-janggot digabungkan degan

charger HP dan korek gas menghasilkan bunyi koadok dan tokek. Kaleng bekas rokok digesek dengan kayu menghasilkan suara ayam.


(23)

23

Berkat alat musik ini, mengantarkan beliau menjelajahi berbagai negara. Kepiawaiannya memainkan alat musik sampah ini juga mengantarkannya berlaga satu panggung dengan pemusik etnik kelas dunia. Tahun 2006 di Paris, beliau berkolaborasi dengan para musisi dunia dalam rangka mengenang Mozart dan merupakan satu-satunya perwakilan dari Indonesia.

Tahun 1996, beliau tapil di Jepang berkolaborasi dengan teater tiga Negara Indonesia, Jepang, Filipina. Beberapa alat musik hasil karyanya kini dipajang di museum ternama diluar negeri, seperti di Syprus, Madrid (Spanyol), hingga Meksiko.

2.5. Anak-anak

2.5.1. Pengertian Anak-Anak

Augustinus (Suryabrata, 1987), yang dipandang sebagai peletak

dasar permulaan psikologi anak, mengatakan bahwa anak berbeda dengan orang dewasa, anak cenderung menyimpang dari hukum dan ketertiban yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengertian terhadap realita kehidupan, anak-anak lebih mudah belajar dengan contoh yang diterima dari aturan yang bersifat memaksa.

Pengertian anak juga mencakup kalau masa anak itu ada. Hal ini untuk menghindari kerancuan mengenai pengertian anak dalam hubungan dengan orang tua dan pengertian anak itu sendiri


(24)

24

setelah menjadi orang tua. Dalam proses perkembangan manusia ada tahapan atau fase dalam perkembangan, antara fase yang satu dan yang lain saling berhubungan dan mempengaruhi serta mempunyai ciri-ciri yang relatif sama pada setiap anak. Perkembangan manusiapun tidak terlepas dari sebuah proses pertumbuhan, keduanya selalu berkaitan. Apabila pertumbuhan sel-sel otak pada anak semakin bertambah, maka kemampuan intelektualnyapun akan berkembang. Dalam proses perkembangannya tidak hanya terbatas pada perkembangan fisik, melainkan juga pada psikisnya.

Berdasarkan uraian diatas, disimpulkan bahwa seorang anak merupakan mahluk sosial, mereka membutuhkan kasih sayang, pemeliharaan, dan tempat untuk perkembangannya, anak juga memiliki pikiran, perasaan, kehendak tersendiri yang merupakan totalitas psikis dan sifat yang berlainan pada tiap fase perkembangan masa kanak-kanak. Perkembangan suatu fase merupakan dasar bagi fase selanjutnya.

2.5.2. Tahap-Tahap Perkembangan Anak 2.5.2.1. Perkembangan Kognitif Anak

Menurut Piaget (Nursiam, 2009) perkembangan ini dibagi dalam 4 tahap:


(25)

25

1. Sensori Motor (usia 0-2 tahun)

Dalam tahap ini perkembangan panca indra sangat berpengaruh. Keinginan terbesarnya adalah ingin menyentuh/memegang, Karena didorong oleh keinginan untuk mkengetahui reaksi dari perbuatannya. Dalam usia ini mereka belum mengerti akan motivasi dan senjata terbesarnya adalah „menagis‟. Menyampaikan cerita/berita pada anak usia ini tidak hanya dengan mengunakan gambar sebagai alat peraga, melainkan dengan sesuatu yang bergerak (panggung boneka akan sangat membantu).

2. Pra-operasional (usia 2-7 tahun)

Pada usia ini anak menjadi „egosentris‟, sehingga berkesan „pelit‟, karena ia tidak bisa melihat dari sudut pandang orang lain. Merekapun memiliki kecenderungan untuk meniru orang di sekelilingnya. Meskipun pada saat berusia 6-7 tahun mereka sudah mengerti motivasi, namun mereka tidak bisa berpikir secara sistematis-rumit. Dalam menyampaikan cerita harus ada alat peraga.


(26)

26

3. Operasional Kongkrit (usia 7-11 tahun)

Anak mulai meninggalkan „egosentris‟-nya dan dapat

bermain dalam kelompok dengan aturan kelompok (bekerja sama). Anak sudah dapat dimotivasi dan mengerti hal yang sistematis.

4. Operasional Formal (usia 11 tahun keatas)

Pengajaran pada anak pra-remaja menjadi sedikit lebih mudah, karena mereka sudah mengerti konsep dan dapat berpikir, baik abstrak ataupun kongkrit, sehingga tidak perlu menggunakan alat peraga. Namun kesulitan baru yang dihadapi guru adalah harus menyediakan waktu untuk dapat memahami pergumulan yang sedang mereka hadapi ketika memasuki usia pubertas.

2.5.2.2. Perkembangan Psiko-Sosial

Menurut Erick Erickson dalam Makalah Rancangan Buku Bergambar Belajar Shalat Sejak Dini Untuk Anak (2009) perkembangan Psiko-sosial atau perkembangan jiwa manusia yang dipengaruhi oleh masyarakat dibagi menjadi delapan tahap:


(27)

27

1. Trust><Mistrust (Usia 0-1 Tahun)

Tahap pengembangan rasa percaya diri. Fokus terletak pada panca indera, sehingga mereka sangat memerlukan sentuhan dan pelukan.

2. Otonomi/Mandiri><Malu/Ragu-Ragu (Usia 2-3 Tahun)

Tahap masa pemberontakan anak atau masa „nakal‟

-nya. Namun kenakalannya tidak bisa dicegah begitu saja, karena tahap ini merupakan tahap anak mengembangkan kemampuan motorik (fisik) dan mental (kognitif), sehingga yang diperlukan adalah mendorong dan memberikan tempat untuk mengembangkannya. Pada saat ini anak sangat terpengaruh oleh lingkungan sekitar.

3. Inisiatif><Rasa Bersalah (Usia 4-5 Tahun)

Anak akan banyak bertanya dalam banyak hal, sehingga cerewet. Pada usia ini mereka mengalami perkembangan inisiatif/ide, sampai pada hal bersifat fantasi.

4. Rajin><Inferioriti (Usia 6-11 Tahun)

Anak sudah mulai mengerjakan tugas-tugas sekolah termotivasi untuk belajar. Namun masih memiliki


(28)

28

kecenderungan untuk kurang hati-hati dan menuntut perhatian.

2.6. Target Audience

Target audience untuk buku mengenai sampah yang diolah menjadi alat-alat yang bisa mengeluarkan bunyi tertentu adalah anak usia sekolah dasar yang sudah bisa membaca, dan diharapkan orang tua serta guru dapat membimbing saat membaca buku ini.

2.6.1. Geografis

Anak-anak sekolah dasar di seluruh Indonesia khususnya di daerah kota Bandung.

2.6.2. Demografis

a. Target primer:

Jenis kelamin : Anak laki-laki dan perempuan Kelompok umur: Usia 7-11 tahun

Status : Anak usia SD Ekonomi : Menengah ke atas b. Target Sekunder:

Jenis kelamin : Perempuan dan laki-laki Kelompok Umur : 20-40 Tahun

Status : Orang tua (ibu dan Ayah) Ekonomi : Menengah ke atas


(29)

29 2.6.3. Psikografis

Alasan memilih kelompok umur antara 7-11 tahun karena anak-anak pada umur tersebut lebih memiliki kecenderungan untuk mengetahui berbagai macam hal. Walaupun demikian anak-anak tetap membutuhkan bimbingan dari ke dua orang tuanya.


(30)

30 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

3.1. Strategi Perancangan 3.1.1. Strategi Komunikasi

Penulis melakukan pendekatan membuat sebuah visualisasi dari cerita yang sebelumnya sudah terlebih dahulu dibuat oleh penulis sesuai dengan apa yang dialami Dodong, dimana anak-anak lebih terbantu dengan adanya gambar atau visualisasi dibandingkan hanya dengan teks karena sulit dicerna.

Tujuan komunikasi

- Menarik minat baca anak terhadap pemanfatan sampah - Mengenalkan informasi mengenai pemanfaatan sampah

yang diolah menjadi alat-alat yang menghasilkan berbagai macam bunyi.

- Dapat mengetahui asal-usul bunyi yang dihasilkan dari sampah

- Dapat meningkatkan imajinasi mereka

Materi Pesan

Agar anak-anak memiliki kesadaran untuk mencintai alam dan menjaga lingkungan, sampah tidak akan mengotori bila dimanfaatkan dengan baik.


(31)

31 3.1.2. Strategi Kreatif

Menggunakan gaya visual sederhana namun tetap mengutamakan detail warna agar terkesan lebih menarik yang diaplikasikan ke dalam buku cerita bergambar sebagai media utama ditambah dengan berbagai macam media promosi sebagai sarana pendukung. Sedangkan gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia dan bahasa Sunda karena disesuaikan degan karakter Dodong agar lebih terasa ke khasannya.

Dari strategi kreatif ini kemudian penulis mengembangkannya menjadi sebuah sinopsis, kemudian berkembang menjadi

storyline dan storyboard.

a. Sinopsis

Dalam pengembangan sinopsis, penulis membaginya kedalam 4 chapter yaitu:

Chapter 1 : Tornadong dan Parsel Dong

Chapter 2 : Sagara dan Whistle Dong

Chapter 3 : Alpedo dan Bass Dong


(32)

32 Tornadong

Saat Dodong berteduh di bawah pohon, terdengar suara gemuruh angin yang sangat dasyat, wuizzz ... hingga pohon

disekeliling rontok semua ! “Begitu dasyat anginnya, seperti

angin tornado, yang bisa merusak apapun yang ia lewati.” Tuing bledug ... jatuh menimpa kepala Dodong. “Hah naon iyeu ?? ternyata sebuah labu kering yang terbawa angin tadi.. labu tersebut berbicara dan ingin dodong membawanya. tidak jauh dari situ Dodong menemukan per dan fiber glass, mereka pun sama nasibnya terbawa angin. Dodong membawa barang-barang tersebut untuk dijadikan sesuatu yang lebih bermanfaat. Akhirnya jadilah sebuah alat yang dapat mengeluarkan suara gemuruh angin yang dahsyat.

Parsel Dong

Miris sekali apa yang Dodong liat saat berkunjung ke daerah Maribaya Lembang, banyak sekali sampah berceceran khususnya di sungai.

Saat Dodong mencoba memunguti berberapa sampah seperti bekas pembungkus mie berbahan styrofoam, bekas gagang

parsel dan per. mereka menagis, “Bapak kami sedih dibuang

dimana saja tidak pada tempatnya, kami tidak ingin seperti ini, apa bapak bisa membantu ?.”


(33)

33

Dodong, “Mudah-mudahan bisa bapak bantu.” Sesampainya

di rumah, Dodong menggabungkan mereka dan jadilah alat yang dapat bersuara seperti angin.

Sagara

Pagi yang cerah Dodong terbangun dari tidurnya dengan perasaan ngeri karena semalam bermimpi sangat buruk teringat tsunami yang pernah melanda negeri ini bererapa waktu silam.

Beberapa saat kemudian Dodong mendengar suara bisikan yang memanggilnya ? setelah Dodong cari suara itu berasal dari jam dinding yang ada di gudang tempat menyimpan barang bekas. Alangkah terkejutnya jam dinding tersebut berbicara seolah ingin dijadikan alat yang lebih berguna, dibandingkan dengan nasibnya yang hanya disimpan di gudang. Alhasil Dodong mengambilnya lalu diletakan di atas meja.

Tak lama kemudian Dodong mendengar suara bisikan lainnnya dari tumpukan sampah depan rumahnya, Dodong bergegas menuju tumpukan sampah untuk melihat sumber bisikan tersebut. Dodong terkejut suara bisikan tersebut


(34)

34

buang sebelumnya. Dodong berpikir sejenak “Apa hubungannya jam dingding, kanvas, „pelor‟ sepedah ???”

Dodong utak-atik menggabungkan semua benda tersebut … teretowettt !!! tak disangka apa yang dihasilkan dari penggabungan semua benda tersebut menghasilkan alat yang dapat mengeluarkan suara desir ombak seolah mengingatkan Dodong akan mimpi tadi malam.

Whistle Dong

Sudah beberapa hari ini aliran air di rumah Dodong tidak mengalir. Aktivitasnya jadi terganggu karena air sangat berguna bagi Dodong, bahkan seluruh penghuni pelanet bumi ini.

Tiba-tiba suara bisikan datang berhembus menusuk telinga

dodong. “Pak dodong, di banding urang nganggur teu bisa

gawe ngalirkeun cai dan menjadi sampah, mungkin akan lebih ka anggo jika bapak menjadikan urang sebagai alat musik.” akhirnya Dodong mengabulkan permintaannya dan dijadikannya alat yang mengeluarkan bunyi seperti peluit.


(35)

35 Alpedo

Di pagi yang cerah Dodong melamun sambil ditemani cemilan Hiks hiks hikss ... (terdengar tangisan) Dodong mendengar suara itu tak jauh darinya. Dodong membuka box tempat biasa dia menyimpan barang bekas. barang bekas itu

berbicara dan mengharapkan Dodong bisa

mempergunakannya, dibanding nasibnya yang hanya diam di dalam box gelap. Dodong mulai berpikir apa yang bisa saya lakukan, hm hm ide cemerlang muncul Dodong merubahnya menjadi alat musik petik bersuara indah.

Bass Dong

Tidak jauh dari rumah Dodong ada sebuah tempat pembuangan sampah. Dodong melintas dan tak lama suara sayup terdengar dari tumpukan sampah yang berasal dari galon air, karet helm bekas dan „rancatan‟.

“Selamatkan kami pak kami tidak ingin tinggal disini, kami ingin jauh dari sini dan menjadi barang yang lebih berguna.” Akhirnya Dodong membawa mereka dan setelah di gabungkan, jadilah alat musik menyerupai kontra bass.


(36)

36 Chicken Drum

Semua ayam yang dipelihara Dodong mati karena terserang virus flu burung. kandang ayam tersebut sepi, sunyi, hening, tidak ada kehidupan seolah berada di dalam sebuah „astana‟.

Saat Dodong bebersih kandang ada yang memanggilnya, “Bapak-bapak, aku terlihat tak berguna karena ayam –ayam telah mati jadi aku tidak bisa menjadi tempat pemberi makan mereka. jikalau bapa berkenan membawa aku untuk dijadikan alat yang lebih berguna.

Akhirnya dibawa oleh Dodong untuk diulik menjadi sesuatau yang berguna dibanding sebelumnya, taratowett.. jadilah chicken drum yang sangat unik menggemaskan.

Boeing

Saat Dodong menonton tv berita mengenai musibah Adam

Air, bebarengan dengan itu pula terdengar suara gemuruh yang cukup keras. Dodong mencari asal-muasal suara gemuruh tersebut, ternyata di tempat sampah depan rumahnya. Dodong koreh-koreh dan ternyata sebuah „sipuh‟ perhiasan.


(37)

37 “Ko aneh yah lagi liat tv mengenai adam air, tiba-tiba „sipuh‟ ini bersuara ? hmm apa hubungannya adam air dan s‟sipuh‟ ?

Dodong berpikir dan mulai mengotak-atik, ternyata „sepuh‟ tersebut bisa menghasilkan suara pesawat, seolah mengingatkan benda sekecil „sipuh‟ bisa bersuara layaknya pesawat yang besar, apalagi pesawat yang ukurannya besar, jika terjadi sesuatu yang buruk bisa fatal akibatnya.

b. Storyline

Storyline merupakan pengembangan dari sinopsis, storyline

ini terdiri dari deskripsi dan dialog. Berikut merupakan

storyline dari cerita :

Tornadong

Page 4: Saat Dodong berteduh di bawah rindangnya pepohonan terdengar suara angin yang sangat

dahsyat wuizzz … !

Page 5: Hingga pohon disekelilingnya rontok sekita, “Begitu dasyat angin yang berhembus, bagaikan angin tornado yang bisa melahap apapun yang mereka


(38)

38

Page 6: Tuinggg … beledug jatuh menimpa kepala Dodong. “Hah naon iyeu ?? meni nyeri kiyeu euy kanu sirah jangar !! ucap Dodong

Page 7: Ternyata sebuah labu kering yang terbawa

hembusan angin. “Bapak aku tidak bisa pulang ke

tanah kelahiranku lagi gara-gara hembusan angin tadi, lebih baik aku ikut dengan bapak dibanding aku tidak berguna seperti ini, umurku sudah tidak

muda lagi,” ucap Labu.

Page 8: Tidak jauh dari situ Dodong menemukan per dan

fiber glass, merekapun sama nasibnya terbawa angin. Dodong membawa mereka untuk dijadikan sesuatu yang lebih bermanfaat.

Page 9: Setelah di utak-atik, jadilah sebuah alat yang bisa mengeluarkan suara gemuruh angin yang sangat dasyat layaknya sebuah tornado !

Parsel Dong

Page 12: Miris sekali apa yang dodong lihat saat berkunjung ke daerah maribaya lembang. Banyak sekali sampah berserakan di sungai.

Page 14: Dengan inisiatif serta panggilan alam karena tidak tega melihat alam dikotori, Dodongpun memunguti beberapa sampah, seperti sampah pembungkus


(39)

39

mie instan berbahan styrofoam, bekas tempat parsel, dan per.

Page 15: Sampah yang dipunguti Dodong menangis, “Bapak kami sedih dibuang begitu saja tidak pada tempatnya, kami tidak ingin seperti ini. Apa bapak bisa bantu ?”

“Mudah-mudahan bapak bisa bantu,” ucap Dodong. Page 16: Dengan perasaan senang Dodong membawa serta mereka untuk dijadikan sesuatu yang lebih bermanfaat. Sesampainya di rumah, mereka di utak-atik menjadi satu dan akhirnya …

Page 17: Alangkah senangya Dodong, mereka bisa dimanfaatkan kembali dan dijadikan alat yang dapat mengeluarkan efek hembusan angin yang sangat mengagumkan.

Sagara

Page 22: Di pagi yang cerah Dodong tersontak kaget hingga

terbangun dari tidurnya, “Huahhh !!!” teriak Dodong

membuat detak jantung berdetak kencang. Dodong bermimpi tentang tsunami dan sama persis dengan tsunami yang pernah melanda negeri ini.

Page 24: Beberapa detik kemudian Dodong mendengar suara bisikan seolah-olah memanggilnya ?? …


(40)

40

Page 25: Setelah Dodong cari suara itu muncul dari gudang tempat menyimpan barang-barang bekas, “Hahh,” Dodong terperangah. Karena suara tersebut berasal dari kanvas, jam dinding dan „pelor‟ sepedah. Dodong berpikir sejenak, “Apa hubungannya benda-benda bekas ini dengan mimpiku tadi malam ?”

Page 26: Dodong mengotak-atik benda tersebut dan tak disangka …

Page 27: Apa yang dihasilkan dari penggabungan benda-benda tersebut menghasilkan alat yang dapat mengeluarkan efek suara desir ombak, seolah mengingatkan Dodong akan mimpi tadi malam.

Whistle Dong

Page 30: Sudah beberapa hari ini air tidak mengalir, padahal air sangat berguna bagi Dodong. Segala aktivitas Dodong jadi terganggu.

Page 31: Tiba-tiba saat Dodong bergegas pergi, suara teriakan datang menusuk telinga Dodong, “Heyyy maneh” ucap keran air.

Page 32: “Bapak dodong, dibanding urang nganggur teu bisa gawe ngalirkeun cai jeung jadi sampah, mereun leuwih kaanggo lamun bapak ngajadikeun urang


(41)

41

kanggo alat anu lewih berguna, nya naon we sakumaha didinya ???”

Page 33: Akhirnya Dodong mengabulkan permintaan si keran air dan dirubah menjadi barang yang berbeda dibanding sebelumnya ?? …

Page 35: Wuihhh … sebuah alat yang jauh berbeda dengan fungsi sebelumnya dan kini menjadi alat yang dapat mengeluarkan bunyi seperti peluit.

Alpedo

Page 40: Dipagi yang cerah Dodong melamun serta ditemani cemilan.

Page 41: “Hiks hiks hiks” terdengar tangisan ?? Dodong mendengar suara itu tidak jauh darinya.

Page 42: “Hah di dalam box ada suara, hmm coba aku buka,” ucap Dodong. Alangkah kagetnya Dodong sebuah alat musik petik yang bersuara, “Bapak disini gelap, suram, bau, aku tidak ingin tinggal disini, atau karena aku barang bekas jadi dibiarkan begitu saja ? aku ingin menjadi lebih berguna. ayo pak bantu aku.”

Page 43: Dodong berpikir sejenak ??? “Apa yang bisa saya perbuat ya” pikir Dodong. Beberapa jam kemudian Page 45: Sebuah alat petik yang bersuara indah.


(42)

42 Bass Dong

Page 48: Tidak jauh dari rumah Dodong ada tempat pembuangan sampah

Page 49: Saat Dodong melintas terlihat sebuah galon air, helm dan „rancatan‟

Page 50: “Hmm,” Dodong tercengang seperti ada yang memanggilnya ??

Page 51: Dodong menghampiri suara tersebut yang berasal

dari galon air, “Selamatkan kami pak, kami tidak

ingin tinggal disini, kami ingin jauh dari tempat ini dan menjadi sesuatu yang berguna dibandingkan hidup kami seperti ini.”

“Baiklah aku akan bawa kalian,” ucap Dodong.

Page 52: Akhirnya mereka dibawa Dodong ke rumah untuk dimanfaatkan kembali menjadi lebih bernilai.

Page 53: Yeahhh akhirnya sebuah contra bass bisa

dihasilkan dari penggabungan mereka. “Dedem

dedem dedem,” suara bass menyapa.

Chicken Drum

Page 58: Alangkah mengenaskan nasib ayam-ayam Dodong, mereka mati terserang ganasnya virus flu burung. Page 59: Kandang ayam nampak sunyi tidak ada kehidupan


(43)

43

Page 60: “Dibanding ngahuleung mending beberes kandang

ayam ah,” ucap Dodong. Beberapa detik kemudian

“Hhmm,” Dodong kaget karena ada suara yang

memanggilnya. Suara itu datang dari tempat makanan ayam.

Page 61: “Bapak aku terlihat tidak berguna di acuhkan, karena ayam-ayam telah mati jadi aku tidak bisa berfungsi sebagai mana mestinya. Jikalau bapak berkenan membawa aku untuk dijadikan alat yang lebih berguna dibanding saat ini.

Page 62: Dibawalah barang tersebut dan di utak-atik.

Page 63: Taraaa … jadilah sebuah alat yang unik dengan suara yang dihasilkan seperti bass drum.

Boeing

Page 66: Saat Dodong menonton tv, berita tentang jatuhnya pesawat Adam Air.

Page 67: Dan berbarengan dengan itu terdengar suara

“Whzzzwhzzzz !!!” Dodong melirik keheranan,

“Seperti suara pesawat terbang yang sangat keras terdengar jelas seolah berada didepan rumah” pikir Dodong.

Page 68: “Ohh dari sini suara itu muncul ??” ucap Dodong. suara yang berasal dari tempat sampah depan


(44)

44

rumah. Dodong „koreh-koreh‟ dan menemukan sebuah „sipuh‟ untuk perhiasan yang tadi mengeluarkan suara pesawat.

Page 69: “Hmmm apa ada hubungannya „sipuh‟ dengan

kejadian adam air ??” pikir Dodong.

Page 70: Dodong mencoba mengutak-atik „sipuh‟ tersebut dan tidak disangka

Page 71: “Wow” Dodong berucap takjub. Sebuah „sipuh‟ yang bisa mengeluarkan efek suara pesawat. Dengan ukurannya yang kecil, tapi bisa mengeluarkan suara yang sangat besar.

c. Story Board

Storyboard merupakan pengembangan dari storyline,

storyboard ini terdiri dari dialog dan visualisasi, dimana visualisasi itu sendiri menggambarkan gestur-gestur pada setiap karakter yang ditampilkan.

Tornadong


(45)

45 Parsel Dong

Gambar 3.2 Parsel Dong

Sagara

Gambar 3.3 Sagara

Whistle Dong

Gambar 3.4 Whistle Dong

Alpedo


(46)

46 Bass Dong

Gambar 3.6 Bass Dong

Chicken Drum

Gambar 3.7 Chicken Drum

Boeing

Gambar 3.8 Boeing

3.1.3. Strategi Media a. Media Utama

Media utama yang digunakan berupa buku cergam dengan tampilan warna yang menarik dan diharapkan menambah daya tarik bagi anak untuk membaca buku ini. Pemilihan buku sebagai media informasi akan lebih efektif karena tidak


(47)

47

diperlukan media lain sebagai perantara. Di kalangan masyarakat buku terkenal sebagai jendela ilmu. Ditinjau dari segi segmentasi dan ekonomi media buku dapat menjangkau semua elemen masyarakat.

Anak akan mengikuti alur cerita sesuai dengan bentuk cergam tanpa merasa digurui, karena itu secara perlahan diselipkan materi pesan secara perlahan agar menyatu dengan cerita.

b. Media Promosi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), secara harfiah kegiatan promosi adalah kegiatan komunikasi untuk meningkatkan volume penjualan dengan melakukan pameran, periklanan, demonstrasi serta usaha-usaha lain yang bersifat persuasif.

Media promosi disini digunakan sebagai alat bantu untuk memperkenalkan dan mempublikasikan bahwa buku bergambar ini telah terbit di pasaran.

Sebagai penunjang media utama, maka media promosi yang akan digunakan adalah:


(48)

48  Media promosi langsung

Media promosi yang digunakan berupa poster dan

leaftlet yang dibagikan secara langsung dan ditempatkan dibeberapa tempat strategis seperti toko buku, mall, SD, SMP dan tempat bermain yang banyak dikunjungi anak-anak.

3.1.4. Strategi Distribusi

Pada awalnya buku ilustrasi ini akan ditawarkan kepada pihak penerbit yang mempunyai potensi dalam menerbitkan buku ilustrasi untuk anak-anak. Toko-toko buku besar lebih diutamakan menjadi target utama dalam pendistribusian buku ilustrasi ini. Waktu yang digunakan untuk mendistribusikan buku ini adalah pada saat anak sekolah dalam masa liburan, karena aktivitas belajar digantikan dengan kegiatan membaca buku ilustasi.

3.2. Konsep Visual

3.2.1. Format Desain

Format desain buku ini adalah potret dengan ukuran 25 x 18 cm. Pemilihan format potret untuk lebih memudahkan anak dalam memegang buku ini saat dibaca dengan arah baca dari kiri ke kanan.


(49)

49 3.2.2. Ilustrasi

Ilustrasi yang digunakan dengan teknik manual untuk bagian

outline dan dipadukan dengan digital saat proses pewarnaan. Dengan menampilkan karakter yang sederhana yang tidak berkesan rumit, namun tetap terlihat menarik untuk dilihat.

3.2.3. Studi Karakter

Dalam pembuatan karakter penulis melakukan studi terlebih dahulu. Dari hasil studi penulis melakukan proses pembuatan karakter mulai dari foto kemudian menjadi sebuah ilustrasi.

Berikut ini adalah studi setiap karakter pada buku cerita Dodong dan Bisikan Sampah:

a. Dodong


(50)

50

Dodong adalah seorang seniman yang sangat mencintai alam dan peduli dengan keadaan lingkungan. Dia adalah tokoh utama dalam cerita yang memanfaatkan sampah menjadi alat penghasil bunyi.

b. Whistle Dong

Gambar 3.10 Studi Karakter Whistle Dong

c. Styrofoam Cup


(51)

51 d. Kanvas

Gambar 3.12 Studi Karakter Kanvas

e. Sagara

Gambar 3.13 Studi Karakter Sagara

f. Galon Air


(52)

52 g. Labu

Gambar 3.15 Studi Karakter Labu

h. Alpedo

Gambar 3.16 Studi Karakter Alpedo

i. Ayam


(53)

53 j. Tempat Minum Ayam

Gambar 3.18 Studi Karakter Tempat Minum Ayam

3.2.4. Studi Lokasi

Lokasi diambil disekitar lingkungan Dodong tinggal

Gambar 3.19 Studi Lokasi Hutan


(54)

54

Gambar 3.21 Studi Lokasi Ruang Kerja

Gambar 3.22 Studi Lokasi Gudang


(55)

55

Gambar 3.24 Studi Lokasi Kamar Tidur

Gambar 3.25 Studi Lokasi Tempat Sampah


(56)

56

Gambar 3.27 Studi Lokasi Kandang Ayam

Gambar 3.28 Studi Lokasi Ruang TV

3.2.5. Studi Warna

Warna menggunakan media digital dengan menggunakan brush kesan cat air dan menjadikan ilustrasi memiliki ciri khas yang kuat. Kesan cat air lebih dekat dengan dunia anak-anak.


(57)

57 3.2.6. Studi Tipografi

Yupa

Gambar 3.30 Studi Tipografi Yupa

Font Yupa original yang dibuat secara manual menggunakan kuas agar terlihat kesan alami sederhana sesuai dengan cerita.

Font ini digunakan pada bagian judul dan chapter.

Pada bagian body teks digunakan font Gabriola yang berkarakter mudah terbaca.


(58)

58

Gambar 3.31 Studi Tipografi Gabriola

3.2.7. Studi Layout

Layout pada buku ini hanya menampilkan gambar dan body teks pada setiap halaman di tambah di tiap akhir cerita ada gambar alat yang lebih detail. Sedangkan untuk bagian cover dibuat dengan menampilkan gambar yang secara keseluruhan bisa mewakili isi cerita.


(59)

59 BAB IV

MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

1.1. Proses Perancangan Buku Bergambar

Proses pembuatan buku bergambar dimulai dari pengembangan sinopsis kemudian dibuat story line yang mencakup deskripsi dan dialog, setelah itu story board atau tampilan gambar tiap adegan.

Selanjutnya sketsa di beri outline menggunakan drawing pen dan

dibersihkan menggunakan penghapus untuk selanjutnya di scan untuk melakukan proses pewarnaan secara digital. Setelah selesai proses pewarnaan kemudian di layout, setting ukuran, pemberian body teks, serta nomer halaman.

Gambar 4.1 Proses Pembuatan Sketsa dan Pewarnaan Dodong

Setelah semua tahapan selesai, selanjutnya file di jadikan jpeg dengan format cmyk untuk siap cetak menggunakan printer, dengan


(60)

60

menggunakan kertas Art Paper 150 gr untuk halaman dalam dan pada bagian cover dibuat hard cover. Hasil dari cetak dipotong sesuai ukuran dan proses terakhir penjilidan.

1.2. Media Utama 1.2.1. Cover

Pada bagian cover menampilkan gambar yang secara keseluruhan mewakili isi cerita dengan penambahan judul buku “Dodong dan Bisikan Sampah”.

Teknis cover depan buku menggunakan jilid hard cover agar buku tidak mudah robek serta tahan lama.


(61)

61 1.2.2. Isi Buku

Pada bagian isi buku terdapat 72 halaman. Setiap chapter

terdiri dari 2 cerita dan masing-masing cerita memiliki 8 halaman.

Gambar 4.3 Isi Buku

1.3. Media Promosi 1.3.1. Poster

Teknis produksi poster secara digital printing di atas kertas ukuran 29.7 x 42 cm jenis kertas Art Paper 150 gr.


(62)

62 1.3.2. Leaflet

Leaflet di buat dengan ukuran 14.8 x 21 cm secara digital printing menggunkan kertas Art Paper 150 gr. Media ini digunakan sebagai pelengkap dari poster untuk dibagikan secara langsung karena ukurannya yang kecil dan mudah di bawa.


(63)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI TENTANG

PEMANFAATAN SAMPAH OLEH DODONG KODIR

DK 38315 Tugas Akhir Semester II 2010/2011

Oleh:

Fian Afandi

NIM:

51906102 Program Studi

Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(64)

63 DAFTAR PUSTAKA

Hadiwiyoto, S. (1983). Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Yayasan Idayu. Jakarta.

Hendargo, I. (1994). Kamus Istilah Lingkungan. PT Bina Rena Pariwara. Jakarta.

Ismawati, Y. (2001). Sumberdaya di dalam Bara : Kerugian Ekonomi Akibat Insinerasi Versus Pendekatan Zero Waste di Belahan Selatan.

http://archive.greenpeace.org/toxics/reports/euincin.pdf. [10 November 2010]

Moenir. (1983). Ragam Teknologi Pengolahan Sampah. Majalah Percik

MediaInformasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan 1 (5) : 3. Jakarta.

Suprihatin, A., D. Prihanto dan M. Gelbert. (1996). Sampah dan Pengolahannya. Indah Offset. Malang.

Syamsuddin, A. (1985). Studi Tentang Pengelolaan Sampah di Kotamadya Ujung Pandang. Tesis. Program Pendidikan Pasca Sarjana, IPB. Bogor.


(65)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala karunia-nya dan kebesaran-Nya yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan sehingga penulisan Tugas Akhir dapat terselesaikan.

Sholawat dan salam saya haturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Yang telah menuntun umatnya dari zaman kebodohan kepada zaman yang sekarang ini.

Laporan ini ditulis untuk menyelesaikan mata kuliah Tugas Akhir. Penulis sangat berterima kasih atas segala bantuan, perhatian dan bimbingan yang diberikan, Oleh Orang Tua, Dosen Pembiming di DKV UNIKOM, Teman-teman, dan Dodong Kodir, sehingga laporan ini dapat selesai.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih kurang dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Bandung, 18 Juli 2011


(66)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Fian Afandi

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 18 Juli 1988

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status Merital : Belum Menikah

Alamat : Jl. Kawali 5 No.19 RT/RW 04/17 Antapani-Bandung 40291

No Telepon : 085720008296

Email : fianafandi@yahoo.com

PENDIDIKAN

Pendidikan Formal

 SD Griya Bumi Antapani (Lulus tahun 2000)  SMPN 45 Bandung (Lulus tahun 2003)  SMA Kartika Candra (Lulus tahun 2006)

 Fakultas Desain & Seni, Universitas Komputer Indonesia (Lulus tahun 2011)

Seminar dan Pelatihan

 Seminar 1001 Ide, Universitas Komputer Indonesia (2008)  Workshop Audio Visual, Universitas Komputer Indonesia (2009)


(67)

PENGALAMAN KERJA

 PT. FFWD, Bandung (2009-2010) (Freelance Illustrator)

 Balkot Terror Project, Bandung (2007-Even) (Freelance Graphic Designer)

KEAHLIAN & KEMAMPUAN  Hand Drawing

 Adobe Photoshop  Adobe Illustrator  Adobe In Design  Adobe Flash  Adobe Premiere  Adobe Dreamweaver  Corel Draw


(1)

62 1.3.2. Leaflet

Leaflet di buat dengan ukuran 14.8 x 21 cm secara digital printing menggunkan kertas Art Paper 150 gr. Media ini digunakan sebagai pelengkap dari poster untuk dibagikan secara langsung karena ukurannya yang kecil dan mudah di bawa.


(2)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI TENTANG

PEMANFAATAN SAMPAH OLEH DODONG KODIR

DK 38315 Tugas Akhir Semester II 2010/2011

Oleh:

Fian Afandi

NIM:

51906102 Program Studi

Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Hadiwiyoto, S. (1983). Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Yayasan Idayu. Jakarta.

Hendargo, I. (1994). Kamus Istilah Lingkungan. PT Bina Rena Pariwara. Jakarta.

Ismawati, Y. (2001). Sumberdaya di dalam Bara : Kerugian Ekonomi Akibat Insinerasi Versus Pendekatan Zero Waste di Belahan Selatan. http://archive.greenpeace.org/toxics/reports/euincin.pdf. [10 November 2010]

Moenir. (1983). Ragam Teknologi Pengolahan Sampah. Majalah Percik MediaInformasi Air Minum dan Penyehatan Lingkungan 1 (5) : 3. Jakarta.

Suprihatin, A., D. Prihanto dan M. Gelbert. (1996). Sampah dan Pengolahannya. Indah Offset. Malang.

Syamsuddin, A. (1985). Studi Tentang Pengelolaan Sampah di Kotamadya Ujung Pandang. Tesis. Program Pendidikan Pasca Sarjana, IPB. Bogor.


(4)

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala karunia-nya dan kebesaran-Nya yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan sehingga penulisan Tugas Akhir dapat terselesaikan.

Sholawat dan salam saya haturkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Yang telah menuntun umatnya dari zaman kebodohan kepada zaman yang sekarang ini.

Laporan ini ditulis untuk menyelesaikan mata kuliah Tugas Akhir. Penulis sangat berterima kasih atas segala bantuan, perhatian dan bimbingan yang diberikan, Oleh Orang Tua, Dosen Pembiming di DKV UNIKOM, Teman-teman, dan Dodong Kodir, sehingga laporan ini dapat selesai.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih kurang dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Bandung, 18 Juli 2011


(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Fian Afandi

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 18 Juli 1988

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status Merital : Belum Menikah

Alamat : Jl. Kawali 5 No.19 RT/RW 04/17 Antapani-Bandung 40291

No Telepon : 085720008296

Email : fianafandi@yahoo.com

PENDIDIKAN

Pendidikan Formal

 SD Griya Bumi Antapani (Lulus tahun 2000)

 SMPN 45 Bandung (Lulus tahun 2003)

 SMA Kartika Candra (Lulus tahun 2006)

 Fakultas Desain & Seni, Universitas Komputer Indonesia (Lulus tahun 2011)

Seminar dan Pelatihan

 Seminar 1001 Ide, Universitas Komputer Indonesia (2008)


(6)

PENGALAMAN KERJA

 PT. FFWD, Bandung (2009-2010) (Freelance Illustrator)

 Balkot Terror Project, Bandung (2007-Even) (Freelance Graphic Designer)

KEAHLIAN & KEMAMPUAN  Hand Drawing

 Adobe Photoshop

 Adobe Illustrator

 Adobe In Design

 Adobe Flash

 Adobe Premiere

 Adobe Dreamweaver