Perancangan Buku Ilustrasi Tentang Legenda Jepang Yuki-Onna

(1)

DK 26313/Tugas Akhir Semester II 2013 - 2014

Oleh:

Angga Laksmana Dinboer 52111005

Program Studi Desain Grafis

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

(3)

54


(4)

55

Nama Lengkap : Angga Laksmana Dinboer

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 03 Mei 1993

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Nikah

Alamat Lengkap : Komp. Margawangi Estate Jln Kencana Puri III No 05 Ciwastra, Bandung

No Telepon/HP : 089620926188

Email : Laksmanadinboer@yahoo.co.id

Pendidikan : - TK Yani 1998 – 1999

- SDN Baranang Siang 1999 - 2005

- SMPN 2 Baleendsh 2005 - 2007

- SMK Medikacom 2008 - 2011


(5)

vii

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 3

I.3 Rumusan Masalah ... 3

I.4 Batasan Masalah ... 4

I.5 Tujuan Perancangan ... 4

BAB II LEGENDA YUKI-ONNA ... 5

II.1 Pengertian Legenda ... 5

II.2 Makhluk Halus/Hantu ... 6

II.2.1 Makhluk Fisik dan Non-Fisik ... 6

II.2.2 Definisi Hantu ... 6

II.3 Istilah Hantu Dalam Cerita Rakyat Jepang (Yurei) ... 7

II.4 Yuki-Onna ... 8

II.4.1 Kisah Tentang Yuki-Onna Menurut “ Lafcadio Hearn “ ... 8

II.4.2 Wujud Yuki-Onna ... 10

II.4.3 Lafcadio Hearn ... 11


(6)

viii

II.5.2 Cinta ... 13

II.5.3 Tragedi ... 14

II.5.4 Pesan dan Nilai Moral Dalam Cerita ... 14

II.5.5 Pesan Moral dari Kisah Yuki-Onna Menurut “Lafcadio Hearn“ ... 15

II.6 Pengertian Buku Ilustrasi ... 15

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 17

III.1 Strategi Perancangan ... 17

III.1.1 Target Audiens ... 17

III.1.2 Pendekatan Komunikasi ... 18

III.1.3 Pendekatan Visual ... 18

III.1.4 Pendekatan Verbal ... 18

III.1.5 Strategi Kreatif ... 19

III.2 Strategi Media ... 20

III.3 Konsep Visual ... 22

III.3.1 Gaya Visual ... 22

III.3.2 Format Desain ... 24

III.3.3 Tata Letak ( Layout ) ... 24

III.3.4 Tipografi ... 25

III.3.5 Warna ... 27

III.3.6 Storyboard ... 28

III.3.7 Karakter ... 29

III.3.8 Setting ... 31

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA ... 32

IV.1 Media Utama ... 32

IV.2 Pra Produksi Media ... 32


(7)

ix

IV.3.3 Isi Buku ... 36

IV.3.4 Isi Cerita ... 41

IV.4 Media Promosi ... 42

IV.4.1 Poster ... 42

IV.4.2 X-Banner ... 44

IV.4.3 Book Display ... 45

IV.5 Gimmick dan Merchandise ... 46

IV.5.1 Pin ... 46

IV.5.2 Gantungan Kunci ... 48

IV.5.4 Art Print ... 38

IV.5.5 Pembatas Buku ... 51

IV.5.6 Sticker ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 54


(8)

53 Buku

Amikiri, Christine Suharto. (2000). Japan culture

Danandjadja, J. 1984. Folklor Indonesia. Jakarta: Pustaka Grafiti. Prehallindo, Jakarta

Iskak, A. 2006. Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Erlangga. Yogyakarta. CV. Andi offset.

Rustan, s (2008).“Layout dasar dan pengemasannya”.Jakarta. PT Gramedia Pustaka

Žižek, S.1989. The Sublime Object of Ideology, London: Verso.

Media dan Jurnal Online

Anomalyinfo.com, (25 april 2014 ). Legend folklore japan. http://www.anomalyinfo.com/legend-folklore-japan,-.html

Wikipedia.com, (3 mei 2014 ). Yuki-onna-.html http://id.wikipedia.org/wiki/Yuki-onna

Yokai.com, (29 april 2014 ). Yuki-onna Snow woman.


(9)

iii

Segala puji hanya lah milik ALLAH SWT, Tuhan semesta alam Yang Maha Luas Ilmunya-Nya, karena dengan Rahmat-nya penulisan yang berjudul

PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI TENTANG LEGENDA

JEPANG YUKI-ONNA

ini dapat berjalan lancar dan selesai dengan baik. Banyak pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan motivasi selama proses penyusunan tugas akhir ini berlangsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan serta doa.

2. Yully Ambarsih Ekawardhani M,Sn. yang telah banyak membantu

menyelesaikan tugas akhir ini sehingga dapat diselesaikan

3. Rekan-rekan Dkv 7, yang telah memberikan pengalaman, pelajaran dan kesan

yang menyenangkan

4. Semua pihak yang telah membantu sehingga tugas akhir ini bisa selesai dengan baik.

Penulis menyadari sepenuhnya akan segala keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki, sehingga dalam penulisan tugas akhir ini masih banyak ke kurangan dan hasilnya masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian penulis telah berusaha maksimal agar mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan kemampuan yang penulis miliki.

Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan, diganti dengan kebaikan yang jauh lebih besar dari Allah SWT, amin. Akhir kata, semoga penyusunan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya, dan bagi Mahasiswa Program studi desain grafis pada umumnya.


(10)

iv


(11)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Folklor adalah tradisi lisan dari suatu masyarakat yang tersebar atau diwariskan secara turun temurun, folklore adalah adat istiadat tradisional dan cerita rakyat atau dalam pengertian besar folklore yang dijelaskan William R. Bascom (Danandjaja, 1984) dibagi dalam 3 golongan besar yaitu; mitos, legenda, dan dongeng. Sejak dahulu hingga saat ini cerita rakyat yang ada dan berkembang di masyarakat adalah cerita yang secara turun temurun dari generasi sebelumnya, maka tidak menutup kemungkinan apabila suatu kejadian ataupun kisah yang dialami pada saat ini, diceritakan kembali secara berulang-ulang yang telah menjadi bagian yang tak bisa terpisah dari sekelompok masyarakat sehingga menjadi cerita rakyat di masa mendatang. Di setiap negara atau kebudayaan sekalipun memiliki suatu cerita rakyat tersendiri dan masing-masing berbeda, contohnya dalam legenda rakyat makhluk supranatural yang ada di setiap negara seperti: Dracula, Werewolf, Zombie, dan di Negara Jepang terdapat cerita makhluk legenda seperti Yuki-Onna, Kappa, Oni, dan sebagainya

Salah satu legenda yang terkenal di Jepang adalah cerita mengenai makhluk-makhluk gaib atau hantu. Hantu secara umum lebih diibaratkan kepada roh atau arwah yang meninggalkan raga atau badan karena kematian. Beberapa masyarakat dan kalangan tertentu ada yang menceritakan asal-usul munculnya hantu-hantu tersebut dalam beberapa versi yang berbeda. Bahkan dalam beberapa tahun ini, deretan film bergenre horor di dunia menampilkan cerita tentang makhluk-makhluk tersebut, dan didalamnya terdapat pula asal-usul sejarahnya. Makhluk gaib atau hantu yang terkenal di jepang diantaranya ialah Yuki-Onna, Oni, Tengu, Kappa dan baku, Namun sosok makhluk-makhluk tersebut masih diragukan bentuk aslinya, contohnya Yuki-Onna, keberadaan misteri legenda Yuki-Onna tak lepas dari pengaruh kepercayaan masyarakat Jepang terhadap hal-hal gaib, Legenda Yuki-Onna berasal dari periode Muromachi (1333-1573) Masehi, Kisah


(12)

2 Yuki Onna (Wanita Salju) merupakan salah satu cerita hantu klasik di Jepang, Kisah cerita dari Yuki-Onna sendiri terdapat bermacam versi dimana dari macam versi tersebut tidak diketahui kebenarannya bahkan sampai sekarang, Namun pada abad ke 19 dikutip dari seorang Jurnalis Lafcadio Hearn asal yunani Tahun (1850-1904) yang membuat buku kisah Yuki-Onna dengan judul Kwaidan: Story and Study of Strange pada tahun (1904), karna bukunya itulah kisah Yuki-Onna menjadi benar-benar dicintai oleh generasi baru Jepang pada kala itu. Kisah ini kemudian di film kan pada tahun (1964) berdasarkan buku Kwaidan: Story and Study of Strange Things terbukti sangat populer sehingga semua orang di Jepang antusias untuk tahu kisah dari Yuki-Onna versi Lafcadio Hearn tersebut. Sepenggal cerita dari buku Kwaidan: Story and Study of Strange menceritakan bagaimana kisah Yuki-Onna jatuh cinta dengan seorang pemuda tampan, dan menjadi manusia untuk menjadi istrinya, sampai ia mengkhianati kepercayaannya. Karena dalam kisah tersebut melibatkan perjanjian, percintaan dan tragedi.

Wujud Yuki-Onna yang berada di film Kwaidan: Story and Study of Strange tersebut tidak menampilkan sosok Yuki-Onna yang terkesan vulgar dalam segi tampilan, karena menurut legenda Jepang Yuki-Onna berpenampilan telanjang, Namun di film tersebut Yuki-Onna memakai kimono putih oleh sebab itulah film tersebut diterima oleh masyarakat Jepang.

Namun Masyarakat di Indonesia pada umumnya hanya sekedar tahu akan legenda makhluk Jepang atau hantu yang terkenal di Jepang melalui manga dan anime tidak tahu asal sejarahnya dan suatu konsep dibalik karakteristiknya mereka. terutama dalam konteks alur cerita khususnya kisah Yuki-Onna, selain itu bentuk dan karakteristik menarik dari Yuki-Onna yang aneh dan juga unik. menimbulkan rasa keingintahuan lebih untuk meneliti keberadaan makhluk tersebut.

Yuki-Onna dizaman sekarang banyak ditampilkan sosoknya, keunikan dari karakteristik Yuki-Onna diminati berbagai media, meskipun Yuki-Onna adalah legenda urban akan tetapi demi menampilkan hiburan bagi publik, para kreatif muda dunia menampilkan karyanya dalam beberapa media dalam bentuk yang unik, Yuki-Onna divisualisasikan dalam beberapa karya dalam beberapa media dengan ciri khasnya yang menampilkan kesan keseraman, namun ada pula citra


(13)

3 Yuki-Onna yang diselewengkan dari sifat inti yaitu kesan horrornya yang mencolok menjadi komedi yang kocak dan anime yang terkesan lucu secara visual, namun tidak menghilangkan intisari dari kesan Yuki-Onna yang seram.

Melihat uraian diatas, bisa dikatakan bahwa legenda urban hantu Yuki-Onna termasuk produk budaya negara Jepang yang menjadi keunikan tersendiri apabila membahasnya, Namun dibalik itu sejarah dan konsep yang terkandung di dalam sosok tersebut belum sampai di benak masyarakat Indonesia, berangkat dari itu, timbul ketertarikan akan menginformasikan kembali misteri sosok tersebut dengan berupa media baik itu berupa buku ilustrasi, komik, mural, dan sebagainya agar masyarakat bisa melihat suatu sisi atau pandangan berbeda didalam legenda Yuki-Onna ini.

1.2 Identifikasi Masalah

Ada beberapa masalah yang ditemukan berdasarkan uraian diatas yaitu :

1. Cerita makhluk legenda Yuki-Onna merupakan salah satu budaya Jepang

yang keberadaanya masih sulit terbukti hingga kini, sehingga asal-usul Yuki-Onna yang sudah ada masih belum terperinci kejelasannya.

2. Persoalan mengenai perjanjian yang mengakibatkan pengkhianatan.

3. Pembentukan wujud, sosok dan rupa makhluk legenda Yuki-Onna belum

jelas.

4. Tidak adanya informasi yang menerangkan kisah cerita legenda

Yuki-Onna di indonesia.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka dirumuskan permasalahan yaitu :

Bagaimana menyajikan suatu paparan hal-hal spesifik berdasarkan kisah cerita tentang legenda Yuki-Onna yang diangkat dari studi mengenai kehidupan perjalanan manusia, serta dapat menjadi sumber referensi dan informasi yang berguna bagi masyarakat indonesia kedepannya.


(14)

4 1.4 Batasan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas, maka permasalahan dibatasi pada:

Membuat buku ilustrasi cerita tentang kisah Yuki-Onna serta bagaimana merancang dan memaparkan kisah dari Yuki-Onna secara menarik dari segi konten serta materi pembawaannya agar diharapkan dapat diterima dengan mudah oleh target audiens.

1.5 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan ini adalah untuk memaparkan salah satu legenda kuno jepang yaitu Yuki-Onna, dengan konsep pemikiran logis yang didalamnya terdapat kisah perjalanan Yuki-Onna yang dikemas dalam sebuah media yang menarik, cocok untuk kalangan tertentu maupun semua kalangan serta dapat menyentuh benak masyarakat Indonesia khususnya. Sebagai bentuk media informasi yang berguna dan selain itu dapat digunakan serta dapat dieksplorasi secara luas sebagai bentuk pengolahan kreativitas serta emosionalitas pribadi masing-masing.


(15)

5 BAB II

LEGENDA YUKI-ONNA

II.1 Pengertian Legenda

Legenda adalah cerita dari zaman dahulu yang hidup dikalangan rakyat dan diwariskan secara lisan, sedangkan menurut Endarmoko (2006, 370) legenda adalah cerita atau kisah sejarah, dongeng, hikayat, atau tambo. Jan Harold Brunvard (Danandjaja, 1984, 67) mengemukakan penggolongan legenda sebagai berikut:

a) Legenda Keagamaan (Religious Legends) meliputi legenda orang-orang suci, misalnya legenda suci Nasrani, legenda Wali Songo di Pulau Jawa, legenda Syeh Siti Jenar, legenda Makam Pangeran Panggung, Hagiography (legends

of Saints) merupakan legenda suci Nasrani yang telah diakui dan disyahkan

oleh Gereja Katholik Roma. Hagiography sendiri berarti tulisan karangan, atau buku mengenai kehidupan orang-orang yang saleh. Ia merupakan bagian kesastraan agama dan masih berupa folklor karena versi asalnya masih tetap hidup diantara rakyat.

b) Legenda Alam Gaib (Supernatural Legends) CW. Von Sydow (Sulastin Sutrisno, Daru Suprapto, dan Sudaryanti, 1991, 469) memberikan nama legenda alam gaib dengan sebutan memorate, yaitu kisah pengalaman seorang pribadi mengenai pengalaman dengan makhluk dari dunia gaib, seperti hantu, roh halus, siluman, dan sebagainya. Legenda ini berfungsi untuk membenarkan suatu kepercayaan (takhayul). Yang termasuk legenda alam gaib adalah mengenai tempat-tempat angker, orang sering mendapat larangan-larangan untuk melewatinya dan harus mengadakan ritual tertentu agar tidak terkena akibat dari tempat angker tersebut.

c) Legenda Perseorangan ialah suatu kisah mengenai orang-orang tertentu yang dianggap pengarangnya memang ada dan pernah terjadi, yang termasuk


(16)

6

dalam 6 legenda perseorangan antara lain: Pahlawan-pahlawan termasuk juga raja, pangeran, dan orang dari kalangan rakyat biasa yang gagah berani.

d) Legenda Setempat ialah suatu kisah yang ada kaitan eratnya dengan suatu kisah tertentu yang termasuk legenda setempat antara lain: Mengenai nama suatu tempat, asal bentuk aneh dari suatu daerah, dan lain-lain.

Legenda Urban merupakan mitos atau legenda kontemporer yang seringkali dipercaya secara luas sebagai sebuah kebenaran. Kebanyakan berkaitan dengan misteri, horor, ketakutan, humor, atau bahkan kisah moral.

II.2 Makhluk Halus / Hantu II.2.1 Makhluk Fisik dan Non-fisik

Seperti yang diketahui manusia dan makhluk lain hidup berdampingan, menurut (dalamdiri.com) manusia hidup di dunia fisik, dan banyak mahkluk lain yang tidak tampak yang juga ada disekeliling manusia serta memiliki alam yang berbeda. Makhluk-makhluk non-fisik ini sebagaimana halnya manusia juga bisa marah jika kita bertingkah laku tidak sopan atau tidak berkenan dalam pandangan mereka (anonim, 2011, para 5).

Seperti kehidupan fisik mengembang melalui pengalaman, batin juga mengalami ekspansi dengan berbagai kegiatan yang telah manusia lakukan baik ketika sadar atau tidak sadar dan memutuskan apa yang manusia inginkan, batin memberikan perhatian penuh untuk versi tersebut yang kemudian diperluas kedalam kehidupan fisik manusia dan menjadi setara dengan getaran itu.

II.2.2 Definisi Hantu

Makhluk halus dipercaya keberadaannya oleh hampir semua umat manusia yang mempercayai adanya Tuhan, meskipun hanya sebagian kecil yang mengaku pernah melihat makhluk halus secara langsung. Beberapa urban legend atau legenda urban juga mengenal berbagai macam bentuk makhluk halus yang biasanya terkait dengan riwayat sebab-akibat kematian orang yang menjadi makhluk halus. Meskipun bukan merupakan hantu, beberapa bentuk makhluk


(17)

7

supranatural dikenal pula dalam mitos masyarakat, yang dianggap sebagai cara seseorang dalam menempuh ilmu tertentu atau mencari kemuliaan. Makhluk halus secara umum bisa dihubungkan pada kehidupan setelah kematian. Makhluk halus juga dikaitkan dengan roh atau arwah yang meninggalkan badan karena kematian. Pemahaman tentang misteri hantu ini sudah gamblang dijelaskan dalam situs anneheira.com Hantu tidak mempunyai tubuh kasar seperti manusia, hanya bayangan badan dan biasanya digambarkan berkilauan, berbayang, seperti kabut, atau bayangan. Definisi dari makhluk halus pada umumnya berbeda untuk setiap agama, peradaban, maupun adat istiadat.

II.3 Istilah Hantu Dalam Cerita Rakyat Jepang (Yūrei)

Yūrei adalah figur dalam cerita rakyat Jepang, yang sepadan dengan hantu. sebagaimana dikutip dari (Yokai.com) Istilah tersebut terdiri dari dua huruf kanji,

幽 (), berarti "redup" atau "samar", dan 霊 (rei), berarti "jiwa" atau "spirit." Nama alternatifnya antara lain Bōrei (亡霊?) yang berarti arwah orang meninggal,

Shiryō (死霊?) berarti jiwa orang mati, menurut kepercayaan masyarakat Jepang, seluruh manusia memiliki spirit atau jiwa yang disebut reikon (roh). Saat seseorang meninggal, reikon (roh) meninggalkan jasad dan memasuki tempat penyucian, tempat mereka menunggu selama upacara pemakaman dan pasca pemakaman dilaksanakan dengan layak, agar mereka dapat berkumpul dengan para leluhur. Jika ritual dilaksanakan dengan benar, maka reikon (roh) dipercaya sebagai pelindung keluarganya yang masih hidup dan kembali tiap tahun di bulan Agutus saat hari raya Obon (peringatan arwah) untuk menerima ungkapan terima kasih.

Yūrei berada di dunia manusia sampai ia menjadi tenang, baik dengan cara mendoakannya melalui upacara pemakaman yang layak dan benar, atau dengan memenuhi keinginan yang belum tercapai yang masih membelenggunya di dunia fana. Jika upacara tidak berlangsung dengan semestinya atau bila keinginannya belum terpenuhi maka Yūrei akan tetap bergentayangan.


(18)

8 II.4 Yuki-Onna

Tidak ada sumber konkrit yang jelas tentang Yuki-Onna secara luas namun terdapat media sumber pendukung yang mengarah dan menjelaskan secara ringkas akan sejarah penjelasan Yuki-Onna tersebut dikutip dari (ceritapendekhoror.blogspot.com). Yuki-Onna berasal dari provinsi Musashi desa Tohoku utara daerah dingin Jepang, Pada Zaman periode Muromachi, Yuki-Onna berarti secara harfiah ialah (“Wanita Salju”) atau Yūrei dalam cerita rakyat Jepang, Yuki-Onna muncul saat malam bersalju sebagai sosok wanita cantik bertubuh tinggi dengan rambut hitam dan bibir pucat. Kulitnya yang pucat atau bahkan transparan membuatnya tampak berbaur dengan bentang alam bersalju, sebagai wanita telanjang dan hanya wajah serta rambutnya saja yang tampak menonjol ditengah salju, Yuki-Onna akan muncul jika melihat orang terjebak di badai salju, ia akan berpura-pura untuk minta tolong, jika orang tersebut menggodanya dan ingin berbuat jahat kepadanya maka ia akan menghembuskan nafas es nya untuk membuat tubuh orang tersebut menjadi beku bahkan mati, tetapi jika orang tersebut mempunyai niat baik dan tulus untuk menolongnya maka badai salju akan segera berhenti dan tubuh Yuki-Onna akan mencair, ia melayang diatas salju, sehingga tidak meninggalkan jejak kaki dan ia dapat berubah menjadi kabut atau salju jika merasa terancam. legenda lain mengatakan bahwa Yuki-Onna menyesatkan para pengelana sampai mati kedinginan dan dia berwujud sebagai wanita yang menggendong anak.

II.4.1 Kisah Tentang Yuki-Onna Menurut “ Lafcadio Hearn “

Pada Zaman periode Muromachi di provinsi Musashi dikutip dari

anomalyinfo.com ada dua penebang kayu, Minokichi dan Mosaku, Minokichi

masih muda sementara Mosaku sudah tua. Di suatu hari di musim dingin, mereka tidak bisa pulang sehabis menebang kayu karena terjebak badai salju. Mereka menemukan sebuah pondok dan memutuskan untuk bermalam di sana. Pada tengah malam, Minokichi terbangun dan melihat sesosok wanita cantik berpakaian serba putih. Wanita tersebut menghembuskan nafasnya ke arah Mosaku sehingga orang tua itu tewas kedinginan. Setelah membunuh Mosaku, ia mendekati


(19)

9

Minokichi untuk melakukan yang sama seperti tadi, namun terdiam sejenak sambil menatap Minokichi. Ia berkata bahwa ia hendak membunuh Minokichi, tetapi ia memutuskan untuk tidak melakukannya sebab Minokichi berwajah tampan dan masih muda untuk dibunuh. Wanita tersebut mengancam bahwa jika Minokichi menceritakan kejadian tersebut kepada orang lain, maka wanita tersebut akan membunuhnya.

Beberapa tahun kemudian, Minokichi bertemu dengan gadis cantik bernama O-yuki kemudian mereka menikah. O-yuki adalah seorang istri yang baik, dan mereka hidup bahagia serta memiliki 10 anak. Mereka hidup sebagai keluarga yang bahagia selama bertahun-tahun, namun anehnya, O-yuki tampak tidak mengalami proses penuaan. sebagaimana umumnya perempuan di usia tua.

Pada suatu malam, setelah anak-anak mereka tertidur, Minokichi berkata kepada O-yuki bahwa tiap kali ia menatap istrinya dekat-dekat, ia teringat akan peristiwa aneh yang disaksikannya pada saat masih muda. Ia berkata bahwa ia pernah menyaksikan sosok wanita cantik seperti O-yuki. Ia tidak tahu apakah itu hanyalah mimpi atau sesungguhnya merupakan perjumpaannya dengan Yuki-onna.

Setelah menyelesaikan penuturannya tersebut, O-yuki berdiri sambil marah. Ia mengaku bahwa wanita yang dilihat Minokichi sesungguhnya adalah dirinya. Ia juga berkata bahwa ia akan membunuh Minokichi bila menceritakan kisah itu kepada orang lain. Tapi Bagaimanapun juga, ia tidak mampu membunuh Minokichi karena mempertimbangkan kehidupan anak-anak mereka. Setelah berpesan agar Minokichi merawat anak-anaknya, wanita tersebut melayang keluar dan menghilang di salju selamanya setelah itu tidak ada yang menyaksikan kehadirannya lagi.


(20)

10 II.4.2 Wujud Yuki-Onna

Gambar II.1 Sosok Yuki-Onna

Sumber: www.ceritaseramhoror.blogspot.com (20 Mei 2014)

Menurut legenda ciri–ciri spesifik terdapat pada Yuki-Onna diantaranya yaitu:

1. Kulitnya putih pucat

2. Bertubuh tinggi

3. Rambut hitam

4. Melayang di tanah

5. Menampakan diri dengan telanjang atau memakai kimono putih


(21)

11 II.4.3 Lafcadio Hearn

Gambar II.2 Lafcadio Hearn

Sumber: www.pandragondan.co.uk (20 Mei 2014)

Lafcadio Hearn (1850-1904) adalah seorang jurnalis, lahir di Yunani, Ayah Irlandia Ibu Yunani. Hearn sudah terkenal karena editorial surat kabar dan laporan tertulis di New Orleans di Amerika Serikat, ia pertama kali melakukan perjalanan ke Jepang Pada tahun 1890 ia menjadi pengajar di Jepang, Lafcadio

Hearn menikahi putri seorang samurai bernama Koizumi Setsuko, dan menerima

kewarganegaraan Jepang pada tahun 1896 dan juga nama Jepang (Koizumi

Yakumo), ketika ia pindah mengajar ke Universitas Tokyo. Hearn menjadi

interpretor ( penerjemah ) Jepang dan adat istiadat kepada dunia luar, ia mulai memproduksi buku demi buku tentang berbagai topik kehidupan Jepang dan sejarah. Hearn telah belajar bahasa Jepang cukup baik untuk membaca cerita-cerita dalam naskah kuno Jepang, ketika ia berkomunikasi dengan teman-teman Jepangnya tentang dongeng dan legenda lokal Hearn mulai merekam kisah-kisah yang lebih tua secara tertulis, yang membuat buku-bukunya menarik bagi Jepang serta orang asing pada kala itu, karena ia menyajikan berbagai legenda lokal Jepang yang belum pernah banyak didengar ke dunia luar. Kisah Yuki-Onna adalah salah satu legenda yang unik. Sekarang diakui bahwa Hearn adalah orang pertama yang diketahui menyajikan kisah Yuki-Onna secara tertulis kerena dia mendapatkannya langsung dari mulut pendongeng tersebut. Hearn menyatakan dalam pengantar bukunya Kwaidan: Story and Study of Strange Things (1904)


(22)

12

bahwa kisah Yuki-Onna, yang disajikan dalam buku itu, karena dia diberitahu oleh seorang petani dari Chofu, Nishitama-gori, di Provinsi Musashi. Chofu sekarang menjadi kota di ujung barat Metropolis Tokyo yang tidak menutup kemungkinan bahwa Yuki-Onna mungkin pernah berjalan di mana Tokyo modern sekarang ada, Petani itu menceritakan kisah sebagai legenda desanya tersebut di kutip dari (pandragondan.co.uk).

II.4.4 Zaman Muromachi

Di dalam situs (daishyhikaru.blogspot.com) Zaman Muromachi (muromachi jidai) atau zaman Keshogunan Ashikaga sekitar tahun ( 1338 - 1573) Masehi, adalah salah satu pembagian periode dalam sejarah Jepang ketika keshogunan Ashikaga yang juga dikenal sebagai Keshogunan Muromachi berkuasa di Jepang.

Pemerintah Ashikaga berpusat di Muromachi, Kyoto sehingga disebut

Keshogunan Muromachi. Pada tahun 1336, Ashikaga Takauji mendirikan

Keshogunan Muromachi (Istana Utara) sebagai tandingan kaisar Godaigo dari

Istana Selatan. Terpecahnya kekaisaran menjadi Istana Utara dan Istana Selatan berlangsung sampai Istana Selatan ditaklukkan Istana Utara pada tahun 1392. Kedudukan kaum bushi berada di atas kedudukan kaisar setelah Istana Utara berhasil menundukkan Istana Selatan, tapi kondisi keuangan dan kondisi militer Keshogunan Ashikaga menjadi lemah akibat perang berkepanjangan itu. Pergolakan di dalam klan Ashikaga yang disebut Peristiwa Meiōnoseihen merupakan awal zaman Sengoku yang penuh intrik, perebutan kekuasaan, kerusuhan, dan dihapuskannya sistem tanah milik bangsawan yang dimana pada zaman itu adalah awal mula kejayaan nya para samurai serta wanita pada zaman tersebut banyak di jadikan selir kekaisaran.


(23)

13 II.5 Konsep Pembentukan Wujud dalam Studi Kasus Yuki-Onna

Dibalik sosok Yuki-Onna yang diketahui masyarakat indonesia makhluk tersebut masih simpang siur kebenaran akan cerita kisahnya namun secara antropologis di dalam pembentukan makhluk Yuki-Onna terdapat paparan logis yang mendukung pembentukan wujudnya hal ini terkait dengan keberadaan alur cerita dari Buku Kwaidan: Story and Study of Strange Things oleh Lafcadio Hearn.

II.5.1 Janji

Di ambil dari sebuh situs chelia.blogdetik.com Janji adalah sebuah kontrak psikologis yang menandakan transaksi antara 2 orang di mana orang pertama mengatakan pada orang kedua untuk memberikan layanan maupun pemberian yang berharga baginya sekarang dan akan digunakan maupun tidak. Janji juga bisa berupa sumpah atau jaminan. Janji dapat diucapkan maupun ditulis sebagai sebuah kontrak. Melanggar janji tak hanya sering dianggap sebagai perbuatan tercela, malahan juga ilegal, seperti kontrak yang tidak dipegang teguh.

II.5.2 Cinta

Dikutip dari lovestory.blogspot.com cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. pendapat lainnya, Cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apa pun yang diinginkan objek tersebut.


(24)

14 II.5.3 Tragedi

Tragedi adalah sandiwara sedih dalam tragedi, si pelaku biasanya memiliki kualitas-kualitas yang baik namun mengalami nasib yang buruk dan menyebabkan dirinya, atau kerabat dan sahabatnya, mengalami masalah. Tragedi adalah peristiwa menyedihkan. Namun tragedi seringkali muncul secara alamiah, disebut alamiah karena tragedi adalah bagian integral dari realitas itu sendiri. Menurut Zizek, tragedi itu adalah the real, yakni situasi yang tak terkatakan, yang melepaskan manusia dari jaring-jaring rutinitas yang menghanyutkan. Dalam arti ini setiap orang mengalami tragedi dalam keseharian hidupnya. ( Zizek, 1989).

II.5.4 Pesan dan Nilai Moral Dalam Cerita

Moral adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya.

Menurut Bambang Daroeso dalam buku Penanaman Budi pekerti Luhur ( 1986 ). Nilai adalah suatu kualitas atau pernghargaan terhadap sesuatu yang dapat menjadi dasar penentu tingkah laku seseorang .

Sebuah kisah tentulah tidak bisa lepas dari nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Nilai-nilai itu mengandung pula pesan moral yang harus dipelajari dan diamalkan.


(25)

15 2.5.5 Pesan Moral dari Kisah Yuki-Onna Menurut Versi “ Lafcadio Hearn “

Seorang peneliti mengatakan bahwa Yuki-Onna mungkin benar-benar ada namun dalam bentuk penyakit mental, karena hawa dingin di Jepang khususnya di daerah bersalju seperti di provinsi Musashi, cuaca dingin yang dikombinasikan dengan demam yang mencekik dapat menyebabkan orang menjadi sakit mental, menurut peneliti mungkin pada Zaman periode Muromachi terdapat beberapa pengembara yang melewati daerah bersalju di provinsi Musashi tersebut maka dari situlah mereka menemukan cerita Yuki-Onna dan dari waktu ke waktu cerita ini menjadi legenda.Selain itu ada yang unik setelah kisah legenda Yuki-Onna muncul bahwasanya pada zaman sekarang Yuki-Onna adalah salah satu semangat yang membantu wisatawan melewati salju tebal, karena menurut para wisatawan yang mendaki daerah bersalju di jepang dia akan muncul dalam keadaan telanjang maupun memakai kimono ketika di tengah perjalanan, dilansir dari (hyakumonogatari.com)

Dari yang telah disampaikan serta diuraikan dalam kisah Yuki-Onna di atas ada sebuah pesan dari kisah Yuki-Onna yang sarat akan nilai kehidupan tentang masyarakat, pada dasarnya manusia ada yang selalu meremehkan makna dari kata janji, Maka dari itu ketika berjanji kepada seseorang mengenai hal apapun itu, tepatilah janji tersebut. Termasuk janji untuk menjaga rahasia seseorang. Perlu dijaga dan simpan rahasia tersebut hanya untuk diri sendiri. Karena bahwasanya manusia tidak akan pernah tahu bahwa rahasia itu mungkin akan berdampak buruk bagi Manusia itu sendiri.

2.6 Pengertian Buku Ilustrasi

Buku (seperti dikutip W.J.S Peorwadarminta, Kamus Umum Bahasa

Indonesia, 2003) dapat didefinisikan sebagai bendel kertas, lembar kertas yang

berjilid, bendel kertas yang bertuliskan yang berisi disiplin ilmu tertentu.

Buku ilustrasi merupakan buku yang didalamnya terdapat lukisan yang mendukung daya khayal dalam cerita. Buku banyak macamnya, dan salah satu diantaranya adalah buku ilustrasi, didalam buku ilustrasi terdapat banyak gabungan mulai dari isi buku yang berupa teks tulisan (kumpulan huruf-huruf)


(26)

16

dengan ilustrasi. Istilah ilustrasi berasal dari bahasa latin yaitu „ilustrare‟ yang artinya menerangkan sesuatu. Ilustrasi sendiri (seperti dikutip W.J.S Peorwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, 2003) adalah lukisan (gambar, foto) yang dimaksudkan untuk membantu memperkuat daya khayal atau memperjelas maksud uraian. Dari kedua gabungan tersebut, yang membuat isi dari buku terlihat lebih hidup adalah ilustrasi yang ada didalam buku tersebut.

Melalui gambar ilustrasi, diharapkan isi bacaan mudah dipahami. Seperti yang dikutip http://www.scribd.com/doc/28681139/Kartun-Dan-Seni-Ilustrasi. Gambar ilustrasi yaitu gambar yang dipakai untuk menjelaskan atau menerangkan sesuatu berupa teks, cerita, keadaan, adegan dan peristiwa.. Sebagai contoh, untuk menjelaskan lokasi daerah lebih mudah jika ditunjukan dengan peta, begitu pula untuk mengetahui bagian-bagian pada organ tubuh akan lebih jelas jika menggunakan gambar ilustrasi.

Ilustrasi juga dalam pembuatannya dapat menggunakan berbagai macam cara, diantaranya:

 Teknik gambar tangan (drawing), yaitu ilustrasi yang digambar dengan

tangan.

 Teknik fotografi yaitu ilustrasi yang dibuat dengan bantuan kamera.

 Teknik gabungan antara gambar teknik dan fotografi.

Dalam (bukansholeh.wordpress.com) dijelaskan jenis-jenis ilustrasi pada media cetak, seperti pada buku, majalah, tabloid dan media cetak lainnya yang dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu :

 Ilustrasi untuk karya ilmiah, seperti buku pelajaran, ilmu pengetahuan dan

tabloid.

 Ilustrasi untuk karya ilmiah umumnya berupa bentuk realis, bentuk

simbolis dan ada juga yang berupa bagan, skema, table dan peta.


(27)

17 BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Strategi perancangan yang dibuat adalah mengangkat cerita mengenai Kisah Legenda Yuki-Onna menurut versi Lafcadio Hearn, Serta memvisualisasikan kembali konsep dibalik alur cerita tersebut, Untuk itu, penulis membuat kembali media penjangkau informasi yang didalamnya terdapat informasi beserta penggambaran alur cerita menurut versi Lafcadio Hearn ini yang dirangkum kembali dan dituangkan kedalam karya berbentuk buku ilustrasi, berisikan kisah Yuki-Onna menurut Lafcadio Hearn dalam buku Kwaidan: Story and Study of

Strange yang didalamnya terdapat kisah pengenalan sosok tokoh, dan alur cerita

yang dibuat relevan dengan zaman, fungsi media ini sebagai pengenalan lebih dalam akan informasi mengenai Legenda Yuki-Onna yang sudah di paparkan oleh lafcadio Hearn yang sudah ada sebelumnya.

III.1.1 Target Audiens

Menentukan target audiens atau segmentasi ditujukan agar pesan yang disampaikan tepat dan mudah dipahami masyarakat.

Demografis remaja hingga dewasa dengan rentang umur antara 18 tahun hingga 25 tahun, dengan jenis kelamin laki–laki dan perempuan, latar belakang setidaknya mengenyam bangku SMA, dan jenis pekerjaan dan pendapatan yang beragam.

Geografis daerah perkotaan besar di Indonesia yang mempunyai jalur distribusi luas akan perdagangan buku.

Psikografis personal atau pribadi yang memiliki rasa keingintahuan yang lebih terhadap fenomena dan informasi yang ada, yang terbiasa akan pemikiran-pemikiran sumber yang logis serta bagi pembaca buku yang bertema fiksi dan sebagainya.


(28)

18 III.1.2 Pendekatan Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi baik berupa tulisan, visual atupun verbal. Dalam penyampaian sebuah pesan, perlu sebuah pendekatan komunikasi tentang target audiensnya, dimana dalam pemilihan bahasa verbal yang akan dikomunikasikan mudah dimengerti oleh target, begitu pula dengan visualisasinya.

Pendekatan komunikasi yang dilakukan dalam media informasi mengenai Cerita kisah Legenda Yuki-Onna dengan komunikasi naratif didampingi oleh visual, menggunakan bahasa Indonesia sehari-hari namun tetap baku. Menggunakan pendekatan komunikasi naratif dengan menggunakan gaya bahasa kesusastraan yang hiperbolik dan juga kelam. bahasa yang informatif memberi kesan edukasi pada si pembaca.

III.1.3 Pendekatan Visual

Dengan konsep desain buku ilustrasi hitam dan putih menambah kesan dramatis karena hitam memberikan kesan kelam, sepi, penuh misteri sedangkan putih mencerminkan Yuki-Onna nya sendiri karena dia adalah hantu wanita salju selain itu putih memberikan kesan sendu dan tenang, maka dari itulah dipadu padankan antara hitam dan putih. Serta penambahan ilustrasi yang digambarkan dengan konsep lukisan jepang pada zaman periode Muromachi (1333-1573) Masehi. namun diberi kesan yang berbeda dengan memasukan perspektif yang lebih modern.

III.1.4 Pendekatan Verbal

Karena target audiensnya adalah remaja hingga dewasa, maka bahasa yang akan digunakan adalah dengan menggunakan kombinasi bahasa yaitu bahasa Indonesia yang sering digunakan dalam lingkungan pergaulan sehari-hari. Dengan tujuan agar pesan yang ingin disampaikan dapat mudah diterima khususnya remaja yang menjadi target audiensnya karena hal ini berkesinambungan dengan perkembangan zaman serta globalisasi. Maksud dari pendekatan verbal ini adalah memberikan informasi kepada masyarakat khususnya personal atau pribadi yang


(29)

19

memiliki rasa keingintahuan yang lebih terhadap fenomena dan informasi yang ada, yang terbiasa akan pemikiran-pemikiran sumber pemaparan yang logis. Tujuan dari komunikasi ini agar seluruh masyarakat yang dijadikan segmentasi dapat memahami pemaparan-pemaparan isi dari buku kisah cerita tentang Onna menurut versi Lafcadio Hearn. secara spesifik dan bertahap mengenai Yuki-Onna ini di dalam cerita tersebut sudah mencakup pengenalan tokoh dan alur cerita.

III.1.5 Strategi Kreatif

Melanjutkan informasi yang sudah ada sehingga lebih lengkap dan menarik bagi khalayak, begitu juga kalangan remaja sekarang sudah mampu menentukan pemilihan media yang tepat dan bebas untuk kepentingan pribadinya, namun jika sekedar data saja itu belum cukup menarik untuk dinikmati, maka diambilah media berbentuk buku ilustrasi. Book Illustration sendiri merupakan sebuah bentuk ilustrasi yang muncul dalam buku - buku media berbentuk buku yang kerap digunakan sebagai bentuk dokumentasi dari karya - karya seni oleh seorang artis maupun industri lainnya. Dalam media ini konten cerita serta visual dibuat semenarik mungkin sesuai tema dengan informasi materi yang faktual dan informatif, serta bisa berfungsi lain bentuknya serta konten yang jarang dibahas menjadi nilai tambah tersendiri, serta dalam bentuk dari segi fisik yaitu buku dapat pula dijadikan salah satu benda koleksi sebagai

kepuasan pribadi. Didalam buku terdapat berbagai perbedaan cara

memvisualisasikan ilustrasi, dalam cerita ini ilustrasi dibuat bercerita dengan kejadian yang garis besarnya sangat penting dalam bagian cerita, Dari strategi kreatif ini kemudian penulis mengembangkan isi buku informasi dari sebuah sinopsis yang kemudian berkembang kembali menjadi storyline dan siap untuk disusun.

a. Sinopsis

Legenda Yuki-Onna adalah salah satu legenda yang terdapat di Jepang, hal itu dikarenakan terdapatnya sejarah akan legenda tersebut, sosok Yuki-Onna yang menyeramkan menurut legenda menjadi misteri


(30)

20

tersendiri bagi masyarakat umum akan sejarah atau asal-usul mengenai bagaimana peristiwa apa yang terjadi sehingga menjadi alasan

lafcadio Hearn, seorang jurnalis berhasil menguak rahasia dibalik sosok seram Yuki-Onna, lewat investigasi akan legenda urban jepang tersebut, ia dokumentasikan paparan kisah cerita misteri yang telah terkuak dan ia sampaikan lewat buku nya yang berjudul Kwaidan: Story

and Study of Strange, Dimana didalamnya berisikan kisah cerita legenda,

serta konsep pemikiran baru dan logis yang sebelumnya belum pernah terungkap.

b. Storyline

Storyline merupakan pengembangan dari sinopsis yang dibuat, storyline ini terdiri dari deskripsi dan berita informasi. Berikut storyline mengenai kesimpulan alur cerita buku ilustrasi Yuki-Onna:

 Cerita di ambil dari sudut pandang seorang penebang kayu yang

bernama Minokichi dia adalah suami dari O-yuki yang tanpa dia ketauhi sebelumnya bahwa dia adalah hantu wanita Yuki-Onna yang telah menjelma menjadi manusia.

c. Alur Cerita

Perancangan buku ilustrasi Yuki-Onna sendiri ini memakai satu sudut pandang yaitu sudut pandang Minokichi serta ditambahkannya alur campuran, hal ini karena materi yang disampaikan mempunyai dua alur, dimulai dari alur mundur (flashback) lalu dilanjutkan dengan alur urutan (Episodik).

III.2 Strategi Media

Untuk mendukung kesan dari tema yang terkesan mistik dan sebagai sebuah objek penelitian keilmuan, maka bentuk buku ilustrasi yang digunakan akan merujuk pada bentuk sebuah buku ilustrasi yang dikemas secara


(31)

21

berbeda dengan gaya penggambaran ilustrasi Jepang Kuno yang dimana di masa tersebut seniman jepang terdahulu memakai tinta berwarna hitam untuk melukis, Dalam perancangan buku ilustrasi Legenda Yuki-Onna ini, akan digunakan media utama dan beberapa media pendukung diantaranya.

a. Media Utama

- Buku Ilustrasi

Media buku dipilih dengan dasar pemikiran bahwa buku adalah media informasi yang fleksibel dan dapat menjangkau berbagai segmentasi ekonomi. Fleksibel disini dimaksudkan pada proses mendapatkannya yang tidak membutuhkan sistem dan prosedur yang rumit.

b. Media Pendukung

Untuk menunjang media utama tadi, dibutuhkan beberapa media promosi yang berfungsi sebagai media pengingat yang dapat menarik minat audiens akan buku Illustrasi Legenda Jepang Yuki-Onna. Beberapa media penunjang yang akan dibuat diantaranya.

- Poster - Agenda

- Pembatas Buku - X-Banner - Sticker - Book Display - Pin

- Gantungan kunci - Art print


(32)

22 III.3 Konsep Visual

III.3.1 Gaya Visual

Unsur ilustrasi lukisan jepang kuno dan perspektif modern dipadukan, menjadikan sisi artistik buku ilustrasi yang dikemas pembawaannya jauh berbeda dan berbanding terbalik dengan tipikal buku ilustrasi lainnya. Illustrasi sendiri dibuat sedemikian rupa dengan menggunakan tinta china hitam kemudian diselesaikan dengan editing yang menggunakan teknik digital untuk lebih mengkontraskan warna hitam tersebut.

Gambar III.1 Lanscape by Sesshu Toyo Periode Muromachi ( 1333 -1573 ) Sumber: www.Japanindokomikclassic.blogspot.com (20 Mei 2014)


(33)

23

Gambar III.2 Mokuan Reien Periode Muromachi 1333 -1573 Masehi Sumber: www.Japanindokomikclassic.blogspot.com (20 Mei 2014)

Gambar III.3 Warriors Japan


(34)

24 Gambar III.4 Japan Story part I

Sumber: www.Japanstory.blogspot.com (20 Mei 2014)

III.3.2 Format Desain

Book Illustration yang dibuat sebagai media utama disini berukuran A3 20 cm x 20 cm. Ukuran tersebut telah disesuaikan dengan konsep visual yang sebelumnya. Dan untuk isi buku, digunakan kertas Hvs 60 gram. Dan untuk cover menggunakan kertas Art paper dengan demikian diharapkan rancangan ini cukup untuk dapat menyampaikan paparan cerita makhluk legenda kuno jepang Yuki-Onna.

III.3.3 Tata Letak (Layout)

Layout yang digunakan dalam buku ilustrasi kisah cerita Yuki-Onna ini dibuat sedemikian ekspresif, namun tetap mengindahkan standar layout sebuah buku cerita, terutama dalam hal penempatan teks dan tingkat keterbacaan.


(35)

25

Gambar III.5 Japan Story part I

Sumber: www.Japanstory.blogspot.com (20 Mei 2014)

Gambar III.6 Contoh penerapan layout Pada karya

Sumber: Pribadi III.3.4 Tipografi

Tipografi yang digunakan adalah tipografi yang dipilih sesuai tema yang sudah ditentukan. Oleh karena itu penggunaan font yang digunakan adalah Japanese Brush dan Crazy Thoughts untuk judul , serta Century untuk isi teksnya. Japanese Brush dan Crazy Thoughts disini merupakan font yang mencerminkan sebuah masa jepang pada zaman Muromachi dahulu yang identik dengan zaman


(36)

26

nya lukisan jepang menggunkan tinta hitam, serta Century mencerminkan penegasan dibanding dengan font yang lain.

Japanese brush

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

A b c d e f g h I j k l m n o p q r s t u v w x y z 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0

! @ # $ % ^ & * ( ) 33

Crazy Thoughts

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

A b c d e f g h I j k l m n o p q r s t u v w x y z

1 2 3 4 5 6 7 8 9 0

Century

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z A b c d e f g h I j k l m n o p q r s t u v w x y z

1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 ! @ # $ % ^ & * ( ) 33


(37)

27

Gambar III.7 Contoh penerapan Font japanese brush dan crazy thoughts pada judul Sumber: Pribadi

III.3.5 Warna

Penggunaan warna merupakan salah satu titik yang menggambarkan atau mendeskripsikan isi dari buku yang akan ditampilkan. Penggunaan warna menjadi titik penting untuk mendeskripsikan isi buku. Sehingga konsep warna yang dipilih merupakan konsep warna yang menggambarkan paduan nuansa sendu, sepi, gelap sehingga memiliki kesan dramatis. Oleh karena itu warna yang dipilih adalah warna hitam dan putih warna gelap menandakan kesan seram dan horor pada cover buku dan putih menandakan sendu dan sepi pada layout buku.


(38)

28

Gambar III.9Contoh penerapan konsep warna pada karya Sumber: Pribadi

III.3.6 Storyboard

Dimulai dari cerita awal dimana dibahas mengenai penjabaran sudut cerita dari sudut pandang Minokichi yang alur nya nampak terlihat turun naik dari setiap kejadian yang dilewatinya hingga akhirnya di akhiri dengan situasi kejadian tragedi yang menyedihkan.

Gambar III.10Beberapa Contoh penggalan cerita pada karya


(39)

29 III.3.7 Karakter

1. Yuki-Onna

Yuki-Onna berasal dari provinsi Musashi desa Tohoku utara daerah dingin Jepang, Pada Zaman periode Muromachi, Yuki-onna berarti secara harfiah ialah (“Wanita Salju”) atau Yūrei dalam cerita rakyat Jepang, Yuki-onna muncul saat malam bersalju sebagai sosok wanita cantik bertubuh tinggi dengan rambut hitam dan bibir pucat.

Gambar III.11Contoh studi karakter Yuki-Onna memakai baju kimono putih

Sumber: www.hyakumonogatari.com (20 Mei 2014)

2. Minokichi

Minokichi adalah seorang penebang kayu yang mempunyai wajah tampan dan ia mempunyai sifat yang bersahaja kepada siapapun.

Gambar III.12 Contoh studi karakter Minokichi


(40)

30 3. Mosaku

Mosaku adalah seorang pemimpin desa musashi di usia yang sudah tua renta dia selalu pergi menebang kayu bersama Minokichi dan dia selalu menyamangati Minokichi setiap ingin pergi menebang kayu bersamanya.

Gambar III.13Contoh studi karakter Mosaku

Sumber:www.yokai.com (20 Mei 2014)

4. O-yuki

O-yuki adalah perwujudan hantu wanita Yuki-Onna yang menjelma menjadi manusia hingga sampai akhirnya dia menikah dengan minokichi

Gambar III.14Contoh studi karakter O-yuki Sumber:www.daishyhikaru.blogspot.com (20 Mei 2014)


(41)

31 III.3.8 Setting

Lokasi yang digunakan dalam cerita ini ialah daerah musashi yang sebagaimana di lukis kondisi periode muromachi di jepang tahun (1333-1573) Masehi yang beriklim dingin dan bersalju

Gambar III.15Studi karakter Suasana


(42)

32 BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA IV.1 Media Utama

Media utama dalam perancangan tugas akhir ini adalah buku ilustrasi berjudul Teguh Memegang Janji Legenda Yuki-Onna. Media utama ini berukuran 20 cm x 20 cm atau sebanding kertas ukuran A4 berdasarkan international ISO standard. Dicetak massal menggunakan teknik cetak offset sparasi dengan media kertas yang digunakan Hvs 70 gram untuk isi dan Art Paper 150 Gram untuk cover.

IV.2 Pra Produksi Media

Sebelum memasuki pada tahap produksi pada media informasi, tahap yang harus dilalui dalam pembuatan sebuah perancangan visualnya meliputi:

- Konsep

Proses pra-produksi dimulai dengan menentukan ilustrasi sesuai dengan gagasan visual serta tema literatur yang akan dibuat, yang menjadi salah satu fokus utama adalah memfokuskan gaya visual kuno klasik yang bernuansa hitam putih yang menjadi style utama yang dipilih. Selain itu karena gaya kuno klasik lebih dekat dekat kebudayaan jepang itu sendiri, Karakterisasi visual tokoh Yuki-Onna khususnya, juga menjadi salah satu fokus penting, yang jadi pertimbangan utama adalah rupa, deformasi rupa diputuskan minimal dilakukan pada karakter Yuki-Onna, tokoh sentral ini dibuat berbeda dengan wujud Yuki-Onna yang sudah ada.


(43)

33

- Story Writing

Setelah sinopsis dan garis besar cerita dibuat tahap selanjutnya masuk ke bagian penulisan cerita, kemudian dipecah ke dalam bab-bab yang lebih spesifik.

Pengetikan cerita dilakukan dengan menggunakan Microsoft Word untuk

memudahkan dan merapihkan format ketikan.

Gambar IV.1Printscreen Screenplay yang dibuat dengan aplikasi MS Word

- Produksi

Proses produksi dimulai dengan manual hand drawing dimana proses

sketsa, outlining, line art, dan rendering sepenuhnya dilakukan pada media

tradisional, menggunakan kertas A5 70 gram dan pensil mekanik serta Drawing

Pen. Mula-mula proses sketching awal dibuat dengan menggunakan pensil

mekanik, setelah sketsa selesai Drawing Pen Merk Snowman beberapa macam ketebalan 0,05. 0,1. 0,4. Dan Marker Snowman Yang berguna untuk gradasi ketebalan.


(44)

34

Untuk satu halaman biasanya hanya dibutuhkan 2 manual, tergantung kebutuhan. Setelah tahap outline pada manual selesai, hasil ilustrasi sudah dapat dipindai dengan alat pemindai Canon Lide100 guna dipindahkan pada komputer untuk selanjutnya ilustrasi diproses secara digital dengan aplikasi desain

Photoshop CS3 Extended. Pada proses digital yang dilakukan adalah menaikkan

saturasi serta brightness pada ilustrasi guna mengejar warna gelap yaitu warna hitam.

Gambar IV.2Ilustrasi manual


(45)

35

Gambar IV.4 Hasil Akhir pada digital

Mode warna yang digunakan adalah CMYK, untuk menjaga warna tidak berubah ketika memasuki proses cetak. Isi buku yang telah selesai dibuat kemudian dicetak menggunakan kertas Hvs 70 gram dengan teknis cetak offset sparasi.

IV.3 Teknis Cetak

IV.3.1 Buku Illustrasi (media utama)

Buku illustrasi sebagai media penyampaian informasi perihal Kisah cerita legenda Yuki-Onna. Cara penyampaian informasi menggunakan illustrasi dan konsep visual yang menarik agar menimbulkan kesan imajinatif pada pembaca. Buku ialah salah satu bentuk media informasi yang berguna dan selain itu dapat digunakan serta dapat dieksplorasi secara luas sebagai bentuk pengolahan kreativitas serta emosionalitas pribadi masing-masing.

Isi buku sendiri berisikan mengenai kisah cerita legenda Yuki-Onna Langkah awal pembuatan desain media utama ini ialah dengan tahapan sketsa dilanjut dengan penebalan garis dengan tinta, proses scan, editing, serta mengatur


(46)

36

layout halaman lalu diakhiri dengan proses cetak. Alur cerita sendiri dibuat

mengalun rapi namun disertai flashback mengenai kisah Yuki-Onna dengan sudut pandang Minokichi.

IV.3.2 Cover

Gambar IV.5 cover buku ilustrasi

Ukuran : 20 x 20 cm Bahan : Linen 150 gram

Teknis produksi : cetak offset sparasi

IV.3.3 Isi Buku

Isi buku dicetak dengan menggunakan kertas Hvs 60 gram dengan teknis cetak offset sparasi. Konten isi buku ini akan lebih banyak memuat cerita dalam bentuk verbal namun diimbangi pula dengan ilustrasi sesuai dengan konsep yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Secara keseluruhan isi buku ini terbagi atas beberapa bagian utama, diantaranya:


(47)

37 1. Pembuka

 Nama buku, identitas, ilustrator dan penerbit dibuat pada satu halaman ini.

Gambar IV.6 Identitas Sumber : Pribadi

 Nama buku, Identitas, design, cover, setting, layout, kontributor dan penerbit dibuat pada satu halaman ini dengan lebih rinci.

Gambar IV.7 Nama buku, Identitas, design, cover, setting, layout, kontributor dan penerbit Sumber : Pribadi


(48)

38

 Kata pengantar

Gambar IV.8 Kata Pengantar Sumber : Pribadi

 Prakata

Gambar IV.9 Prakata Sumber : Pribadi


(49)

39

 Pembatas Halaman

Gambar IV.10 Pembatas Halaman Sumber : Pribadi

 Judul Pembuka

Gambar IV.11 Judul pembuka Sumber : Pribadi


(50)

40

Layout dengan ilustrasi, dalam tiap lembar ini terdapat pembahasan cerita

disertai dengan ilustrasi yang ditampilkan sesuai pembahasan yang diceritakan.

Gambar IV.12 layout ilustrasi dengan font

Sumber : Pribadi

 Layout ini berisikan paparan lanjutan dari layout dengan ilustrasi.

Gambar IV.13 layout font


(51)

41 IV.3.4 Isi Cerita

Isi cerita buku menceritakan mengenai sudut pandang seorang Minokichi Pada Zaman periode Muromachi di provinsi Musashi dikutip dari ada dua

penebang kayu, Minokichi dan Mosaku, Minokichi masih muda sementara

Mosaku sudah tua. Di suatu hari di musim dingin, mereka tidak bisa pulang sehabis menebang kayu karena terjebak badai salju. Mereka menemukan sebuah pondok dan memutuskan untuk bermalam di sana. Pada tengah malam, Minokichi terbangun dan melihat sesosok wanita cantik berpakaian serba putih. Wanita tersebut menghembuskan nafasnya ke arah Mosaku sehingga orang tua itu tewas kedinginan.Setelah membunuh Mosaku, ia mendekati Minokichi untuk melakukan yang sama seperti tadi, namun terdiam sejenak sambil menatap Minokichi. Ia berkata bahwa ia hendak membunuh Minokichi, tetapi ia memutuskan untuk tidak melakukannya sebab Minokichi berwajah tampan dan masih muda untuk dibunuh. Wanita tersebut mengancam bahwa jika Minokichi menceritakan kejadian tersebut kepada orang lain, maka wanita tersebut akan membunuhnya.

Beberapa tahun kemudian, Minokichi bertemu dengan gadis cantik bernama O-yuki kemudian mereka menikah. O-yuki adalah seorang istri yang baik, dan mereka hidup bahagia serta memiliki 10 anak. Mereka hidup sebagai keluarga yang bahagia selama bertahun-tahun, namun anehnya, O-yuki tampak tidak mengalami proses penuaan. sebagaimana umumnya perempuan di usia tua.

Pada suatu malam, setelah anak-anak mereka tertidur, Minokichi berkata kepada O-yuki bahwa tiap kali ia menatap istrinya dekat-dekat, ia teringat akan peristiwa aneh yang disaksikannya pada saat masih muda. Ia berkata bahwa ia pernah menyaksikan sosok wanita cantik seperti O-yuki. Ia tidak tahu apakah itu hanyalah mimpi atau sesungguhnya merupakan perjumpaannya dengan Yuki-onna.

Setelah menyelesaikan penuturannya tersebut, O-yuki berdiri sambil marah. Ia mengaku bahwa wanita yang dilihat Minokichi sesungguhnya adalah dirinya. Ia juga berkata bahwa ia akan membunuh Minokichi bila menceritakan


(52)

42

kisah itu kepada orang lain. Tapi Bagaimanapun juga, ia tidak mampu membunuh Minokichi karena mempertimbangkan kehidupan anak-anak mereka. Setelah berpesan agar Minokichi merawat anak-anaknya, wanita tersebut melayang keluar dan menghilang di salju selamanya setelah itu tidak ada yang menyaksikan kehadirannya lagi.

Gambar IV.14 Bagian – bagian Isi cerita Sumber : Pribadi

IV.4 Media Promosi

Selain media utama, dibutuhkan juga media penunjang yang berfungsi sebagai media promosi produk dan media pengingat. Beberapa media promosi dan media pengingat yang dibuat diantaranya sebagai berikut.

IV.4.1. Poster

Poster dicetak menggunakan teknik cetak offset sparasi menggunakan bahan kertas Linen berukuran A3, poster berguna sebagai media promosi dan kampanye promosi atau alat marketing, yang bisa dipajang di saat launching buku atau di


(53)

43

toko buku maupun sebagai bonus yang disertakan pada pembelian produk. Poster ini disebarkan sebelum launching buku agar membuat semua audiens khususnya yang ditargetkan penasaran dan sudah ditempatkan pada toko buku gramedia sebagai penerbit.

Gambar IV.15 Poster 1 Ukuran : 29,7 x 42,0 cm Bahan : Linen 150 gram Teknis produksi : cetak offset

Poster saat launching buku :

Gambar IV.16 Poster 2 Ukuran : 29,7 x 42,0 cm Bahan : Linen 150 gram Teknis produksi : cetak offset


(54)

44 IV.4.2 X Banner

X Banner dicetak menggunakan media kertas Cluster dengan teknik cetak

offset, dibuat sebagai media promosi dipasang bersamaan dengan display tempat dimana produk dipromosikan.

Gambar IV.17 X banner Ukuran : 160 x 70 cm Bahan : Cluster


(55)

45 IV.4.3 Book Display

Book Display dibuat dari kayu Triplek ketebalan 1,5 cm dengan ukuran

lebar 2 Meter Panjang 3 Meter dilapisi kertas cluster dengan ditempelkan lem kayu pada kayu triplek yang sudah berbentuk rak. ditambah tampilan seperti 3D dengan dilapisi kembali sterofom pada gambar yang sudah dicetak dan menempelkan nya kembali gambar tersebut. rak ini ditempel ditembok dengan menggunakan paku beton, dibuat sebagai media promosi dipasang bersebelahan dengan X Banner.

Namun disini hanya membuat skala nya saja ukuran skala panjang 100 cm lebar 60 cm dengan infrabod sebagai pengganti kayu triplek dan kertas Hvs sebagai pengganti kertas Cluster.

Gambar IV.18 Book Display Ukuran skala: 70 x 60 cm Bahan : Infrabod dan kertas Hvs Teknis produksi : cetak offset


(56)

46 IV.5 Gimmick dan Merchandise

Selain media utama dan media promosi, Gimmick atau Merchandise juga dibuat sebagai bonus dan bentuk apresiasi pada konsumen yang telah membeli, juga berguna sebagai media pengingat untuk pembeli akan buku, oleh karena itu, Gimmick dan Merchandise yang diberikan sebisa mungkin adalah item yang bisa atau akan sering digunakan oleh pembeli.

IV.5.1 Pin

Gambar IV.19 Pin Hitam

Ukuran : 6 x 6 cm Bahan : Sticker Cromo Teknis produksi : cetak offset

Gambar IV.20 Pin putih Ukuran : 6 x 6 cm Bahan : Sticker Cromo Teknis produksi : cetak offset


(57)

47

IV.5.2 Gantungan Kunci

Gambar IV.21 Gantungan kunci

Ukuran : 6 x 6 cm Bahan : Sticker Cromo Teknis produksi : cetak offset

IV.5.3 Agenda

Gambar IV.22 Agenda

Ukuran : 15 x 21 cm Bahan : Linen dan Hvs Teknis produksi : cetak offset


(58)

48 IV.5.4 Art Print

Gambar IV.23 Art Print Ukuran : 30 X 21 cm Bahan : Linen Teknis produksi : cetak offset

Gambar IV.24 Art Print

Ukuran : 30 X 21 cm Bahan : Linen


(59)

49

Gambar IV.25 Art Print

Ukuran : 30 X 21 cm Bahan : Linen

Teknis produksi : cetak offset

Gambar IV.26 Art Print

Ukuran : 30 X 21 cm Bahan : Linen


(60)

50 Gambar IV.27 Art Print

Ukuran : 30 X 21 cm Bahan : Linen

Teknis produksi : cetak offset

Gambar IV.28 Art Print

Ukuran : 30 X 21 cm Bahan : Linen


(61)

51 IV.5.5 Pembatas Buku

Pembatas dicetak buku menggunakan bahan Artpaper. Desain dibuat unik agar pembaca tidak bosan, pembatas buku sengaja didesain sedemikian rupa, bagian atas berupa ilustrasi dan bagian bawah tampilan judul, jika pembatas buku dimunculkan bagian atasnya, maka ilustrasi dari pembatas buku seolah-olah muncul dari buku tersebut, dan jika bagian bawah yang dimunculkan maka bagian judul yang terlihat bisa mewakili dari judul buku tersebut, hal ini tidak keluar dari fungsi pembatas buku yaitu menandai halaman yang hendak dibaca kemudian, selain itu desain tersebut dibuat agar bisa dieksplorasi sedemikian rupa oleh pembaca, perihal penempatan pembatas buku.

Gambar IV.29 Pembatas Buku

Ukuran :10 X 15 cm Bahan : Art paper 80 Gram Teknis produksi : cetak offset


(62)

52 IV.5.6 Sticker

Sticker disini difungsikan untuk media bonus dari pembelian media utama yaitu buku ilustrasi, dengan ini target audiens tidak hanya mendapat bukunya saja melainkan sticker yang juga bisa dijadikan media promosi juga.

Gambar IV.30 Sticker

Ukuran : 8 X 4 cm Bahan : Art paper 80 Gram Teknis produksi : cetak offset

Gambar IV.31 Sticker

Ukuran :10 X 10 cm Bahan : Art paper 80 Gram Teknis produksi : cetak offset


(1)

47

IV.5.2 Gantungan Kunci

Gambar IV.21 Gantungan kunci

Ukuran : 6 x 6 cm Bahan : Sticker Cromo Teknis produksi : cetak offset

IV.5.3 Agenda

Gambar IV.22 Agenda

Ukuran : 15 x 21 cm Bahan : Linen dan Hvs Teknis produksi : cetak offset


(2)

48

IV.5.4 Art Print

Gambar IV.23 Art Print

Ukuran : 30 X 21 cm Bahan : Linen Teknis produksi : cetak offset

Gambar IV.24 Art Print

Ukuran : 30 X 21 cm Bahan : Linen


(3)

49

Gambar IV.25 Art Print

Ukuran : 30 X 21 cm Bahan : Linen

Teknis produksi : cetak offset

Gambar IV.26 Art Print

Ukuran : 30 X 21 cm Bahan : Linen


(4)

50 Gambar IV.27 Art Print

Ukuran : 30 X 21 cm Bahan : Linen

Teknis produksi : cetak offset

Gambar IV.28 Art Print

Ukuran : 30 X 21 cm Bahan : Linen


(5)

51

IV.5.5 Pembatas Buku

Pembatas dicetak buku menggunakan bahan Artpaper. Desain dibuat unik agar pembaca tidak bosan, pembatas buku sengaja didesain sedemikian rupa, bagian atas berupa ilustrasi dan bagian bawah tampilan judul, jika pembatas buku dimunculkan bagian atasnya, maka ilustrasi dari pembatas buku seolah-olah muncul dari buku tersebut, dan jika bagian bawah yang dimunculkan maka bagian judul yang terlihat bisa mewakili dari judul buku tersebut, hal ini tidak keluar dari fungsi pembatas buku yaitu menandai halaman yang hendak dibaca kemudian, selain itu desain tersebut dibuat agar bisa dieksplorasi sedemikian rupa oleh pembaca, perihal penempatan pembatas buku.

Gambar IV.29 Pembatas Buku

Ukuran :10 X 15 cm Bahan : Art paper 80 Gram Teknis produksi : cetak offset


(6)

52

IV.5.6 Sticker

Sticker disini difungsikan untuk media bonus dari pembelian media utama yaitu buku ilustrasi, dengan ini target audiens tidak hanya mendapat bukunya saja melainkan sticker yang juga bisa dijadikan media promosi juga.

Gambar IV.30 Sticker

Ukuran : 8 X 4 cm Bahan : Art paper 80 Gram Teknis produksi : cetak offset

Gambar IV.31 Sticker

Ukuran :10 X 10 cm Bahan : Art paper 80 Gram Teknis produksi : cetak offset