TA : Rancang Bangun Aplikasi Pengendalian Proyek Konstruksi Pada CV Sari Kenanga.
RANCANG BANGUN APLIKASI PENGENDALIAN PROYEK
KONSTRUKSI PADA CV SARI KENANGA
TUGAS AKHIR
Program Studi S1 Sistem Informasi
Oleh:
WIDYA YUNANTA PUTRA 07410100345
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA
INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2015
(2)
ix
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK……… vi
KATA PENGANTAR……….. vii
DAFTAR ISI………. ix
DAFTAR TABEL………. xiii
DAFTAR GAMBAR……… xvi
DAFTAR LAMPIRAN………... …… xix
BAB I PENDAHULUAN………... 1
1.1 Latar Belakang Masalah………. 1
1.2 Perumusan Masalah……… 3
1.3 Batasan Masalah………. 4
1.4 Tujuan………. 4
1.5 Sistematika Penulisan………. 5
BAB II LANDASAN TEORI………... 7
2.1 Aplikasi………... 7
2.2 Pengendalian………... 8
2.3 Proyek………. 8
2.4 Proyek Konstruksi……….. 9
2.5 Rencana Anggaran Biaya (RAB) ……….. 10
2.6 Analisa dan Perancangan Sistem……… 10
2.7 System Flow……… 11
2.8 Data Flow Diagram (DFD) ………... 12
2.8.1 Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD…………. 13
(3)
x
2.9.2 Database………... 14
2.9.3 Sistem Basis Data………. 15
2.9.4 Database Management System………. 16
2.10 System Development Life Cycle (SDLC)... 18
2.11 Tool Pemrograman……… 21
2.12 Microsoft Visual Basic………... 21
2.13 Microsoft SQL Server 2005………... 22
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM………... 24
3.1 Analisis Sistem………. 24
3.1.1 Identifikasi Masalah………. 24
3.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem……… 27
3.2 Perancangan Sistem……… 29
3.2.1 Block Diagram………... 29
3.2.2 System Flow……….. 36
3.2.3 Data Flow Diagram (DFD) ………. 40
3.2.4 Entity Relationship Diagram (ERD)……… 44
3.3 Struktur Tabel Basis Data……… 45
3.4 Rancangan Input……… 49
3.5 Rancangan Output……… 50
3.6 Perancangan Antar Muka……… 50
3.6.1 Rancangan Menu Utama………. 51
3.6.2 Rancangan RAB (Rencana Anggaran Proyek)……… 51
3.6.3 Rancangan Form Data Proyek………. 52
(4)
xi
3.6.5 Rancangan Form Realisasi Anggaran Proyek…... 53
3.6.6 Rancangan Form Detil Realisasi………... 53
3.6.7 Rancangan Form Data Pelaksanaan Proyek…………. 54
3.7 Rancangan Uji Coba……….. 54
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI……….. 64
4.1 Sistem Yang Digunakan………. 64
4.1.1 Software Pendukung... 64
4.1.2 Hardware Pendukung... 64
4.2 Cara Setup Program………... 64
4.3 Penjelasan Pemakaian Program……….. 67
4.3.1 Form Menu Utama……… 69
4.3.2 Form Menu Master Data Umum………... 69
4.3.3 Form Menu Master Data Sistem………... 73
4.3.4 Form Menu Transaksi……… 76
4.3.5 Form Menu Laporan………... 77
4.4 Implementasi………... 79
4.5 Evaluasi dan Uji Coba………. 84
4.5.1 Contoh Kasus……… 84
4.5.2 Analisis Uji Coba………..………... 101
BAB V PENUTUP………... 102
5.1 Kesimpulan………... 102
5.2 Saran……… 102
DAFTAR PUSTAKA………... 103
(5)
1
1.1 Latar Belakang Masalah
CV. Sari Kenanga merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi di Banyuwangi. Perusahaan ini telah melaksanakan kegiatannya dalam kurun waktu lebih kurang sepuluh tahun. Perusahaan ini melaksanakan kegiatannya berdasarkan proyek-proyek yang diterima melalui order dari instansi pemerintah, swasta, maupun perorangan. Dengan banyaknya pembangunan-pembangunan yang ada di Banyuwangi, semakin banyak pula order proyek yang diterima dan dikerjakan oleh CV. Sari Kenanga. CV. Sari Kenanga menangani proyek konstruksi seperti gedung, jalan, drainase, jembatan, dan lain-lain. Pada proyek pembangunan jalan, pengerjaannya akan dibagi menjadi sub-sub pekerjaan kecil misalnya pelapisan, pelaburan, dan pengkrikilan. Di bagian-bagian tersebut terdapat pembagian pengadaan material utama.
Ketika perusahaan akan melaksanakan sebuah proyek maka diawali dengan membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang nantinya menjadi acuan dalam melaksanakan pengerjaan proyek konstruksi. Pengerjaan proyek pembangunan, proyek tersebut dibagi menjadi beberapa perkerjaan, contohnya pada proyek pembangunan jalan dibagi menjadi pelapisan, peleburan, dan pengkrikilan. Manajer mendapatkan data-data pengerjaan proyek dari mandor setiap minggu yang kemudian disalin dan diarsipkan. Selama proyek berlangsung manajer mengontrol pengeluaran biaya dan lamanya pengerjaan, saat melakukan kontrol proyek manajer merekap ulang data-data proyek di lapangan yang
(6)
2
terkumpul lalu manajer akan membandingkan antara pengeluaran dan RAB satu persatu sesuai dengan sub pekerjaan. Ketika terjadi ketidaksesuaian biaya maka manajer proyek akan mencari dokumen-dokumen terkait yang diarsipkan dan merekap ulang dokumen-dokumen tersebut untuk membandingkannya dengan RAB satu persatu sesuai dengan sub pekerjaan yang ada dan itu memakan waktu yang relatif lama dan memperlambat proses kontrol dan evaluasi proyek yang sedang berjalan. Selain itu manajer juga harus menghitung kelebihan atau kekurangan biaya yang nantinya akan dijadikan laporan akhir proyek. Hal ini seringkali membuat proyek yang dijadwalkan tidak selesai sesuai batas waktu yang diharapkan dikarenakan seringnya terjadi keterlambatan dalam pengambilan kebijakan. Kualitas pengerjaannya pun seringkali mendapatkan sorotan dari klien yang mengakibatkan proses pembangunan menjadi panjang dan pengeluaran biaya konstruksi melebihi dari perencanaan semula. Padahal jika melebihi anggaran maka perusahaan akan mengalami kerugian, sedangkan apabila pengerjaan proyek melebihi batas waktu yang ditentukan maka perusahaan akan diberi pinalti.
Manajemen proyek adalah gaya manajemen yang berorientasi pada hasil yang menempatkan nilai tinggi pada pembangunan hubungan kolaboratif di antara berbagai karakter yang berbeda (Gray & Larson, 2006). Pengembangan sebuah manajemen proyek diarahkan kepada usaha untuk memfokuskan semua proyek kepada rencana strategis organisasi dan menekankan penguasaan terhadap teknik manajemen proyek maupun pada ketrampilan yang diperlukan untuk mengerjakan proyek hingga selesai dan sukses. Sebuah sistem manajemen proyek yang sudah menggunakan teknologi informasi dengan baik telah terbukti dapat memudahkan
(7)
manajer proyek dalam merencanakan dan mengelola biaya proyek, jadwal proyek, tenaga kerja, serta peralatan yang digunakan dengan akurat. Dalam melakukan sebuah analisis perencanaan proyek, tentunya diperlukan suatu ketelitian yang lebih, agar manajer proyek dapat lebih cepat dalam memutuskan sesuatu. Dengan menggunakan perencanaan manajemen proyek suatu pekerjaan proyek dapat dibagi menjadi elemen-elemen pekerjaan yang lebih teliti dan terinci dalam membuat sebuah kerangka perencanaan proyek, termasuk di dalamnya berupa perencanaan sumber daya yang mencakup sumber daya manusia, perlengkapan, jadwal kerja dan biaya produksi yang direncanakan di setiap elemen pekerjaan yang telah dibagi.
Berdasarkan permasalahan di atas, dengan diusulkannya aplikasi pengendalian proyek ini diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi, yaitu bahwa semua pengerjaan elemen pekerjaan proyek telah diidentifikasi, dapat mengendalikan biaya yang dibutuhkan dalam pengerjaan proyek-proyek konstruksi, melakukan kontrol biaya dan waktu pengerjaan proyek yang sedang berjalan, memberikan peringatan ketika ada ketidaksesuaian biaya dan waktu, serta membuat laporan keuangan periodik bulanan maupun akhir proyek di dalam perusahaan. Dengan demikian proyek-proyek tersebut dapat dikelola dengan baik, sesuai dengan tujuan bisnis perusahaan.
1.2 Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah yaitu : 1. Bagaimana mengembangkan aplikasi pengendalian proyek ini agar dapat
(8)
4
proyek-proyek konstruksi dan membuat laporan-laporan dalam proyek konstruksi?
2. Bagaimana mengembangkan aplikasi pengendalian proyek yang mampu memberikan peringatan kepada manajer proyek ketika terjadi penggunaan biaya yang mendekati anggaran maupun melebihi anggaran?
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah di dalam pembuatan tugas akhir ini adalah : 1. Aplikasi ini hanya menangani pengawasan dan pengendalian biaya
pengerjaan proyek konstruksi.
2. Aplikasi dibangun berbasis desktop dengan bahasa pemograman visual basic. 3. Aplikasi ini hanya menangani proyek kontruksi. Proyek konstruksi adalah
proyek yang menghasilkan suatu bangunan konstruksi seperti gedung, jembatan, dan drainase.
4. Aplikasi tidak mengidentifikasi manajemen resiko yang terjadi di dalam proyek.
1.4 Tujuan
Sesuai dengan permasalahan yang ada tujuan dibuatnya sistem ini adalah : 1. Menghasilkan aplikasi pengendalian proyek yang dapat membantu mengelola
proyek-proyek konstruksi dalam mengoptimalkan biaya dan memberikan peringatan jika ada anggaran yang melebihi batas.
2. Menghasilkan aplikasi pengendalian proyek yang dapat membantu perusahaan menyusun laporan pengeluaran proyek yang dapat digunakan
(9)
untuk mengontrol pembiayaan dalam proyek-proyek konstruksi yang dikerjakan.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada laporan ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah dan penjelasan permasalahan secara umum, perumusan permasalahan serta batasan masalah yang dibuat, tujuan dari pembuatan tugas akhir dan sistematika penulisan buku ini.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini membahas secara singkat teori-teori yang berhubungan dan mendukung dalam pembuatan tugas akhir ini. BAB III : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Pada bab ini membahas tentang analisa sistem, diagram alir, Data
Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD),
struktur database yang digunakan dalam pembuatan aplikasi serta rancangan input dan output.
BAB IV : IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Pada bab ini membahas tentang implementasi dari aplikasi yang dibuat secara keseluruhan. Serta melakukan pengujian terhadap aplikasi yang dibuat untuk mengetahui aplikasi tersebut telah dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sesuai dengan yang diharapkan.
(10)
6
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dari sistem dan saran untuk pengembangan sistem.
(11)
7
2.1 Aplikasi
Menurut Hendrayudi (2009) aplikasi adalah kumpulan perintah program yang dibuat untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu (khusus).
Menurut Kadir (2008:3) program aplikasi adalah program siap pakai atau program yang direka untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang lain. Aplikasi juga diartikan sebagai penggunaan atau penerapan suatu konsep yang menjadi pokok pembahasan atau sebagai program komputer yang dibuat untuk menolong manusia dalam melaksanakan tugas tertentu. Aplikasi software yang dirancang untuk penggunaan praktisi khusus, klasifikasi luas ini dapat dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
a. Aplikasi software spesialis, program dengan dokumentasi tergabung yang dirancang untuk menjalankan tugas tertentu.
b. Aplikasi paket, suatu program dengan dokumentasi tergabung yang dirancang untuk jenis masalah tertentu.
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa aplikasi adalah sekumpulan perintah atau kode yang di susun secara sistematik untuk menjalankan suatu perintah yang di berikan oleh manusia melalui komponen atau
hardware komputer yang digunakan oleh manusia dalam menjankan program
aplikasi, dengan demikian bisa membantu manusia untuk memberikan solusi dari apa yang diinginkan.
(12)
8
2.2 Pengendalian
Pengertian pengendalian menurut Usry & Hammer (1994:5) yang diterjemahkan oleh Sirait & Wibowo adalah pengendalian (control) merupakan suatu usaha sistematis perusahaan untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan membuat tindakan yang tepat untuk mengoreksi perbedaan yang penting.
2.3 Proyek
Menurut Clifford, et al (2006) proyek adalah sebuah usaha untuk memproduksi sesuatu yang dijalankan berdasarkan durasi waktu pengerjaan, biaya dan kualitas pengerjaan. Proyek berbeda dengan bisnis operasional, disisi kekhususan pekerjaan, skala waktu, budget, resource, resiko dan pilihan. Sebuah proyek adalah usaha yang kompleks, tidak rutin, yang dibatasi oleh waktu, anggaran, sumber daya dan spesifikasi kinerja yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Seperti kebanyakan usaha organisasi, tujuan utama sebuah proyek adalah untuk memuaskan kebutuhan seorang pelanggan. Karakteristik sebuah proyek membantu membedakan proyek dari berbagai usaha lainnya yang dilakukan organisasi. Karakteristik utama sebuah proyek adalah sebagai berikut : 1. Punya sasaran
2. Ada rentang waktu tertentu, ada awal dan akhirnya.
3. Biasanya melibatkan beberapa departemen dan profesional.
4. Umumnya melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak pernah dilakukan. 5. Waktu, biaya dan persyaratan kinerja yang spesifik.
(13)
Proyek bukanlan pekerjaan rutin yang dikerjakan berulang- ulang. Tugas atau pekerjaan sehari-hari umumnya membutuhkan dilakukannya pekerjaan yang sama, berulang-ulang, sedangkan proyek dilakukan hanya satu kali dan menghasilkan produk atau jasa baru tersedia ketika proyek selesai.
2.4 Proyek Konstruksi
Menurut Ervianto (2005) proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan hanya satu kali dan umumnya dengan jangka waktu yang pendek.
Proyek konstruksi dapat dibedakan menjadi dua jenis kelompok bangunan, yaitu:
Bangunan Gedung: Rumah, kantor, pabrik, dan lain-lain. Ciri-ciri dari kelompok bangunan ini adalah:
1. Proyek konstruksi menghasilkan tempat orang bekerja atau tinggal. 2. Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang relative sempit dan kondisi
pondasi umumnya sudah diketahui.
3. Manajemen dibutuhkan, terutama untuk progressing pekerjaan.
Bangunan Sipil: Jalan, jembatan, bendungan, dan infrastruktur lainnya. Ciri-ciri dari kelompok bangunan ini adalah:
1. Proyek konstruksi dilaksanakan untuk mengendalikan alam agar berguna bagi kepentingan manusia.
2. Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang luas atau panjang dan kondisi pondasi yang sangat berbeda satu sama lain dalam suatu proyek. 3. Manajemen dibutuhkan untuk memecahkan masalah.
(14)
10
Kedua kelompok bangunan tersebut sebenarnya saling tumpang tindih, tetapi pada umumnya direncanakan dan dilaksanakan oleh disiplin ilmu perencana dan pelaksanaan yang berbeda.
2.5 Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Menurut Mukomoko (1985) yang dimaksud dengan Rencana Anggaran ialah merencanakan sesuatu bangunan dalam bentuk dan faedah dalam penggunaanya. Beserta besar biaya yang diperlukan dan suatu pelaksanaan dalam bidang administrasi maupun pelaksanaan kerja dalam bidang teknik. Dalam rencana anggaran biaya terdapat 3 (tiga) istilah yang harus dibedakan yaitu harga satuan bahan adalah harga satuan material per m3 / per m2, harga satuan upah adalah harga satuan upah kerja per m3 / per m2, dan harga satuan pekerjaan adalah jumlah antar bahan dan upah untuk pekerjaan per m3 / per m2. Untuk mengatur dan menghtiung harga satuan pekerjaan, kita berpedoman pada daftar harga analisa pekerjaan pemborongan dan harga bahan dan upah kerja yang diterbitkan oleh Dinas Pekerjaan Umum Daerah.
2.6 Analisa dan Perancangan Sistem
Menurut Kendall (2003:7), penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.
Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem (system
(15)
merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini juga akan menyebabkan kesalahan di tahap selanjutnya.
Dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut:
1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.
2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.
3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.
4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.
Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Tahap ini disebut dengan rancangan sistem.
Analisa dan Perancangan Sistem dipergunakan untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang dapat dicapai melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi.
2.7 System Flow
Menurut Kendall (2003) system flow atau bagan alir sistem merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. System
flow menunjukkan urutan-urutan dari prosedur yang ada di dalam sistem dan
menunjukkan apa yang dikerjakan sistem. Simbol-simbol yang digunakan dalam
(16)
12
1. Simbol dokumen
Menunjukkan dokumen input dan output baik untuk proses manual atau komputer.
2. Simbol kegiatan manual
Menunjukkan pekerjaan manual. 3. Simbol simpanan offline
Menunjukkan file non-komputer yang diarsip. 4. Simbol proses
Menunjukkan kegiatan proses dari operasi program komputer. 5. Simbol database
Menunjukkan tempat untuk menyimpan data hasil operasi komputer. 6. Simbol garis alir
Menunjukkan arus dari proses. 7. Simbol penghubung
Menunjukkan penghubung ke halaman yang masih sama atau ke halaman lain.
2.8 Data Flow Diagram (DFD)
Menurut Hartono M., Jogiyanto (2005) DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir. DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur dan dapat mengembangkan arus data di dalam sistem dengan terstruktur dan jelas.
(17)
2.8.1 Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD 1. External Entity atau Boundary
External entity atau kesatuan luar merupakan kesatuan di lingkungan luar
sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem. External entity disimbolkan dengan notasi kotak.
2. Arus Data
Arus Data (data flow) di DFD diberi simbol panah. Arus data ini mengalir di antara proses, simpanan data (data store) dan kesatuan luar (external
entity). Arus data ini menunjukkan arus data yang dapat berupa masukan untuk
sistem atau hasil dari proses sistem.
3. Proses
Suatu proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin, atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk menghasilkan arus data yang akan keluar dari proses. Simbol proses berupa lingkaran atau persegi panjang bersudut tumpul.
4. Simpanan Data
Simpanan data merupakan simpanan dari data yang dapat berupa hal-hal sebagai berikut, sebagai gambaran:
1. Suatu file atau database di sistem komputer. 2. Suatu arsip atau catatan manual.
3. Suatu kotak tempat data di meja seseorang. 4. Suatu tabel acuan manual.
(18)
14
Simpanan data di DFD disimbolkan dengan sepasang garis horizontal paralel yang tertutup di salah satu ujungnya.
2.8.2 Context Diagram
Menurut Hartono M., Jogiyanto (2005) Context Diagram merupakan langkah pertama dalam pembuatan DFD. Pada context diagram dijelaskan sistem apa yang dibuat dan eksternal entity apa saja yang terlibat. Dalam context diagram harus ada arus data yang masuk dan arus data yang keluar. Dari context diagram ini kemudian di decompose sehingga didapatkan DFD level 0. DFD Level 0 adalah langkah selanjutnya setelah context diagram. Pada langkah ini, digambarkan proses-proses yang terjadi dalam sistem informasi. Jika pada level ini masih ada proses yang harus dijelasan lagi, maka di decompose lagi menjadi DFD Level 1 yang merupakan penjelasan dari DFD level 0. Pada proses ini dijelaskan proses apa saja yang dilakukan pada setiap proses yang terdapat di DFD level 0.
2.9 Konsep Dasar Basis Data
2.9.1 Entity Relational Diagram (ERD)
Menurut Hartono M., Jogiyanto (2005) ERD merupakan penggambaran hubungan antara beberapa entity yang digunakan untuk merancang database yang akan diperlukan.
2.9.2 Database
Menurut Yuswanto (2008), database merupakan sekumpulan data yang berisi informasi yang saling berhubungan. Pengertian ini sangat berbeda antara
(19)
database Relasional dan Non Relasional. Pada database Non Relasional, sebuah
database hanya merupakan sebuah file.
Menurut Marlinda (2004), database adalah suatu susunan/kumpulan data operasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu menggunakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakainya.
Penyusunan satu database digunakan untuk mengatasi masalah-masalah pada penyusunan data yaitu redundansi dan inkonsistensi data, kesulitan pengaksesan data, isolasi data untuk standarisasi, multiple user (banyak pemakai), masalah keamanan (security), masalah integrasi (kesatuan), dan masalah data
independence (kebebasan data).
2.9.3 Sistem Basis Data
Menurut Marlinda (2004), sistem basis data adalah suatu sistem menyusun dan mengelola record-record menggunakan komputer untuk menyimpan atau merekam serta memelihara dan operasional lengkap sebuah organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakai untuk proses mengambil keputusan.
Pada sebuah sistem basis data terdapat komponen-komponen utama yaitu Perangkat Keras (Hardware), Sistem Operasi (Operating System), Basis Data
(Database), Sistem (Aplikasi atau Perangkat Lunak) Pengelola Basis Data
(DBMS), Pemakai (User), dan Aplikasi (Perangkat Lunak) lain (bersifat opsional).
(20)
16
1. Kelebihan Sistem Basis Data
a. Mengurangi kerangkapan data, yaitu data yang sama disimpan dalam berkas data yang berbeda-beda sehingga update dilakukan berulang-ulang.
b. Mencegah ketidakkonsistenan.
c. Keamanan data dapat terjaga, yaitu data dapat dilindungi dari pemakai yang tidak berwenang.
d. Integritas dapat dipertahankan.
e. Data dapat dipergunakan bersama-sama. f. Menyediakan recovery.
g. Memudahkan penerapan standarisasi. h. Data bersifat mandiri (data independence).
i. Keterpaduan data terjaga, memelihara keterpaduan data berarti data harus akurat. Hal ini sangat erat hubungannya dengan pengontrolan kerangkapan data dan pemeliharaan keselarasan data.
2. Kekurangan Sistem Basis Data
a. Diperlukan tempat penyimpanan yang besar.
b. Diperlukan tenaga yang terampil dalam mengolah data.
c. Kerusakan sistem basis data dapat mempengaruhi departemen yang terkait.
2.9.4 Database Management System
Menurut Marlinda (2004), Database Management System (DBMS) merupakan kumpulan file yang saling berkaitan dan program untuk pengelolanya. Basis Data adalah kumpulan datanya, sedang program pengelolanya berdiri sendiri dalam suatu paket program yang komersial untuk membaca data, menghapus data, dan melaporkan data dalam basis data.
(21)
1. Bahasa-bahasa yang terdapat dalam DBMS
a. Data Definition Language (DDL)
Pola skema basis data dispesifikasikan dengan satu set definisi yang diekspresikan dengan satu bahasa khusus yang disebut DDL. Hasil kompilasi perintah DDL adalah satu set tabel yang disimpan di dalam file khusus yang disebut data dictionary/directory.
b. Data Manipulation Language (DML)
Bahasa yang memperbolehkan pemakai mengakses atau memanipulasi data sebagai yang diorganisasikan sebelumnya model data yang tepat.
c. Query
Pernyataan yang diajukan untuk mengambil informasi. Merupakan bagian DML yang digunakan untuk pengambilan informasi.
2. Fungsi DBMS
a. Data Definition
DBMS harus dapat mengolah data definition atau pendefinisian data. b. Data Manipulation
DBMS harus dapat menangani permintaan-permintaan dari pemakai untuk mengakses data.
c. Data Security dan Integrity
DBMS dapat memeriksa security dan integrity data yang didefinisikan oleh DBA.
(22)
18
DBMS harus dapat menangani kegagalan-kegagalan pengaksesan basis data yang dapat disebabkan oleh kesalahan sistem, kerusakan disk, dan sebagainya.
DBMS harus dapat mengontrol pengaksesan data yang konkuren yaitu bila satu data diakses secara bersama-sama oleh lebih dari satu pemakai pada saat yang bersamaan.
e. Data Dictionary
DBMS harus menyediakan data dictionary atau kamus data.
2.10 System Development Life Cycle (SDLC)
Menurut Jogiyanto (2005) Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Pengembangan sistem (SDLC) diperlukan untuk menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang ada hal ini di karenakan adanya permasalahan di sistem lama, pertumbuhan organisasi, meraih kesempatan, adanya instruksi.
Apabila dikembangkannya sistem yang baru, maka diharapkan akan terjadi peningkatan-peningkatan di sistem yang baru. Peningkatan-peningkatan ini berhubungan dengan PIECES yaitu sebagai berikut :
Performance (kinerja), peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja) sistem yang
baru sehingga menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari throughput adalah jumlah dari pekerjaan yang dapat dilakukan suatu saat tertentu dan Response time adalah rata-rata waktu yang tertunda diantara dua transaksi atau pekerjaan ditambah dengan waktu response untuk menanggapi pekerjaan tersebut.
(23)
Information (informasi), peningkatan terhadap kualitas informasi yang disajikan. Economy (ekonomis), peningkatan terhadap manfaat-manfaat atau
keuntungan-keuntungan atau penurunan-penurunan biaya yang terjadi.
Control (pengendalian), peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi
dan memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangan-kecurangan yang dan akan terjadi.
Efficiency (efisiensi), peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi berbeda
dengan ekonomis.
System Development Life Cycle (SDLC) adalah tahapan-tahapan
pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan
Pekerjaan yang dilakukan oleh analisis sistem dan programmer dalam membangun sistem informasi melalui beberapa langkah. Dalam sebuah siklus SDLC, terdapat enam langkah. Jumlah langkah SDLC pada referensi lain mungkin berbeda, namun secara umum adalah sama. Langkah yang digunakan meliputi:
1. Melakukan survei dan wawancara, serta menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi, mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan, menentukan permintaan pemakai sistem informasi, memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik, menentukan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software)
2. Perancangan sistem. Tujuan perancangan sistem adalah untuk menentukan dan mendefinisikan sistem informasi apa yang akan dikembangkan sehingga dapat memberikan keuntungan dan nilai bagi kegiatan bisnis secara keseluruhan.
(24)
20
3. Analisa sistem. Analisa sistem dapat diidentifikasikan sebagai pengguna daru suatu sistem informasi yang utuh kedalam bagian-bagian komponen dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevakuasi permasalahan-permasalahan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan. Tahap ini merupakan tahap yang kritis dan penting karena kesalahan pada tahap ini akan menyebabkan kesalahan pada tahap berikutnya. Langkah-langkah dasar yang harus dilaksanakan oleh analisis sistem yaitu:
a. Mengidentifikasi masalah
b. Menganalisa kebutuhan pengguna
c. Alternatif-alternatif apa saja yang ada untuk mencapai sasaran dan untuk memodifikasi atau mengubah sistem.
4. Rancangan Sistem. Alternatif yang telah dipilih dalam langkah analisa sistem merupakan dasar dari rancangan sistem. Rancangan sistem menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang harus diselesaikan. Tahap ini menyangkut konfigurasi dari komponen-komponrn perangkat keras dan perangkat lunak sistem sehingga setelah menginstalasi sistem akan benar-benar akan memuaskan spesifikasi sistem yang telah ditetapkan pada akhir analisa sistem.
5. Implementasi Sistem
Tahap dari implementasi sistem adalah:
a. Membangun dan menguji jaringan database b. Membangun dan menguji program
(25)
d. Penyerahan sistem yang telah dibuat 6. Perawatan dan pengembangan sistem
Diperlukan adanya kegiatan tambahan setelah sistem yang baru dijalankan, seperti merawat dan menjaga agar sistem tetap berjalan sesuai dengan apa yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan akibat adanya kebijaksanaan
dikehendaki. Perlu juga diperhatikan akibat adanya kebijaksanaan yang baru yaitu perubahan-perubahan prosedur, agar sistem tetap menjalankan fungsinya sehingga pengembangan sistem diperlukan.
2.11 Tool Pemrograman
Menurut Saladin (2003), dalam pengembangan suatu sistem informasi, tentunya membutuhkan suatu tool atau alat berupa bahasa pemrograman. Salah satu tool dalam bahasa pemrograman yang sekarang dipakai adalah keluarga
Microsoft Visual Studio 2008 yang menggunakan teknologi .NET
2.12 Microsoft Visual Basic
Menurut Yuswanto (2008) Microsoft Visual Basic adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat aplikasi Windows yang berbasis grafis (GUI – Graphical User Interface). Untuk menrancang tampilan yang kita
inginkan, kita hanya perlu meletakkan objek-objek grafis ke lembar (form) yang sudah tersedia pada Visual Basic dan selanjutnya kita hanya perlu memikirkan struktur dan logika data dari program utama.
Visual basic merupakan salah satu bahasa pemrograman yang
dikembangkan oleh Microsoft. Selain itu visual basic juga merupakan sarana (tools) untuk menghasilkan program–program aplikasi berbasiskan windows.
(26)
22
Beberapa kemampuan atau manfaat dari visual basic adalah bisa membuat program aplikasi berbasis windows, dan juga dapat membuat objek–objek pembantu program seperti kontrol activeX, file help, aplikasi internet, dan sebagainya.
2.13 Microsoft SQL Server 2005
Menurut Bunafit (2006), Microsoft SQL Server 2005 adalah perangkat lunak pengolahan database yang sesuai untuk mengolah informasi dalam jumlah besar. SQL Server adalah bagian dari Back Office Microsoft, yang juga menyertakan BackOffice Server, Exchange Server, Proxy Server, Site Server,
Small Bussines Server, SNA Server, dan System Management Server.
Sebagai tambahan untuk semua utilitas berbasis-client, ada sejumlah tool berbasis-client untuk para pengembang Visual Basic yang menggunakan SQL
Server, antara lain :
1. Query analizer : Query Analizer disertakan bersama SQL Server
menggantikan SQL. Tool ini memungkinkan user mengeksekusi script secara interaktif.
2. SQL Server Profiler : Merupakan inkarnasi terbaru dari SQL Trace. Utilitas yang telah banyak ditingkatkan ini memungkinkan user memonitor aktivitas antara client dan database
SQL Server.
3. SQL-DMO : Merupakan sebuah pustaka obyek berbasis-COM
yang mewakili semua obyek dalam sebuah database
(27)
OLE sebelumnya. SQL-DMO bisa digunakan untuk mengakses agen SQL Server dan memonitor backup dan pengembalian database.
4. SQL Namespace : Merupakan serangkaian antar muka COM yang
mewakili obyek yang membentuk antar muka SQL
Server Enterprise Manager.
5. Kontrol replikasi : SQL Distribution Control dan SQL Merge Control
merupakan kontrol-kontrol activeX yang memungkinkan user menanamkan fungsionalitas replikasi SQL Server ke dalam aplikasi user.
6. DTS : Data Transformation Services. Berisi obyek-obyek
yang bisa dipakai untuk menyalin data dari SQL
(28)
24
BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Dalam pembuatan aplikasi ini menerapkan konsep Siklus Hidup Pengembangan Sistem (Systems Development Life Cycle) yang berfungsi untuk menggambarkan tahapan-tahapan utama sekaligus langkah-langkah dari setiap tahapan (Jogiyanto, 2005). Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pembuatan Rancang Bangun Aplikasi Pengendalian Proyek Konstruksi pada CV. Sari Kenanga adalah sebagai berikut :
3.1 Analisis Sistem
Dalam melakukan analisis sistem hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan identifikasi masalah yaitu dengan cara melakukan observasi dan wawancara pihak-pihak terkait dalam hal ini adalah Bapak Arief Syahidi selaku direktur perusahaan. Setelah melakukan identifikasi masalah maka akan kebutuhan sistem didapatkan untuk menjelaskan apa saja yang harus ada dalam pembuatan sistem. Dari kebutuhan sistem tersebut dapat dilakukan perancangan sistem yang akan dibuat. Selanjutnya akan dijelaskan tahap demi tahap pada sub-sub bab berikutnya.
3.1.1 Identifikasi Masalah
CV. Sari Kenanga mendapatkan proyek melalui tender maupun order langsung dari klien. Dalam satu tahun CV. Sari Kenanga bisa mengerjakan hingga lima proyek dengan kisaran anggaran tiap proyek adalah 500 juta hingga satu miliar. Dalam satu tahun CV. Sari Kenangan bisa mengerjakan hingga lima proyek konstruksi dan tidak menutup kemungkinan ke depannya akan bisa
(29)
berkembang. Ketika perusahaan akan melaksanakan sebuah proyek maka akan dibuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang nantinya menjadi acuan dalam melaksanakan pengerjaan proyek konstruksi. Pada setiap pelaksaan proyek selalu dibatasi oleh biaya dan lama waktu pengerjaan, jika melebihi anggaran maka perusahaan akan mengalami kerugian, sedangkan apabila pengerjaan proyek melebihi batas waktu yang ditentukan maka perusahaan akan diberi pinalti.
Pengerjaan proyek pembangunan dibagi menjadi sub-sub pekerjaan, sebagai contoh pada proyek pembangunan jalan dibagi menjadi pengkrikilan, peleburan, dan pelapisan. Sebagai ilustrasi, setelah CV. Sari Kenanga memenangkan satu proyek maka tahapan yang dilakukan secara garis besar dapat digambarkan dalam flowchart Gambar 3.1 berikut ini
1. Pembuatan Jadwal proyek 2. Pembuatan RAB
3. Proses Pencatatan Realisasi Proyek 4. Proses Pembuatan Laporan
Mulai Jadwal pengerjaan proyek Jadwal pengerjaan proyek Realisasi biaya proyek Pengerjaan proyek Pembuatan laporan Laporan akhir proyek Selesai Entri realisasi biaya proyek Membuat RAB RAB Selesai Mulai Selesai Mulai Selesai RAB Jadwal pengerjaan proyek Mulai Realisasi biaya proyek
(30)
26
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa setelah perusahaan mendapatkan proyek maka akan dilakukan tahapan-tahapan pengerjaan yaitu: 1. Proses diawali dengan pembuatan jadwal pengerjaan proyek yaitu
menentukan jadwal mulai pengerjaan proyek dan batas akhir penyelesaian proyek. Contoh jadwal pengerjaan proyek dapat dilihat pada Lampiran 1. 2. Proses pembuatan RAB yaitu manager membuat perencanaan anggaran
belanja yang menjadi acuan realisasi proyek. Contoh RAB dapat dilihat pada Lampiran 2.
3. Proses pencatatan realisasi proyek yaitu proses pencatatan segala pengeluaran dan lama pengerjaan proyek. Contoh pencatatan realisasi proyek dapat dilihat pada Lampiran 3.
4. Proses pembuatan laporan merupakan proses akhir proyek yang menghasilkan informasi keseluruhan proyek yang telah berjalan.
Manajer mendapatkan data-data pengerjaan proyek dari lapangan yang kemudian disalin dan diarsipkan. Selama proyek berjalan manajer mengontrol pengeluaran biaya dan lamanya pengerjaan saat melakukan rekap ulang setelah data-data proyek di lapangan terkumpul lalu manajer akan membandingkan antara pengeluaran dan RAB satu persatu sesuai dengan sub pekerjaan. Ketika terjadi ketidaksesuaian biaya maka manajer proyek akan mencari dokumen-dokumen terkait yang diarsipkan dan merekap ulang dokumen-dokumen tersebut untuk membandingkannya dengan RAB satu persatu sesuai dengan sub pekerjaan yang ada dan itu memakan waktu yang relatif lama dan memperlambat proses kontrol dan evaluasi proyek yang sedang berjalan. Selain itu manajer juga harus menghitung kelebihan atau kekurangan biaya yang nantinya akan dijadikan
(31)
laporan akhir proyek. Apabila terjadi kelebihan pengeluaran maka proyek akan mengalami kerugian. Hal ini seringkali membuat proyek yang dijadwalkan tidak selesai sesuai batas waktu yang diharapkan dikarenakan seringnya terjadi keterlambatan dalam pengambilan kebijakan padahal apabila waktu pengerjaan melebihi yang telah direncanakan maka perushaan akan dikenakan pinalti.
Kualitas pengerjaannya pun seringkali mendapatkan sorotan dari klien yang mengakibatkan proses pembangunan menjadi panjang dan pengeluaran biaya konstruksi melebihi dari perencanaan semula. Maka dari itu dibutuhkan catatan perincian kinerja pekerjaan proyek yang nantinya akan digunakan untuk membuat laporan periodik bulanan yang akan dievaluasi oleh manajer proyek maupun membuat laporan akhir proyek. Dari evaluasi yang dilakukan, manajer proyek akan mengkaji ulang masalah penggunaan biaya dan waktu yang dibutuhkan dalam proyek yang sedang berjalan sehingga manajer proyek dapat menentukan kebijakan apa yang akan diputuskan dalam pelaksanaan proyek konstruksi pada CV. Sari Kenanga.
3.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem
Berdasarkan uraian diatas, maka dibutuhkanlah fungsi-fungsi yang akan digunakan manajer perusahaan dalam menentukan kebijakan. Fungsi-fungsi tersebut antara lain adalah:
a. Fungsi untuk input data proyek, RAB, dan rencana jadwal pengerjaan. Merupakan fungsi awal pengerjaan proyek, manajer akan memberikan data berupa analisa kebutuhan proyek dan rencana jadwal proyek yang nantinya akan dimasukkan oleh admin kedalam sistem. Fungsi ini menghasilkan output
(32)
28
berupa salinan RAB dan jadwal proyek yang diserahkan kepada mandor sebagai acuan pengerjaan proyek.
b. Fungsi pengelolaan proyek untuk mencatat realisasi anggaran yang digunakan oleh admin dan mencatat perkembangan proyek oleh mandor berdasarkan perkembangan di lapangan. Manajer dapat melihat proyek mana saja yang masih aktif dan manajer dapat mengetahui rencana jadwal tiap proyek.
c. Fungsi pengendalian proyek-proyek yang sedang berjalan yang menghasilkan laporan realisasi anggaran, laporan perkembangan proyek, dan peringatan apabila anggaran mendekati maupun telah melebihi perencanaan. Dari laporan-laporan tersebut manajer dapat melakukan kontrol dan evaluasi proyek-proyek yang sedang berjalan sehingga manajer dapat mengendalikan pengeluaran maupun lama pengerjaan proyek. Dalam fungsi pengendalian proyek manajer juga mendapatkan informasi mengenai dimana tahapan atau pekerjaan yang melebihi anggaran maupun waktu.
d. Fungsi pembuatan laporan proyek yang merupakan laporan pengeluaran proyek secara keseluruhan, dalam laporan ini terdapat juga selisih antara RAB dan realisasi anggaran proyek sehingga manajer dapat mengetahui berapa keuntungan maupun kerugian poryek. Laporan-laporan yang dihasilkan dalam fungsi ini adalah laporan realisasi per tahapan, laporan per bulan, dan laporan akhir proyek.
Dengan diterapkannya aplikasi pengendalian proyek ini maka dapat membantu manajer menyelesaikan masalah-masalah yang selama ini dihadapi perusahaan, yaitu semua proyek dapat dikelola, dapat mengendalikan biaya dan waktu yang dibutuhkan dalam proyek-proyek konstruksi, memberikan peringatan
(33)
ketika ada ketidaksesuaian biaya dan waktu, serta membuat laporan-laporan proyek di dalam perusahaan. Dengan demikian proyek tersebut dapat dikelola dengan baik dan manajer bisa melakukan kontrol dan evaluasi dari informasi-informasi yang dihasilkan oleh aplikasi.
3.2 Rancangan Sistem
Berdasarkan hasil analisis masalah yang telah dilakukan maka dibuat rancangan sistem yang akan dijelaskan secara berurut, yaitu pembuatan struktur model dasar yang dikembangkan menjadi beberapa tahapan perancangan mulai dari pembuatan Block Diagram, System Flow, Data Flow Diagram (DFD), Entity
Relationship Diagram (ERD) yang digunakan, serta rancangan masukan dan
keluaran aplikasi. Hal ini dilakukan agar proses bisnis yang ada tetap sesuai dengan kenyataan. Sehingga proyek dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan bisnis CV. Sari Kenanga.
3.2.1 Block Diagram
Untuk memperjelas rancangan aplikasi yang akan dibuat, maka dalam perancangan aplikasi perlu digambarkan rancangan umum yang berupa block
diagram. Diagram ini memperlihatkan input, proses, dan output yang dibutuhkan
dalam pembuatan aplikasi secara garis besar. Hal ini bertujuan mempermudah dalam melihat proses-proses perancangan Aplikasi Pengendalian Proyek Konstruksi Pada CV. Sari Kenanga.
(34)
30
Block Diagram Aplikasi Pengendalian Proyek Konstruksi Pada CV. Sari Kenanga Output
Input Proses
P
h
ase
Analisis Kebutuhan Entry RAB
Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Laporan Realisasi Tahapan
Pembuatan Laporan
Laporan Per Periode Laporan Perkembangan Proyek Laporan Akhir Proyek Total Realisasi Proyek Entry Realisasi Proyek Nota Realisasi
Tanggal Mulai dan Akhir Proyek Rekap Realisasi Total Realisasi Pengendalian Proyek Rekap Realisasi Perkembangan Proyek RAB Peringatan kelebihan Biaya Peringatan Kelebihan Waktu Tanggal Rencana
Proyek Entry Jadwal Proyek Jadwal Proyek
Gambar 3.2 Block Diagram Aplikasi Pengendalian Proyek Konstruksi pada CV. Sari Kenanga
Berikut Penjelasan mengenai input dalam block diagram diatas: 1. Tanggal rencana proyek:
Merupakan tanggal rencana yang dibuat manajer proyek yang nantinya dimasukkan ke dalam aplikasi.
(35)
2. Analisis kebutuhan:
Analisis kebutuhan yang dimaksudkan adalah detil-detil kebutuhan proyek yang dibuat manajer proyek untuk acuan dalam membuat RAB.
Tabel 1 Contoh kebutuhan proyek
NO. U R A I A N
HARGA
SATUAN SATUAN
(Rp.)
A. UPAH
1 Kepala Tukang
- /Hari
2 Tukang
- /Hari
3 Pekerja
- /Hari
4 Mandor
- /Hari
B. BAHAN
1 Batu Kali/Batu Belah (Sungai/Gunung)
- /M3
2 Batu Bata
- /Buah
3 Besi Beton Polos
- /Kg
4 Cat Tembok
- /Kg
5 Cat Dasar
- /Kg
6 Cat Menie
- /Kg
3. Nota realisasi:
Nota Realisasi yang dimaksudkan merupakan tanda bukti pembelian kebutuhan proyek selama proyek berjalan. Dalam nota realisasi bisa terdapat satu jenis kebutuhan maupun beberapa kebutuhan yang dibeli dari satu tempat.
(36)
32
4. Tanggal mulai dan tanggal akhir proyek:
Tanggal mulai proyek yang dimaksud adalah tanggal dimulainya pengerjaan proyek.
Tanggal selesai proyek yang dimaksud adalah tanggal dimana proyek dinyatakan selesai.
5. Perkembangan proyek:
Merupakan hasil pekerjaan proyek yang sedang berjalan. Perkembangan proyek merupakan persentase hasil pengamatan mandor di lapangan.
6. Realisasi biaya proyek:
Merupakan rincian besarnya biaya yang digunakan dalam pengerjaan proyek. Rincian yang dimaksud berisi detil kebutuhan, kuantiti, dan subtotal kebutuhan.
Tabel 3 Contoh realisasi kebutuhan Jenis
Kebutuhan Kebutuhan Satuan Qty
Harga Satuan
Sub Total
Upah Pekerja Hari 1 40000 40000
Mandor Hari 1 80000 80000
TOTAL 120000
7. Total realisasi proyek:
Merupakan hasil akumulasi realisasi proyek.
Berikut Penjelasan mengenai proses dalam block diagram diatas: Tabel 2 Contoh nota realisasi
Nota
Keterangan Harga Satuan Qty Sub Total
Semen Rp. 60000 Zak 30 Rp. 1.800.000
Pasir Rp. 30000 M3 10 Rp. 300.000
(37)
1. Entry jadwal proyek:
Proses entry tanggal recana mulai proyek dan tanggal rencana selesai proyek oleh admin agar aplikasi memiliki acuan jadwal.
2. Entry RAB:
Merupakan proses awal yang dilakukan oleh admin proyek agar aplikasi memiliki acuan RAB.
3. Entry realisasi proyek:
Merupakan proses memasukkan data-data dari lapangan ke dalam aplikasi. 4. Pengendalian proyek:
Merupakan proses dimana realisasi akan dibandingkan dengan RAB dan lama rencana proyek dibandingkan dengan lama realisasi proyek untuk mengetahui selisih biaya maupun waktu. Dalam proses ini nantinya akan dihasilkan peringatan apabila proyek tidak berjalan sesuai perencanaan.
Peringatan kelebihan biaya akan muncul apabila penggunaan biaya mendekati atau melebihi perencanaan, berikut cara penghitungannya:
Ketika pengeluaran mendekati RAB maka rumusnya adalah sebagai berikut
...(1)
Ketika pengeluaran melebihi RAB maka rumusnya adalah sebagai berikut
...(2)
Peringatan kelebihan waktu akan muncul apabila lama pengerjaan mendekati atau melebihi lama perencanaan, berikut cara penghitungannya:
(38)
34
...(4)
5. Pembuatan laporan merupakan proses terakhir, dalam proses ini akan ditampilkan semua rekap realisasi dan menghasilkan informasi yang diperlukan manajer untuk mengetahui berapa besar keuntungan maupun kerugian.
Berikut penjelasan mengenai output dalam block diagram diatas: 1. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Merupakan output yang dihasilkan setelah admin memasukkan data detil analisa kebutuhan proyek.
Penghitungan total RAB proyek:
Total RAB Proyek = Total(SubTotal Volume RAB detil proyek) ...(5)
Penghitungan Total RAB tahapan proyek:
Total RAB Tahapan = Total(SubTotal Volume RAB detil tahapan)...(6)
2. Rekap realisasi:
Merupakan hasil rekapitulasi nota realisasi dan tanggal mulai serta akhir proyek.
3. Total realisasi:
Merupakan total keseluruhan pembiayaan proyek. Berikut cara menghitung total realisasi:
Total Realisasi Proyek = Jumlah(SubTotal Pembelian Detil Proyek)...(7) Total Realisasi Tahapan = Jumlah(SubTotal Pembelian Detil Tahapan...(8)
(39)
4. Peringatan kelebihan biaya:
Merupakan suatu peringatan untuk manajer jika pengeluaran biaya proyek mendekati atau melebihi perencanaan.
5. Peringatan kelebihan waktu:
Merupakan peringatan untuk manajer jika lama pengerjaan proyek tidak mendekati atau melebihi rencana pengerjaan proyek.
6. Laporan realisasi tahapan:
Merupakan hasil olah tahapan proyek yang sedang berjalan, disini dapat diketahui berapa pengeluaran proyek per tahapan. Cara mendapatkan laporan realisasi tahapan dengan menjumlahkan pengeluaran biaya pada tahapan tertentu.
7. Laporan per periode:
Merupakan laporan bulanan proyek yang sedang berjalan. Cara penghitungannya adalah dengan menjumlahkan total pengeluaran biaya proyek pada bulan tertentu.
8. Laporan perkembangan proyek:
Merupakan laporan hasil perkembangan proyek yang sedang berjalan. Dalam laporan ini ditampilkan persentase pengerjaan, persentase biaya pemakaian proyek, dan persentase lama pengerjaan proyek.
9. Laporan akhir proyek:
Merupakan laporan yang dihasilkan setelah proyek selesai. Laporan ini menampilkan total keseluruhan pengeluaran biaya proyek dengan cara menjumlahkan semua data penggunaan proyek.
(40)
36
3.2.2 System Flow
Berikut ini digambarkan system flow yang merupakan gambaran lebih detil yang dibuat berdasarkan rancangan umum yang berupa block diagram.
A. System Flow Entry Jadwal Proyek
Pada gambar 3.3 merupakan bagaimana proses pengisian form jadwal proyek oleh bagian admin. Manajer proyek memberikan data jadwal proyek kepada admin untuk disalin dan dimasukkan ke dalam aplikasi yang mana dalam proses pengisian jadwal proyek dilakukan menggunakan aplikasi database.
Setelah manajer membuat jadwal proyek, admin akan melakukan entry jadwal proyek ke dalam aplikasi. Jadwal proyek digunakan sebagai acuan waktu dalam pengerjaan proyek.
Mulai Jadwal Proyek
Entri Jadwal Proyek Jadwal Proyek
Selesai
Gambar 3.3 System Flow Entry Jadwal Proyek
B. System Flow Entry RAB
Pada Gambar 3.4 merupakan bagaimana proses pengisian form RAB oleh bagian admin. Manajer proyek memberikan data RAB kepada admin untuk disalin dan dimasukkan ke dalam aplikasi yang mana dalam proses pengisian RAB dilakukan menggunakan aplikasi database.
(41)
Setelah manajer membuat RAB, admin akan melakukan entry RAB ke dalam aplikasi. RAB digunakan sebagai acuan pengeluaran dalam pengerjaan proyek.
RAB
Entri RAB Mulai
Tabel RAB
Selesai
Input Data
Gambar 3.4 System Flow Entry RAB (Rencana Anggaran Biaya)
C. System Flow Realisasi Belanja Proyek
Pada Gambar 3.5 dijelaskan bahwa mandor akan memberikan nota-nota pembelanjaan proyek kepada admin yang nantinya akan disimpan dalam tabel belanja.
Mulai
Nota Belanja
Catatan Rincian Pengeluaran
Proyek
Selesai Entri Nota Belanja
Gambar 3.5 System Flow Realisasi Belanja Proyek
D. System Flow Rekap Belanja Proyek
Tabel belanja yang berisi detail belanja pada Gambar 3.6 akan direkap total untuk kemudian dikelompokkan menjadi material, sewa alat, dan upah pekerja lalu disimpan lagi ke dalam table realisasi
(42)
38
Mulai
Catatan Rincian Pengeluaran
Proyek
Rekap Belanja
Tabel Realisasi
Selesai
Gambar 3.6 System Flow Rekap Belanja Proyek
E. System Flow Monitoring Biaya dan Realisasi Progress Proyek
Pada Gambar 3.7 dijelaskan pada saat pengerjaan proyek mandor menyerahkan dokumen terkait pengerjaan proyek yang akan direkap bersama tabel RAB dan tabel realisasi untuk menghasilkan peringatan yang gunanya untuk memperingatkan manajer bahwa biaya yang dikeluarkan mendekati atau melebihi RAB.
Mulai
Tabel RAB
Hasil perkembangan
proyek Tabel
Realisasi
Monitoring Biaya dan Realisasi Kebutuhan Proyek
Selesai Realisasi Kebutuhan
Proyek Input Data
(43)
F. System Flow Pembuatan Laporan Periodik Proyek
Pada Gambar 3.8 merupakan laporan yang dihasilkan pada saat pengerjaan proyek yang akan digunakan manajer untuk melakukan evaluasi proyek dan juga peringatan kelebihan biaya/waktu proyek yang sedang berjalan.
Mulai
Tabel Realisasi Pembuatan
Laporan Periodik
Laporan Progress/ Kemajuan Proyek
Selesai Hasil
perembangan proyek
Input Data
Gambar 3.8 System Flow Pembuatan Laporan Periodik Proyek
G. System Flow Pembuatan Laporan Akhir Proyek
Pada Gambar 3.9 merupakan proses terakhir yang dilakukan adalah membuat laporan akhir proyek yang merupakan laporan keseluruhan pengerjaan proyek. Pada pembuatan laporan akhir proyek dibutuhkan RAB, tabel proyek, dan tabel realisasi proyek.
Mulai
Tabel RAB
Tabel Realisasi Pembuatan
Laporan Akhir Proyek
Laporan Akhir Proyek
Selesai
Gambar 3.9 System Flow Pembuatan Laporan Akhir Proyek
3.2.3 Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram (DFD) merupakan perangkat yang digunakan pada
metodologi pengembangan sistem yang terstruktur. DFD dapat menggambarkan seluruh kegiatan yang terdapat pada sistem secara jelas. Selain itu DFD juga
(44)
40
mampu menggambarkan komponen dan aliran data antar komponen yang terdapat pada sistem yang akan dikembangkan. Untuk membuat DFD, menggunakan perangkat lunak Power Designer Process Analyst.
A. Context Diagram
Penggambaran sistem menggunakan Data Flow Diagram (DFD) dimulai dari context diagram dimana terdapat 2 entitas luar yaitu mandor dan manajer seperti dapat dilihat pada Gambar 3.10 dibawah ini. Dari context diagram dapat didekomposisi lagi menjadi level yang lebih rendah (lower level) untuk menggambarkan sistem lebih rinci.
Gambar 3.10 Context Diagram Aplikasi Pengendalian Proyek Konstruksi
B. Data Flow Diagram Level 0 (DFD level 0)
Pada DFD Level 0 aplikasi pengendalian proyek konstruksi terdapat 5 proses yang terdiri dari pembuatan RAB, realisasi proyek, jadwal, pengendalian proyek, dan pembuatan laporan. Penggambaran DFD level 0 seperti terlihat pada Gambar 3.11 dibawah ini
Laporan Akhir Proyek Laporan Perkembangan Proyek
Laporan Periodik Proyek Laporan T ahapan Proyek
RAB T anggal Pengerjaan Proyek Rekap Perkembangan Proyek
Copy RAB
Hasil Perkembangan Proyek Nota Belanja Proyek
0 Aplikasi Pengendalian
Proyek Kons truks i+
Mandor
(45)
Gambar 3.11 Data Flow Diagram Level 0 Aplikasi Pengendalian Proyek Konstruksi
Pada DFD Level 0 Aplikasi pengendalian proyek konstruksi terdapat 5 proses, yaitu:
1. Proses Entry RAB, proses pembuatan RAB untuk proyek yang akan berjalan. 2. Proses Entry Jadwal yaitu proses memasukkan tanggal rencana mulai dan
tanggal rencana selesai.
3. Proses Entry Realisasi Biaya Proyek, pada proses ini dilakukan entry nota-nota terkait pengeluaran biaya belanja proyek.
4. Proses Pengendalian Proyek, proses untuk merekap data realisasi dibandingkan dengan RAB.
[Laporan Akhir Proyek] [Laporan Perkembangan Proyek]
[Laporan Periodik Proyek] [Laporan T ahapan Proyek]
T anggal Rencana
Data RAB
[Rekap Perkembangan Proyek] [Copy RAB]
Data Realis asi Data Proyek
Data Realis asi
Data Realis asi
T anggal Rencana Data RAB
[Hasil Perkembangan Proyek] [Nota Belanja Proyek]
T anggal Mulai dan Selesai [Tanggal Pengerjaan Proyek]
Data RAB [RAB]
MandorMandorMandorMandor ManajerManajer ManajerManajer Manajer Manajer 1 Entry RAB
1 T abel RAB 2
Entry Jadwal Proyek
2 T anggal Pengerjaan Proyek
3 Entry Realisas i
Proyek
4 Pengendalian
Proyek
3 T abel Realisas i
4 Data Monitoring
5
Pembuatan Laporan
(46)
42
5. Proses Pembuatan Laporan, proses rekap keseluruhan pengeluaran dan lama pengerjaan proyek.
C. Data Flow Diagram Level 1(DFD level 1)
Data Flow Diagram (DFD) ini merupakan turunan dari DFD level 0.
Dalam DFD ini akan lebih diturunkan lagi menjadi beberapa sub proses yang nantinya pada tiap level akan menjelaskan proses apa saja yang akan terjadi. Dengan rancangan seperti ini, laju sistem dapat dilihat lebih detil mengenai sub proses pembuatan aplikasi ini.
Gambar 3.12 dibawah ini merupakan hasil dari decompose entry realisasi proyek pada DFD level sebelumnya. Adapun proses yang di dalamnya adalah adalah entry nota belanja, dan entry perkembangan proyek.
Gambar 3.12 DFD Level 1 (decompose realisasi biaya proyek) proses 3
Proyek pada DFD level sebelumnya. Adapun proses yang di dalamnya adalah adalah monitoring biaya dan monitoring waktu proyek.
[Rekap Perkembangan Proyek] [Data Realisasi]
Data Realis asi [Nota Belanja Proyek]
[Hasil Perkembangan Proyek] Mandor
Mandor
3 Tabel Realisas i
Mandor 3.1
Entry Nota Belanja
3.2 Entry Perkembangan
(47)
Gambar 3.13 DFD Level 1 (decompose pengendalian proek) proses 4
3.2.4 Entity Relationship Diagram (ERD)
Entity Relationship Diagram (ERD) baik secara Physical Data Modeling
(PDM) dan Conceptual Data Modelling (CDM). Dengan menggunakan software
power designer kita bisa melakukan design awal ERD dengan format awal yaitu
CDM. Design ERD ini nantinya akan berlanjut sampai menjadi database. Karena
design ini dapat dikatakan sebagai design struktur database.
Gambar 3.14 ERD dengan format CDM Peringatan Peringatan Flow_62 [Data Proyek] [Data Realisasi] [Tanggal Rencana] [Data RAB]
1 T abel RAB
2 T anggal Pengerjaan Proyek 3 T abel Realisas i
4 Data Monitoring 4.1 Monitoring Biaya 4.2 Monitoring Waktu Manajer FK_dRealisasi_Realisasi FK_RAB_JenisRAB FK_RAB_Satuan FK_Klien_T ipeKlien FK_Realisasi_Proyek FK_Realisasi_T ahapan FK_T ahapan_Proyek FK_Proyek_Jadwal FK_Proyek_Klien FK_dRealisasi_Satuan FK_dRealisasi_JenisRAB FK_RAB_Proyek dRealisasi # o o o o o iddRealisasi Kebutuhan dHarga dSatuan Jumlah SubT otal bigint varchar bigint varchar decimal bigint JenisRAB # o idJenisRAB JenisRAB bigint varchar RAB # o o o o o o o idRAB kdRAB RAB Harga rSatuan rJumlah rSubT otal rstatusData bigint varchar varchar bigint varchar varchar bigint tinyint Klien # o o o o o o idKlien Klien Alamat Fax T elepon Email kstatusData bigint varchar varchar varchar varchar varchar tinyint Realisasi # o o o idRealisasi T anggalRealisasi NomorNota T otalRealisasi bigint datetime varchar bigint Proyek # o o o o idProyek Proyek T otalRencana pT otalRealisasi statusProyek bigint varchar bigint bigint tinyint Satuan # o o idSatuan Satuan sstatusData bigint varchar tinyint T ahapan # o o o o idT ahapan T ahapan tT anggalMulai tT anggalSelesai statusT ahapan bigint varchar datetime datetime tinyint T ipeKlien # o o idT ipeKlien T ipeKlien tkstatusData bigint varchar tinyint Jadwal # o o idJadwal jT anggalMulai jT anggalSelesai bigint datetime datetime
(48)
44
Selanjutnya format CDM ini dapat di generate ke format PDM, dari hasil
generate tersebut kita bisa mengetahui nilai error dan warning dari ERD yang
telah kita buat. Implementasi sebagai tindak lanjut dari perancangan sistem tersebut akan menggunakan SQL Server 2005. Berikut ERD dengan format PDM
Gambar 3.15 ERD dengan format PDM
3.3 Struktur Tabel Basis Data
Dalam hal merancang struktur tabel yang diperlukan, meliputi nama tabel, nama attribut, tipe data, serta data pelengkap seperti primary key, foreign
key, dan sebagainya. Rancangan basis data aplikasi ini terdiri dari tabel-tabel
sebagai berikut:
A. Tabel Klien
Primary key : IdKlien
Fungsi : Untuk menyimpan data klien
FK_DREALISA_FK_DREALI_REALISAS FK_RAB_FK_RAB_JE_JENISRAB FK_RAB_FK_RAB_SA_SATUAN FK_KLIEN_FK_KLIEN__TIPEKLIE FK_REALISAS_FK_REALIS_PROYEK FK_REALISAS_FK_REALIS_TAHAPAN FK_TAHAPAN_FK_TAHAPA_PROYEK FK_JADWAL_FK_PROYEK_PROYEK FK_PROYEK_FK_PROYEK_KLIEN FK_DREALISA_FK_DREALI_SATUAN FK_DREALISA_FK_DREALI_JENISRAB FK_PROYEK_RELATIONS_RAB dRealisasi iddRealisasi idSatuan idJenisRAB idRealisasi Kebutuhan dHarga dSatuan Jumlah SubTotal bigint bigint bigint bigint varchar bigint varchar decimal bigint <pk> <fk2> <fk3> <fk1> JenisRAB idJenisRAB JenisRAB bigint varchar <pk> RAB idRAB idSatuan idJenisRAB kdRAB RAB Harga rSatuan rJumlah rSubTotal rstatusData bigint bigint bigint varchar varchar bigint varchar varchar bigint tinyint <pk> <fk2> <fk1> Klien idKlien idTipeKlien Klien Alamat Fax Telepon Email kstatusData bigint bigint varchar varchar varchar varchar varchar tinyint <pk> <fk> Realisasi idRealisasi idProyek idTahapan TanggalRealisasi NomorNota ... bigint bigint bigint datetime varchar <pk> <fk1> <fk2> Proyek idProyek idKlien idRAB Proyek TotalRencana pTotalRealisasi statusProyek bigint bigint bigint varchar bigint bigint tinyint <pk> <fk1> <fk2> Satuan idSatuan Satuan sstatusData bigint varchar tinyint <pk> Tahapan idTahapan idProyek Tahapan tTanggalMulai tTanggalSelesai statusTahapan bigint bigint varchar datetime datetime tinyint <pk> <fk> TipeKlien idTipeKlien TipeKlien tkstatusData bigint varchar tinyint <pk> Jadwal idJadwal idProyek jTanggalMulai jTanggalSelesai bigint bigint datetime datetime <pk> <fk>
(49)
Table 4 Klien
Nama Kolom Tipe Data Keterangan
IdKlien Bigint Primary key IdKlien
sesuai nomor urut
IdTipeKlien Bigint 1=Pemerintah;
2=Swasta; 3=Perorangan
Klien Varchar Nama klien
Alamat Varchar Alamat klien
Fax Varchar Fax klien
Telepon Varchar Nomor telp klien
Email Varchar Alamat email klien
Statusdata Tinyint -
B. Tabel Tipe Klien
Primary key : IdTipeKlien
Fungsi : Untuk menyimpan data tipe klien
Table 5 Tipe Klien
Nama Kolom Tipe Data Keterangan
IdTipeKlien Bigint 1=Pemerintah;
2=Swasta; 3=Perorangan
TipeKlien Varchar Pemerintah, swasta,
perorangan
StatusData tinyint -
C. Tabel Proyek
Primary key : IdProyek
Fungsi : Untuk menyimpan data proyek
Table 6 Proyek
Nama Kolom Tipe Data Keterangan
IdProyek Bigint Primary key
(50)
46
Nama Kolom Tipe Data Keterangan
Proyek Varchar Data proyek
TanggalMulai Datetime Data tanggal mulai
TanggalSelesai Datetime Data tanggal selesai
TotalRencana Bigint Data total rencana
TotalRealisasi Bigint Data total realisasi
statusProyek tinyint -
D. Tabel Tahapan
Primary key : IdTahapan
Fungsi : Untuk menyimpan data tahapan proyek
Table 7 Tahapan
Nama Kolom Tipe Data Keterangan
IdTahapan Bigint Primary key
IdProyek Bigint Foreign key idProyek
Tahapan Varchar Data tahapan proyek
TanggalMulai Datetime Data tanggal mulai
TanggalSelesai Datetime Data tanggal selesai
statusTahapan Tinyint -
E. Tabel RAB
Primary key : IdRAB
Fungsi : Untuk menyimpan data Rencana Anggaran Biaya proyek
Table 8 RAB
Nama Kolom Tipe Data Keterangan
IdRAB Bigint Primary key
IdKlien Bigint Foreign Key
IdKebutuhan Bigint Data kode kebutuhan
IdJenisKebutuhan Bigint Data kebutuhan
IdSatuan Bigint Data harga kebutuhan
Klien tinyint Nama klien
Proyek Varchar Nama proyek
KdKebutuhan Varchar 1 = peralatan; 2 = upah;
(51)
Nama Kolom Tipe Data Keterangan
Kebutuhan Varchar Nama kebutuhan
Harga Bigint Harga kebutuhan
Satuan Varchar Satuan kebutuhan
JenisKebutuhan Varchar Peralatan, upah/pekerja, material
Jumlah Decimal Banyaknya kebutuhan
SubTotal Bigint Sub total kebutuhan
F. Tabel Satuan
Primary key : IdSatuan
Fungsi : Untuk menyimpan data satuan kebutuhan proyek
Table 9 Satuan
Nama Kolom Tipe Data Keterangan
IdSatuan Bigint Primary key
Satuan Varchar Data satuan kebutuhan
StatusData tinyint -
G. Tabel Jenis RAB
Primary key : IdRAB
Fungsi : Untuk menyimpan jenis kebutuhan proyek
Table 10 Jenis RAB
Nama Kolom Tipe Data Keterangan
IdJenisRAB Bigint Primary key
statusData varchar -
H. Tabel Realisasi
Primary key : IdRealisasi
(52)
48
Table 11 Realisasi
Nama Kolom Tipe Data Keterangan
IdRealisasi Bigint Primary key
IdKlien Bigint Sesuai nomor urut
IdProyek Bigint Sesuai nomor urut
IdTahapan Bigint Sesuai nomor urut
TanggalPembelian Datetime Tanggal pembelian kebutuhan NomorNota Varchar Nomor nota yang dimasukkan TotalPembelian Varchar Total jumlah dan harga pembelian
Klien Bigint Nama klien
Proyek Varchar Nama proyek
Tahapan Varchar Tahapan yang dilakukan tiap proyek
3.4 Rancangan Input
Form RAB
Proyek Total Rencana
Klien Total Realisasi
Tanggal Mulai Tanggal Selesai
Jenis
Kebutuhan Kode Kebutuhan Harga Satuan Qty
Sub Total
Banyuwangi,... TTD
Gambar 3.16 Rancangan Realisasi Anggaran Proyek
Banyuwangi,...
TTD Gambar 3.17 Rancangan Nota
Form Nota
(53)
3.5 Rancangan Output
Laporan Tahapan Pengerjaan Proyek
Proyek Tanggal Mulai
Tahapan Tanggal Selesai
Kode Kebutuhan Satuan Harga Jumlah Sub Total
Banyuwangi,... TTD
Gambar 3.18 Rancangan Tahapan Proyek
Laporan Akhir Proyek
Klien Tanggal Mulai
Proyek Tanggal Selesai
Rencana Anggaran Biaya Jenis
Kebutuhan Kode Kebutuhan Harga Satuan Qty
Sub Total
Realisasi Anggaran Jenis
Kebutuhan Kode Kebutuhan Harga Satuan Qty
Sub Total
Banyuwangi,... TTD
Gambar 3.19 Rancangan Realisasi Anggaran
3.6 Perancangan Antar Muka
Rancangan input/output merupakan rancangan input/output berupa form untuk memasukkan data dan laporan sebagai informasi yang dihasilkan dari pengolahan data. Rancangan input/output juga merupakan acuan pembuat aplikasi dalam merancang dan membangun sistem.
(54)
50
3.6.1 Rancangan Menu Utama
Semua tampilan halaman di aplikasi tentunya membutuhkan sebuah Menu Utama agar tampilannya konsisten. Pada Menu Utama terdapat beberapa pilihan yaitu entry data yang berisikan beberapa form data, transaksi, dan
monitoring.
Aplikasi Pengendalian Proyek Konstruksi
Monitor Transaksi
Entry Data Data Proyek Data Tahapan Proyek
Realisasi Proyek Data RAB
Monitoring Pelaksaan Proyek
Gambar 3.20 Rancangan Form Menu Utama
3.6.2 Rancangan RAB (Rencana Anggaran Biaya)
Rancangan RAB merupakan rancangan form untuk entry RAB yang digunakan untuk acuan pengeluaran biaya proyek. Jenis RAB merupakan rincian seperti peralatan, material, atau jasa yang digunakan.
Aplikasi Pengendalian Proyek Konstruksi
Rencana Anggaran Belanja
Jenis RAB Harga Satuan
SAVE Nama RAB
(55)
3.6.3 Rancangan Form Data Proyek
Form data proyek berfungsi untuk entry data proyek mulai dari RAB, total realisasi, tanggal mulai proyek, dan tanggal selesai proyek. Pada form tersebut terdapat nama klien untuk membedakan beberapa proyek konstruksi yang sedang berjalan.
Aplikasi Pengendalian Proyek Konstruksi
Data Proyek
Nama Proyek
Total Rencana Anggaran Belanja Total Realisasi Belanja
Tanggal Mulai Proyek Tanggal Selesai Proyek Status Proyek
SAVE Jadwal Proyek
Nama Klien
Gambar 3.22 Rancangan Form Data Proyek
3.6.4 Rancangan Form Tahapan Proyek
Form tahapan proyek merupakan perincian pengerjaan proyek yang
dilakukan, disini dimasukkan tahapan-tahapan apa saja yang akan dilakukan selama proyek berjalan.
Aplikasi Pengendalian Proyek Konstruksi
Data Tahapan Proyek
Nama Induk Proyek
Nama Tahapan Proyek
Tanggal Mulai Tahapan Proyek
Tanggal Selesai Tahapan Proyek
SAVE Status Tahapan Proyek
(56)
52
3.6.5 Rancangan Form Realisasi Anggaran Proyek
Form realisasi anggaran proyek merupakan form untuk mencatat pengeluaran belanja yang telah dilakukan pada saat proyek berjalan dan input-annya berupa nota-nota belanja.
Aplikasi Pengendalian Proyek Konstruksi
Realisasi Anggaran Proyek Nama Induk Proyek Nama Tahapan Proyek
Total Realisasi Tanggal Realisasi
SAVE Nomor Nota
Gambar 3.24 Rancangan Form Realisasi Anggaran Proyek
3.6.6 Rancangan Form Detil Realisasi
Form detil realisasi adalah rincian dari form realisasi yang sebelumnya
telah dijelaskan, disini dicatat semua rincian belanja yang dilakukan saat proyek konstruksi berjalan.
Aplikasi Pengendalian Proyek Konstruksi
Data Realisasi Detil
Nama Tahapan Proyek Kebutuhan
Satuan
Jumlah Subtotal Harga
SAVE Nama Induk Proyek
(57)
3.6.7 Rancangan Form Data Pelaksanaan Proyek
Form data pelaksanaan proyek berisi semua rincian material dan harga
yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek konstruksi.
Aplikasi Pengendalian Proyek Konstruksi
Data Pelaksanaan Proyek Nama Proyek
Total Rencana Anggaran Belanja Total Realisasi Belanja
Tanggal Mulai Proyek Tanggal Selesai Proyek Status Proyek
CLOSE Nama Klien
Laba/Rugi
DETAIL
Gambar 3.26 Rancangan Form Data Pelaksanaan Proyek
Setelah diklik detil maka akan muncul rincian sebagai berikut
Aplikasi Pengendalian Proyek Konstruksi
Jenis RAB Perkiraan Anggaran Jenis RAB Nama Barang Jumlah Satuan Harga Sub Total
Jenis C Jenis B Jenis A 30.000.000,- 54.000.000,- 101.000.000,-Jenis B Jenis A Jenis A 30.000.000,- 24.000.000,- 60.000.000,-Forklift Besi Kolom Pasir 1 30 100 Buah Buah Kg 30.000.000,- 24.000.000,- 60.000.000,-Data Pelaksanaan Proyek
Nama Proyek
Total Rencana Anggaran Belanja Total Realisasi Belanja Status Proyek
CLOSE
Nama Klien Laba/Rugi
Gambar 3.27 Rancangan Form Detil Data Pelaksanaan Proyek
3.7 Rancangan Uji Coba
Rancangan uji coba bertujuan untuk memastikan bahwa aplikasi telah dibuat dengan benar sesuai dengan kebutuhan atau tujuan yang diharapkan.
(58)
54
Kekurangan atau kelemahan sistem pada tahap ini akan dievaluasi sebelum diimplementasikan. Proses pengujian menggunakan black box testing yaitu aplikasi akan diuji dengan melakukan berbagai percobaan untuk membuktikan bahwa aplikasi yang telah dibuat sudah sesuai dengan tujuan. Uji coba yang akan dilakukan antara lain:
A.Uji coba fungsi aplikasi. B.Uji coba fungsi perhitungan. C.Uji coba kompatibilitas aplikasi.
A. Uji Coba Fungsi Aplikasi
Proses uji coba ini dilakukan untuk mengetahui fungsi-fungsi dari Aplikasi Pengendalian Proyek Konstruksi Pada CV. Sari Kenanga telah berjalan dengan baik. Setiap fitur yang disediakan akan diuji hasilnya sesuai dengan tabel
test case. Rancangan uji coba fungsi aplikasi adalah sebagai berikut :
1. Uji Coba Master Proyek
Fungsi master proyek digunakan untuk menyimpan data proyek baru dan untuk memperbarui data proyek. Pada uji coba fungsi master proyek dapat dilakukan dengan cara memasukkan nama klien, nama proyek, dan tanggal mulai proyek. Rancangan uji coba fungsi ini dapat dilihat pada Tabel 12 di bawah ini.
Tabel 12 Rancangan Uji Coba Fungsi Master Proyek
Test Case ID
Tujuan Input Output yang
diharapkan
1.
Memastikan aplikasi dapat menyimpan data proyek baru.
Memilih nama klien, memasukkan nama proyek, dan tanggal mulai proyek.
Pesan konfirmasi bahwa data proyek telah berhasil disimpan.
(59)
Test Case ID
Tujuan Input Output yang
diharapkan
2.
Memastikan aplikasi dapat menyimpan pembaruan data proyek yang sudah ada.
Memasukkan tanggal selesai proyek, tanggal real selesai, dan status proyek.
Pesan konfirmasi bahwa data proyek telah berhasil disimpan.
2. Uji Coba Master Tahapan Proyek
Fungsi master tahapan proyek digunakan untuk menyimpan data hasil
breakdown proyek baru dan untuk memperbarui data hasil breakdown proyek
yang sudah ada. Pada uji coba fungsi master proyek dapat dilakukan dengan cara memilih proyek, mengisi tahapan, tanggal mulai, dan tanggal selesai tahapan proyek. Rancangan uji coba fungsi master tahapan proyek dapat dilihat pada Tabel 13 di bawah ini.
Tabel 13 Rancangan Uji Coba Fungsi Master Tahapan Proyek
Test Case ID
Tujuan Input Output yang
diharapkan
3.
Memastikan aplikasi dapat menyimpan data tahapan proyek baru.
Memilih proyek, memasukkan nama tahapan proyek, tanggal mulai, dan tanggal selesai tahapan proyek.
Pesan konfirmasi bahwa data tahapan proyek telah berhasil disimpan.
4.
Memastikan aplikasi dapat menyimpan pembaruan data tahapan proyek yang sudah ada.
Memasukkan tanggal real
mulai tahapan proyek, tanggal
real selesai, dan status proyek.
Pesan konfirmasi bahwa data tahapan proyek telah berhasil disimpan.
3. Uji Coba Master Sub Tahapan Proyek
Fungsi master sub tahapan proyek digunakan untuk menyimpan data hasil
(60)
56
dapat dilakukan dengan cara memasukkan memilih proyek, memilih tahapan proyek lalu memasukkan nama sub tahapan proyek. Rancangan uji coba fungsi master sub tahapan proyek dapat dilihat pada Tabel 14 di bawah ini.
Tabel 14 Rancangan Uji Coba Fungsi Master Sub Tahapan Proyek
Test Case ID
Tujuan Input Output yang
diharapkan
5.
Memastikan aplikasi dapat menyimpan data sub tahapan proyek baru.
Memilih proyek, memilih tahapan proyek, dan memasukkan nama sub tahapan proyek.
Pesan konfirmasi bahwa data sub tahapan proyek telah berhasil disimpan.
4. Uji Coba Master Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Fungsi master RAB digunakan untuk menyimpan data RAB suatu proyek. Pada uji coba fungsi master RAB dapat dilakukan dengan cara memasukkan memilih proyek, memilih tahapan, memilih sub tahapan, lalu mulai memasukkan/memilih detil RAB. Rancangan uji coba fungsi master RAB dapat dilihat pada Tabel 15 di bawah ini.
Tabel 15 Rancangan Uji Coba Fungsi Master RAB
Test Case ID
Tujuan Input Output yang
diharapkan
6.
Memastikan aplikasi dapat menyimpan data RAB proyek baru.
Memilih proyek, memilih tahapan, memilih sub tahapan, dan mengisi detil RAB
Pesan konfirmasi bahwa data RAB proyek telah berhasil disimpan.
5. Uji Coba Transaksi Entry Nota-Realisasi Proyek
Fungsi Transaksi Entry Nota-Realisasi Proyek digunakan untuk menyimpan data hasil realisasi pengeluaran biaya proyek. Pada uji coba fungsi Transaksi
(61)
Entry Nota-Realisasi Proyek dapat dilakukan dengan cara memilih proyek,
memilih tahapan, memilih sub tahapan, dan memasukkan nomor nota. Rancangan uji coba fungsi Transaksi Entry Nota-Realisasi Proyek dapat dilihat pada Tabel 16 di bawah ini.
Table 16 Rancangan Uji Coba Fungsi Transaksi Entry Nota-Realisasi Proyek
Test Case ID
Tujuan Input Output yang
diharapkan
7.
Memastikan aplikasi dapat menyimpan data detil pengeluaran biaya proyek baru.
Memilih proyek, memilih tahapan, memilih sub tahapan, dan memasukkan nomor nota.
Pesan konfirmasi bahwa data Transaksi Entry
Nota-Realisasi Proyek telah berhasil disimpan.
6. Uji Coba Monitoring Proyek
Fungsi monitoring proyek digunakan untuk mengetahui perbandingan antara Rencana Anggaran Biaya (RAB) dengan realisasi biaya proyek. Pada uji coba fungsi monitoring proyek dapat dilakukan dengan cara memilih nama proyek, nama tahapan proyek, lalu nama sub tahapan proyek. Rancangan uji coba fungsi monitoring proyek dapat dilihat pada Tabel 17 di bawah ini.
Tabel 17 Rancangan Uji Coba Fungsi Monitoring Proyek
Test Case ID
Tujuan Input Output yang
diharapkan
8.
Memastikan aplikasi dapat
menampilkan hasil
perbandingan antara RAB dengan realisasi biaya proyek.
Memilih nama proyek, nama tahapan proyek, dan nama sub tahapan proyek.
Tampilnya
perbandingan antara RAB dengan Realisasi Biaya proyek.
(62)
58
7. Uji Coba Report Realisasi Per Periode
Fungsi report realisasi per periode digunakan untuk mengetahui pengeluaran pembelanjaan proyek selama periode bulanan. Pada uji coba fungsi report realisasi per periode dapat dilakukan dengan cara memilih periode, dan nama proyek. Rancangan uji coba fungsi report realisasi per periode dapat dilihat pada Tabel 18 di bawah ini.
Tabel 18 Rancangan Uji Coba Fungsi Report Realisasi per Periode
Test Case ID
Tujuan Input Output yang
diharapkan
9.
Memastikan aplikasi dapat menampilkan hasil penggunaan biaya proyek per bulan.
Memilih periode
dan nama
proyek
Tampilnya laporan bulanan proyek.
8. Uji Coba Report Realisasi Tahapan
Fungsi report realisasi tahapan digunakan untuk mengetahui pengeluaran pembelanjaan proyek sesuai tahapan tertentu. Pada uji coba fungsi report realisasi tahapan dapat dilakukan dengan cara memilih nama proyek dan tahapan proyek. Rancangan uji coba fungsi report realisasi tahapan dapat dilihat pada Tabel 19 di bawah ini.
Tabel 19 Rancangan Uji Coba Fungsi Report Realisasi Tahapan
Test Case ID
Tujuan Input Output yang
diharapkan
10.
Memastikan aplikasi dapat menampilkan hasil penggunaan biaya proyek per tahapan.
Memilih nama proyek dan tahapan proyek.
Tampilnya laporan tahapan proyek.
(1)
Gambar 4.37 Peringatan biaya proyek lebih dari 90%
Peringatan = Total Realisasi Tahapan > RAB*90%
Rumus mendapatkan anggaran yang tersedia = Total RAB tahapan – Total Realisasi Tahapan
Laporan periode merupakan output dari aplikasi yang digunakan untuk memberikan informasi seberapa besar penggunaan biaya bulanan proyek, dalam report periode terdapat informasi berapa total RAB, total realisasi serta rincian kebutuhan proyek, berikut Gambar 4.38 hasil dari report periode proyek:
(2)
101
Laporan tahapan proyek merupakan output yang menunjukkan informasi tentang seberapa besar pengeluaran biaya proyek dalam satu tahapan, dalam report ini terdapat informasi berupa total RAB per tahapan, pengeluaran per tahapan, dan selisih antara RAB tahapan dengan realisasi tahapan. Berikut Gambar 4.39 dari laporan realisasi tahapan proyek:
Gambar 4.39 Laporan realisasi tahapan proyek
Selisih dalam laporan Realisasi Tahapan = Total RAB Tahapan – Total Realisasi Tahapan
Berikut gambar dari laporan perkembangan proyek merupakan informasi persentase perkembangan proyek, persentase budget, dan persentase pengerjaan proyek
(3)
Gambar 4.40 Laporan perkembangan proyek
4.5.2 Analisis Uji Coba
Analisis hasil uji coba dari keseluruhan uji yang telah dilakukan akan digunakan untuk menentukan kelayakan fungsi aplikasi berdasarkan rancangan yang telah ditetapkan. Analisis hasil uji coba berisi kesimpulan untuk setiap uji coba yang telah dilakukan sebelumnya. Berdasarkan uji kasus yang telah dilakukan, maka dapat di ambil kesimpulan pada hasil uji kasus sebagai berikut : 1. Sistem mampu melakukan entry RAB dan menghitung total RAB serta
menghasilkan output salinan RAB dengan baik dan benar.
2. Sistem mampu melakukan perhitungan selisih antara RAB dengan realisasi proyek dengan baik dan benar.
3. Sistem mampu melakukan monitoring proyek dengan baik dan benar.
4. Sistem mampu menghitung kerugian maupun keuntungan proyek dengan baik dan benar.
5. Sistem mampu menghasilkan laporan yang berisi informasi pembelanjaan proyek secara detil dengan baik dan benar.
(4)
(5)
102 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis uji coba yang dilakukan pada Aplikasi Pengendalian Proyek Konstruksi Pada CV Sari Kenanga, aplikasi ini dapat:
a. Membantu mengelola proyek-proyek konstruksi dalam mengoptimalkan biaya dan memberikan peringatan jika ada anggaran yang melebihi batas. b. Membantu perusahaan menyusun laporan proyek yang digunakan untuk
mengontrol pembiayaan dalam pengerjaan proyek-proyek konstruksi.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah sebagai berikut :
a. Aplikasi pengendalian proyek konstruksi ini diharapkan dapat dikembangkan menjadi aplikasi berbasis web atau mobile sehingga dapat diakses langsung oleh manajer proyek maupun mandor dengan memasukkan username dan password untuk melihat pengeluaran proyek maupun pengerjaan proyek yang sedang berjalan.
b. Aplikasi pengendalian proyek konstruksi dapat terintegrasi dengan fungsi-fungsi yang lainnya.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Bunafit, Nugroho. 2006. Membuat Aplikasi Sistem Pakar dengan PHP dan My SQL dengan PHP dan My SQL dengan Editor Dreamwaver. Yogyakarta: Ardana Media.
Clifford, Gray F. dan Larson Erick W. 2006. Project Management : The
Managerial Process 3th l. Yogyakarta : Penerbit ANDI.
Ervianto, Wulfram I. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: ANDI. Hendrayudi. 2009. VB 2008 untuk Berbagai Keperluan Programming. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo.
Jogiyanto, HM. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis. Yogyakarta
Kadir, Abdul, 2008. Tuntunan Praktis Belajar Database Menggunakan MySQL. Yogyakarta: ANDI.
Kendall & Kendall. 2003. Analisis Dan Perancangan Sistem, Edisi kelima. Jakarta: Prenhallindo.
Marlinda, Linda. 2004. Pemrograman Dasar Microsoft Visual Basic.NET. Yogyakarta: ANDI.
Mukomoko J.A. 1985. Dasar Penyusunan Anggaran Biaya Bangunan. Jakarta: Penerbit Gaya Media Pratama.
Romeo, S.T. 2003. Testing dan Implementasi Sistem. STIKOM. Surabaya. Yanuhandoko, Uky. 2007, Sistem Informasi Manajemen Proyek Komunikasi Visual menggunakan metode Work Breakdown Structure. Tugas Akhir. Surabaya: Program Studi S1 Sistem Informasi STIKOM Surabaya.
Saladin, Djaslim. 2006. Manajemen Pemasaran, Edisi keempat, Bandung: Linda Karya.
Usry, Milton F. & Lawrence H. Hammer. 1991. Cost Accounting: Planning and
Control. 10th Edition. USA: South-Wetern Publishing Co. Diterjemahkan
OlehAlfonsius Sirait dan Herman Wibowo. 1994. Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian Laba. Edisi Kespuluh. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Yuswanto. Hendro. As. 2008. Pemrograman Visual Basic.NET 2005. Jakarta: Tim Cerdas Pustaka.