TA : Rancang Bangun Aplikasi Monitoring Proyek Dengan Metode Earned Value Pada CV Putra Jaya.

(1)

RANCANG BANGUN APLIKASI MONITORING PROYEK DENGAN METODE EARNED VALUE

PADA CV PUTRA JAYA

TUGAS AKHIR

Program Studi S1 Sistem Informasi

Oleh:

DIMAS REZA KURNIAWAN 07.41010.0084

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA STIKOM SURABAYA 2015


(2)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Pembatasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Sistem Informasi ... 6

2.2 Sistem Informasi Manajemen ... 6

2.3 Pengembangan dan Pengadaan Sistem Informasi ... 7

2.4 Process Modelling (Pemodelan Proses) ... 8

2.5 Data Modelling (Pemodelan Data) ... 9

2.6 Aplikasi ... 10

2.7 Jasa Konstruksi... 10

2.8 Manajemen Pengendalian Proyek ... 11

2.9 Manajemen Sumber Daya ... 13


(3)

x

Halaman

2.11 Sistem Pengendalian Metode Earned Value ... 13

2.11.1 Indikator Variansi ... 15

2.11.2 Indeks Kinerja Biaya dan Waktu ... 18

2.11.3 Estimasi Biaya dan Waktu ... 20

BAB III PERANCANGAN SISTEM ... 22

3.1 Analisis Sistem ... 22

3.1.1 Identifikasi Masalah ... 22

3.1.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak ... 24

3.2 Perancangan Sistem ... 26

3.2.1 Model Pengembangan Sistem ... 27

3.2.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 42

3.2.3 Struktur Basis Data... 57

3.2.4 Perancangan Input dan Output ... 69

3.2.5 Desain Uji Coba ... 94

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ... 126

4.1 Implementasi Aplikasi ... 127

4.1.1 Halaman Login ... 127

4.1.2 Halaman Manajemen Pimpinan ... 128

4.1.3 Halaman Manajemen Pencari Proyek ... 129

4.1.4 Halaman Manajemen Pengawas Lapangan ... 130

4.2 Evaluasi Sistem ... 130

4.2.1 Uji Coba Kesesuaian Fitur Aplikasi ... 131


(4)

xi

Halaman

4.2.3 Uji Coba Kompabilitas Aplikasi ... 253

BAB V PENUTUP ... 255

5.1 Kesimpulan ... 255

5.2 Saran ... 255


(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

CV Putra Jaya merupakan sebuah perusahaan yang berdiri pada tahun 2012. CV Putra Jaya bergerak di bidang pengadaan barang dan jasa baik untuk jalan, saluran air, bangunan, dan lain-lain. Perusahaan ini terletak di Jalan Kertajaya No.8 Jember, Jawa Timur. CV Putra Jaya selama ini merima pekerjaan berdasarkan proyek yang diselengarakan oleh pemerintahan. Untuk mendapatkan proyek di pemerintahan sesuai dengan peraturan presiden nomer 54 tahun 2010 pasal 35 ayat 3, terdapat 5 metode untuk mendapatkan sebuah proyek, yaitu pelelangan umum, pelelangan terbatas, pemilihan langsung, penunjukan langsung, dan pengadaan langsung.

Ketika sebuah perusahaan akan mengikuti sebuah pelelangan maka perusahaan akan menerima rancangan dokumen pengadaan sesuai peraturan presiden nomer 54 tahun 2010 pasal 64 ayat 4, yaitu rancangan SPK, rancangan surat perjanjian (syarat-syarat umum kontrak, syarat-syarat khusus kontrak, spesifikasi teknis, KAK, dan/atau gambar, daftar kuantitas dan harga, dan dokumen lainya), dan HPS. Dari dokumen-dokumen tersebut perusahaan akan menawarkan berdasarkan permintaan dari pemerintah dengan membuat Rencana Anggaran Biaya dan Rencana Anggaran Pelaksanaan.

Dalam pelaksanaan proyek di CV Putra Jaya Sub Bagian Pengawas Lapangan membawa isi dari dokumen penawaran yaitu Rencana Anggaran Pelaksanaan yang telah dihilangkan harganya, Spesifikasi Teknis, dan juga Gambar rancangan


(6)

proyek yang digunakan untuk memonitoring kualitas dari produk yang dihasilkan proyek tersebut. Selain memonitoring kualitas dari konstruksi proyek yang dilaksanakan Sub Bagian Pengawas Lapangan juga harus memenuhi kebutuhan bahan, pembayaran tukang, dan pembayaran alat-alat di lapangan yang kemudian dicatat dan diarsipkan menjadi satu berdasarkan nama proyek yang diawasi.

Dalam pelaksanaan sebuah proyek seringkali adanya permintaan dari instansi terkait untuk melakukan pekerjaan tambahan yang mengakibatkan diperlukanya keputusan dari pimpinan proyek apakah pekerjaan itu diterima, ditolak, atau dilakukan negosiasi ulang. Untuk dapat mengambil keputusan terhadap permasalahan berikut pemimpin proyek meminta rekapitulasi data berdasarkan data yang telah diarsipkan.

Pemimpin proyek mengalami kesulitan ketika menganalisis laporan proyek berdasarkan rekapitulasi yang telah dilakukan. Hal ini dikarenakan tidak diketahuinya data pengeluaran berdasarkan sub pekerjaan yang ada sehingga mengakibatkan pemimpin proyek tidak mengetahui perkembangan proyek yang sedang dilakukan.serta keterlambatan yang terjadi. Dalam Laporan itu juga tidak dapat melihat perbandingan antara Rencana Anggaran Pelaksanaan dengan Realisasi yang telah dilakukan sehingga tidak terlihatnya pembengkakan biaya yang terjadi pada tiap sub proyek. Dan tidak diketahuinya estimasi perkiraan biaya dan jadwal yang diperlukan sampai dengan selesai. Hal ini dapat mengakibatkan pemimpin proyek salah dalam mengambil kebijakan. Menurut data proyek CV Putra Jaya periode 2014, 40% proyek yang dilakukan oleh CV Putra Jaya mengalami pembengkakan dari Rencana Anggaran Pelaksanaan yang telah dibuat sebelumnya.


(7)

Berdasarkan permasalahan yang terjadi di atas maka CV Putra Jaya memerlukan suatu aplikasi monitoring yang mampu untuk menampilkan informasi perkembagan sub proyek, informasi pembengkakan biaya yang terjadi, dan informasi tentang estimasi biaya dan jadwal sampai dengan terselesaikanya proyek.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan dalam Tugas Akhir ini adalah:

1. Bagaimana membuat aplikasi yang mampu menampilkan perbandingan antara rencana biaya dengan realisasi biaya berdasarkan sub proyek dan periode yang diminta?

2. Bagaimana membuat aplikasi yang mampu untuk memonitoring pekerjaan pada periode pertama hingga periode saat monitoring dilakukan?

3. Bagaimana membuat aplikasi yang mampu menampilkan penyimpangan biaya dan waktu pada saat monitoring dilakukan?

4. Bagaimana membuat aplikasi yang mampu untuk menampilkan sisa keuntungan pada akhir proyek dan mampu menampilkan dalam periode yang diminta?

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam pembuatan aplikasi ini, agar tidak menyimpang dari dari tujuan yang ingin dicapai maka pembahasan masalah dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Hanya membahas monitoring pada waktu dan biaya.

2. Rencana Anggaran Biaya dan Rencana Anggaran Pelaksanaan digunakan sebagai input.

3. Tidak membahas bunga bank. 4. Tidak membahas biaya denda.


(8)

1.4 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari tugas akhir ini adalah: 1. membuat aplikasi yang mampu menampilkan perbandingan antara rencana biaya dengan realisasi biaya berdasarkan sub proyek dan periode minggu yang diminta.

2. Bagaimana membuat aplikasi yang mampu untuk memonitoring pekerjaan pada minggu pertama hingga minggu saat monitoring dilakukan.

3. membuat aplikasi yang mampu menampilkan penyimpangan biaya dan waktu pada saat monitoring dilakukan.

4. membuat aplikasi yang mampu untuk menampilkan sisa keuntungan pada akhir proyek dan mampu menampilkan dalam periode yang diminta.

1.5 Sistematika Penulisan

Penyusunan laporan Tugas Akhir ini dapat dikelompokkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini menjelaskan secara garis besar tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan sistematika penulisan tugas akhir ini.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini menjelaskan secara singkat tentang teori-teori dasar yang digunakan dalam membantu menyelesaikan permasalahan. Pada bab ini dijelaskan tentang beberapa landasan teori yang digunakan antara lain Sistem Informasi, SDLC, Sistem Informasi Manajemen, Tahapan Desain, Aplikasi, Jasa Kontruksi, Manajemen Pengendalian Proyek, Manajemen Sumber Daya, Kinerja Biaya, Laporan Pengendalian Waktu dan Biaya, dan Metode Earned Value.


(9)

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini berisi penjelasan tentang langkah-langkah untuk pemecahan masalah dalam tugas akhir termasuk: menganalisis permasalahan, identifikasi masalah, analisis kebutuhan perangkat lunak, gambaran sistem yang akan dibuat dalam document flow, Diagram Berjenjang (HIPO), Data Flow Diagram (DFD),

Entity Relation Diagram (ERD), Struktur Database, Design Input dan Output, dan

desain uji coba.

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini menjelaskan tentang implementasi dari program, berisikan langkah-langkah implementasi dari penggunaan program dan hasil implementasi dari program.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang menjawab pernyataan dalam perumusan masalah dan beberapa saran yang bermanfaat dalam pengembangan program di waktu yang akan datang.


(10)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi

Definisi sistem secara umum adalah kumpulan dari bagian-bagian yang bekerja sama atau sekumpulan objek yang saling berinteraksi dirancang untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan Informasi adalah data yang diolah sehingga dapat menjadi bentuk yang dapat lebih berarti bagi penerimana informasi dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Sehingga Sistem Informasi adalah Sekumpulan objek yang saling bekerja sama yang dirancanag untuk mengolah data menjadi bentuk yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan penggunanya.

Dalam Pengembangan suatu sistem, maka diperlukan identifikasi karakteristik dari unsur-unsur yang membedakan dalam suatu sistem tersebut. Karakteristik tersebut dapat dibedakan menjadi 7 (Tujuh) Yaitu Batasan, Lingkungan, Masukan, Keluaran, Komponen, Penghubung dan Penyimpanan. (Fatta, 2007)

2.2 Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen adalah sistem informasi yang digunakan untuk menyajikan informasi yang digunakan untuk mendukung operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. (Kadir, 2014: 106)

Sistem Infromasi Manajemen memiliki beberapa karakteristik yang harus dimiliki. Karakteristik tersebut adalah memiliki struktur yang jelas, dapat meningkatkan efisiensi dengan mengurangi biaya, dan menyediakan laporan serta


(11)

memudahkan akses terhadap informasi-informasi yang digunakan untuk poengambilan keputusan.

Dalam pelaksaan sistem informasi manajemen terdapat 5 (lima) laporan yang dapat dihasilkan berdasarkan tipe pelaporanya. Macam-macam laporan yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Manajemen adalah Laporan Periodis, Laporan Ikhtisar, Laporan Perkecualian, dan Laporan Perbandingan. (Kadir, 2014)

2.3 Pengembangan dan Pengadaan Sistem Informasi

Dalam mengembangkan suatu sistem, terdapat metodologi pengembangan sistem yang disebut dengan SDLC (System Development Life Cycle). Tahapan-tahapan SDLC digambarkan dalam diagram seperti pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Tahapan SDLC (Kadir, 2014: 344)

Dalam diagram tersebut terlihat terdapat 4 (Empat) Proses yang terjadi dalam proses SDLC. Proses diawali dengan melakukan analisa sistem yaitu dengan melakukan mempelajari sistem yang yang sedang berjalan dan mengusulkan sistem penganti. Dalam pelaksaan analisa sistem diperlukan melakukan studi


(12)

kelayakan dan analisis kebutuhan sehingga sistem yang diusulkan sesuai dengan kebutuhan sistem pada perusahaan tersebut.

Tahapan Desain sistem adalah tahapan membuat konsep sistem menjadi bentuk fisik atau gambar sesuai sehingga dapat dapat dipahami oleh pengguna sistem. Tahapan ini menghasilkan desain gambar sistem yang sesuai dengan kebutuhan sistem pengguna. Desain Sistem merupakan suatu proses SDLC yang mencakup perancangan konseptual dan perancangan fisik.

Tahapan Implementasi Sistem merupakan tahap pembangunan sistem informasi yang terdiri dari pemrograman dan pengujian, instalasi perangkat keras dan perangkat lunak, pelatihan terhadap pemakai, pembuatan dokumentasi, dan melakukan konversi antara sistem lama dengan sistem baru.

Tahapan terakhir dari SDLC adalah operasi dan pemeliharan, yaitu tahapan dimana pengembang melakukan pemeliharaan terhadap masalah-masalah yang tidak terdeteksi selama pembuatan sistem berlangsung. (Kadir, 2014)

2.4Process Modeling (Pemodelan Proses)

Pemodelan Proses adalah cara formal untuk menggambarkan bagaimana bisnis beroperasi (Fatta, 2007: 105). Dalam pelaksaan pembuatan tugas akhir ini dalam mempresentasikan model proses adalah dengan menggunakan DFD (Data

Flow Diagram).

Dalam DFD masing-masing elemen menggunakan simbol tertentu untuk membedakan setiap elemen yang terdapat pada proses bisnis. Fungsi dan simbol yang dapat dilihat pada tabel 2.1.


(13)

Tabel 2.1 Elemen-elemen dari DFD dan Lambangnya (Fatta, 2007: 107) Elemen Data Flow

Diagram

Field Tipikal yang biasa Digunakan

Simbol Gene and Sarson

Simbol De Marco and Jourdan Setiap Proses

memiliki nomor, nama, deskripsi proses, satu/lebih output data flow, satu/lebih input flow

Label(Nama) Type(Proses) Deskripsi Nomor Proses Setiap Data Flow

memiliki nama, deskripsi, satu/lebih koneksi ke suatu proses Label Type Deskripsi Alias Komposisi

(Deskripsi dari elemen-elemen data)

Nama Nama

Setiap Data Store memiliki nomor, nama, deskripsi, satu/lebih input data flow, satu/lebih input data flow Label(nama) Type Deskripsi Alias Komposisi Catatan Setiap entitas memiliki eksternal memiliki nama,desktipsi Label Type Deskripsi Alias Deskripsi entitas

2.5Data Modelling (Pemodelan Data)

Data Model adalah cara formal untuk mengambarkan data yang digunakan dan diciptakan dalam suatu sistem bisnis (Fatta, 2007: 121). Model yang digambarkan dalam pemrosesan model ini menunjukkan hubungan antar data pada setiap tabel yang dibuat. Pengambaran pemodelan data dilakukan dengan menggunkan Entity Relationship Diagram (ERD). ERD adalah gambar atau diagram yang menunjukkan informasi dibuat, disimpan, dan digunakan dalam sistem bisnis (Fatta, 2007: 121)

Nama

No Proses

Nama Proses


(14)

2.6Aplikasi

Program Aplikasi adalah program yang dibuat oleh pemakai, yang ditujukan untuk suatu tujuan khusus. Program ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu program aplikasi serbaguna dan program aplikasi spesifik. (Kadir, 2014: 181)

Proram Serbaguna merupakan program yang pekerjaanya tidak dikhususkan untuk perseorangan atau suatu perusahaan tertentu. Program jenis ini melakukan hal-hal yang tidak spesifik seperti program dalam melakukan pengetikan, surat elektronik, dan lain-lain.

Sedangkan program aplikasi spesifik adalah program yang tujuan pembuatanya jelas untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu. Contoh program jenis ini adalah aplikasi POS (point-of-sales) dan ATM. (Kadir, 2014)

2.7Jasa Konstruksi

Mengingat jasa konstruksi sebagai salah satu kegiatan ekonomi, sosial dan budaya berperan penting dalam menunjang terwujudnya pembangunan nasional, maka dibawah ini dijelaskan mengenai definisi dan ketentuan umum dalam UU No. 18/1999, yaitu sebagai berikut:

1. Jasa konstruksi adalah layanan jasa konstruksi perencanaan, pelaksanaan, dan konstruksi pengawasan pekerjaan konstruksi.

2. Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan serta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektur, sipil, mekanikal elektrikal, tata lingkunagan untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik lain.

3. Pengguna jasa adalah perseroan atau badan sebagai pemberi tugas atau pemilik pekerjaan/ proyek yang memerlukan jasa konstruksi.


(15)

4. Penyedia jasa adalah orang perseorangan atau badan yang kegiatan usahanya menyediakan jasa konstruksi.

5. Kontrak kerja konstruksi adalah keseluruhan dokumen yang mengatur hubungan hukum antara pengguna jasa dan penyedia jasa dalam penyelengaraan pekerjaan konstruksi.

6. Perencana konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pelaksanaan jasa dalam bentuk dokumen perencanaan bangunan atau bentuk fisik yang lain. 7. Pelaksana konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan

usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pelaksanaan jasa konstruksi yang mampu menyelenggarakan kegiatanya untuk mewujudkan suatu hasil perencanaan menjadi bentuk bangunan atau bentuk fisik lain. Pengawas konstruksi adalah penyedia jasa orang perseorangan atau badan usaha yang dinyatakan ahli yang profesional di bidang pengawasan jasa konstruksi yang mampu melaksanakan pekerjaan pengawasan sejak awal pelaksanaan pekerjaan konstruksi selesai dan diserah-terimakan.

2.8Manajemen Pengendalian Proyek

Pengendalian adalah bentuk pengawasan atau pemeriksaan untuk memastikan bahwa apa yang telah dikerjakan adalah juga dimaksudkan untuk membuat manajer tetap waspada terhadap suatu persoalan yang potensial sebelum persoalan tersebut menjadi serius. Sedangkan Manajemen pengendalian proyek adalah aplikasi fungsi pengendalian dalam manajemen yang diterapkan untuk kepentingan pencapaian tujuan proyek dan keseluruhan keberhasilan proyek. (Kasmarudin, 2010: 16)


(16)

Pengendalian dibagi menjadi 2 (Dua) fungsi utama yaitu monitor pelaksanaan pekerjaan dan mengambil tindakan koreksi. Berdasarkan fungsi tersebut maka dapat diketahui bahwa kegiatan monitoring merupakan bagian dari kegiatan pengendalian. Dalam pelaksanaan pengendalian melakukan terdapat 4 ( Empat) tahap yang harus dilakukan yaitu penentuan sasaran dan standar, pengukuran kinerja sesunguhnya, membandingkan hasil kinerja dengan sasaran dan standar yang ditetapkan, melakukan tindakan perbaikan. (Schermerhorn, Jr., 2009)

Pengendalian feedforward atau disebut juga pengendalian pendahuluan

(preliminary control) berfungsi untuk menjamin bahwa tujuan atau sasaran

proyek adalah jelas, dan arahan-arahan yang tepat ditentukan. Pengendalian

feedforward adalah preventif atau pencegahan secara alamiah. Tujuan

pengendalian ini adalah pemecahkan masalah sebelum masalah terjadi dengan menanyakan sesuatu yang penting yang sering terabaikan. (Kasmarudin, 2010: 20)

Pengendalian concurrent memfokuskan pada apa yang terjadi selama proses kerja proyek. Kadang-kadang pengendalian inii dinamakan sterring control. Pengendalian ini adalah untuk meyakinkan bahwa segala sesuatu yang sedang dilakukan dalam proyel sesuai dengan rencana. Tujuan pengendalian ini adalah memecahkan masalah ketika masalah terjadi. (Kasmarudin, 2010: 21)

Pengendalian feedback, juga dinamakan pengendalian postaction, mengambil tempat setalah pekerjaan proyek selesai. Pengendalian ini memfokuskan pada kualitas hasil akhir bukan pada input dan aktivitas. Pengendalian feedback adalah sangat reaktif, yang bertujuan untuk memecahkan masalah setelah masalah terjadi dan mencegah masalah di masa mendatang. (Kasmarudin, 2010: 21)


(17)

2.9 Manajemen Sumber Daya

Dalam pelaksaan sebuah proyek terdapat dibutuhkan perencanaan sumber daya yang matang supaya dapat membantu pencapaian dan tujuan proyek secara maksimal. Dalam menentukan alokasi sumber daya untuk proyek, beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan adalah Jumlah sumber daya yang tersedia dengan kebutuhan maksimal proyek, Kondisi keuangan untuk membayar sumber daya yang akan digunakan, Produktivitas sumber daya, Kemampuan dan kapasitas sumber daya yang akan digunakan, dan Efektivitas dan Efisiensi sumber daya yang akan digunakan. (Husen, 2011)

2.10 Manajemen Sumber Daya modal/Keuangan

Manajemen sumber daya modal atau keuntungan merupakan proses manajemen dengan melakukan monitoring aliran kas sehingga dapat mencapai keuntungan sesuai dengan rencana yang dibuat dan menjadi bahan referensi dalam pengambilan kebijakan yang akan dilakukan oleh perusahaan.

Terdapat 3 (tiga) laporan yang dapat dibuat untuk mendukung pengambilan kebijakan, laporan tersebut adalah Laporan per periode baik dalam periode hari, minggu dan bulan, laporan akhir proyek yang berisi tentang total pengeluaran dan pemasukan, dan penggunaan keuangan yang berisi tentang seluruh pengeluaran dalam bentuk sub jadwal induk. (Husen, 2011).

2.11Sistem Pengendalian Metode Earned Value

Dalam sistem pengendalian proyek seringkali menggunakan perbandingan antara biaya aktual dengan biaya yang direncanakan. Sistem tersebut dapat menyesatkan manajer proyek dalam mengevaluasi kemajuan dan kinerja proyek karena dengan sistem tersebut manajer proyek tidak dapat mengukur berapa


(18)

banyak pekerjaan yang telah selsai dengan jumlah biaya yang telah dikeluarkan. menyebutkan kelemahan sistem konvensional adalah tidak mencocokkan time pashing biaya dengan aktivitas-aktivitas terjadwal, pengendalian biaya tidak dapat mengasilkan informasi yang reliabel untuk tujuan pengendalian. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang tidak terbaca dalam sistem tersebut seperti pembayaran tenaga kerja diawal, sampai dimanakah pekerjaan proyek yang selesai, dan lainya.

Untuk menyelesaikan permasalahan pada pada sistem pengendalian konvensional maka diperlukan suatu metode yang dapat mengukur pengeluaran berdasarkan pada nilai aktual pekerjaan yang telah diselesaikan. Sistem EV menggunakan dua data yang dikembangkan dari struktur pembagian kerja (WBS,

Work breakdown structure), jaringan proyek, dan jadwal. Sistem biaya terjadwal

terintegrasi ini menyediakan varian biaya dan jadwal, juga digunakan untuk proyek yang sedang dikerjakan. (Kasmarudin, 2010)

Dalam Metode Earned Value terdapat 2 indikator dan 1 variabel yang digunakan dalam memonitoring sebuah proyek. Indikator tersebut adalah indikator varians yang digunakan untuk mengetahui jumlah keterlambatan atau percepatan jadwal dan jumlah pembengkakan biaya atau penghematan biaya yang terjadi pada suatu proyek dan indikator Indeks yang digunakan untuk melihat tren perubahan rasio indeks biaya dan waktu. Variabel yang digunakan dalam proses monitoring adalah indikator estimasi yang digunakan untuk melihat estimasi biaya dan waktu untuk menyelesaikan proyek tersebut.


(19)

2.11.1 Indikator Variansi

Dalam melakukan analisis variansi biaya dan waktu diperlukan dua variabel yang terdapat pada metode earned value. Variabel tersebut adalah Schedule

Varians (SV) dan Cost Varians (CV). Kegunaan Analisis Varian adalah

mengetahui jumlah penyimpangan waktu dan biaya yang terjadi dalam suatu proyek yang sedang dilakukan.

A. Schedule Varians (SV)

Schedule Varians (SV) adalah nilai yang menunjukkan keterlambatan atau

percepatan dalam sebuah proyek yang sedang dilakukan. Dalam melakukan perhitungan SV terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan. Tahapan Tersebut adalah:

1. Membuat tabel Cost Baseline berdasarkan waktu jadwal rencana yang dibuat dengan total biaya pada setiap sub pekerjaan dalam suatu proyek. 2. Proses berikutnya adalah mencari Budget Cost of Work Schedule (BCWS)

dan Budget Cost of Work Performance (BCWP) dengan rumus sebagai

berikut : (Kasmarudin, 2010)

BCWSn = ∑(CBn) ... (2.1) BCWPn = ∑(RAP1*PWn)+∑( RAP2*PWn)+...+(RAPz * PWn) ... (2.2) Dimana:

BCWS = Budget Cost of Work Schedule BCWP = Budget Cost of Work Performance CB = Cost Baseline

RAP = Rencana Anggaran Pelaksanaan PW = Progress Work


(20)

n = Periode Jadwal

x = Sub Pekerjaan Pertama z = Total Sub Pekerjaan

3. Proses selanjutnya dilakukan pencarian Planned Value (PV) dan Earned

Value (EV) dengan rumus sebagai berikut : (Kasmarudin, 2010)

PVn = BCWS1+BCWS2+BCWS3+... + BCWSn ... (2.3) EVn = BCWP1+BCWP2+BCWP3+...+BCWPn ... (2.4) Dimana:

PV = Planned Value EV = Earned Value

BCWS = Budget Cost of Work Schedule BCWP = Budget Cost of Work Performance n = Periode Monitoring

4. Proses terakhir adalah menghitung Schedule Varians (SV) dengan rumus sebagai berikut : (Kasmarudin, 2010)

SVn = EVn – PVn ... (2.5) Dimana:

SV = Schedule Varians EV = Earned Value PV = Planned Value n = Periode Monitoring

Berdasarkan Schedule Variable (SV) yang telah ditemukan maka dapat dianalisa dengan kriteria sebagai berikut: (Kasmarudin, 2010)


(21)

SV = 0 (Nol) = Tepat Waktu

SV > 0 (Positive) = Lebih cepat dari jadwal

B. Cost Varians (CV)

Cost Varians (CV) adalah nilai yang menunjukkan keterlambatan atau

percepatan dalam sebuah proyek yang sedang dilakukan. Dalam melakukan perhitungan CV terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan. Tahapan tersebut adalah:

1. Proses diawali dengan mencari Budget Cost of Work Performance

(BCWP) menggunakan Rumus 2.2 dan Actual Cost of Work Performance

(ACWP) dengan rumus sebagai berikut : (Kasmarudin, 2010)

ACWPn = MCn + + LCn + TFn ... (2.6) Dimana:

ACWP = Actual Cost of Work Performance MC = Material Cost

LC = Labor Cost TF = Tool Usage Fee n = Periode Monitoring

2. Proses selanjutnya dilakukan pencarian Earned Value (EV) menggunakan Rumus 2.4 dan Actual Cost (AC) dan dengan rumus sebagai berikut : (Kasmarudin, 2010)

ACn = ACWP1+ACWP2+ACWP3+... + ACWPn ... (2.7) Dimana:

AC = Actual Cost


(22)

n = Periode Jadwal

3. Proses terakhir adalah menghitung Cost Varians (CV) dengan rumus sebagai berikut : (Kasmarudin, 2010)

CVn = EVn – ACn ... (2.8) Dimana:

CV = Cost Varians EV = Earned Value AC = Actual Cost n = Periode Monitoring

Berdasarkan Cost Varians (CV) yang telah ditemukan maka dapat dianalisa dengan kriteria sebagai berikut: (Kasmarudin, 2010)

CV <0 (Negative) = Terjadi Pembengkakan Biaya CV = 0 (Nol) = Biaya Sesuai

CV > 0 (Positive) = Biaya lebih rendah dibandingkan rencana

2.11.2 Indeks Kinerja Biaya dan Waktu

Dalam melakukan monitoring pemimpin proyek lebih menyukai menggunakan indeks karena indeks dapat menunjukkan rasio terhadap dua Variabel. Indeks pada metode earned value ditunjukkan oleh Schedule

Performance Indeks (SPI) dan Cost Performance Indeks (CPI) dimana indeks

1,00 menunjukkan 100%. (Kasmarudin, 2010)

A. Schedule Performance Indeks (SPI)

Schedule Performance Indeks (SPI) adalah indeks yang menunjukkan rasio

antara jadwal rencana dengan jadwal realisasi. Proses perhitungan SPI dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:


(23)

1. Membuat tabel Cost Baseline berdasarkan waktu jadwal rencana yang dibuat dengan Total Biaya pada setiap sub pekerjaan dalam suatu proyek. 2. Proses berikutnya adalah mencari Budget Cost of Work Schedule (BCWS)

menggunakan Rumus 2.1 dan Budget Cost of Work Performance (BCWP) menggunakan Rumus 2.2.

3. Proses selanjutnya dilakukan pencarian Planned Value (PV) menggunakan Rumus 2.3 dan Earned Value (EV) menggunakan Rumus 2.4

4. Proses terakhir adalah menghitung Schedule Performance Indeks (SPI) pada setiap periodenya dengan rumus sebagai berikut : (Kasmarudin, 2010)

SPIn = EVn / PVn ... (2.9) Dimana:

SPI = Schedule Performance Indeks PV = Planned Value

EV = Earned Value n = Periode Monitoring

Berdasarkan data Schedule Performance Indeks (SPI) tersebut dapat dilakukan analisis dengan indikator sebagai berikut: (Kasmarudin, 2010)

SPI > 1,00 = Lebih Cepat dari Jadwal SPI = 1,00 = Sesuai Jadwal

SPI < 1,00 = Lebih Lambat dari Jadwal

B. Cost Performance Indeks (CPI)

Cost Performance Indeks (CPI) adalah indeks yang menunjukkan rasio


(24)

sesuai dengan progress work jadwal realisasi. Proses ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Proses diawali dengan mencari Budget Cost of Work Performance

(BCWP) menggunakan Rumus 2.2 dan Actual Cost of Work Performance

(ACWP) menggunakan Rumus 2.6.

2. Proses selanjutnya dilakukan pencarian Earned Value (EV) menggunakan Rumus 2.4 dan Actual Cost (AC) menggunakan Rumus 2.7.

3. Proses terakhir adalah menghitung Cost Performance Indeks (CPI) dengan rumus sebagai berikut : (Kasmarudin, 2010)

CPIn =EVn/ACn ... (2.10) Dimana :

CPI = Cost Performance Indeks EV = Earned Value

AC = Actual Cost n = Periode Monitoring

Berdasarkan data Cost Performance Indeks (CPI) tersebut dapat dilakukan analisis dengan indikator sebagai berikut: (Kasmarudin, 2010)

CPI > 1,00 = Terjadi Pembengkakan Biaya CPI = 1,00 = Sesuai Rencana

CPI < 1,00 = Terjadi Penghematan Biaya

2.11.3 Estimasi Biaya dan Waktu

Dengan melakukan estimasi total biaya dan waktu dalam suatu proyek yang sedang berjalan maka dapat diprediksi total kerugian pada suatu proyek apabila


(25)

tidak diambil tindakan koreksi. Perhitungan estimasi pada metode ini adalah

Estimate All Schedule (EAS) dan Estimate All Cost (EAC).

A. Estimate All Schedule (EAS)

Estimate All Schedule (EAS) adalah perhitungan estimasi waktu mulai dari awal proyek sampai dengan akhir proyek berdasarkan SPI terakhir. Tahapan perhitungan EAS adalah sebagai berikut:

1. Membuat tabel Cost Baseline berdasarkan waktu jadwal rencana yang dibuat dengan Total Biaya pada setiap sub pekerjaan dalam suatu proyek.

2. Proses berikutnya adalah mencari Budget Cost of Work Schedule

(BCWS) menggunakan Rumus 2.1 dan Budget Cost of Work

Performance (BCWP) menggunakan Rumus 2.2.

3. Proses selanjutnya dilakukan pencarian Planned Value (PV) menggunakan Rumus 2.3 dan Earned Value (EV) menggunakan Rumus 2.4

4. Proses berikutnya adalah menghitung Schedule Performance Indeks

(SPI) menggunakan Rumus 2.9 pada periode terakhir.

5. Proses terakhir adalah menghitung Estimate All Schedule (EAS) dengan rumus sebagai berikut : (Kasmarudin, 2010)

EAS = ((Waktu total-n) /SPI) + n ... (2.11) Dimana :

EAS = Estimate All Schedule

Waktu Total = Keseluruhan periode pada rencana proyek SPI = Schedule Performance Indeks


(26)

n = waktu monitoring

B. Estimate All Cost

Estimate All Cost (EAC) adalah perhitungan estimasi biaya dari awal proyek

sampai dengan akhir proyek berdasarkan CPI pada periode terakhir. Tahapan perhitungan EAC adalah sebagai berikut:

1. Proses diawali dengan mencari Budget Cost of Work Schedule (BCWS) menggunakan Rumus 2.1 , Budget Cost of Work Performance (BCWP) menggunakan Rumus 2.2 ,dan Actual Cost of Work Performance

(ACWP) menggunakan Rumus 2.6.

2. Proses selanjutnya dilakukan pencarian Total Planned Value (PV) menggunakan Rumus 2.3, Earned Value (EV) menggunakan Rumus 2.4 terakhir, dan Actual Cost (AC) menggunakan Rumus 2.7 terakhir.

3. Proses berikutnya adalah menghitung Cost Performance Indeks (CPI) menggunakan Rumus 2.10 pada periode terkahir.

4. Proses Terakhir adalah menghitung Estimate All Cost (Estimate All Cost) dengan rumus sebagai berikut: (Kasmarudin, 2010)

EAC = ( ( PV – EVn ) / CPI ) + ACn ... (2.12) Dimana :

EAC = Estimate All Cost

PV = Planned Value (Total Rencana Biaya) CPI = Cost Performance Indeks

AC = Actual Cost n = Periode Monitoring


(27)

BAB III

PERANCANGAN SISTEM

3.1.Analisis Sistem

Tahapan analisis adalah tahapan dimana sistem yang sedang berjalan dipelajari dan sistem penganti diusulkan (Fatta, 2007). Pelaksanaan Analisis sistem dilakukan dengan melakukan studi kelayakan dan analisis kebutuhan terhadap sistem yang akan diusulkan.

3.1.1. Identifikasi Masalah

Dalam pelaksanaan sebuah proyek diperlukan pengawasan yang dilakukan secara terus – menerus supaya kualitas dari hasil proyek terjaga namun tidak menimbulkan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan rencana yang telah dibuat. Pemimpin proyek memiliki tanggung jawab dalam mengawasi serta memberikan kebijakan apabila terjadi masalah yang berhubungan dengan kualitas proyek sehingga hasil proyek sesuai dengan kontrak yang dilakukan dengan instansi terkait dengan biaya yang minimal.

Dalam melakukan pengawasan sub bagian pencari pekerjaan membawa rencana anggaran pelaksanaan, gambar, dan spesifikasi teknis. Dokumen tersebut diperlukan untuk mengawasi kualitas dari hasil konstruksi yang dilaksanakan. Sub bagian pengawas lapangan juga bertugas untuk memenuhi kebutuhan bahan serta melakukan absensi terhadap tukang yang masuk yang digunakan untuk perhitungan pembayaran tukang yang dilakukan setiap minggu kemudian semua bukti pembayaran dan jadwal tukang akan diarsipkan menjadi 1(satu) berdasarkan nama proyek.


(28)

Daam pelaksanaan sebuah proyek seringkali adanya permintaan dari instansi terkait untuk melakukan pekerjaan tambahan yang mengakibatkan diperlukanya keputusan dari pemimpin proyek apakah pekerjaan tersebut akan diambil, ditolak, atau dilakukan negosiasi. Dalam pengambilan keputusan tersebut pimpinan proyek meminta rekapitulasi data pengeluaran dan rencana anggaran pelaksanaan. Dalam proses bisnis dalam melakukan monitoring yang ada di atas maka dapat digambarkan dalam Document Flow sesuai pada gambar 3.1.

Document Flow Proses Rekapitulasi Biaya Realisasi

Instansi Pemerintahan Sub Bidang Pencari Pekerjaan Sub Bidang Pengawasan Mandor Pimpinan Perusahaan

P

h

a

s

e

Start

Rancangan Dokumen Penawaran

Rancangan Dokumen Penawaran

Membuat Dokumen Penawaran

Membuat Dokumen Rencana (Rencana Anggaran

Pelaksanaan

Rencana Anggaran Pelaksanaan

Dokumen PenawaranDokumen

Penawaran Dokumen

Penawaran

Dokumen Penawaran Rencana Anggaran

Pelaksanaan

Pembelian Bahan dan Pembayaran

Alat

Buktu Pembayaran Absensi Tukang Absensi Tukang

Melakukan Rekapitulasi

Hasil Rekapitulasi A

Hasil Rekapitulasi A

Rencana Anggaran Pelaksanaan

Finish

Gambar 3.1 Document Flow Proses Rekapitulasu Biaya Realisasi

Berdasarkan proses bisnis tersebut dapat terlihat bahwa Pada pengukuran keuntungan berdsasarkan pada perbandingan biaya rencana dengan biaya realisasi. Analisis ini bertujuan untuk melihat seberapa besar biaya realisasi melebihi rencana yang dianggarkan atau sebaliknya. Gray & Larson (2006) menyebutkan kelemahan sistem konvensional. Tanpa mencocokkan time pashing biaya dengan aktivitas-aktivitas terjadwal, pengendalian biaya tidak dapat mengasilkan


(29)

informasi yang reliabel untuk tujuan pengendalian. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang tidak terbaca dalam sistem tersebut seperti pembayaran tenaga kerja diawal, sampai dimanakah pekerjaan proyek yang selesai, dan lainya. Maka dapat disimpulkan terdapat beberapa masalah yang terjadi dalam proses bisnis tersebut. Masalah tersebut adalah:

1. Rekapatulasi hanya berisi tentang total pengeluaran sehingga tidak diketahui apabila terjadi pembengkakan biaya pada suatu sub poryek. 2. Perbandingan antara total pengeluaran dan rencana anggaran pelaksanaan

hanya dapat dilakukan pada saat proyek telah selesai. Hal ini mengakibatkan pimpinan proyek kesulitan dalam mengambil keputusan apabila terjadi permintaan penambahan pekerjaan pada saat proyek berjalan.

3. Tidak diketahuinya apabila terjadi keterlambatan dalam proyek yang sedang berjalan. Hal ini mengakibatkan pemimpin proyek tidak dapat mengambil keputusan untuk mempercepat kinerja proyek.

Masalah tersebut dapat menyebabkan pemimpin proyek salah mengambil kerputusan. Berdasarkan data proyek periode tahun 2014 diketahui 44% proyek mengalami pembengkakan biaya dari nilai maksimal Rencana Anggaran Pelaksanaan yang telah dibuat.

3.1.2.Analisis kebutuhan Perangkat Lunak

Berdasarkan Hasil analisa di atas, maka diperlukan sebuah aplikasi yang dapat menampilkan pengeluaran sub pekerjaan selama periode waktu tertentu sesuai dengan rencana yang telah dibuat, menampilkan pengeluaran tambahan


(30)

yang telah dilakukan, dan menampilkan sisa biaya yang diperlukan sampai dengan proyek selesai dilakukan.

Metode yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan metode Earned Value. Metode ini memiliki kemampuan untuk menampilkan informasi biaya realisasi yang telah dilakukan dan menunjukkan rencana pada sub proyek dan jadwal mana yang telah diselesaikan, menampilkan pembengkakan biaya dan waktu yang terjadi, menampilkan informasi total pengeluaran dari pertama hingga akhir proyek berdasarkan biaya yang telah terealisasi ditambah dengan biaya rencana yang belum dilakukan, dan menampilkan indeks kinerja biaya dan waktu.

Tabel 3.1 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak

NO Kebutuhan Identifikasi Tujuan Data Yang dibutuhakan

Nama Detail

1 Laporan Penggunaan Biaya Menunjukkan penggunaan biaya pada 1(satu) periode Mengetahui total biaya penggunaan sumber daya dalam 1 (satu) periode.

 Daftar Harga

Bahan

 Daftar Harga

Tukang

 Daftar Harga

Alat Berat

 Realisasi Bahan  Realisasi Tukang  Realisasi Alat

Berat

 Realisasi Biaya

lain-lain 2 Perbandingan Penggunaan Biaya dengan Rencana Anggaran Pelaksanaan Menunjukkan perbandingan penggunaan biaya realisasi dengan rencana berdasarkan detil rencana Mengetahui letak perubahan penggunaan sumber daya antara rencana dan realisasi.

 Laporan

Penggunaan Biaya

 Rencana Bahan

dan Tukang


(31)

Tabel 3.1 Lanjutan Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak

NO Kebutuhan Identifikasi Tujuan Data Yang dibutuhakan

Nama Detail

3 Analisa Monitoring Biaya dan Jadwal Laporan Analisa dari metode Earned Value Melakukan monitoring terhadap rencana yang sedang berjalan dan memberikan analisa perubahan yang terjadi sehingga pimpinan proyek dapat mengambil kebijakan terhadap perbuahan waktu dan biaya.

 Laporan

Penggunaan Biaya

 Informasi

Proyek

 Rencana Bahan

dan Tukang

 Rencana Jadwal

 Data Penawaran

4 Laporan Akhir Proyek Laporan yang berisi tentang total realisasi dengan rencana pada akhir proyek Evaluasi pelaksanaan Proyek

 Analisa

Pengendalian Biaya dan Jadwal

5 Laporan Laba Per Periode Rekapitulasi Laporan Akhir Proyek Menghitung keuntungan dalam 1(satu) periode

 Laporan Akhir

Proyek

3.2.Perancangan Sistem

Tahapan Desain Sistem adalah tahapan mengubah kebutuhan yang masih berupa konsep menjadi spesifikasi sistem yang riil (Fatta, 2007). Desain Sistem merupakan suatu proses SDLC yang mencakup perancangan konseptual dan perancangan fisik.


(32)

3.2.1. Model Pengembangan Sistem

Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada proses bisnis, maka dapat diselesaikan dengan menggunakan aplikasi yang dapat mengorganisir data pengeluaran proyek berdasarkan setiap sub pekerjaan, dapat menyimpan dan menampilkan data Rencana Anggaran Biaya dan Rencana Anggaran Pelaksanaan, dan menampilkan jadwal dari setiap sub pekerjaan berdasarkan dokumen penawaran. Model pengembangan yang akan dilakukan dapat dilihat melalui diagram input process output pada gambar 3.2.


(33)

INPUT Proses Output Daftar Harga

Bahan Daftar Harga

Tukang

Realisasi Volume Bahan

Absensi Tukang

Menghitung Penggunaan Biaya (Setiap Sub Proyek dalam satu periode)

Laporan penggunaan Biaya

Rencana Anggaran Pelaksanaan

Status Realisasi

Menghitung dan Menganalisis Kinerja Biaya dan

Jadwal (Setiap Proyek)

Analisa Pengendalian Biaya

dan Jadwal

Data Penawaran

Menghitung Keuntungan dan Analisis Pekerjaan

Proyek (Setiap Proyek)

Laporan Akhir Proyek

Laporan Keuntungan Per

periode Informasi

Proyek

Perbandingan Penggunaan Biaya

dengan Rencana Anggaran Pelaksanaan

Rencana Anggaran Pelaksanaan Daftar Harga Penggunaan Alat

Realisasi Penggunaan Alat

Realisasi Biaya Lain-Lain

Rencana Jadwal

Gambar 3.2 DiagramInput Process Output Aplikasi Pengendalian Proyek pada CV. Putra Jaya


(34)

A. Input

Secara umum setiap proyek mempunyai komponen inputyang sama. Komponen input yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:

1. Daftar Harga Bahan

Daftar Harga Bahan merupakan kumpulan dari satuan harga bahan. Daftar Harga Bahan berisi tentang ID Bahan, Nama bahan, Nama Toko, Satuan Volume, dan Harga Satuan Bahan dari setiap bahan.

2. Daftar Harga Tukang

Daftar harga tukang merupakan kumpulan dari satuan harga dari setiap tukang. Daftar Harga tukang berisi tentang ID Tukang, Nama Tukang, Satuan Volume Pembayaran, Harga Satuan Pembayaran dari setiap tukang.

3. Daftar Harga Penggunaan Alat

Daftar harga pengguanaan alat merupakan kumpulan harga penggunaan alat baik milik sendiri ataupun sewa alat. Daftar harga penggunaan alat berisi tentang ID Alat, Nama Alat, Nama Tempat Sewa, Biaya Sewa, Satuan Sewa, Biaya Operasional, Satuan Operasional.

4. Realisasi Volume Bahan

Realisasi volume bahan adalah total volume bahan yang telah dipakai untuk kebutuhan sub proyek tersebut. Realisasi volume bahan berguna untuk menghitung total biaya bahan yang telah dikeluarkan, volume pekerjaan, serta menganalisa kelebihan pemakaian bahan yang digunakan dengan menggunaakn metode earned value.


(35)

5. Absensi Tukang

Absensi tukang adalah daftar kehadiran tukang yang yang berfungsi untuk menghitung biaya pembayaran tukang dan menghitung penggunaan tukang pada 1(satu) periode setiap sub proyek.

6. Realisasi Penggunaan Alat

Realisasi penggunaan alat adalah total penggunaan alat yang dalam penggunaanya diperlukan biaya yaitu biaya sewa atau biaya pelaksanaan yang digunakan untuk mengetahui total biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam menggunakan alat tersebut.

7. Realisasi Biaya Lain-lain

Realisasi biaya lain-lain merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang tidak terdapat dalam rencana seperti pembelian alat, maintenance alat, pekerjaan tambahan, bonus tukang, dan lain-lain yang merupakan pengeluaran dalam pengeluaran pekerjaan suatu proyek.

8. Rencana Anggaran Pelaksanaan

Merupakan rencana penggunaan bahan, tukang, dan alat dan rencana jadwal dalam suatu proyek yang telah dibuat oleh sub bagian pencari pekerjaan yang berguna untuk mengetahui total harga pelaksanaan proyek tersebut.

9. Informasi Proyek

Informasi Proyek merupakan informasi dasar dari sebuah proyek yang berisikan tentang Nama Proyek, Kode Proyek, Nama Kepala Proyek, Nama Pemberi Proyek, No Surat Perintah Kerja, Tanggal Surat Perintah Kerja, Tanggal Selesai, dan Total Penawaran yang diberikan kepada instansi. Informasi ini


(36)

diperlukan untuk mengidentifikasi proyek yang akan dianalisa oleh pemilik proyek.

10. Status Realisasi

Merupakan prosentase perkembangan proyek berdasarkan sub pekerjaan proyek dan waktu.inputan ini diperlukan untuk mengetahui sampai dimana proyek telah selesai dibandingkan dengan rencana yang telah dibuat.

B. Proses

1. Menghitung Penggunaan Biaya

Merupakan proses rekapitulasi realisasi biaya berdasarkan data realisasi yang diinputkan oleh sub bidang pengawas lapangan. Data realisasi bahan, absensi tukang, realisasi alat berat, dan realisasi lain-lain dipisah berdasarkan nama proyek, satuan periode, dan nama sub proyek. Berdasarkan pemisahan tersebut dicari harga bahan, harga tukang dan harga alat. Kemudian data tersebut ditotal berdasarkan pemisahan yang telah dilakukan.

Pada proses ini juga membuat sebuah tabel perbandingan dengan mengambil data realisasi dan rencana berdasarkan nama proyek, nama sub proyek, dan kegiatan realisasi dan rencana pada periode yang diminta. Dari data tersebut dicari nilai total realisasi dan rencana dengan mengambil data harga bahan, harga tukang, dan harga alat berat dan total realisasi dan rencana. Dari kedua data tersebut kemudian dihitung penyimpangan yang terjadi dengan perhitungan nilai total rencana dikurangi dengan nilai total realisasi. Flow Chart pada proses ini dapat dilihat pada gambar 3.3.


(37)

Proses Menghitung Penggunaan Biaya

Start

Membuat Tabel Penggunaan Biaya Berdasarkan Nama proyek, Nama Sub Pekerjaan, Periode

Monitoring

Daftar Harga Bahan Daftar Harga Tukang Daftar Harga Alat

Realisasi Bahan Realisasi Tukang Realisasi Alat

Membuat Laporan Penggunaan Biaya

Laporan Penggunaan Biaya

Membuat Tabel Perbandingan

Realisasi Lain

Rencana Anggaran Pelaksanaan

Rencana Jadwal

Tabel Perbandingan

Finish

Tabel Pengguanaan Biaya

Gambar 3.3 Document Flow Proses Menghitung Penggunaan Biaya 2. Menghitung dan Menganalisis Kinerja Biaya dan Jadwal

Proses diawali dengan Cost Baseline dari rencana anggaran pelaksanaan dan jadwal rencana yang telah dibuat sebelumnya. Berdasarkan Cost Baseline tersebut dicari Budget Cost of Work Schedule(BCWS). Berdasarkan BCWS yang telah ditemukan maka dicari Planned Value pada setiap periode jadwal rencana.

Proses selanjutnya adalah mencari Budget Cost of Work performance


(38)

pekerjaan di lapangan. Berdasarkan BCWP yang telah ditemukan maka dicari

Earned Value (EV) pada masing-masing periode.

Proses berikutnya adalah mengambil data laporan penggunaan biaya pada proses penggunaan biaya yang kemudian dicari Actual Cost (AC) pada setiap periode realisasi.

Berdasarkan variabel PV, EV, dan AC tersebut maka dilakukan perhitungan pencarian data variabel variansi yang terdiri dari Schedule Varians (SV) dan Cost

Varians (CV) untuk mengetahui apakah proyek yang sedang dilaksanakan terjadi

percepatan jadwal, sesuai jadwal, atau terjadi keterlambatan dan mengetahui apakah proyek mengalami proyek mengalami pembengkakan biaya, penghematan biaya, atau sesuai dengan rencana.

Pada proses ini juga dicari tren perubahan berdasarkan indeks yang terdiri dari Schedule Performance Indeks (SPI) dan Cost Performance Indeks (CPI) yang berfungsi untuk melihat tren perubahan indeks jadwal berdasarkan jadwal rencana dengan jadwal realisasi dan melihat tren perubahan indeks biaya berdasarkan biaya rencana dengan biaya realisasi.

Untuk memudahkan dalam melakukan monitoring pada metode ini juga terdapat variabel estimasi untuk mengetahui estimasi biaya dan jadwal apabila SPI dan CPI tidak berubah. Pada proses ini dilakukan perhitungan estimasi dengan menggunakan data PV, EV, CV, SPI, dan CPI. Flow Chart pada proses ini dapat dilihat pada gambar 3.4.


(39)

Menghitung dan Menganalisis Kinerja Biaya dan Jadwal

P

h

a

s

e

Start

Membuat Cost Baseline

Menghitung BCWS

Status Realisasi

Menghitung BCWP

Rencana Anggaran

Pelaksanaan Jadwal Rencana

Menghitung Total Biaya Per Sub

Menghitung EV

Menghitung ACWP

Proses Menghitung Penggunaan Biaya

Menghitung AC Menghitung PV

Menghitung SV Menghitung SPI Menghitung CV Menghitung CPI

Melakukan Analisa SV

Melakukan Analisa SPI

Melakukan Analisa CV

Melakukan Analisa CPI

PV EV

AC

SV

SPI CV

Menghitung EAS Menghitung EAC PV EV

Jadwal Rencana

Menghitung Total Periode SPI

Membuat Laporan Monitoring

SV SPI CPI CPI

CV FInish Laporan Monitoring

Gambar 3.4 Document Flow Proses Menghitung dan Menganalisis Kinerja Biaya dan Jadwal

Untuk menjelaskan input process output yang terjadi pada Tugas Akhir ini maka dibuatlah suatu contoh kasus dalam penjelasan yang akan dilakukan. CV Putra Jaya mendapat sebuah proyek bernama Proyek A yang terletak pada jalan belimbing no.50 dengan nilai penawaran Rp 1000,- dan merencanakan proyek akan selesai dengan nilai Rp 900,- dengan jangka waktu pelaksaan 4 hari. Dengan Rencana Pemakaian tukang Saiman dan Polo pada hari pertama untuk sub pekerjaan pembersihan yang dilakukan selama 1 hari sepanajang 10m. Pada Hari kedua terdapat 2 sub rencana pekerjaan yaitu Pekerjaan Pecah Batu dan Pekerjaan


(40)

Pemasangan Batu yang rencananya masing-masing akan selesai pada hari pertama. Pada sub pekerjaan pecah batu dilakukan selama 1 hari dengan rencana penyelesaian total penyelesaian 2 rit batu dibutuhkan batu sebanyak 2 rit dengan harga satuan 100/Rit dan Pemakaian Tukang Tukijan dan Tukiman. Pada Sub Pekerjaan Pemasangan Batu selama 1 hari dengan total pemasangan 10 m batu Menggunakan tukang Saiman dan Polo. Pada Hari Ketiga Terdapat Sub Leveling dengan lama 1 hari dengan total pekerjaan sepanjang 10m yang menggunakan bahan pasir sebanyak 1 rit dengan harga satuan 100/Rit dan pemakaian tukang Tukijan dan Tukiman. Pada Hari keempat terdapat sub pekerjaan pengaspalan yang dilakukan selama 1 hari dengan total pekerjaan 10m yang menggunakan bahan aspal HRS sebanyak 2 Ton dengan harga satuan 100 /Ton dan menggunakan traktor selama 1 jam dengan harga sewa 75/Hari dan biaya operasional 25/jam. Harga Satuan Untuk Tukang Saiman 30/Oh, Polo 50/Oh, Tukijan 30/Oh, dan Tukiman 40/Oh. Pada hari ketiga pimpinan proyek ingin melihat perkembangan proyek dengan data realisasi pada hari pertama dilakukan pekerjaan pembersihan menggunakan tukang saiman dan polo yang terselesaikan sepanjang 10m. Pada hari kedua dilakukan pekerjaan pecah batu dengan menghabiskan batu sebanyak 2 rit dengan pemakaian tukang tukijan dan tukiman yang terselesaikan sebanyak 2 rit dan pekerjaan pemasangan batu yang terselesaikan sepanjang 7 m dengan penggunaan tukang Polo. Pada hari ketiga terdapat pekerjaan pemasangan batu yang terselesaikan sebanyak 10m dengan dengan pemakaian tukang polo dan pekerjaan leveling yang terselesaikan sepanjang 5m dengan pemakaian pasir 1 rit dan pemakaian tukang tukijan dan tukiman.


(41)

Proses dimulai dengan menghitung membuat tabel cost baseline berdasarkan rencana jadwal yang telah dibuat. Contoh tabel total Cost Baseline dapat dilihat pada tabel 3.2. Berdasarkan cost baseline tersebut maka dilanjutkan dengan melakukan perhitungan Budget Cost of Work Schedule (BCWS).Perhitungan BCWS dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.2 Tabel Total Cost Baseline

Periode

Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Sub Pekerjaan

Pembersihan 80

Pecah Batu 270

Pemasangan Batu 80

Leveling 170

Pengaspalan 300

Tebal 3.3 Perhitungan BCWS Proyek A (Contoh Kasus)

Hari BCWS

1 80

2 270+80

3 170

4 300

Proses selanjutnya adalah menghitung Budget Cost of Work Performance

(BCWP). Proses ini dilakukan dengan menghitung progress work pada realisasi dikalikan dengan total biaya pada setiap sub pekerjaan. Perhitungan BCWP pada proyek A dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tebal 3.4 Perhitungan BCWP Proyek A (Contoh Kasus)

Hari BCWP

1 80

2 270+(80*70%)

3 (80*30%)+(170*50%) 4 -


(42)

Proses selanjutnya adalah menghitung Actual Cost of Work Performance

(ACWP). ACWP merupakan total realisasi yang dilakukan pada suatu periode. Perhitungan ACWP pada proyek A dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tebal 3.5 Perhitungan ACWP Proyek A (Contoh Kasus)

Hari ACWP

1 80 2 370+50 3 50+170 4 -

Setelah dilakukan perhitungan BCWS BCWP dan ACWP pada Proyek A, selanjutnya dilakukan perhitungan mencari Planned Value(PV), Earned

Value(EV), dan Actual Cost (AC). Perhitungan PV,EV dan AC pada proyek A

dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tebal 3.6 Perhitungan PV,EV,CV Proyek A (Contoh Kasus)

Hari Perhitungan

PV

PV Perhitungan

EV

EV Perhitungan

CV

CV

1 80 80 80 80 80 80

2 80 + 350 430 80 + 326 406 80 + 420 500

3 80 + 350 + 170

600 80 + 326 + 109

515 80 + 420 + 220

720 4 80 + 350 +

170+400

1000

- -

-

-

Proses Selanjutnya adalah melakukan perhitungan serta melakukan analisa terhadap Schedule Varians (SV) yang digunakan untuk mengetahui besarnya percepatan atau keterlambatan. Perhitungan dan Analisa SV dapat dilihat pada tabel 3.7.


(43)

Tebal 3.7 Perhitungan SV Proyek A (Contoh Kasus)

Hari PV EV Perhitungan

SV SV Analisa

1 80 80 80-80 0 Jadwal sesuai dengan rencana

2

430 406

406-430 -24

Jadwal mengalami keterlambatan 3

600 515

515-600 -85

Jadwal mengalami keterlambatan

Berdasarkan perhitungan tersebut diketahui SV dari monitoring pada hari ke– 3 adalah –85. Artinya pada contoh kasus di atas proyek A mengalami keterlambatan sebesar Rp 85,-. Berdasarkan informasi tersebut pemimpin proyek dapat memberikan kebijakan mempercepat pekerjaan proyek atau tetap membiarkanya.

Proses Selanjutnya adalah melakukan perhitungan serta melakukan analisa terhadap Cost Varians (CV) yang digunakan untuk mengetahui besarnya pembengkakan biaya atau penghematan biaya. Perhitungan dan Analisa SV dapat dilihat pada tabel 3.8.

Tebal 3.7 Perhitungan CV Proyek A (Contoh Kasus)

Hari AC EV Perhitungan

CV CV Analisa

1 80

80

80-80 0

Biaya sesuai dengan rencana

2 500

406

406-500 -94

Terjadi

pembengkakan biaya

3 720

515

515-720 -205

Terjadi

pembengkakan biaya Berdasarkan hasil perhitungan CV pada hari ke-3 diketahui berjumlah -205. Hal ini membuktikan bahwa Proyek A terdapat kerugian sebesar Rp 205,-. Maka proyek A membutuhkan kebijakan dari pemimpin proyek untuk menekan biaya pembengkakan yang terjadi pada proyek A sehingga pembengkakan tidak menjadi semakin besar.


(44)

Untuk memudahkan pimpinan dalam melihat tren perubahan jadwal yang terjadi di proyek A maka diperlukan untuk melakukan perhitungan Schedule

Performance Indeks (SPI). Perhitungan SPI dapat dilihat pada tabel 3.9.

Tebal 3.9 Perhitungan SPI Proyek A (Contoh Kasus)

Hari PV EV Perhitungan

SPI

SPI Analisa

1 80 80 80/80 1 Jadwal sesuai dengan

rencana

2 430 406 406/430 0,94419 Jadwal mengalami keterlambatan 3 600 515 515/600 0,85833 Jadwal mengalami

keterlambatan

Pada tabel 3.7 terlihat bahwa terjadi penambahan keterlambatan pada proyek A setiap hari pertama sebesar 0,05 atau sebesat 5% dan pada hari kedua sebesar 0,9 atau 9% dengan total pembengkakan biaya terakhir sebesar 0,14 atau sebesar 14 %. Berdasarkan data tersebut maka diperlukan suatu estimasi jadwal yang dapat memberikan perkiraan terselesaikanya pekerjaan. Perhitungan Estimate All

Schedule (EAS) pada proyek A dapat dilihat pada tabel 3.10.

Tebal 3.10 Perhitungan EAS Proyek A (Contoh Kasus)

Total Hari

Periode Monitoring

PV EV SPI Perhitungan

EAS

EAS

4 3 600 515 0,858 ((4 – 3 ) /

0,858 ) + 3

4,1655

Berdasarkan perhitungan EAS tersebut diketahui estimasi perkiraan jadwal sampai dengan proyek ini selesai adalah 4,1 Hari.

Untuk memudahkan pimpinan dalam melihat tren perubahan biaya yang terjadi di proyek A maka diperlukan untuk melakukan perhitungan Cost


(45)

Tebal 3.11 Perhitungan CPI Proyek A (Contoh Kasus)

Hari AC EV Perhitungan

SPI

SPI Analisa

1 80 80 80/80 1 Biaya sesuai dengan

rencana

2 500 406 406/500 0,812 Terjadi

pembengkakan biaya 3 720 515 515/720 0,71528 Terjadi

pembengkakan biaya Pada tabel 3.8 terlihat bahwa terjadi penambahan keterlambatan pada proyek A setiap pada hari pertama terdapat pembengkakan biaya sebesar 0,2 atau sebsar 20% dan pada hari kedua 0,1 atau sebesar 10%.. Berdasarkan data tersebut maka diperlukan estimasi pengeluaran apabila prosentase tetap berada pada 0,715. Perhitungan All Estimate Cost (AEC) dapat dilihat pada tabel 3.12.

Tebal 3.12 Perhitungan EAC Proyek A (Contoh Kasus)

PV Terakhir

EV AC CPI Perhitungan

EAC

EAC

1000 515 720 0,715

((1000-720)/0,715)+720

1111,61

Berdasarkan perhitungan EAC tersebut diketahui estimasi perkiraan biaya sampai dengan proyek ini selesai adalah Rp 1.254,73.

3. Menghitung Keuntungan dan Analisis Pekerjaan Proyek

Merupakan proses penghitungan keuntungan suatu pekerjaan proyek yang didapat dari proses perhitungan total biaya realisasi dikurangi dengan total penawaran yang diberikan kepada dinas.


(46)

C. Output

1. Laporan Pengguaan Biaya

Merupakan laporan yang berisi tentang total pengeluaran bahan, tukang, alat pada setiap sub proyek dan periode. Laporan ini berguna untuk pemimpin proyek untuk mengetahui pengeluaran dalam suatu periode waktu sesuai dengan jadwal dan sub proyek yang telah direncanakan.

2. Perbandingan Penggunaan Biaya dan Rencana dengan Rencana Anggaran Pelaksanaan

Merupakan laporan yang berisi tentang total pengeluaran bahan, tukang, alat pada setiap sub proyek dan periode beserta Rencana Anggaran Pelaksanaan. Laporan ini berguna untuk pemimpin proyek untuk mengetahui penyebab pembengkakan biaya atau penghematan biaya yang terjadi dalam setiap rencana yang telah dibuat.

3. Analisa Monitoring Biaya dan Jadwal

Merupakan laporan yang berisi tentang perhitungan dengan metode

Earned Value yang berisi tabel total pengeluaran berdasarkan periode dan sub

proyek beserta perhitungan BCWS, BCWP, ACWP pada setiap periode. Juga berisi analisis Kinerja Jadwal Proyek, Kinerja Biaya Proyek, Indeks Kinerja, Estimasi Jadwal Penyelesaian Proyek, dan Estimasi Biaya Penyelesaian proyek. Laporan ini berguna untuk pemimpin proyek dalam memonitoring perkembangan proyek yang sedang berjalan.

4. Laporan Akhir Proyek

Merupakan laporan yang berisi tentang pengeluaran dan perbandingan dalam satu proyek secara keseluruhan yang digunakan untuk rapat evaluasi


(47)

setelah proyek berakhir. Hal ini diperlukan untuk menganalisa apabila terjadi pembengkakan biaya sehingga dapat meningkatkan keuntungan pada proyek berikutnya.

5. Laporan Laba Per Periode

Merupakan laporan laba proyek dalam satu periode yang digunakan untuk menganalisa pendapatan dalam satu periode serta memanajemen keuangan kantor.

3.2.2. Data Flow Diagram (DFD)

DFD Merupakan gambaran arus data dari sistem secara tersetruktur dan jelas. DFD menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus data dan sistem secara logika. Keuntungan menggunakan DFD adalah memudahkan pemakai yang kurang mengusai komputer dapat mengerti tentang aplikasi yang dibuat.

Proses yang terjadi di dalam aplikasi yang akan dibuat akan digambarkan dalam Hirarki Input Process Output (HIPO). Dalam aplikasi terdapat 10 proses utama yang terjadi. HIPO aplikasi ini digambarkan pada gambar 3.5.


(48)

Aplikasi Monitoring Proyek

Maintenance Data Master

Input Proyek Baru

Input Jadwal Rencana Input Rencana Anggaran Biaya Input Rencana Anggaran Pelaksanaan Input Penyelesaian Sub Input Realisasi Menghitung Penggunaan Biaya Menghitung dan Menganalisis Kinerja Biaya dan

Jadwal Menghitung Keuntungan Maintenance Master User Maintenance Master Toko Maintenance Master Bahan Maintenance Master Tukang Maintenance Master Alat Membuat Laporan Rekap

Input Data Sub Input Jadwal

Input RAB Bahan Input RAB Tukang Input RAB ALat Menghitung Total Kebutuhan

Input RAP Bahan Input RAP Tukang Input RAP Alat Input RAP Lain

Membuat Total Biaya RAP per Sub

Pekerjaan

Inut Realisasi Bahan Input Realisasi

Tukang Input Realisasi Alat Input Realisasi Lain

Menghitung Total Realisasi Membuat Rekap Data RAB Membuat Rekap Data RAP Membuat Rekap Data Realisasi Membuat Laporan Perbandingan Menghitung Budget Cost of Work

Schedule

Menghitung Budget Cost of Work

Schedule

Menghitung Actual Cost of Work

Schedule Menghitung Planned Value Menghitung Earned Value Menghitung Actual Cost Menghitung Schedule Variable Menghitung Cost Variable Menghitung Schedule Performance Indeks Menghitung Cost Performance Indeks Menghitung Estimate All Schedule Menghitung

Estimate All Cost Membuat Kurva S

Membuat Kurva SPI CPI Membuat Laporan Monitoring Membuat Laporan Akhir Proyek Membuat Laporan Keuntungan/ Kerugian per Periode


(49)

A. Context Diagram

Gambar 3.6 Context Diagram Aplikasi Monitoring Proyek

Pada Context Diagram diatas, terdapat satu proses utama yaitu Aplikasi Monitoring Proyek dan memiliki tiga entitas yaitu:

a) Sub Bagian Pencari Proyek

Sub Bagian Pencari Proyek memiliki tugas untuk menginputkan Data Master, Data Perubahan Harga, Data Proyek Baru, Data Rencana Jadwal, Data Rencana Anggaran Biaya dan Rencana Anggaran Pelaksanaan. Sub Bagian Pencari Proyek akan menerima laporan RAB, Laporan RAP, dan Rekapitulasi data master untuk melakukan pengecekan input yang telah dilakukan.

b) Sub Bagian Pengawas Lapangan

Sub Bagian Pengawas Lapangan bertugas untuk menginputkan data pemakaian bahan, tukang dan alat yang terjadi di tempat proyek dan juga mengukur penyelesaian pada suatu proyek yang digunakan untuk penghitungan perkembangan proyek. Untuk memastikan data yang diinput sub bagian pengawas lapangan juga dapat melihat data realisasi.

Data Master Perubahan Harga

Data Proyek Rencana Jadwal

RAP RAB

Laporan RAB Laporan RAP Rekapitulasi Data

Master

Data Realisasi Status Penyelesaiaan Data Realisasi

Laporan Penggunaan Biaya

Laporan Perbandingan Realisasi dan Rencana Laporan Analisis

Monitoring

Laporan Akhir Proyek Laporan Keuntungan/ Kerugian Per Periode

Data User Data Otoritas Sub Bagian Pencari Proyek

Sub Bagian Pengawas Lapangan

Pimpinan 1

Aplikasi Monitoring Proyek


(50)

c) Pemimpin Proyek

Pemimpin proyek memberikan input data otoritas dan data user serta menerima laporan berdasarkan input dari Sub Bagian Pencari Proyek dan Sub Bagian Pengawas Lapangan. Laporan yang diterima oleh Pemimpin Proyek antara lain Laporan Penggunaan Biaya, Laporan Perbandingan Realisasi dan Rencana, Laporan Perhitungan dan Analisis Monitoring, Laporan Akhir Proyek, dan Laporan Keuntungan per Periode.

B. DFD Level 1

Pada DFD Level 1 ini terdapat 10 proses yang terjadi yaitu proses maintenance data master, input proyek data baru, input jadwal rencana, input rencana anggaran biaya, input rencana anggaran pelaksanaan, input penyelesaiaan sub, input realisasi, menghitung penggunaan biaya, menghitung dan menganalisa kinerja biaya dan jadwal, dan menghitung keuntungan. Proses lebih jelas dapat dilihat pada gambar 3.7.


(51)

Gambar 3.7 DFD Level 1 Aplikasi Monitoring Proyek Data Master Perubahan Harga Data Toko Data Bahan Harga Bahan Data Tukang Harga Tukang Data Alat Harga Alat Data Proyek Rekapitulasi Data Master Data Proyek Rencana Jadwal Nama Sub Jadwal Rencana Rencana Anggaran Biaya RAB Bahan RAB Tukang RAB Alat Laporan RAB Rencana Anggaran Pelaksanaan Laporan RAP RAP Bahan RAP Tukang RAP Alat RAP Lain Data Realisasi

Status Penyelesaiaan Status Penyelesaian Realisasi Bahan Realisasi Tukang Realisasi Alat Realisasi Lain Data Realisasi Laporan Penggunaan Biaya Laporan Perbandingan Cost Baseline Rekap Pengeluaran Total Realisasi Total RAB Total RAP Laporan Monitoring

Laporan Akhir Proyek

Laporan Keuntungan/ Kerugian Per Periode

Data Monitoring Harga Bahan Harga Tukang Harga Alat Harga Bahan Harga Tukang Harga Alat Harga Bahan Harga Tukang Harga Alat

Rekap Data Master

Laporan Progress Work

Target Progress Ptogress Work Data User Data User Data User Data User Data Otoritas Data User Sub Bagian Pencari Proyek Sub Bagian Pengawas Lapangan

Pimpinan : 1

1.1 Maintenance Data

Master : 1

1 Toko 2 Bahan 3 Harga Bahan : 1

4 Tukang 5 Harga Tukang : 1

6 Alat 7 Harga Alat : 1

1.2 Input Proyek Baru

8 Proyek : 1

1.3 Input Jadwal

Rencana 9 Rencana : 1

10 Jadwal Rencana : 1 1.4

Input Rencana Anggaran Biaya

11 RAB Bahan : 1 12 RAB Tukang : 1 13 RAB Alat : 1

1.5 Input Rencana

Anggaran Pelaksanaan

14 RAP Bahan : 1 15 RAP Tukang : 1

16 RAP Alat : 1 17 RAP Lain : 1

1.6 Input Realisasi

18 Jadwal Realisasi : 1 19 Realisasi Bahan : 1

20 Realisasi Tukang : 1 21 Realisasi Alat : 1 1.7

Input Penyelesaian Sub : 1

22 Realisasi Lain : 1

1.8 Menghitung Penggunaan

Biaya

18 Jadwal Realisasi : 2 19 Realisasi Bahan : 2 20 Realisasi Tukang : 2 21 Realisasi Alat : 2

22 Realisasi Lain : 2 8 Proyek : 2

9 Rencana : 2 10 Jadwal Rencana : 2 11 RAB Bahan : 2 12 RAB Tukang : 2 13 RAB Alat : 2 14 RAP Bahan : 2 15 RAP Tukang : 2 16 RAP Alat : 2 17 RAP Lain : 2

1.9 Menghitung dan Menganalisis Kinerja

Biaya dan Jadwal 1.10 Menghitung Keuntungan 3 Harga Bahan : 2

5 Harga Tukang : 2 7 Harga Alat : 2

3 Harga Bahan : 3 5 Harga Tukang : 3 7 Harga Alat : 3

1.1 Maintenance Data

Master : 2

1.7 Input Penyelesaian

Sub : 2

10 Jadwal Rencana : 3 23 Otoritas

24 User : 1

24 User : 2 Pimpinan : 2


(52)

C. DFD Level 2 Maintenance Data Master

Proses maintenance data master merupakan proses yang dilakukan oleh sub bagian pencari proyek dalam melakukan input maupun edit data terhadap data master. Terdapat 7 proses dalam melakukan maintenance data master yang ada yaitu maintenance master toko, maintenance master bahan, maintenance master tukang, maintenance master alat, maintenance data otoritas, dan maintenance data user. Proses digambarkan lebih rinci pada gambar 3.8.

Gambar 3.8 DFD Level 2 Proses Maintenance Data Master

Data Toko Data Bahan Harga Bahan Data Tukang Harga Tukang Data Alat Harga Alat Data Toko Data Bahan Data Tukang Data Alat Harga Bahan Harga Tukang Harga Alat Data Toko Data Toko Data Toko Data Bahan Harga Bahan Data Tukang Harga Tukang Harga Alat Data Alat Rekapitulasi Data Master Laporan Rekap Data Otoritas Data User Data Otoritas Sub Bagian Pencari Proyek 1 Toko

2 Bahan : 1 3 Harga Bahan : 1

4 Tukang : 1 5 Harga Tukang : 1

6 Alat : 1 7 Harga Alat : 1 1.1.1 Maintenance Master Toko 1.1.2 Maintenance Master Bahan 1.1.3 Maintenance Master Tukang 1.1.4 Maintenance Master Alat 1.1.5 Membuat Laporan Rekap

2 Bahan : 2 3 Harga Bahan : 2 4 Tukang : 2 5 Harga Tukang : 2 6 Alat : 2

7 Harga Alat : 2

1.8 Menghitung Penggunaan Biaya (Aplikasi Monitoring Proyek) 23 Otoritas 24 User 1.1.6 Maintenance Master Otoritas 1.1.7 Maintenance Master User Pimpinan


(53)

D. DFD Level 2 Tambah Jadwal Rencana

Proses Tambah Jadwal Rencana merupakan proses menginputkan data sub yang berisi tentang tentang nama sub dan total penyelesaian dalam suatu sub proyek dan proses menginputkan jadwal rencana yang digunakan untuk mencari target pekerjaan pada suatu sub pekerjaan. Proses lebih detil digambarkan pada gambar 3.9.

Gambar 3.9 DFD Level 2 Tambah Jadwal Rencana

E. DFD Level 2 Input Rencana Anggaran Biaya

Proses input rencana anggaran biaya merupakan input yang dilakukan berdasarkan total anggaran dikali dengan analisa pada setiap sub pekerjaan. Pada input ini sub bagian pencari proyek menginputkan total kebutuhan bahan, total kebutuhan tukang, dan total kebutuhan alat, dan Menghitung Total Kebutuhan pada setiap sub proyek. Gambar pada proses ini dapat dilihat pada gambar 3.10.

Gambar 3.10 DFD Level 2 Input Rencana Anggaran Biaya Data Sub

Jadwal Rencana

Data Sub

Data Rencana Data User

Sub Bagian

Pencari Proyek 9 Rencana

10 Jadwal Rencana 1.3.1

Input Data Sub 1.3.2 Input Jadwal

24 User

Kebutuhan Bahan

Kebutuhan Tukang

Kebutuhan Alat

Kebutuhan Bahan

Kebutuhan Tukang

Kebutuhan Alat

Kebutuhan Bahan Kebutuhan Tukang Kebutuhan Alat

Harga Bahan Harga Tukang

Harga Alat Laporan Rekapitulasi

RAB Sub Bagian

Pencari Proyek

11 RAB Bahan

12 RAB Tukang

13 RAB Alat 1.4.1

Input RAB Bahan 1.4.2 Input RAB Tukang

1.4.3 Input RAB Alat

1.4.4 Menghitung

Total Kebutuhan

3 Harga Bahan 5 Harga Tukang 7 Harga Alat


(54)

F. DFD Level 2 Input Rencana Anggaran Pelaksanaan

Proses input rencana anggaran pelaksanaan yang dilakukan oleh sub bagian pencari proyek. Pada proses ini terdapat 4 proses yaitu menginputkan total kebutuhan bahan, total kebutuhan tukang, total kebutuhan alat, total kebutuhan lain, dan membuat total biaya rap sesuai dengan rencana anggaran pelaksanaan pada setiap sub proyek. Gambar pada proses ini dapat dilihat pada gambar 3.11.

Gambar 3.11 DFD Level 2 Input Renacana Anggaran Pelaksanaan

G. DFD Level 2 Input Realisasi

Proses input realisasi merupakan proses menginputkan data pengeluaran yang terjadi selama proyek berlangsung. Input realisasi terdiri dari realisasi bahan, realisasi tukang, realisasi alat, realisasi lain, dan menghitung total realisasi. Proses lebih detil digambarkan pada gambar 3.12.

Total Kebutuhan RAP Bahan Total Kebutuhan RAP

Tukang Total Kebutuhan RAP

Alat Total Kebutuhan RAP

Lain

Data RAP Bahan

Data RAP Tukang

Data RAP Alat Data RAP Lain

Kebutuhan Bahan Kebutuhan Tukang Kebutuhan Lain

Kebutuhan Alat Harga Bahan

Harga Tukang Harga Alat Laporan Toral Biaya

RAP Per Sub Pekerjaan Sub Bagian

Pencari Proyek

14 RAP Bahan

15 RAP Tukang

16 RAP Alat 17 RAP Lain 1.5.1

Input RAP Bahan 1.5.2 Input RAP Tukang

1.5.3 Input RAP Alat

1.5.4 Input RAP Lain

3 Harga Bahan 5 Harga Tukang 7 Harga Alat

1.5.5 Membuat Total Biaya RAP Per Sub


(55)

Gambar 3.12 DFD Level 2 Proses Input Realisasi

H. Menghitung Penggunaan Biaya

Proses menghitung penggunaan biaya merupakan proses yang dilakukan untuk melakukan rekapitulasi penggunaan biaya berdasarkan periode waktu dan berdasarkan sub pekerjaan pada pekerjaan proyek. Terdapat 4 proses yang terjadi pada proses ini, yaitu membuat rekap data rab, membuat rekap data rap, membuat rekap data realisasi dan membuat laporan perbandingan. Proses ini digambarkan pada gambar 3.13.

Realisasi Bahan

Realisasi Tukang

Realisasi Alat

Realisasi Lain

Realisasi Bahan

Realisasi Tukang

Rekap Realisasi

Harga Bahan Harga Tukang

Harga Alat

Realisasi Alat

Realisasi Lain

Realisasi Bahan Realisasi Tukang

Realisasi Alat Realisasi Lain Sub Bagian

Pengawas Lapangan

19 Realisasi Bahan

20 Realisasi Tukang

21 Realisasi Alat

22 Realisasi Lain

3 Harga Bahan 5 Harga Tukang 7 Harga Alat

1.6.1 Input Realisasi

Bahan 1.6.2 Input Realisasi

Tukang 1.6.3 Input Realisasi Alat

1.6.4 Input Realisasi Lain

1.6.5 Menghitung Total


(56)

Gambar 3.13 DFD Level 2 Menghitung Penggunaan Biaya

I. DFD Level 2 Menghitung dan Menganalisis Kinerja Biaya dan Jadwal

Proses diawali dengan menghitung BCWS, BCWP, dan ACWP pada setiap sub dan periode yang dipilih yang didapat dari data rekapitulasi yang dilakukan pada proses menghitung penggunaan biaya. Proses dilanjutkan dengan menghitung Planned Value, Earned Value, dan Actual Cost pada setiap sub dan periode. Berdasarkan data Planned Value dan Earned Value dapat dihitung Hasil Schedule Varians dan Cost Performance Indeks dan berdasarkan Earned Value dan Actual Cost dapat dihitung Cost Varians dan Cost Performance Indeks. Dari

Rekap Data Master Kebutuhan Bahan

Kebutuhan Tukang RAB Alat

Data Proyek Data Rencana Data Jadwal Rencana

Data Proyek Data Rencana Data Jadwal Rencana Rekap Data Master

Kebutuhan Bahan Kebutuhan Tukang Kebutuhan Alat Kebutuhan Lain Jadwal Realisasi Penggunaan Bahan Penggunaan Tukang Penggunaan Alat Penggunaan Lain Rekap Data Master

Rekapitulasi Kebutuhan RAP per

Periode Rekapitulasi RAB Bahan Rekapitulasi Realisasi per Periode Rekapitulasi Realisasi Rekapitulasi RAB Rekapitulasi RAP Laporan Perbandingan Rekapitulasi Realisasi Rekapitulasi RAP Rekapitulasi RAB Rekapitulasi RAB Rekapitulasi RAP Rekapitulasi Realisasi Pimpinan 1.9 Menghitung dan Menganalisis Kinerja

Biaya dan Jadwal (Aplikasi Monitoring Proyek) 1.10 Menghitung Keuntungan (Aplikasi Monitoring Proyek) 18 Jadwal Realisasi 19 Realisasi Bahan 20 Realisasi Tukang 21 Realisasi Alat 22 Realisasi Lain 8 Proyek 9 Rencana 10 Jadwal Rencana 11 RAB Bahan 12 RAB Tukang 13 RAB Alat

14 RAP Bahan 15 RAP Tukang 16 RAP Alat 17 RAP Lain

1.8.1 Membuat Rekap Data

RAB : 1

1.8.2 Membuat Rekap Data

RAP : 1

1.8.3 Membuat Rekap Data

Realisasi : 1 1.8.4 Membuat Laporan

Perbandingan : 1 1.1

Maintenance Data Master : 1 (Aplikasi Monitoring

Proyek)

1.1 Maintenance Data

Master : 2 (Aplikasi Monitoring

Proyek)

1.8.1 Membuat Rekap Data

RAB : 2

1.8.1 Membuat Rekap Data RAB : 3

1.8.2 Membuat Rekap Data RAP : 2

1.8.4

Membuat Laporan Perbandingan : 2 1.8.3


(57)

data Planned Value, Earned Value, dan Actual Cost akan digunakan dasar dalam pembuatan grafik kurva s dan dari data Schedule Performance Indeks dan Cost Performance Indeks akan digunakan dalam pembuatan grafik SPI CPI yang berguna untuk memudahkan pimpinan proyek dalam menganalisa data. Untuk mendukung analisa data yang dilakukan oleh pimpinan proyek maka perlu adanya data-data pendukung yang dibuat berdasarkan Schedule Varians, Cost Varians, Schedule Performance Indeks, Cost Performance Indeks, dan analisa percepatan atau keterlambatan pada setiap sub pekerjaan dan keuntungan atau kerugian pada setiap sub pekerjaan. Proses lebih detil dapat dilihat pada gambar 3.14.


(58)

Gambar 3.14 DFD Level 2 Proses Menghitung dan Menganalisis Kinerja Biaya dan Jadwal

J. DFD Level 2 Menghitung Keuntungan atau Kerugian

Proses ini merupakan proses yang terjadi apabila proyek telah selesai. Laporan yang dihasilkan pada proses ini merupakan laporan yang berisi tentang

Rekap Realisasi

Rekap Rencana

Rekap Rencana

ACWS per Periode

BCWP per Periode

PV per Periode

AC per Periode EV per Periode

AC per Periode

EV per Periode

EV per Periode

EV per Periode PV per Periode

EV T erakhir PV T erakhir

EV T erakhir SPI T erakhir

AC T erakhir

PV Periode Monitoring CPI T erakhir

CPI per Periode SPI per Periode

EV per Periode AC per Periode PV per Periode

Progress Work

SV per Periode

CV per Periode

SPI per Periode

CPI per Periode Kurva S

Kurva SPI CPI

Laporan Monitoring Laporan Monitoring

Kurva SPI CPI Kurva S 1.8 Menghitung Penggunaan Biaya (Aplikasi Monitoring Proyek) Pimpinan 1.10 Menghitung Keuntungan (Aplikasi Monitoring Proyek) 1.9.1 Menghitung Budget Cost of Work Schedule

1.9.2 Menghitung Budget

Cost of Work Performance 1.9.3

Menghitung Actual Cost of Work Performance 1.7 Input Penyelesaian Sub (Aplikasi Monitoring Proyek) 1.9.4 Menghitung Planned

Value : 1

1.9.5 Menghitung Earned

Value : 1 1.9.6

Menghitung Actual Cost : 1

1.9.7 Menghitung Schedule

Varians : 1 1.9.8 Menghitung Cost

Varians : 1 1.9.9 Menghitung Schedule Performance Indeks : 1

1.9.10 Menghitung Cost Performance Indeks :

1 1.9.11 Menghitung Estimate All Schedule 1.9.12 Menghitung Estimate All Cost 1.9.13 Membuat Kurva S : 1 1.9.14

Membuat Kurva SPI CPI 1.9.9 Menghitung Schedule Performance Indeks : 2

1.9.10 Menghitung Cost Performance Indeks :

2

1.9.4 Menghitung Planned

Value : 2

1.9.5 Menghitung Earned

Value : 2

1.9.6 Menghitung Actual

Cost : 2

1.9.16 Membuat Laporan

Monitoring

1.9.7 Menghitung Schedule

Varians : 2

1.9.8 Menghitung Cost

Varians : 2

1.9.9 Menghitung Schedule Performance Indeks : 3

1.9.10 Menghitung Cost Performance Indeks :

3 1.9.13

Membuat Kurva S : 2


(59)

informasi yang mendukung dalam proses evaluasi yang akan dilakukan oleh perusahaan setiap proyek selesai. Dalam proses ini terdapat dua proses yang terjadi yaitu proses membuat laporan akhir proyek dan proses membuat laporan kerugian atau keuntungan per periode. Proses ini dapat dilihat pada gambar 3.15.

Gambar 3.15 DFD Level 2 Proses Menghitung Keuntungan atau Kerugian

K. ERD

1. CDM

CDM pada Rancang Bangun Aplikasi Monitoring Proyek dengan Metode Earned Value ini, merupakan gambaran dari struktur database yang akan digunakan dalam pembuatan aplikasi. Dalam CDM ini terdapat 16 tabel yang terdiri dari 8 tabel master dan 17 tabel transaksi

Keuntungan Proyek Laporan Monitoring

Laporan Rekap Laporan Akhir Proyek

Laporan Keuntungan/ Kerugian per Periode 1.8

Menghitung Penggunaan Biaya (Aplikasi Monitoring

Proyek)

1.9 Menghitung dan Menganalisis Kinerja

Biaya dan Jadwal (Aplikasi Monitoring

Proyek)

Pimpinan 1.10.1

Membuat Laporan Akhir Proyek

1.10.2 Membuat Laporan Keuntungan/Kerugian


(1)

Tabel 4.39 Hasil Uji Coba Test Case Kurva S Test

Case ID

Tujuan Input Output yang

diharapkan

Output Aplikasi

117 Menampilkan Kurva S

Memilih Nama Proyek

Kurva sesuai dengan

perhitungan PV, EV, dan AC

Data pada kurva sesuai dengan

perhitugan PV, EV dam AC pada Tabel

A.7 Uji Coba Output Kurva SPI dan CPI

Kurva SPI dan CPI adalah grafik berdasarkan data SPI dan CPI pada

setiap periode. Dengan adanya grafik ini pimpinan proyek dapat melihat

tren perubahan biaya dan waktu yang terjadi dalam sebuah pelaksanaan

proyek. Halaman Kurva SPI dan CPI sesuai dengan perhitungan SPI dan

CPI pada tabel dapat dilihat pada gambar 4.184. Hasil Test Case Kurva

SPI dan CPI dapat dilihat pada tabel.


(2)

Tabel 4.40 Hasil Uji Coba Test Case Kurva SPI dan CPI Test

Case ID

Tujuan Input Output yang

diharapkan

Output Aplikasi

117

Menampilkan Kurva SPI dan CPI

Memilih Nama Proyek

Kurva sesuai dengan

perhitungan SPI dan CPI

Data pada kurva sesuai dengan

perhitugan SPI dan CPI pada Tabel

A.8 Uji Coba Laporan Akhir Proyek

Dalam laporan perhitungan informasi yang ditunjukkan adalah total

penawaran, total pengeluaran, total rencana, Pembengkakan / Penurunan

Biaya, Keuntungan / Kerugian dan SPI. Perhitungan pada laporan akhir

proyek terdapat pada tabel 4.185. Perbandingan hasil program pada gambar

4.87. Hasil Test Case Laporan Akhir Proyek terdapat pada tabel 4.38.


(3)

Tabel 4.40 Hasil Test Case Laporan Akhir Proyek Test

Case ID

Tujuan Input Output yang

diharapkan

Output Aplikasi

118

Menampilkan data proyek dan hasil keuntungan proyek

Memilih Nama Proyek

Data dan hasil perhitungan sesuai

Data Hasil Perhitungan Sesuai

4.2.3 Uji Coba Kompabilitas Aplikasi

Proses uji coba ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kompabilitas aplikasi.

Uji coba dilakukan dengan cara menajalankan aplikasi dan database pada komputer

milik CV Putra Jaya. Proses-proses yang akan diujikan dapat dilihat pada tabel 4.38.

Hasil Uji Coba Proses dapat dilihat pada tabel 4.39. Hasil Test Case dapat dilihat

pada tabel 4.40.

Tabel 4.38 Proses Diujikan No

Proses Nama Proses 1 Tambah User

2 Tambah Proyek

3 Tambah Sub Rencana Bahan 4 Tambah Sub Rencana Tukang 5 Tambah Sub Rencana Alat Berat 6 Tambah Realisasi Bahan

7 Tambah Realisasi Tukang 8 Tambah Realisasi Alat Berat 9 Tambah Realisasi Lain-Lain 10 Laporan Pengeluaran

11 Laporan Perbandingan 12 Laporan Monitoring 13 Laporan Akhir Proyek


(4)

Tabel 4.39 Hasil Pengujian No

Proses Percobaan

1 OK

2 OK

3 OK

4 OK

5 OK

6 OK

7 OK

8 OK

9 OK

10 OK

11 OK

12 OK

13 OK

14 OK

Tabel 4.40 Hasil Test Case Kompabilitas Test

Case ID

Tujuan Input

Output yang diharapkan

Output Aplikasi

119

Mengetahui tingkat kompabilitas aplikasi

Menjalankan pada komputer CV Putra Jaya

Semua proses dapat dijalankan dengan baik


(5)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Secara Umum Aplikasi Monitoring Proyek dengan menggunakan metode

Earned Value merupakan suatu aplikasi yang membantu pemimpin perusahaan CV

Putra Jaya dalam melakukan pengawasan lapangan. Selain itu sesuai dengan

tujuanya, kesimpulan yang dapat dibuat adalah

1. Aplikasi dapat menampilkan perbandingan antara pengeluaran biaya

proyek dan rencana anggaran pelaksanaan pada setiap sub proyek dalam 1

(satu) periode.

2. Aplikasi dapat memonitoring pada periode pertama hingga periode

monitoring dilakukan.

3. Aplikasi dapat menampilkan penyimpangan biaya dan waktu dalam

proyek yang dilaksanakan.

4. Aplikasi mampu menampilkan keuntungan dalam suatu proyek.

5.2 Saran

Berdasarkan penjelasan tentang aplikasi yang dibuat, dapat diberikan saran

pengembangan sebagai berikut:

1. Sistem Dapat Dikembangkan untuk melakukan perencanaan otomatis

sehingga tidak perlu menginput rencana secara terus-menerus

2. Sistem dapat dikembangkan input melalui android sehingga monitoring


(6)

256

DAFTAR PUSTAKA

Fatta, H. A. (2007). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI.

Husen, A. (2011). Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan, dan Pengendalian Proyek. Yogyakarta: ANDI.

Kadir, A. (2014). Pengenalan Sistem Informasi Edisi Revisi. Yogyakarta: ANDI. Kasmarudin. (2010). Manajemen Pengendalian Proyek. Yogyakarta: LaksBang. Republik Indonesia. (2010). Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 Tahun

2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintahan, No. Bogor: Presiden Republik Indonesia.

Santosa, B. (2013). Manajemen Proyek Konsep dan Implementasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Schermerhorn, Jr., J. R. (2009). Manajemen Edisi Bahasa Indonesia Management 5e Buku 2. Yogyakarta: ANDI.

Terry, G. R., & Rue, L. W. (1992). Principles of Management. New York: Dow Jones-Irwin.