Format Citra Digital Pengertian Pengolahan Citra

100 x 3 byte karena RGB = 30.000 byte = 30 KB atau 100 x 100 x 24 bits = 240.000 bits [9].

2.2 Format Citra Digital

Citra Digital memiliki beberapa format yang memiliki karakteristk tersendiri. Format pada citra digital ini umumnya berdasarkan tipe dan cara kompresi yang digunakan pada citra digital tersebut [2]. Ada empat format citra digital yang sering dijumpai, antara lain: 1. Bitmap BMP Merupakan format Gambar yang paling umum dan merupakan format standard windows. Ukuran filenya sangat besar karena bisa mencapai ukuran megabyte. File ini merupakan format yang belum terkompresi dan menggunakan sistem warna RGB Red, Green, Blue di mana masing-masing warna pixel-nya terdiri dari 3 komponen R, G, dan B yang dicampur menjadi satu. File BMP dapat dibuka dengan berbagai macam software pembuka Gambar seperti ACDSee, Paint, Irvan View dan lain-lain. File BMP tidak bisa sangat jarang digunakan di web internet karena ukurannya yang besar. Detail gambar BMP dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2. Tabel 2.1 Bitmap Info Header Nama Field Size in Bytes Keterangan bfType 2 Mengandung karakter “BM” yang mengidentifikasikan tipe file bfSize 4 Memori file bfReserved1 2 Tidak dipergunakan bfReserved1 2 Tidak dipergunakan bfOffBits 4 Offset untuk memulai data pixel Tabel 2.2 Bitmap Core Header Field Name Size in Bytes Keterangan Universitas Sumatera Utara bcSize 4 Memori Header bcWidth 2 Lebar Gambar bcHeight 2 Tinggi Gambar bcPlanes 2 Harus 1 bcBitCount 2 Bits per pixels – 1,4,8 atau 24 2. Joint Photographic Expert Group JPEGJPG Format JPEG merupakan format yang paling terkenal sampai sekarang ini. Hal ini karena sifatnya yang berukuran kecil hanya puluhanratusan KB saja, dan bersifat portable. Format file ini sering digunakan pada bidang fotografi untuk menyimpan file foto hasil perekaman analog to digital converter ADC. Karena ukurannya kecil maka file ini banyak digunakan di web internet.

2.3 Pengertian Pengolahan Citra

Ada tiga bidang studi utama yang menangani pengolahan data dalam bentuk gambar dan citra yaitu: grafika komputer, pengolahan citra dan pengenalan pola. Karena pengenalan pola sering juga merupakan bagian dari pengolahan citra seperti misalnya pada proses klasifikasi, maka perbedaan tiga bidang studi tersebut berubah menjadi: grafika komputer, pengolahan citra dan visi komputer. Dimana pengenalan pola menjadi bagian dari pengolahan citra dan bagian dari visi komputer. Komputer grafika banyak melakukan proses yang bersifat sintesis yang mempunyai ciri data masukan berbentuk deskriptif dengan pengeluaran hasil proses yang berbentuk gambar. Sebagai contoh adalah proses penggambaran prespektif suatu objek tiga dimensi, yang merupakan data masukan berupa koordinat titik-titik yang berbentuk objek tertentu, kemudian melalui proses transformasi tiga dimensi menghasilkan gambar objek tiga dimensi sebagai hasil keluarannya. Contoh aplikasi dari teknik komputer grafik ini banyak dijumpai pada proses desain dibidang enjinering dan banyak pula ditemui dalam bidang seni. Visi komputer merupakan proses analisis citra yang cirinya merupakan kebalikan dari grafika komputer. Data masukan biasanya merupakan suatu citra atau Universitas Sumatera Utara gambar, dan proses yang dilakukan adalah proses penggalian struktur gambar dengan hasil keluaran yang bersifat deskriptif. Sebagai contoh pengenalan jenis penyakit paru melalui citra sinar-x paru penderita. Pengolahan citra merupakan proses pengolahan dan analisis citra yang banyak melibatkan persepsi visual. Proses ini mempunyai ciri data masukan dan informasi keluaran yang berbentuk citra. Dalam kenyataannya, batas antara ketiga bidang studi diatas sulit untuk ditentukan. Sebagai contoh, dalam pembuatan film animasi, objek dan proses animasinya diciptakan dengan teknik komputer grafik sedangkan pembuatan latar belakangnya dapat dilakukan dengan teknik pengolahan citra. Disini latar belakang gambar dapat dibuat secara sederhana melalui kombinasi proses digitalisasi suatu foto dan proses zooming atau scrolling. Atau dapat pula dengan teknik yang lebih rumit seperti pembuatan fraktal dan tekstur. Pembauran antara penggunaan teknik pengolahan citra dan grafika komputer juga dapat dilihat dalam proses penggabungan peta tematik dan peta kontur. Contoh lain pada proses pengenalan objek yang terkandung dalam suatu citra, dimana proses segmentasi yang diperlukan merupakan bagian dari teknik pengolahan citra dan proses pengenalan objeknya merupakan bagian dari teknik visi komputer. Dalam penerapan pengolahan citra digital tujuannya adalah untuk mengolah citra suatu objek agar dapat memperoleh informasi mengenai objek itu sendiri karena hanya citra digital yang dapat diolah oleh komputer maka citra dari suatu objek harus dikonversi ke citra digital yang merupakan representasi dari objek itu sendiri. Sistem pengolahan citra digital secara umum mencakup tiga operasi dasar yang terdiri dari : 1. Digitalisasi Digitalization 2. Pengolahan Processing 3. Peragaan Display Oleh karena itu maka sistem pengolahan citra digital mempunyai beberapa komponen dasar, yang terdiri atas: 1. Digitizer 2. Image Processor Universitas Sumatera Utara 3. Storage 4. Alat peraga Komputer digital hanya dapat memproses suatu citra dalam bentuk digital. Citra digital dapat diperoleh secara otomatis dari sistem penangkap citra digital digitizer yang melakukan penjelajahan citra dan membentuk suatu matriks dimana elemen-elemennya dinyatakan nilai intensitas cahaya pada suatu himpunan diskrit dari titik-titik. Pada digitizer, sinyal yang diterima masih merupakan sinyal analog yang harus diubah ke digital dengan merubah harga kontinu menjadi harga diskrit selanjutnya citra yang diskrit diolah pada komputer digital untuk siap ditampilkan pada monitor peraga dengan mengolah prosesor video digital melalui pengolahan citra terhadap pixel-pixel pada citra. Pada bagian operator disini dilakukan komunikasi antara pemakai dengan mesin pengolah. Baik bagi citra yang telah ditampilkan maupun citra yang diolah dapat disimpan pada berbagai media penyimpanan seperti hard disk maupun optical disk. Adakalanya citra yang diperoleh dari digitizer langsung ditampilkan keperaga tetapi terlebih dahulu dengan mengolah prosesor video digital terhadap pixel citra tersebut. Proses konversi citra analog ke citra digital disebut dengan digitalisasi dan alatnya disebut dengan digitizer. Dengan demikian digitizer berfungsi untuk mengkonversi suatu image ke proses representasi numerik yang cocok untuk input oleh komputer digital. Contoh alat digitizer seperti scanner dan kamera digital. Proses digitalisasi citra analog atau citra kontinu dibagi dalam daerah-daerah kecil yang dinamakan dengan elemen gambar yang disebut dengan pixel. Skema pembagian paling umum adalah sisi segi empat yaitu dibagi kedalam garis-garis horizontal dan garis-garis vertikal yang terdiri dari pixel-pixel yang berdekatan. Pada setiap lokasi pixel diukur tingkat keabuannya atau gray-level dan dikuantisasi sehingga terbentuk harga integer yang menyatakan kecemerlangan atau kegelapan citra pada pixel yang bersangkutan. Setiap pixel mempunyai lokasi atau alamat bilangan baris dan bilangan kolom dan harga integer ini kemudian ditulis atau direkam pada penyimpanan data. Universitas Sumatera Utara Resolusi suatu array citra berpengaruh pada kualitas citra yang akan ditampilkan. Pada umumnya semakin tinggi suatu array citra maka semakin baik kualitas citra yang akan ditampilkan. Namun semakin tingginya resolusi suatu array citra maka semakin besar jumlah bit memori yang harus dialokasikan untuk representasinya. Selain memori utama, pengolahan citra juga memerlukan penyimpanan sekunder yang berfungsi untuk menyimpan data citra yang tidak sedang diproses. Dengan tersedianya fasilitas storage dalam jumlah yang besar adalah suatu hal yang penting dalam perancangan pemakaian sistem pengolahan citra digital. Alat peraga merupakan mata rantai terakhir pengolahan citra digital. Fungsi alat peraga pada sistem pengolahan citra adalah untuk mempresentasikan nilai-nilai numerik yang tersimpan dalam array citra kedalam bentuk yang dapat dimengerti oleh peralatan visual manusia. Untuk peraga citra tidak diperlukan jika outputnya berupa data numeric atau keputusan, tetapi sangat diperlukan bila output berupa tingkat keabuan. Semakin besar ukuran citra yang dapat diperagakan maka akan semakin bagus alat peraga citra tersebut. Contoh alat peraga yang akan digunakan adalah tabung sinar katoda cathoda ray tube. Printer sebagai peralatan peragaan untuk mencetak citra terutama berguna untuk tugas pengolahan citra resolusi rendah. Satu pendekatan sederhana untuk membangkitkan bentuk keabuan citra langsung pada kertas adalah dengan menggunakan kemampuan dari printer. Tingkat keabuan pada tiap-tiap hasil cetakan dapat dikontrol dengan nomor dan kepadatan dari tiap karakter pada saat pencetakan [5].

2.4 Peningkatan Mutu Citra