Analisis Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani di Desa Tiga Juhar Kecamatan Senembah Tanjung Muda Hulu Kabupaten Deli Serdang

(1)

LAMPIRAN 1

KUISIONER PENELITIAN

Kuisioner Analisis Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani di Desa Tiga Juhar Kecamatan Senembah Tanjung Muda Hulu

Kabupaten Deli Serdang No. Responden : ...

Kepada Yth Bapak/Ibu

Saya Mohon kesediaan Bapak/Ibu, Saudara/Saudari untuk mengisi daftar kuisioner yang diberikan. Informasi yang Anda berikan merupakan bantuan yang sangat berarti dalam menyelesaikan penelitian ini. Atas bantuan dan partisipasinya saya ucapkan terimakasih.

1. Identitas Responden

1. Nama :... 2. Usia : ...tahun

3. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan 4. Pendidikan terakhir : 1.Tidak Sekolah 4. SMA

2.SD 5. D3

3.SMP 6. Sarjana

5. Jumlah tanggungan : ...orang

6. Status Pernikahan : 1. Belum Menikah 3. Duda/Janda 2. Menikah


(2)

7. Pendapatan per bulan : 1. < Rp. 1000.000

2. Rp. 1.000.0000-2.000.000 3. Rp.3.000.0000-4.000.000 4. Rp.4.000.000-5.000.000 5. > Rp.5.000.000


(3)

Petunjuk Pengisian

1. Kuisioner ini semata-mata untuk keperluan akademi dan penelitian. Mohon dijawab dengan jujur, dan sesuai keadaan.

2. Berilahtandasilang (x) atau check list (√) untukjawaban yang saudara anggap benar.

2 . Kesehatan

1. Apakah tenaga kesehatan di desa ini sudah memadai?

a. sangat memadai c. cukup memadai e. sangat tidak memadai

b. memadai d. tidak memadai

2. Menurut anda, apakah sarana kesehatan sudah baik di desa ini? a. sangat baik c. cukup baik e. sangat tidak baik.

b. baik d. kurang baik

3. Menurut anda, apakah penyuluhan dan program kesehatan di desa ini sudah bagus?

a. sangat bagus c. cukup bagus e. sangat tidak bagus

b. bagus d. tidak bagus

4. Menurut anda, bagaimana tingkat memperoleh pelayanan di desa ini? a. sangat baik c. cukup baik e. sangat tidak baik

b. baik d. kurang baik

5. Apakah keluarga anda sering berobat ke Puskesmas?

a. sangat sering c. cukup sering e. sangat tidak sering


(4)

B. Pertanian

1. Apakah jenis tanah yang anda miliki?

a. berpasir b. lempung c. liat

2. Bagaimana tingkat perolehan air untuk mengatasi kekurangan air? a. irigasi b. pompa air c. air hujan 3. Bagaiamana status kepemilikan lahan yang anda gunakan?

a. sewa b. milik pribadi c. sewa dan milik pribadi 4. Berapa luas lahan yang diusahakan baik dari milik pribadi maupun penguasaan?

a.< 0,5 Ha b. 0,5-1 Ha c. > 1 Ha 5. Berapa kali anda menanam dalam satu tahun?

...kali C. Kesejahteraan

1. Apakah anda sejahtera bermukim di daerah ini?

a. sangat sejahtera c. kurang sejahtera e. sangat tidak sejahtera b. sejahtera d. tidak sejahtera

2. Apakah anda merasa sejahtera hidup dengan kondisi perumahan seperti ini? a. sangat sejahtera c. kurang sejahtera e. sangat tidak sejahtera b. sejahtera d. tidak sejahtera

3. Apakah anda sejahtera dengan program pemerintah di desa ini?


(5)

b. sejahtera d. tidak sejahtera

5. Apakah anda merasa sejahtera akan kebiasaan di desa ini?

a. sangat sejahtera c. kurang sejahtera e. sangat tidak sejahtera b. sejahtera d. tidak sejahtera


(6)

LAMPIRAN 2

HASIL REGRESI LINEAR BERGANDA

Model Summaryb

Model R R

Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F Change

df1 df2 Sig. F Change

1 ,433a ,187 ,155 1,57458 ,187 5,831 3 76 ,001 1,832 a. Predictors: (Constant), x3, x2, x1

b. Dependent Variable: y

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 43,373 3 14,458 5,831 ,001b

Residual 188,427 76 2,479

Total 231,800 79

a. Dependent Variable: y


(7)

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. 95,0% Confidence Interval for B

Correlations Collinearity Statistics

B Std. Error

Beta Lower

Bound Upper Bound

Zero-order

Partial Part Tolerance VIF

1

(Constant)

9,704 1,172 8,278 ,000 7,369 12,038

x1

,151 ,414 ,041 ,364 ,717 -,673 ,974 ,203 ,042 ,038 ,828 1,207

x2

,245 ,155 ,175 1,576 ,119 -,065 ,554 ,266 ,178 ,163 ,864 1,158

x3

,218 ,071 ,338 3,093 ,003 ,078 ,359 ,390 ,334 ,320 ,894 1,119


(8)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Deli Serdang 2014.

Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara 2012.

Doddy Ariefianto, Moch. 2012. Ekonometrika Esensi dan Aplikasi Menggunakan

Eviews. Jakarta: Erlangga

Mosher AT. 1987. Menciptakan Struktur Pedesaan Progresif. Disunting oleh Rochim Wirjoniodjojo. Yasaguna. Jakarta.

Mubyarto, 1995. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES: Jakarta.

Purba,Rayzon,dkk. 2015. “Analisis Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Plasma Kelapa Sawit Di Desa Rembah Jaya Tran 500 Kecamatan Pagaran Darusallam Tapah Kabupaten Rokan Hulu”, JOM Faperta, Volume 2

Nomor 1

Rencana Strategis Kementrian Pertanian (RENSTRA) Tahun 2015-2019.

Sajogyo, P. 1997. Garis Kemiskinan dan Kebutuhan Minimum Pangan. LPSP – IPB. Bogor

Sari,D.K, dkk. 2014. “Analisis Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani jagung di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan”, JIIA, Volume 2 Nomor 1.

Singarimbun,Masri dan Sofian Effendi.1981. Metode Penelitian Survai. Jakarta : LP3ES

Soepono, Bambang. 1997. Statistik Terapan dalam Penelitian Ilmu-ilmu Sosial

dan Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Media Group.

Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT. Refika Aditama


(9)

Surung, M.Y, dan Dahlan. 2012. Petani Padi Sawah dan Kemiskinan. Makasar: Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Gowa.

Todaro, Michael. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga.

http://euissunarti.staff.ipb.ac.id/files/2012/03/Dr.-Ir.-Euis-Sunarti-

KESEJAHTERAAN-KELUARGA-PETANI.pdf Dilihat pada 9 September 2015 (08.00 WIB)

http://organichcs.com/2014/01/10/sekilas-definisi-konsep-petani-dan-pertanian/ Dilihat pada 9 September 2015 (08.30 WIB)

http://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/pdffiles/FAE31-2_b.pdf Dilihat pada 13 September 2015 (15.00 WIB)

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=129561&val=5134Dilihat pada 13 September 2015 (16.00 WIB)

http://bappeda.sumutprov.go.id/index.php/potensidaerah/142-potensi demografi (diakses 3 September 2015)

https://www.infosehat.id/pengertian-sehat-menurut-para-ahli/ (diakses 3September 2015)

http://analisis-statistika.blogspot.com/2012/09/menentukan-jumlah-sampel-dengan-rumus.html (diakses 6 September 2015)


(10)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu cara yang dilakukan dalam hal pengumpulan data, informasi empiris dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk memecahkahkan masalah dan menguji hipotesis penelitian.

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian “Analisis Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani di Desa Tiga Juhar Kecamatan Senembah Tanjung Muda Hulu Kabupaten Deli Serdang” ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Deskriptif, yaitu menjelaskan hubungan antar variabel dengan menganalisis data numerik (angka) menggunakan metode statistik melalui pengujian hipotesa.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kecamatan Senembah Tanjung Muda Hulu. Tahapan penelitian ini dilakukan selama 4 bulan. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara observasi di lokasi penelitian dan mengadakan wawancara langsung dengan responden. Wawancara ini berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disusun sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada, data sekunder dalam penelitian ini berfungsi sebagai data pendukung.


(11)

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi

Sugiyono (2011:90) mengemukakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

3.3.2. Sampel

Menurut Soepono (1997) sampel adalah bagian dari sebuah populasi yang dapat mewakili populasi tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sapling, dimana pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan subjektif penelitian yang berkaitan dengan tujuan penelitian.

Dalam penarikan sample maka jumlahnya harus representative untuk nantinya hasil bisa digeneralisasi. Untuk memenuhi persyaratan tersebut diambil menggunakan rumus Slovin, yaitu:

Keterangan :

n = Besar sampel

N = Jumlah keluarga petani di Desa Tiga Juhar

e = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir (tolerance degree of error sampling) yaitu 10% Dengan menggunakan rumus Slovin, maka :


(12)

Dari perhitungan tersebut didapat 79,67 orang. Dengan demikian sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 80 responden.

Penentuaan jumlah sampel penelitian menggunakan teknik pengambilan sampel secara teknik sample random sampling, yaitu suatu tipe sampling probabilitas. Teknik ini banyak dianjurkan penggunaannya dalam proses penelitian. Pada teknik acak ini, secara teoritis semua anggota dalam populasi mempunyai probabilitas atau kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini merupakan teknik yang paling objektif, dibandingkan dengan teknik-teknik sampling yang lain.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian selalu ada kegiatan untuk melakukan pengumpulan data. Metode pengumpulan data primer dalam penelitian ini menurut Sugiyono (2011:165) yaitu:

1. Observasi (Pengamatan)

Dalam metode ini, penelti mengamati, mencatat apa yang terjadi dan melakukan aktivitas dokumentasi dengan cara memanfaatkan dokumen (bahan dan foto-foto penting), seperti gambaran kehidupan, lingkungan, kondisi perumahan, sarana dan prasarana. Teknik pengumpulan data dengan observasi


(13)

gejala-gejala alam. Metode ini banyak digunakan untuk mengamati pola kehidupan dan perilaku masyarakat petani secara langsung.

2. Kuisioner

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2011:162)..

3.5. Definisi Operasional

1. Kesejahteraan (Y) merupakan suatu kondisi dimana terpenuhinya kebutuhan hidup petani dengan terpenuhinya kebutuhan sandang, pangan, papan sehingga dapat dikatakan sejahtera.

2. Pendapatan (X1) merupakan penghasilan yang diperoleh petani setelah

dikurangi biaya produksi.

3. Pendidikan (X2) adalah usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup

atau kemajuan yang lebih baik.

4. Kesehatan (X3) merupakan suatu kondisi fisik, mental, dan sosial yang

memungkinkan setiap orang produktif.

3.6. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah metode regresi linier berganda, dimana data yang dikumpulkan melalui hasil wawancara, kemudian dianalisis menggunakan indikator yang digunakan. Rumus metodenya, yaitu:


(14)

Keterangan :

α = Konstanta

β1 = Koefisien regresi variabel pendapatan

β2 = Koefisien regresi variabel pendidikan

β3 = Koefisien regresi variabel kesehatan

X1 = Pendapatan

X2 = Pendidikan

X3 = Kesehatan

Y = Kesejahteraan Petani

Hipotesis dalam penelitian ini di uji secara simultan dan pasrsial menggunakan aplikasi sofware pengolahan data statistical package for social science (SPSS).

1. Uji F

Uji F dilakukan untuk melihat secara simultan (serempak) apakah terdapat pengaruh dari variabel bebas (pendapatan, pendidikan, dan kesehatan).

Model hipotesis yang dilakukan dalam uji F dalam penelitian ini adalah :

: = 0 artinya pendapatan, pendidikan, kesehatan, secara serempak tidak berpengaruh terhadap kesejahteraan petani. : ≠ 0 artinya pendapatan, pendidikan, kesehatan, secara serempak


(15)

2. Uji T

Uji t dilakukan secara parsial untuk menguji pengaruh variabel independen (tingkat pendapatan, kesehatan, dan pendidikan) terhadap variabel dependen. Berikut hipotesis pengujian :

: = 0 artinya tingkat pendapatan, pendidikan, kesehatan, secara sendiri–sendiri tidak mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.

: ≠ 0 artinya tingkat pendapatan, pendidikan, kesehatan, secara sendiri sendiri mempengaruhi terhadap kesejahteraan masyarakat.

3. Koefisisen Determinasi ( )

Pengujian koefisien determinasi ( ) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen atau dengan kata lain untuk menguji gooness-fit dari model regresi. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 sampai 1 (0≤ ≤1). Nilai dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai berkisar antara 0 sampai 1. Nilai sama dengan nol ( =0) menunjukkan tidak adanya pengaruh anatara variabel independen terhadap variabel dependen. Bila semakin besar mendekati 1 menunjukkan semakin kuat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila semakin kecil mendekati nol menunjukkan semakin kecil pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.


(16)

3.7. Pengujian Asumsi Klasik 3.7.1. Uji Multikolineritas

Multikolineritas adalah keadaan dimana variabel independen dalam persamaan regresi punya korelasi (hubungan) yang erat satu sama lain. Tujuan uji multikolineritas adalah menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (tidak terjadi multikolineritas). Jika variabel sering berkorelasi maka variabel ini tidak ortogonal yaitu variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol.

Dasar pengambilan keputusan uji multikolineritas:

Jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,10 maka terjadi multikolineritas. Jika nilai VIF > 10 atau nilai tolerance < 0,10 maka tidak terjadi multikolineritas.

3.7.2. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika hasilnya berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Suatu model regeresi dikatakan baik apabila tidak terjadi heteroskedastisitas, melainkan homoskedastisitas.

Heteroskedastisitas di deteksi dengan menggunakan analisis grafik. Dimana analisis grafik, dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik


(17)

residual (Y prediksi-Y sesungguhnya). Dasar pengambilan keputusan, Jika terdapat pola tertentu , seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu, (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindisikan telah terjadi heteroskedastisitas. Namun jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.


(18)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Daerah Penelitian

Desa Tiga Juhar terletak di Kecamatan Senembah Tanjung Muda Hulu Kabupaten Deli Serdang, dimana desa ini memiliki potensi pertanian yang berupa sawah tadah hujan seluas 1.043 Ha. Dengan kemampuan lahan baru yang mampu ditanami dua kali dalam satu tahun. Kondisi ini menyebabkan mayoritas penduduk di desa Tiga Juhar ber mata pencaharian sebagai petani.

Jumlah penduduk di desa Tiga Juhar tahun 2014 sebesar 2.378 jiwa yang terdiri dari 633 Kepala Keluarga (KK). Dalam hal ini 392 Kepala Keluarga berprofesi sebagai petani.

4.2. Hasil Penelitian

Responden dalam penelitian ini berjumlah 80 orang. Responden merupakan masyarakat Desa Tiga Juhar yang berprofesi sebagai petani. Hasil penelitian didapatkan melalui pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner dan observasi lapangan. Data dimaksud meliputi karakteristik responden dan data indikator tingkat kesejahteraan masyarakat petani.

4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 80 responden diperoleh data distribusi karakteristik responden berdasarkan umur yang akan disajikan pada tabel berikut ini:


(19)

Tabel 4.1

Data Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

No Umur Jumlah

Responden

Persentase (%)

1 20 s/d 29 tahun 7 8,75 %

2 30 s/d 39 tahun 23 28,75 %

3 40 s/d 49 tahun 14 17,5 %

4 50 s/d 59 tahun 30 37,5 %

5 > 60 tahun 6 7,5 %

Total 80 100 %

Sumber: Data diolah oleh penulis

Sesuai data pada tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa kelompok umur responden berumur 20-29 tahun sebanyak 7 orang atau 8,25 % dan berumur 30-39 tahun sebanyak 23 orang atau 28,75 %, responden yang berumur 40-49 sebanyak 14 orang atau 17,5%, responden yang berumur 50-59 sebanyak 30 orang atau 37,5%, sedangkan responden yang berumur >60 tahun (usia tidak produktif) sebanyak 6 orang atau 7,5%. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya masyarakat yang berprofesi sebagai petani di daerah Desa Tiga Juhar berada pada usia berkisar antara 50-59 tahun yaitu sebanyak 30 responden.

4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Hasil penelitian terhadap 80 responden diperoleh distribusi data karakteristik responden berdasarkan dat pendidikan yang didapat dilihat pada tabel berikut ini:


(20)

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah

Responden

Persentase (%)

1 Tidak Sekolah 1 1,25 %

2 SD 4 5 %

3 SMP/Sederajat 13 16,25%

4 SMA/Sederajat 41 51,25 %

5 D3 2 2,5 %

6 Sarjana 19 23,75 %

7 Total 80 100 %

Sumber: Data diolah oleh Penulis

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMA/Sederajat sebanyak 41 orang atau 51,25% dan diikuti yang berpendidikan sarjana sebanyak 19 orang atau 23,75%. Sedangkan yang berpendidikan SMP/Sederajat sebanyak 13 orang atau 16,25% dan yang berpendidikan SD 4 orang atau 5% dan yang berpendidikan D3 sebanyak 2 orang atau 2,5% dan yang tidak sekolah sebanyak 1 orang atau 1,25%. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat di Desa Tiga Juhar masih berada pada tingkat pendidikan yang masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pendidikan masyarakat yang mayoritas hanya tamat SMA/Sederajat.

4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah tanggungan dalam keluarga yang harus dibiayai oleh responden berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel distribusi seperti tertera berikut ini:


(21)

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga No Jumlah Tanggungan Jumlah Responden Persentase

(%)

1 0 orang 14 17,5 %

2 1 orang 8 10 %

3 2 orang 21 26,25 %

4 3 orang 25 31,25 %

5 4 orang 5 6,25 %

6 5 orang 6 7,5 %

8 >5 orang 1 1,25 %

Total 80 100 %

Sumber: Data diolah oleh Penulis

Dengan melihat tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa pada umumnya responden memiliki 3 orang tanggungan dalam keluarga sebanyak 25 orang atau 31,25%. Sementara responden dengan jumlah tanggungan 2 orang sebanyak 21 orang atau 26,25%, responden yang tidak memiliki tanggungan sebanyak 14 orang atau 17,5%, responden dengan jumlah tanggungan 1 orang sebanyak 8 orang atau 10%, responden dengan jumlah tanggungan 5 orang sebanyak 6 orang atau 7,5%, responden dengan jumlah tanggungan 4 orang sebanyak 5 orang atau6,25%, responden dengan jumlah tanggungan >5 orang sebanyak 1 orang atau 1,25%. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mempunyai tanggungan 3 orang. Jumlah tanggungan berkisar 2-5 orang yaitu 67 orang. Tentu jumlah ini merupakan jumlah yang cukup besar.

4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Tanah yang dimiliki Jenis tanah yang dimiliki masyarakat petani di Desa Tiga Juhar dapat dilihat apada tabel berikut ini:


(22)

Tabel 4.4

Data Karakteristik Berdasarkan Jenis Tanah yang Dimiliki

Jenis Tanah Jumlah Responden Pesrsentase (%)

Lempung 57 71,25%

Liat 3 3,75%

Berpasir 20 25%

Total 80 100%

Sumber: Data diolah oleh Penulis

Jenis tanah lempung adalah jenis tanah yang memiliki sifat mudah dibentuk, memliki daya lekat, memiliki butiran yang sangat halus. Jenis tanah ini umumnya berada di dataran rendah. Jenis tanah berpasir adalah jenis tanah yang memiliki sifat butirannya lepas, memiliki diameter 0,07-4,76 mm, dan kadar lumpur yang digunakan untuk pasir halus. Sementara jenis tanah liattidak jauh berbeda dengan jenis tanah lempung perbedaan nya hanyak terletak di tekstur tanahnya, tanah liat memiliki daya lekat yang sangat tinggi.

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa pada umumnya tanah yang dimiliki masyarakat petani di Desa Tiga Juhar adalah jenis tanah lempung yaitu sebanyak 57 responden atau 71,25%. Diikuti dengan jenis tanah yang berpasir sebanyak 20 responden atau 25%. Sedangkan jenis tanah liat hanya sebanyak 3 responden atau 3,75%.


(23)

4.2.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Perolehan Air untuk Kegiatan Pertanian

Aktivitas pertanian membutuhkan peroleh air dari sumber tertentu. Berikut tabel perolehan air untuk kegiatan pertanian masyarakat di Desa Tiga Juhar :

Tabel 4.5

Data Karakteristik Berdasarkan Perolehan Air

Perolehan Air Jumlah Responden Persentase (%)

Irigasi 45 56,25%

Pompa Air 6 7,5%

Air Hujan 29 36,25%

Total 80 100%

Sumber: Data diolah oleh Penulis

Berdasarkan tabel 4.5 masyarakat petani yang memperoleh air dari irigasi sebanyak 45 responden atau 56,25%. Responden dengan perolehan air dari pompa air sebanyak 6 orang atau 7,5%. Sementara untuk perolehan air bersumber air hujan sebanyak 29 orang atau 36,25%. Dapat disimpulkan bahwa pada umumnya aktivitas pertanian di Desa Tiga juhar mendapatkan perolehan air dari irigasi yaitu sebanyak 56,25%.

4.2.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan Berdasarkan hasil penelitian terhadapa 80 responden maka dapat diperoleh karakteristik masyarakat petani Desa Tiga Juhar berdasarkan Status Kepemilikan Lahan pada tabel berikut:


(24)

Tabel 4.6

Data Karakteristik Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan

Status Kepemilikan Lahan Jumlah Responden Persentase (%)

Sewa 14 17,5%

Milik Pribadi 62 77,5%

Sewa dan Milik Pribadi 4 5%

Total 80 100%

Sumber: Data diolah oleh Penulis

Berdasarkan tabel 4.6 responden dengan status kepemilikan lahan sewa sebanyak 14 responden atau 17,5%. Sementara untuk responden dengan status kepemilikan lahan milik pribadi sebanyak 62 responden atau 77,5%. Dan untuk status kepemilikan lahan sewa dan milik pribadi ada sebanyak 4 responden atau 5 %. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pada umumnya petani di Desa Tiga juhar memiliki lahan dengan status milik sendiri yaitu sebanyak 77,5%.

4.2.7. Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Lahan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 80 responden diperoleh data distribusi karakteristik responden berdasarkan luas lahan dalam tabel berikut :


(25)

Tabel 4.7

Data Karakteristik Berdasarkan Luas Lahan Luas Lahan Jumlah

Responden

Persentase (%)

< 0,5 ha 22 27,5%

0,5-1 Ha 34 42,5%

>1 ha 24 30%

Total 80 100%

Sumber: Data diolah oleh Penulis

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki luas lahan <0,5 Ha sebanyak 22 responden atau 27,5%. Responden dengan luas lahan 0,5-1 Ha sebanyak 34 responden atau 42,5%. Sementara responden dengan luas lahan >1 Ha sebanyak 24 responden atau 30%.

4.2.8. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Menanam Dalam 1 (satu) Tahun

Berdasarkan hasil penelitian terhadapa 80 responden maka dapat diperoleh karakteristik masyarakat petani Desa Tiga Juhar berdasarkan jumlah menanam dalam satu tahun :


(26)

Tabel 4.8

Data Karakteristik Berdasarkan Jumlah Menanam dalam 1 Tahun

Jumlah Menanam (dalam 1 tahun)

Jumlah Responden Persentase (%)

0 6 7,5%

1 24 30%

2 45 56,25%

3 4 5%

>3 1 1,25%

Total 80 100%

Sumber: Data diolah oleh Penulis

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa petani di desa Tiga Juhar pada umumnya menanam 2 kali yaitu sebanyak 45 responden atau 56,25%. Diikuti dengan sekali tanam yaitu sebanyak 24 responden atau 30%. Kemudian responden yang menanam 3 kali dalam satu tahun sebanyak 4 responden atau 5%. Responden yang menanam >3 kali sebanyak 1 orang atau 1,25%. Dan yang tidak menanam sama sekali sebanyak 6 responden atau 7,5%.

4.3. Indikator Kesejahteraan Masyarakat Petani

Tingkat kesejahteraan masyarakat petani di Desa Tiga Juhar ditentukan dengan mengacu kepada 3 (tiga) indikator kesejahteraan sesuai dengan yang diterapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu terdiri dari:


(27)

2. Tingkat Pendidikan, 3. Tingkat Kesehatan

Data indikator kesejahteraan masyarakat Desa Tiga Juhar berdasarkan hasil penelitian terhadap 80 responden dengan menggunakan kuisioner dan observasi dengan pihak-pihak terkait.

4.3.1. Indikator Kesejateraan Masyarakat Petani Berdasarkan Tingkat Pendapatan Per Bulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 80 responden diperoleh data indikator kesejahteraan berdasarkan tingkat pendapatan per bulan yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.9

Data Indikator Tingkat Pendapatan Per Bulan

No Pendapatan per bulan Jumlah

Responden

Persentase (%)

1 Rendah (<1.000.000) 14 17,5 %

2 Sedang ( Rp 1.000.000 s/d Rp 5.000.000)

65 81,25 %

3 Tinggi (>5.000.000) 1 1,25 %

Total 100 100 %

Sumber: Data diolah diolah oleh Penulis

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya responden memiliki jumlah pendapatan per bulan antara Rp 1.000.000 s/d 5.000.000 dengan kategori “sedang” yaitu 65 responden atau 81,25 % dan diikuti yang berpendapatan dibawah Rp 1.000.000 dengan kategori “rendah” sebanyak 14 orang atau 17,5 %, sementara pendapatan per bulan di atas Rp 5.000.000 hanya 1 orang atau 1,25 %.


(28)

Dimana kondisi ekonomi masyarakat petani akan membawa pengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Kesejahteraan inilah yang menjadi variabel objek yang sangat penting. Pendapatan merupakan faktor yang sangat penting untuk dipertimbangkan ketika ingin menentukan tingkat kesejahteraan masyarakat petani.

Petani merupakan suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung pada hasil alam. Mereka pada umumnya tinggal di pedesaan. Umumnya kehidupan petani di Desa Tiga Juhar hidup dalam keterbatasan. Keterbatasan ekonomi tampak pada tingkat pendapatan petani yang masih rendah, dimana hal ini didukung oleh hasil penelitian dimana tingkat kesejahteraan masyarakat petani di Desa Tiga Juhar yang masih rendah yaitu sekitar Rp 1.000.000-Rp 2.000.000 bahkan masih ada petani di Desa Tiga Juhar yang pendapatan per bulannya di bawah Rp 1.000.000. Pendapatan masyarakat petani rendah maka akan membuat daya beli rendah yang mengakibatkan masyarakat petani tetap berada dalam lingkungan kemiskinan.

4.4. Analisis Data dan Pembahasan 4.4.1. Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Adapun hasil estimasi yang dilakukan sebagai berikut:


(29)

Tabel 4.10

Hasil Regresi Linier Berganda

a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil regresi sebagai berikut: Y= 9,704 + 0,151X1 + 0,245X2 + 0,218X3

Berdasarkan model regresi diatas maka dapat dilihat bahwa nilai variabel pendapatan (X1) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kesejahteraan

(Y), variabel pendidikan (X2) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

kesejahteraan (Y), karena pendidikan yang dimiliki para pekerja tidak sesuai dengan profesi (kedudukan) dalam pekerjaannya sehingga kesejahteraan tingkat pendidikan belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani di Desa Tiga Juhar. Variabel kesehatan (X3) berpengaruh siginifikan secara positif

terhadap kesejahteraan (Y).

4.5 Uji Asumsi Klasik 4.5.1 Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah keadaan dimana variabel independen dalam persamaan regresi punya korelasi (hubungan) yang erat satu sama lain.

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error

Beta

1

(Constant) 9,704 1,172 8,278 ,000

x1 ,151 ,414 ,041 ,364 ,717

x2 ,245 ,155 ,175 1,576 ,119


(30)

Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai variabel VIF ( variance inflation factor) dan nilai tolerance 10%. Dasar pengambilan keputusan uji multikolinieritas:

- Jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,01 maka terjadi multikolonieritas.

- Jika nilai VIF > 10 atau nilai tolerance < 0,01 maka tidak terjadi multikolonieritas.

Table 4.11

Hasil Uji Multikolinieritas

Berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: variabel pendapatan memiliki nilai VIF sebesar 1,207 < 10 dan nilai tolerance sebesar 0,828 > 0,10 dinyatakan terjadi multikolinieritas. Variabel pendidikan memiliki nilai VIF sebesar 1,158 < 10 dan nilai tolerance sebesar 0,864 > 0,10 dinyatakan terjadi multikolineritas. Variabel kesehatan memiliki nilai VIF sebesar 1,119 < 10 dan nilai tolerance sebesar 0,894 > 0,10 dinyatakan terjadi multikolineritas.

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

,828 1,207

,864 1,158


(31)

4.5.2 Heteroskedastisitas

Pengujian ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Uji heteroskedastisitas yang dilakukan adalah uji Glejser dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen.

Tabel 4.12

Hasil Uji Heterokedastisitas

a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan (X1) sebesar 0,717 artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada

variabel pendapatan. Pendidikan (X2) sebesar 0,119 artinya tidak terjadi

heteroskedastisitas pada variabel pendidikan. Kesehatan (X3) sebesar 0,003

artinya terjadi heteroskedastisitas pada variabel kesehatan . 4.6. Uji Hipotesis

4.6.1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi ini digunakan untuk menjelaskan seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikatnya. Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (R2) yang diperoleh sebesar 0,187. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pendapatan,

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) 9,704 1,172 8,278 ,000

x1 ,151 ,414 ,041 ,364 ,717

x2 ,245 ,155 ,175 1,576 ,119


(32)

pendidikan, kesehatan, 18 persen variasi kesejahteraan petani. Sedangkan sisanya 82 persen kesejahteraan petani dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model analisis dalam penelitian ini.

Tabel 4.13

Koefisien Determinasi (R2 )

Model Summaryb

Model R R

Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F Change

df1 df2 Sig. F Change

1 ,433a ,187 ,155 1,57458 ,187 5,831 3 76 ,001 1,832 a. Predictors: (Constant), x3, x2, x1

b. Dependent Variable: y

4.6.2 Uji t (Parsial)

Uji parsial dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) secara masing-masing. Dimana uji parsial akan dapat menerangkan nilai X1 terhadap Y, nilai X2 terhadap Y, nilai

X3 terhadap Y.

Tabel 4.14 Uji Parsial

Variabel Koefisien t-hitung t-tabel Prob Keterangan X1

(Pendapatan)

0,151 0,364 1,665 0,717 Tidak Signifikan X2

(Pendidikan)

0,245 1,576 1,665 0,119 Tidak Signifikan X3

(Kesehatan)

0,218 3,093 1,665 0,003 Signifikan


(33)

kesejahteraan, dengan nilai t-hitung < t-table yaitu 0,364 < 1,665 dengan nilai signifkansi sebesar 0,717 > 0,10. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan maka tingkat kesejahteraan masyarakat juga akan semakin tinggi.

Variabel pendidikan berpengaruh positif secara tidak signifikan terhadap kesejahteraan, dengan nilai t-hitung < t-table yaitu 1,576 < 1,665 dengan nilai sigfikansi sebesar 0,119 > 0,10 . Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pendidikan maka tingkat kesejahteraan masyarakat akan semakin tinggi.

Variabel kesehatan berpengaruh positif secara signifikan terhadap kesejahteraan, dengan nilai t-hitung > t tabel yaitu 3,093 > 1,665 dengan nilai signifikansi sebesar 0,003 < 0,10. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kesehatan seseorang maka orang itu semakin sejahtera pula.

4.6.3 Uji f ( Simultan)

Uji f digunakan untuk melihat secara simultan (bersama-sama) apakah ada pengaruh dari variabel bebas (pendapatan, pendidikan, kesehatan) terhadap variabel terikat (kesejahteraan petani) . Adapun hasil estimasi sebagai berikut:

Tabel 4.15 Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 43,373 3 14,458 5,831 ,001b

Residual 188,427 76 2,479

Total 231,800 79

a. Dependent Variable: y


(34)

Berdasarkan hasil estimasi maka dapat disimpulkan bahwa variabel pendapatan (X1), pendidikan (X2), kesehatan (X3), secara bersamaan berpengaruh

terhadap tingkat kesejahteraan petani pada tingkat kepercayaan 90% atau dengan alpha 10%. Hal ini dapat dilihat dari nilai sig sebesar 0,001 < 0,10.


(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Pendapatan memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat. Naiknya pendapatan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani.

2. Tingkat pendidikan memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat. Berarti meningkatnya jenjang pendidikan meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani.

3. Tingkat kesehatan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat. Berarti setiap tingkat kesehatan akan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat.


(36)

5.2. Saran

1. Perlu adanya upaya pemerintah daerah untuk lebih menigkatkan fungsi lembaga penyuluhan dari dinas dan instansi terkait agar usaha para petani lebih berkembang dan merata.

2. Diharapkan kepada pemerintah daerah turut berperan aktif dalam perekonomian rakyat, serta dapat meningkatkan fasilitas pendidikan, kesehatan sebagai dasar untuk menopang proses peningkatan sumber daya manusia menuju kepada kecerdasaan dan akhirnya pada kesejahteraan di masa yang akan datang.


(37)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesejahteraan

2.1.1. Defenisi Kesejahteraan

Istilah kesejahteraan bukanlah hal yang baru, baik dalam wacana global maupun nasional. Dalam membahas analisis tingkat kesejahteraan, tentu kita harus mengetahui pengertian sejahtera terlebih dahulu. Kesejahteraan itu meliputi keamanan, keselamatan, dan kemakmuran. Pengertian sejahtera menurut W.J.S Poerwadarminta adalah suatu keadaan yang aman, sentosa, dan makmur. Dalam arti lain jika kebutuhan akan keamanan, keselamatan dan kemakmuran ini dapat terpenuhi, maka akan terciptalah kesejahteraan.

Menurut Undang-undang No 11 Tahun 2009, tentang Kesejahteraan Masyarakat, kesejahteraan masyarakat adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Dari Undang–Undang di atas dapat kita cermati bahwa ukuran tingkat kesejahteraan dapat dinilai dari kemampuan seorang individu atau kelompok dalam usaha nya memenuhi kebutuhan material dan spiritual nya. Kebutuhan material dapat kita hubungkan dengan pendapatan yang nanti akan mewujudkan kebutuhan akan pangan, sandang, papan dan kesehatan. Kemudian kebutuhan spiritual kita hubungkan dengan pendidikan, kemudian keamanan dan ketentaraman hidup.


(38)

Menurut Mosher (1987), hal yang paling penting dari kesejahteraaan adalah pendapatan, sebab beberapa aspek dari kesejahteraan rumah tangga tergantung pada tingkat pendapatan. Pemenuhan kebutuhan dibatasi oleh pendapatan rumah tangga yang dimiliki, terutama bagi yang berpendapatan rendah. Semakin tinggi pendapatan rumah tangga maka persentase pendapatan untuk pangan akan semakin berkurang. Dengan kata lain, apabila terjadi peningkatan tersebut tidak merubah pola konsumsi maka rumah tangga tersebut sejahtera. Sebaliknya, apabila peningkatan pendapatan rumah tangga dapat merubah pola konsumsi maka rumah tangga tersebut tidak sejahtera.

Menurut konsep lain, kesejahteraan bisa di ukur melalui dimensi moneter maupun non moneter, misalnya ketimpangan distribusi pendapatan, yang didasarkan pada perbedaan tingkat pendapatan penduduk di suatu daerah. Kemudian masalah kerentanan (vulnerability), yang merupakan suatu kondisi dimana peluang atau kondisi fisik suatu daerah yang membuat seseorang menjadi miskin atau menjadi lebih miskin pada masa yang akan datang. Hal ini merupakan masalah yang cukup serius karena bersifat struktural dan mendasar yang mengakibatkan risiko-risiko sosial ekonomi dan akan sangat sulit untuk memulihkan diri (recover). Kerentanan merupakan suatu dimensi kunci dimana perilaku individu dalam melakukan investasi, pola produksi, strategi penanggulangan dan persepsi mereka akan berubah dalam mencapai kesejahteraan.


(39)

Kesejahteraan pada intinya mencakup tiga konsepsi, yaitu:

1. Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yakni terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial.

2. Institusi, arena atau bidang kegiatan yang melibatkan lembaga kesejahteraan sosial dan berbagai profesi kemanusiaan yang menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial.

3. Aktivitas, yakni suatu kegiatan-kegiatan atau usaha yang terorganisir untuk mencapai sejahtera.

Biro Pusat Statistik Indonesia (2000) menerangkan bahwa guna melihat tingkat kesejahteraan rumah tangga suatu wilayah ada beberapa indikator yang dapat dijadikan ukuruan, antara lain adalah:

1. Tingkat pendapatan keluarga

2. Komposisi pengeluaran rumah tangga dengan membandingkan pengeluaran untuk pangan dengan non-pangan

3. Tingkat pendidikan keluarga 4. Tingkat kesehatan keluarga

5. Kondisi perumahan serta fasilitas yang dimiliki dalam rumah tangga.

2.2. Pengukuran Kesejahteraan Petani

Tingkat kesejahteraan petani dapat diukur melalui : 1. Pendapatan

Pendapatan merupakan penghasilan yang timbul ketika petani melakukan aktivitas penjualan barang-barang hasil produksi di pasar.Dengan meningkatnya


(40)

pendapatan tersebut maka akan meningkatkan standar kehidupan petani karena dengan meningkatnya pendapatan maka akan merubah pola konsumsi. Semakin tinggi pendapatan yang dihasilkan maka akan meningkatkan konsumsi.

2. Kesehatan

Untuk menganalisis kesehatan dan standar hidup rumah tangga ada empat jenis indikator yang digunakan, yang meliputi status gizi, status penyakit, ketersediaan pelayanan kemiskinan, dan penggunaan layanan-layanan kesehatan tersebut.

3. Pendidikan

Untuk menganalisis pendidikan, pada umumnya terdapat tiga jenis indikator yang digunakan yang meliputi, tingkat pendidikan anggota rumah tangga, ketersediaan palayanan pendidikan, dan penggunaan layanan pendidikan tersebut.

2.3. Potensi Pertanian

Indonesia terlahir sebagai negara agraris dan memiliki beberapa keuntungan salah satunya adalah tata letak wilayah yang persis terletak pada garis khatulistiwa dan memiliki iklim tropis dengan dua musim, sehingga berbagai jenis tanaman dapat dengan mudah di budidayakan di Indonesia, selain itu berbagai jenis ternakpun akan sangat mudah dikembangbiakan karena cukupnya ketersediaan makanan ternak. Selain letak geografis, masyarakat Indonesia sejak dulu sebagian besar memilih usaha tani sebagai mata pencaharian utamanya. Sektor pertanian mendominasi kegiatan perekonomian pedesaan. Di Indonesia terdapat lebih dari 70.000 desa yang potensi pertanian cukup baik untuk


(41)

menggerakan perekonomian masyarakat. Pertanian sendiri menjadi pangsa pasar tenaga kerja yang cukup besar, dimana angkanya mencapai 38,69 juta orang di tahun 2010. Selama periode 2010-2014, kontribusi sektor pertanian terhadap PDB mencapai 10,26% dengan pertumbuhan sekitar 3,90%. Pada tahun2014 sektor pertanian menyerap sekitar 35,76 juta atau skitar 30,2% dari total tenaga kerja. Investasi di sektor pertanian primer baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 4,2% dan 18,6% per tahun.

Nilai tukar petani (NTP) meningkat sangat pesat. Pada tahun 2013 NTP sempat menurun, namun NTP melonjakdari sebesar 101,78% pada tahun 2010 menjadi 106,52% pada tahun 2014. Tingkat pendapatan petani untuk pertanian dalam arti luas maupun pertanian sempit menunjukkan peningkatan yang diindikasikan oleh pertumbuhan yang positif masing-masing sebesar 5,64% dan 6,20%/tahun selama kurun waktu 2010-2014. Pada periode yang sama, jumlah penduduk miskin di pedesaan yang sebagian besar bergerka di sektor pertanian menurun dengan laju sebesar 3,69%/tahun atau menurun dari sekitar 19,93 juta pada taun 2010 menjadi 17,14 juta pada tahun 2014.

Sejalan dengan Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015-2045, pembangunan sektor pertanian dalam lima tahun ke depan (2015-2019) akan mengacu pada paradigma Pertanian Untuk Pembangunan (agriculture for

Development) yang memposisikan sektor pertanian sebagai penggerak

transformasi pembangunan yang berimbang dan menyeluruh mencakup transformasi demografi, ekonomi, intersektoral, spasial, institusional, dan tata


(42)

kelola pembangunan. Hal ini berarti sektor pertanian tidak hanya bertindak sebagai penyedia pangan bagi masyarakat namun juga memiliki peran yang luas dan multifungsi. Dalam hal ini sektor pertanian memiliki fungsi strategis untuk menyelesaikan persoalan-persoalan lingungan dan sosial (kemiskinan, keadilan, dan lain-lain) serta fungsinya sebagai penyedia sarana wisata (agrowisata).

2.4. Pengertian dan Penggolongan Petani 2.4.1. Pengertian Petani

Banyak teori pertanian maupun tentang petani yang diungkapkan oleh para ahli. Menurut para ahli, terdapat beberapa definisi Pertanian maupun Petani, seperti :

Menurut Anwas (1992), Petani adalah orang yang melakukan cocok tanam dari lahan pertaniannya atau memelihara ternak dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatan itu, sedangkan Pengertian Pertanian adalah kegiatan manusia mengusahakan terus dengan maksud memperoleh hasil-hasil tanaman ataupun hasil hewan, tanpa mengakibatkan kerusakan alam.

Petani menurut Slamet (2000), disebut petani asli apabila memiliki tanah sendiri, bukan sekedar penggarap maupun penyewa. Berdasarkan hal tersebut, secara konsep, tanah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seorang petani.

Sementara Eric R. Wolf (1986), mengemukakan bahwa petani sebagai orang desa yang bercocok tanam, artinya mereka bercocok tanam di daerah pedesaan, tidak dalam ruangan tertutup di tengah kota. Petani tidak melakukan


(43)

usaha tani dalam arti ekonomi, ia mengelolah sebuah rumah tangga, bukan sebuah perusahaan bisnis, namun demikian dikatakan pula bahwa petani merupakan bagian dari masyarakat yang lebih luas dan besar.

Poin penting dari konsep di atas bukan hanya terletak pada soal, bahwa tanah adalah alat produksi utama petani, melainkan bahwa alat produksi tersebut mutlak dimiliki seorang petani. Implikasinya, petani yang tidak memiliki tanah sendiri tidak dianggap sebagai petani sejati atau asli. Implikasi politisnya, petani mutlak dan mempertahankan dan menjaga hak kepemilikannya atas tanah. Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa konsep petani asli memiliki kaitan sosial-budaya-politik. (Sadikin M, 2001:31).

2.4.2. Penggolongan Petani

Menurut James C Scoot, masyarakat petani dapat digolongkan berdasarkan faktor pemilikan tanah, yaitu :

1. Golongan Pertama

Petani pemilik tanah pertanian dan tanah pekarangan rumah 2. Golongan Kedua

Petani yang memiliki tanah pekarangan tetapi tidak memiliki tanah pertanian 3. Golongan Ketiga


(44)

2.5. Pengertian Pendapatan, Pendidikan, dan Kesehatan 2.5.1. Pengertian Pendapatan

Pendapatan didefenisikan sebagai suatu penghasilan yang diterima karena adanya aktivitas, usaha, dan pekerjaan. Atau dapat juga diperoleh dari penjualan hasil produksi ke pasar. Pendapatan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup seseorang maupun perusahaan, semakin besar pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan seseorang atau perusahaan untuk membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. Tinggi rendahnya pendapatan seseorang tergantung pada faktor-faktor seperti umur, jenis kelamin, kemampuan,pendidikan dan pengalaman.

Menurut Yuliana Sudremi (2007:133) Pendapatan merupakan semua penerimaan seseorang sebagai balas jasanya dalam proses produksi. Balas jasa tersebut bisa berupa upah, bunga, sewa, maupun, laba tergantung pada faktor produksi pada yang dilibatkan dalam proses produksi.

2.5.2. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup atau kemajuan yang lebih baik. Secara etimologi, pengertian pendidikan adalah menjadi berkembang atau bergerak dari dalam keluar, atau dengan kalimat lain, pendidikan berarti proses mengembangkan kemampuan diri sendiri (inner

abilities) dan kekuatan individu.

Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan ialah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran kita


(45)

mampu secara aktif mengembangkan potensi diri untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan bagi diri sendiri. masyarakat, bangsa, dan Negara.

Tujuan pendidikan adalah untuk menciptakan seseorang yang berkuaalitas dan berkarakter, memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan akan memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.

2.5.3. Pengertian Kesehatan

Dalam Menurut UU No. 36 tahun 2009 pengertian kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Pengertian Kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Ada tiga komponen penting yang merupakan satu kesatuan dalam defenisi sehat yaitu:

1.Sehat Jasmani

Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, berupa sosok manusia yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut


(46)

tersisir rapi, berpakaian rapi, berotot, tidak gemuk, nafas tidak bau, selera makan baik, tidur nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi tubuh berjalan normal.

2. Sehat Mental

Sehat mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain dalam

pepatah kuno “Jiwa yang sehat terdapat di dalam tubuh yang sehat” (Men Sana In

Corpore Sano).

3.Sehat Spritual

Spritual merupakan komponen tambahan pada pengertian sehat oleh WHO dan memiliki arti penting dalam kahidupan sehari-hari masyarakat. Setiap individu perlu mendapat pendidikan formal maupun informal, kesempatan untuk berlibur, mendengar alunan lagu dan musik, siraman rohani seperti ceramah agama dan lainnya agar terjadi keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak monoton.

2.6. Hubungan Pendapatan, Pendidikan, dan Kesehatan terhadap Kesejahteraan Petani

Pendapatan negara biasanya diukur melalui pendapatan perkapita penduduknya. Pendapatan perkapita juga merupakan suatu indikator untuk mengklasifikan suatu negara, apakah negara itu disebut negara miskin, berkembang, atau negara maju. Pendapatan perkapita, ialah pendapatan rata-rata penduduk dalam suatu wilayah. Tinggi rendahnya pendapatan perkapita suatu wilayah bisa disebabkan oleh :


(47)

1. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat setempat, kurangnya keahlian dan keterampilan (skill).

2. Rendah nya tingkat produktivitas

3. Tidak tersedianya lapangan kerja yang memadai

Rendahnya tingkat pendapatan perkapita mengakibatkan berkurangnya tingkat kesejahteraan masyarakat, dan tentu menjadi masalah dalam pembangunan nasional.

Dengan meningkatnya pendidikan seseorang tentu akan meningkatkan pandangan, pola pikir dan pengambilan keputusan daam menghadapi suatu masalah. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat tentu akan berdampak pada proses pencapaian kesejahteraan. Rendahnya penguasaan akan IPTEK. Dalam hal ini untuk meningkatkan produksi tentu saja faktor teknologi dan tenaga skill diperlukan. Namun di negara kita hal ini masih belum memadai. Rendahya tingkat pendidikan akan berdampak dalam pengambilan keputusan dalam menghadapi suatu masalah. Tentu pandangan setiap orang berbeda dalam menghadapi suatu masalah. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tepat cara, dan semakin baik tindakan nya dalam menyelesaikan suatu masalah dan mnerima hal-hal baru.

Masalah tingkat kesehatan suatu negara dapat dilihat dari angka kematian. Di wilayah pedesaan umum nya fasilitas-fasilitas kesehatan belum memadai. Oleh karena itu kualitas kesehatan di pedesaan masih sangat memprihatinkan.

1. Kurangnya sarana pelayanan kesehatan 2. Tingkat gizi makanan yang masih rendah


(48)

3. Kurangnya pengetahuan akan kesehatan

Jika kesehatan masyarakat rendah, dimana kondisis fisik menurun, tentu saja akan menghambat proses fungsi sosial nya. Proses kerja nya lambat dan tidak akan optimal ketika sedang sakit, dan tentu akan mempengaruhi kesejahteraan.


(49)

2.7. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Penulis Judul Penelitian Hasil Penelitian 1 M. Yacob

Surung dan Dahlan (2012)

PETANI PADI

SAWAH DAN

KEMISKINAN (Studi Kasus di Desa Pallantikang,

Kecamatan Pattalassang, Kabupaten Gowa)

Kemiskinan petani padi sawah di Desa Pallantikang dapat dilihat dari berbagai indikator seperti tingkat pendidikan yang rendah, sanitasi yang buruk, kurang nya ketersedian lahan pettanian yang memadai, dan distribusi pupuk dan benih yang sulit didapatkan. Hal ini mengakibatkan kesejahtaraan petani menurun dan jatuh ke tingkat kemiskinan.

2 Adhi Yudha Bhaskara, Marhadi Slamet

Kistiyanto, M. Si, Ir. Juarti, M. P.

Pengaruh

Transformasi Lahan Pertanian menjadi Perkebunan Kelapa Sawit terhadap Tingkat Kesejahteraan Petani di Kecamatan Babulu Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan petani di kecamatan Babulu sangat rendah, namun dengan mentransformasi lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit, tingkat kesejahteraan meningkat. Tingkat pemenuhan kebutuhan petani jauh lebih terpenuhi ketika mereka mentranformasi lahan pertanian menjadi lahan perkebunan kelapa sawit dibandingkan ketika menjadi


(50)

lahan pertanian. Dimana pemenuhan kesehatan, sandang, ketahanan pangan jauh lebih terjamin.

3 Rayzon Purba, Ahmad Rifai dan Kausar

Analisis

Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Plasma Kelapa Sawit Di Desa Rimbah Jaya Tran 500 Kecamatan Pagaran Tapah Darussalam Kabupaten Rokan Hulu

Penelitian ini mengelompokan tingkat kesejahteraan petani berdasarkan pemenuhan kebutuhan dasar menurut BPS 2008 dengan kriteria, bila memenuhi;

- 0-3 indikator (sejahtera) - 4-8 indikator (kurang sejahtera)

- 9-12 indikator (tidak sejahtera)

- 13-14 indikator (sangat tidak sejahera)

Hasil penelitian menunjukan petani lebih dominan terhadap indikator yang ke 4-8 (86%) itu berarti rumah tangga petani tergolong kurang sejahtera. 4 Rusli

Burhansyah (2008)

Dinamika Indikator Kesejahteraan Petani di Kabupaten Kubu Raya dan Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat

Kesejahteraan petani dapat digambarkan oleh lima indikator, yaitu tingkat pendapatan, proporsi pengeluaran pangan rumah tangga, nilai tukar petani, indeks daya beli, dan ketahanan pangan. Dari


(51)

indikator di atas diketahui bahwa proporsi pengeluaran pangan mencapai 59,5-62,4 persen dari nilai total pengeluaran rumah tangga. Kondisi ini menyimpulkan bahwa petani padi di kedua kabupaten tersebut belum sejahtera.

Sumber: Data diolah penulis

2.8. Kerangka Konseptual

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Tingkat Pendapatan

(X1)

Kesejahteraan Petani (Y) Tingkat Pendidikan

(X2)

Tingkat Kesehatan (X3)


(52)

2.9. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2011:70), hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena, jawaban yang diberikan melalui hipotesis baru didasarkan teori, dan belum menggunakan fakta. Hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori dengan pengamatan, atau pengamatan dengan teori. Hipotesis mengemukakan pernyataan tentang harapan peneliti mengenai hubungan-hubungan antara variabel-variabel dalam persoalaan.Oleh sebab itu rumusan masalah penelitian ini biasanya disusun dalam kalimat pernyataan.

Dugaan sementara dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh positif antara tingkat pendapatan terhadap kesejahteraan rumah tangga petani.

2. Terdapat pengaruh positif antara tingkat pendidikan terhadap kesejahteraan rumah tangga petani.

3. Terdapat pengaruh positif antara tingkat kesehatan terhadap kesejahteraan rumah tangga petani.


(53)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting. Indonesia dikenal dengan negara yang kaya akan hasil alam, kondisi tanah dan musim yang sangat cocok dengan pertanian, namun hal tersebut tidak pernah menjadikan Indonesia terangkat namanya di kancah internasional, bahkan untuk mencukupi sumber pangan di negara sendiri pun bisa dikatakan masih jauh dari harapan. Peranan sektor pertanian ini mampu memberikan kontribusi yang besar dalam perekonomian bangsa, khususnya dalam memacu peningkatan pendapatan nasional. Sebagai salah satu pilar ekonomi negara, sektor pertanian diharapkan dapat meningkatkan pendapatan terutama dari penduduk pedesaan yang masih di bawah garis kemiskinan.

Peran Strategis sektor pertanian bisa kita gambarkan dalam kontribusi sektor pertanian yang dalam kegiatan nya berperan sebagai penyedia bahan pangan, kemudian bahan baku industri, menyumbang PDRB, dan juga sebagai sumber utama pendapatan rumah tangga pedesaan. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, Selama periode 2010-2014 rata- rata kontribusi sektor pertanian terhadap PDB mencapai 10,26% atau lebih tepat nya 879,23 triliun dari total PDB nasional yang besarnya 8.568,12 triliun rupiah (berdasarkan harga konstan tahun 2010)


(54)

dengan pertumbuhan berkisar 3,47% hingga 4,58% dengan rata–rata sekitar 3,90%.

Peningkatan produktivitas petani dan usaha pertanian merupakan sesuatu yang penting ke depan. Masyarakat dunia dalam waktu tidak lama lagi membutuhkan hasil pertanian yang banyak, berkualitas tinggi dan dengan harga yang bersaing. Pembangunan pertanian Indonesia telah dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan dengan harapan dapat meningkatkan produksi pertanian semaksimal mungkin sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dalam mencapai kesejahteraan, peningkatan produksi pangan. Kesejahteraan petani merupakan arah dan tujuan pembangunan pertanian.

Dalam pembangunan pertanian, diperlukan faktor-faktor produksi yang mendukung, yang termasuk dalam faktor-faktor produksi pertanian adalah : tanah, tenaga kerja, modal, pengelolaan (management). Permodalan merupakan salah satu faktor produksi penting dalam usaha pertanian. Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang yang bersama-sama dengan faktor produksi lain dan tenaga kerja serta pengelolaan menghasilkan barang-barang baru, yaitu produksi pertanian. Sayangnya, aksesibilitas petani terhadap sumber-sumber permodalan yang disediakan masih sangat terbatas, terutama bagi petani-petani yang menguasai lahan sempit dan petani-petani tanpa lahan yang merupakan komunitas terbesar dari masyarakat pedesaan. Dengan demikian, tidak jarang ditemui bahwa kekurangan biaya merupakan kendala bagi petani dalam mengelola dan mengembangkan usahatani. Persoalan mendasar yang dihadapi sektor pertanian adalah akses permodalan pada lembaga keuangan formal bagi petani,


(55)

pasar dan teknologi, serta organisasi tani yang masih lemah. Selama ini petani sangat erat hubungannya dengan rentenir atau sumber keuangan non formal yang dengan mudahnya mendapatkan dana namun disertai bunga yang tinggi. Bukan hanya sumber keuangan formal yang memiliki bunga yang tinggi, lembaga keuangan formal pun menetapkan standar suku bunga yang cukup tinggi. Untuk mendapatkan akses modal bagi petani sangatlah sulit, mengingat pertanian merupakan sektor dengan tingkat ketidakpastian dan resiko yang tinggi dikarenakan output yang dihasilkan lebih dipengaruhi oleh iklim. Selain itu juga petani di hadapkan pada persoalan bentuk agunan yang kurang mempunyai nilai bagi perbankan. Minimnya modal akan berimplikasi besar bagi perkembangan skala usaha tani dan juga dari sisi produktivitasnya. Kemampuan petani untuk membiayai usahataninya sangat terbatas sehingga produktivitas yang dicapai masih di bawah produktivitas potensial. Maka perlu perhatian khusus terkait dengan permodalan dan pembiayaan untuk mengembangkan usaha bagi petani.

Kondisi pertanian kita saat ini masih kekurangan sarana dan prasarana dan teknologi yang menunjang peningkatan produksi pertanian. Seperti pengairan (Irigasi), kemudian bantuan subsidi pupuk dan bibit yang masih belum memadai dan tepat sasaran, kurang nya teknologi seperti Traktor, kemudian mesin pemanen padi dan banyak teknologi lain nya yang masih belum diterapkan karena minim nya modal. Sebagian besar petani kita adalah petani yang bermodalkan sederhana. Lebih dari itu lahan yang mereka gunakan pun terkadang bukan milik mereka sendiri, tetapi mereka sewa. Hal ini tentu akan mengurangi pendapatan mereka.


(56)

Masyarakat di Kecamatan Senembah Tanjung Muda Hulu tahun 2014 sebesar 12.994 jiwa, jumlah penduduk di desa Tiga Juhar sebesar 2.378 jiwa yang terdiri dari 633 Kepala Keluarga (KK). Dalam hal ini 62% atau lebih tepatnya 392 Kepala Keluarga bermata pencaharian sebagai petani. Potensi pertanian yang ada berupa sawah tadah hujan seluas 1.043 Ha. Dengan kemampuan lahan baru yang mampu ditanami dua kali dalam satu tahun. Hal ini tentu belum maksimal dan masih perlu di tingkatkan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dalam penelitian ini dibatasi hanya pada faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan petani di desa Tiga Juhar Kecamatan Senembah Tanjung Muda Hulu Kabupaten Deli Serdang, yaitu pendapatan, kesehatan, dan pendidikan.

Dari permasalahan tersebut maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Apakah terdapat pengaruh pendapatan terhadap kesejahteraan rumah tangga petani di Desa Tiga Juhar?

2. Apakah terdapat pengaruh tingkat pendidikan terhadap kesejahteraan rumah tangga petani di Desa Tiga Juhar?

3. Apakah terdapat pengaruh kesehatan terhadap kesejahteraan rumah tangga petanipetani di Desa Tiga Juhar?


(57)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh tingkat pendapatan terhadap kesejahteraan rumah tangga petani di Desa Tiga Juhar.

2. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh tingkat pendidikan terhadap kesejahteraan rumah tangga petani di Desa Tiga Juhar.

3. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh tingkat kesehatan terhadap kesejahteraan rumah tangga petani di Desa Tiga Juhar.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah terkait faktor-faktor yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani .

2. Sebagai penambah wawasan bagi peneliti yang berkaitan dengan hubungan tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan tingkat kesehatan, terhadap kesejahteraan.

3. Sebagai bahan studi dan juga literature tambahan bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.


(58)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat petani di Desa Tiga Juhar dengan menggunakan data primer untuk 80 responden yang mewakili seluruh populasi masyarakat petani di Desa Tiga Juhar. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar kuisioner. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Data yang terkumpul diolah dan disajikan dalam bentuk tabel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat petani di Desa Tiga Juhar pada umumnya memiliki tingkat kesejahteraan yang tergolong rendah atau miskin. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat pendapatan yang masih rendah dan pengeluaran rumah tangga yang cukup besar serta tingkat kesehatan yang masih rendah.

Kata kunci: Petani, Kesejahteraan, Pendapatan, Pendidikan, Kesehatan, dan Rumah Tangga


(59)

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the level of welfare of coastal communities in the village of Tiga Juhar. Data for 80 respondents representing the entire population of the coastal communities in the village of Tiga Juhar. The data was collected using questionnaires. The analysis method used is descriptive quantitative. The data collcected was processed and presentedin the form of tables.

The results showed that the coastal communities in the village of Tiga Juhar. Generally have a relatively low level of prosperity or poverty. This is indicated by the low levels of income and household spendingsubstansial and Health level is still low.


(60)

SKRIPSI

ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PETANI DI DESA TIGA JUHAR KECAMATAN SENEMBAH TANJUNG MUDA

HULU KABUPATEN DELI SERDANG

OLEH

Pebriani Barus 120501124

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2016


(61)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat petani di Desa Tiga Juhar dengan menggunakan data primer untuk 80 responden yang mewakili seluruh populasi masyarakat petani di Desa Tiga Juhar. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar kuisioner. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Data yang terkumpul diolah dan disajikan dalam bentuk tabel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat petani di Desa Tiga Juhar pada umumnya memiliki tingkat kesejahteraan yang tergolong rendah atau miskin. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat pendapatan yang masih rendah dan pengeluaran rumah tangga yang cukup besar serta tingkat kesehatan yang masih rendah.

Kata kunci: Petani, Kesejahteraan, Pendapatan, Pendidikan, Kesehatan, dan Rumah Tangga


(62)

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the level of welfare of coastal communities in the village of Tiga Juhar. Data for 80 respondents representing the entire population of the coastal communities in the village of Tiga Juhar. The data was collected using questionnaires. The analysis method used is descriptive quantitative. The data collcected was processed and presentedin the form of tables.

The results showed that the coastal communities in the village of Tiga Juhar. Generally have a relatively low level of prosperity or poverty. This is indicated by the low levels of income and household spendingsubstansial and Health level is still low.


(63)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Sumber segala hikmat yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih Karunia-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai sebagai tugas akhir yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul skripsi ini adalah “Analisis Tingkat Kesejahteraan Rumah

Tangga Petani di Desa Tiga Juhar Kecamatan Senembah Tanjung Muda Hulu Kabupaten Deli Serdang”.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik berupa dorongan semangat maupun sumbangan pemikiran. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Kedua orang tua tercinta Bapak Persadaan Barus S.Pd dan Ibunda Esterlina Br tarigan S.Pd yang telah mendidik, merawat dan memberikan saya cinta, doa, dan kasih sayang yang sangat besar kepada saya.

2. Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac.Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Wahyu Ario Pratomo SE., M.Ec., selaku Ketua dan Drs.


(64)

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Irsyad Lubis , SE., M.Soc, Sc., Ph.D., selaku Ketua Program Studi S1 dan Bapak Paidi Hidayat, SE., M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Prof. Dr. Syaad Afifuddin S., S.E., M.Ec., Selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada saya selama masa pendidikan.

6. Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si., selaku dosen pembanding I yang telah bersedia meluangkan waktu dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini. 7. Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, S.E., M.Si. selaku dosen

pembanding II yang telah bersedia meluangkan waktu dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini.

8. Seluruh dosen dan pegawai Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, terima kasih atas segala bimbingan dan bantuannya selama penulis mengikuti perkulihaan.

9. Untuk Kakak dan Abang saya Eta Prianta Barus, Lely Novita Barus SKM, Winda Sari Barus S.Pd, Risna Waty barus S.Si dan teristimewa untuk Daud Situmorang SE. Terima kasih atas dukungan dan doa sehingga saya dapat terpacu untuk


(65)

10. Untuk sahabat terbaik saya serta seluruh mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan stambuk 2012 lainnya. Terima kasih atas dukungan dan doa yang telah diberikan sehingga skripsi ini selesai.

11. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya saya berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya, khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah bersedia membantu penyelesaian skripsi ini.

Medan,

Pebriani Barus 120501124


(66)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB IPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.3 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kesejahteraan ... 6

2.2 Pengukuran Kesejahteraan Petani ... 8

2.3 Potensi Pertanian ... 9

2.4 Pengertian dan Penggolongan Petani ... 11

2.4.1 Pengertian Petani ... 11

2.4.2 Penggolongan Petani ... 12

2.5 Pengertian Pendapatan, Pendidikan, dan Kesehatan ... 13

2.5.1 Pengertian Pendapatan ... 13

2.5.2 Pengertian Pendapatan ... 13

2.5.3 Pengertian Kesehatan ... 14

2.6 Hubungan Pendapatan, Pendidikan, dan Kesehatan terhadap Kesejahteraan Petani ... .... 15

2.7 Penelitian Terdahulu ... 18

2.8 Kerangka Konseptual ... 20

2.9 Hipotesis ... 21

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 22

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

3.3.1 Populasi ... 23

3.3.2 Sampel ... 23

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 24

3.5 Definisi Operasional ... 25

3.6 Teknik Analisis Data ... 25


(67)

3.7.2 Uji Heterokedastisitas ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 30

4.2 Hasil Penelitian ... 30

4.2.1 Karakteristik Responden Umur ... 30

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan . 31 4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga ... 32

4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Tanah yang dimiliki... 33

4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Perolehan Air Untuk Kegiatan Pertanian ... 35

4.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan ... 35

4.2.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Lahan ... 36

4.2.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Menanam Dalam 1 (satu) Tahun ... 37

4.3 Indikator Kesejahteraan Masyarakat Petani ... 38

4.3.1 Indikator Kesejahteraan Masyrakat Petani Berdasarkan Pendapatan Per Bulan ... 39

4.4 Analisis Data dan Pembahasan ... 40

4.4.1 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 40

4.5 Uji Asumsi Klasik ... 41

4.5.1 Multikolonieritas ... 41

4.5.2 Heterokedastisitas ... 43

4.6 Uji Hipotesis ... 43

4.6.1 Koefisien Determinasi (R2) ... 43

4.6.2 Uji t (parsial)... 44

4.6.3 Uji f (Simultan)... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 47

5.2 Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49


(68)

DAFTAR TABEL

2.1 Penelitian Terdahulu ... 18

4.1 Data Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 31

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 32

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga ... 33

4.4 Data Karakteristik Berdasarkan Jenis Tanah Yang Dimiliki ... 34

4.5 Data Karakteristik Berdasarkan Perolehan Air ... 35

4.6 Data Karakteristik Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan ... 36

4.7 Data Karakteristik Berdasarkan Luas Lahan... 37

4.8 Data Karakteristik Berdasarkan Jumlah Menanam Dalam 1(satu) Tahun ... 38

4.9 Data Indikator Tingkat Pendapatan Perbulan ... 39

4.10 Hasil Linier Berganda ... 41

4.11 Hasil Uji Multikolonieritas ... 42

4.12 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 43

4.13 Koefisien Determinasi (R2) ... 44

4.14 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 44

4.15 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-f) ... 45 No. Tabel


(69)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman


(70)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuisioner Penelitian ... 51 2 Output Analisis Linier Berganda ... 56


(1)

10. Untuk sahabat terbaik saya serta seluruh mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan stambuk 2012 lainnya. Terima kasih atas dukungan dan doa yang telah diberikan sehingga skripsi ini selesai.

11. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhirnya saya berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya, khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara. Semoga Tuhan senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah bersedia membantu penyelesaian skripsi ini.

Medan,

Pebriani Barus 120501124


(2)

vi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB IPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.3 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kesejahteraan ... 6

2.2 Pengukuran Kesejahteraan Petani ... 8

2.3 Potensi Pertanian ... 9

2.4 Pengertian dan Penggolongan Petani ... 11

2.4.1 Pengertian Petani ... 11

2.4.2 Penggolongan Petani ... 12

2.5 Pengertian Pendapatan, Pendidikan, dan Kesehatan ... 13

2.5.1 Pengertian Pendapatan ... 13

2.5.2 Pengertian Pendapatan ... 13

2.5.3 Pengertian Kesehatan ... 14

2.6 Hubungan Pendapatan, Pendidikan, dan Kesehatan terhadap Kesejahteraan Petani ... .... 15

2.7 Penelitian Terdahulu ... 18

2.8 Kerangka Konseptual ... 20

2.9 Hipotesis ... 21

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 22

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

3.3.1 Populasi ... 23

3.3.2 Sampel ... 23

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 24

3.5 Definisi Operasional ... 25

3.6 Teknik Analisis Data ... 25

3.7 Pengujian Asumsi Klasik ... 28


(3)

3.7.2 Uji Heterokedastisitas ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 30

4.2 Hasil Penelitian ... 30

4.2.1 Karakteristik Responden Umur ... 30

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan . 31 4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga ... 32

4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Tanah yang dimiliki... 33

4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Perolehan Air Untuk Kegiatan Pertanian ... 35

4.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan ... 35

4.2.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Lahan ... 36

4.2.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Menanam Dalam 1 (satu) Tahun ... 37

4.3 Indikator Kesejahteraan Masyarakat Petani ... 38

4.3.1 Indikator Kesejahteraan Masyrakat Petani Berdasarkan Pendapatan Per Bulan ... 39

4.4 Analisis Data dan Pembahasan ... 40

4.4.1 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 40

4.5 Uji Asumsi Klasik ... 41

4.5.1 Multikolonieritas ... 41

4.5.2 Heterokedastisitas ... 43

4.6 Uji Hipotesis ... 43

4.6.1 Koefisien Determinasi (R2) ... 43

4.6.2 Uji t (parsial)... 44

4.6.3 Uji f (Simultan)... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 47

5.2 Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49


(4)

viii DAFTAR TABEL

2.1 Penelitian Terdahulu ... 18

4.1 Data Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 31

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 32

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga ... 33

4.4 Data Karakteristik Berdasarkan Jenis Tanah Yang Dimiliki ... 34

4.5 Data Karakteristik Berdasarkan Perolehan Air ... 35

4.6 Data Karakteristik Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan ... 36

4.7 Data Karakteristik Berdasarkan Luas Lahan... 37

4.8 Data Karakteristik Berdasarkan Jumlah Menanam Dalam 1(satu) Tahun ... 38

4.9 Data Indikator Tingkat Pendapatan Perbulan ... 39

4.10 Hasil Linier Berganda ... 41

4.11 Hasil Uji Multikolonieritas ... 42

4.12 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 43

4.13 Koefisien Determinasi (R2) ... 44

4.14 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 44

4.15 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-f) ... 45 No. Tabel


(5)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman


(6)

x DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuisioner Penelitian ... 51 2 Output Analisis Linier Berganda ... 56