Konsep ASI TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep ASI

1. Definisi ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa, dan garam organik yang disekresi oleh kedua kelenjar payudara ibu dan merupakan makanan terbaik untuk bayi. Bahiyatun.2013. hlm. 29. 2. Manfaat ASI Komposisi ASI yang unik dan spesifik tidak dapat diimbangi oleh susu formula. Pemberian ASI tidak hanya bermanfaat bagi bayi tetapi juga bagi ibu yang menyusui. 2.1. Manfaat ASI bagi bayi: 2..1.1 Kesehatan Kandungan anti bodi yang terdapat dalam ASI tetap paling baik sepanjang masa. Oleh karena itu, bayi yang mendapat ASI eksklusif lebih sehat dan lebih kuat dibanding yang tidak mendapat ASI. ASI juga mampu mencegah terjadinya kanker limfomaligna kanker kelenjar. ASI juga menghindarkan anak dari busung laparmalnutrisi. Sebab komponen gizi ASI paling lengkap, termasuk protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan zat penting lainnya. ASI adalah cairan hidup yang mampu diserap dan digunakan tubuh dengan cepat. Manfaat ini tetap diperoleh meskipun status gizi ibu kurang Maryunani. 2012 hlm. 104. 2.1.2 Kecerdasan Manfaat bagi kecerdasan bayi karena dalam ASI terkandung DHA terbaik, selain laktosa yang berfungsi untuk proses meilinisasi otak. Seperti diketahui, meilinisasi otak adalah salah satu proses pematangan otak agar bisa berfungsi optimal. Saat ibu memberikan ASI, terjadi pula proses stimulasi yang merangsang terbentuknya networking antar jaringan otak hingga menjadi lebih banyak dan terjalin sempurna. Ini terjadi melalui suara, tatapan mata, detak jantung, elusan, pancaran, dan rasa ASI Maryunani. 2012 hlm. 104- 105. 2.1.3 Emosi Pada saat disusui, bayi berada dalam dekapan ibu. Hal ini akan merangsang terbentuknya “Emotional IntellegenceEI”. Selain itu, ASI merupakan wujud curahan kasih sayang ibu pada buah hatinya. Doa dan harapan yang didengungkan ditelinga bayianak selama proses menyusui pun akan mengasah kecerdasan spiritual anak Maryunani. 2012 hlm. 105. 2.2.Manfaat ASI untuk Ibu : 2.2.1. ASI eksklusif adalah diet alami bagi ibu Dengan memberikan ASI eksklusif berat badan ibu yang bertambah selama hamil akan segera kembali mendekati semula. Naiknya hormon oksitosin selagi menyusui, menyebabkan kontraksi semua otot polos, termasuk otot-otot uterus. Karena hal ini berlangsung terus-menerus, nilainya hampir sama dengan senam perut. Dengan demikian, memberikan ASI juga membantu memperkecil ukuran rahim ke ukuran sebelum hamil. Demikian juga halnya dengan aktivitas bangun malam untuk menyusui bayi yang haus dan mengganti popok basahnya, setara dengan olahraga. Berbagai kegiatan seperti menggendong, memberi makan, dan mengajak bermain juga merupakan kegiatan yang dapat menurutkan berat badan. Maryunani. 2012. 2.2.2. Mengurangi resiko anemia Pada saat memberikan ASI, otomatis resiko perdarahan pasca-bersalin berkurang. Naiknya kadar hormon oksitosin selama menyusui akan menyebabkan semua otot polos mengalami kontraksi. Kondisi inilah yang mengakibatkan uterus mengecil sekaligus menghentikan perdarahan. Perlu diketahui perdarahan yang berlangsung dalam tenggang waktu lama merupakan salah satu penyebab anemia. Dengan demikian memberikan ASI segera setelah melahirkan akan meningkatkan kontraksi rahim yang berarti mengurangi resiko perdarahan Maryunani. 2012. 2.2.3. Mencegah kanker ASI dapat mencegah kanker khususnya kanker payudara. Pada saat menyusui tersebut, hormon estrogen mengalami penurunan. Sementara tanpa aktivitas menyusui kadar hormon estrogen tetap tinggi dan hal inilah yang diduga menjadi salah satu pemicu kanker payudara karena tidak adanya keseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron Maryunani. 2012. 2.2.4. Manfaat ekonomis Dengan menyusui ibu tidak perlu mengeluarkan dana untuk membeli sususuplemen bagi bayi. Cukup dengan ASI eksklusif kebutuhan bayi selama 6 bulan terpenuhi dengan sempurna. Selain itu ibu tidak perlu repot untuk mensterilkan peralatan bayi seperti dot, cangkir, gelas atau sendok untuk memberikan susu kepada bayi Maryunani. 2012. 3. Fisiologi Laktasi Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI belum keluar karena pengaruh hormon estrogen yang masih tinggi. Kadar estrogen dan progesterone akan menurun pada saat hari kedua atau ketiga pasca persalinan, sehingga terjadi sekresi ASI. Pada proses laktasi terdapat dua refleks yang berperan, yaitu refleks prolaktin dan refleks aliran yang timbul akibat perangsangan puting susu dikarenakan isapan bayi Maryunani, 2012. 4. Produksi ASI ASI dibedakan menjadi 3 stadium, yaitu 4.1. Kolostrum Kolostrum merupakan cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar mammae yang mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar mammae, sebelum dan segera sesudah melahirkan. Kolostrum berwarna kekuning-kuningan banyak mengandung protein, anti bodi, immunoglobulin. 4.2. ASI Peralihan ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai hari ke- 10. Air susu transisi merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur, dimana kadar protein semakin rendah sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi. 4.3. ASI Matur ASI matur merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang mengatakan pada ibu yang sehat, ASI merupakan makanan satu-satunya yang diberikan selama 6 bulan pertama bagi bayi. ASI matur disekresi pada hari yang ke-10 dan seterusnya, berwarna putih kekuning-kuningan karena mengandung casineat, riboflaum, dan karotin Maryunani. 2012. 5. Volume ASI Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat ASI mulai menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari pertama sejak bayi lahir akan dapat menghasilkan 50-100 ml sehari dan jumlah akan terus bertambah sehingga mencapai 400-450 ml pada waktu mencapai usia minggu kedua. Dalam keadaan produksi ASI telah normal volume susu terbanyak yang dapat diperoleh adalah 5 menit pertama pengisapan oleh bayi biasanya berlangsung selama 15- 25 menit Hubertin, 2004. Untuk mengetahui banyaknya produksi ASI. Sebagai patokan untuk mengetahui jumlah ASI cukup atau tidak dilihat dari ASI yang banyak dapat merembes keluar melalui puting, sebelum disusukan payudara terasa tegang, jika ASI cukup, setelah bayi menyusu bayi akan tertidurtenang selama 3-4 jam, bayi BAK 6-8 kali dalam satu hari, bayi BAB 3-4 kali dalam satu hari, bayi paling sedikit menyusu 8-10 kali dalam 24 jam, ibu dapat mendengar suara menelan yang pelan ketika bayi menelan ASI ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap kali bayi mulai menyusu, urin bayi biasanya kuning pucat Soetjiningsih, 1997. Pengukuran volume ASI dapat juga dilakukan dengan cara lain yaitu : 5.1. Memerah ASI dengan pompa Cara menabung atau mengukur ASI yang paling baik dan efektif dengan menggunakan alat pompa.ASI elektrik. Harganya relatif mahal. Ada cara lain yang lebih terjangkau yaitu piston atau pompa berbentuk suntikan. Prinsip kerja alat ini memang seperti suntikan, hingga memiliki keunggulan, yaitu setiap jaringan pompa mudah sekali dibersihkan dan tekanannya bisa diatur. Pompa-pompa yang ada di Indonesia jarang berbentuk suntikan, lebih banyak berbentuk squeeze and bulb. Bentuk squeeze and bulb tidak dianjurkan banyak ahli ASI. Karena pompa seperti ini sulit dibersihkan bagian bulb-nya bagian belakang yang bentuknya menyerupai bohlam karena terbuat dari karet hingga tak bisa disterilisasi. Selain itu, tekanannya tak bisa diatur, hingga tak bisa samarata Rahayu, 2008. 5.2. Memerah ASI dengan tangan Memerah ASI dengan tangan disebut juga dengan teknik Marmet. Dengan pijitan dua jari sendiri, ASI bisa keluar lancar dan membutuhkan waktu sekitar masing-masing payudara 15 menit. Cara ini sering disebut juga dengan back to nature karena caranya sederhana dan tidak membutuhkan biaya Rahayu, 2008. Caranya, tempatkan tangan ibu di salah satu payudara, tepatnya di tepi areola. Posisi ibu jari terletak berlawanan dengan jari telunjuk. Tekan tangan ke arah dada, lalu dengan lembut tekan ibu jari dan telunjuk bersamaan. Pertahankan agar jari tetap di tepi areola, jangan sampai menggeser ke puting. Ulangi secara teratur untuk memulai aliran susu. Putar perlahan jari disekeliling payudara agar seluruh saluran susu dapat tertekan. Ulangi pada sisi payudara lain, dan jika diperlukan, pijat payudara di antara waktu-waktu pemerasan. Ulangi pada payudara pertama, kemudian lakukan lagi pada payudara kedua. Letakan cangkir bermulut lebar yang sudah disterilkan di bawah payudara yang diperas, kemudian diukur menggunakan gelas ukur Rahayu, 2008. 6. Komposisi ASI ASI mengandung sebagian besar air sebanyak 87,5 , oleh karena itu bayi yang mendapat cukup ASI tidak perlu mendapat tambahan air walaupun berada di tempat yang suhu udara panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi, sedangkan susu formula lebih kental dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya diare pada bayi yang mendapat susu formula Maryunani, 2013. 6.1. Karbohidrat Laktosa Laktosa adalah merupakan jenis karbohidrat utama dalam ASI yang berperan penting sebagai sumber energi. Laktosa merupakan satu-satunya karbohidrat yang terdapat dalam ASI murni. Sebagai sumber penghasil energi, sebagai penghasil karbohidrat utama, meningkatkan penyerapan kalsium dalam tubuh, merangsang tumbuhnya laktobasilus bifidus yang berfungsi menghambat pertumbuhan mikro organisme dalam tubuh bayi yang dapat menyebabkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan Maryunani, 2013. 6.2.Lemak Lemak merupakan zat gizi terbesar kedua di ASI yang menjadi sumber energi utama bayi serta berperan dalam pengaturan suhu tubuh bayi. Berfungsi sebagai penghasil kalorienergi utama, menurunkan resiko penyakit jantung di usia muda. Lemak di ASI mengandung komponen asam lemak esensial yaitu asam linoleat dan asam alda linolenat yang akan diolah oleh tubuh bayi menjadi AA dan DHA Maryunani, 2013. 6.3.Protein Protein memiliki fungsi untuk pengatur dan pembangun tubuh bayi. Komponen dasar dari tubuh bayi adalah asam amino, berfungsi sebagai pembentuk struktur otak. Protein dalam susu adalah whey dan casein Maryunani, 2013. 6.4.Mineral ASI mengandung mineral yang lengkap, walaupun kadarnya relatif rendah tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Zat besi dan kalsium di dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Garam organik yang terdapat di dalam ASI terutama adalah kalsium, kalium, sedangkan kadar Cu, Fe, dan Mn yang merupakan bahan untuk pembuat darah relatif sedikit. Ca dan P yang merupakan bahan pembentuk tulang kadarnya dalam ASI cukup Soetjiningsih, 1997. 6.5.Vitamin ASI mengandung vitamin yang lengkap yang dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai 6 bulan kecuali vitamin K karena bayi baru lahir ususnya belum mampu membentuk vitamin K. Vitamin vitamin tersebut adalah vitamin ADEK, antara lain : vitamin A, vitamin yang sangat berguna bagi penglihatan bayi, vitamin D, vitamin E, terdapat terutama dalam kolostrum, vitamin K, berfungsi sebagai katalisator pada proses pembekuan darah terdapat dalam ASI dengan jumlah yang cukup dan mudah diserap karena bayi baru lahir ususnya belum mampu membentuk vitamin K. 7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ASI Produksi ASI dapat meningkat atau menurun tergantung dari stimulasi pada kelenjar payudara. Faktor - faktor yang mempengaruhi pembentukan dan produksi ASI antara lain: 7.1.Faktor makanan ibu Dalam penelitian Arifin 2006 mengatakan ibu yang kekurangan gizi akan mengakibatkan menurunnya jumlah ASI dan akhirnya berhenti. Hal ini menyebabkan pada masa kehamilan jumlah pangan yang dikonsumsi ibu tidak memungkinkan untuk menyimpan cadangan lemak dalam tubuhnya, yang kelak akan digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan sebagai sumber energi selama menyusui. 7.2.Faktor isapan mulut bayi Isapan mulut bayi akan menstimulus hipotalamus pada bagian hipofisis anterior dan posterior. Hipofisis anterior menghasilkan rangsangan rangsangan prolaktin untuk meningkatkan sekresi prolaktin. Prolaktin bekerja pada kelenjar susu alveoli untuk memproduksi ASI. Isapan bayi tidak sempurna atau puting susu ibu yang sangat kecil akan membuat produksi hormon oksitosin dan hormon prolaktin akan terus menurun dan ASI akan terhenti Hubertin, 2003 7.3.Frekuensi penyusuan Pada studi 32 ibu dengan bayi prematur disimpulkan bahwa produksi ASI akan optimal dengan pemompaan 5 kaliper hari selama bulan pertama setelah melahirkan. Studi lain yang dilakukan pada ibu dengan bayi cukup bulan menunjukan bahwa frekuensi penyusuan 10 lebih kurang 3 kali per hari selama 2 minggu pertama setelah melahirkan berhubungan dengan produksi ASI. Berdasarkan hal ini direkomendasikan penyusuan paling sedikit 8 kali perhari pada periode awal setelah melahirkan. Penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara Arifin, 2004. 7.4.Riwayat penyakit Penyakit infeksi baik yang kronik maupun akut yang mengganggu proses laktasi dapat mempengaruhi produksi ASI Elly, 2007. 7.5.Faktor psikologis Gangguan psikologi pada ibu menyebabkan berkurangnya produksi dan pengeluaran ASI. Laktasi memerlukan ketenangan, ketentraman, perasaan aman dari ibu, kecemasan, kesedihan, dapat menyebabkan ketegangan yang mempengaruhi saraf, pembuluh darah dan sebagainya Arifin, 2004. Dukungan suami maupun keluarga lain dalam rumah akan sangat membantu berhasilnya seorang ibu untuk menyusui. Perasaan ibu yang bahagia, senang, perasaan menyayangi bayi, memeluk, mencium dan mendengar bayinya menangis akan meningkatkan pengeluaran ASI Hubertin, 2003. 7.6.Berat badan lahir Prentice 1984 mengamati hubungan berat lahir bayi dengan volume ASI.Hal ini berkaitan dengan kekuatan untuk mengisap, frekuensi, dan lama penyusuan dibanding bayi yang lebih besar. Berat bayi pada hari kedua dan usia 1 bulan sangat terat berhubungan dengan kekuatan mengisap yang mengakibatkan perbedaan inti yang besar dibanding bayi yang mendapat susu formula. De Carvalho 1982 menemukan hubungan positif berat lahir bayi dengan frekuensi dan lama menyusui selama 14 hari pertama setelah lahir. Bayi berat lahir rendah BBLR mempunyai kemampuan menghisap ASI yang lebih dibanding bayi yang berat lahir normal 2500 gr. Kemampuan mengisap ASI yang lebih rendah ini meliputi frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah dibanding bayi berat lahir normal yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam memproduksi ASI Elly, 2007. 7.7.Perawatan payudara Perawatan payudara yang dimulai dari kehamilan bulan ke 7-8 memegang peranan penting dalam menyusui bayi. Payudara yang terawat akan memproduksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi dan dengan perawatan payudara yang baik, maka puting tidak akan lecet sewaktu dihisap bayi Soetjiningsih, 1999. Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu dengan mengurut selama 6 minggu terakhir masa kehamilan. Pengurutan tersebut diharapkan apabila terdapat penyumbatan pada duktus laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada waktunya ASI akan keluar dengan lancar Arifin, 2004. 7.8.Jenis persalinan Pada persalinan normal proses menyusui dapat segera dilakukan setelah bayi lahir. Biasanya ASI sudah keluar pada hari pertama persalinan Saifudin, 2001. Sedangkan pada persalinan tindakan sectio ceasar sering kali sulit menyusui bayinya segera setelah lahir, terutama jika ibu diberikan anestesi umum. Ibu relatif tidak dapat menyusui bayinya di jam pertama setelah bayi lahir. Kondisi luka operasi di bagian perut membuat proses menyusui sedikit terhambat Sinsin, 2004. 7.9. Umur kehamilan saat melahirkan Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi produksi ASI. Hal ini disebabkan bayi yang lahir prematur umur kehamilan kurang dari 34 minggu sangat lemah dan tidak mampu mengisap secara efektif sehingga produksi ASI lebih rendah dari pada bayi yang lahir tidak prematur. Lemahnya kemampuan mengisap pada bayi prematur dapat disebabkan berat badan yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organ Arifin, 2004. 7.10. Konsumsi rokok Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan menstimulasi pelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat pelepasan oksitosin Arifin, 2004. 7.11. Konsumsi Alkohol Menurut Matheson 1989, meskipun minuman alkohol dosis rendah disatu sisi dapat membuat ibu merasa lebih rileks sehingga membantu proses pengeluaran ASI namun disisi lain etanol dapat menghambat produksi oksitosin. Kontraksi rahim saat penyusuan merupakan indikator produksi oksitosin. Pada dosis etanol 0,5-0,8 grkg berat badan ibu mengakibatkan kontraksi rahim hanya 62 dari normal, dan dosis 0,9-1,1 grkg mengakibatkan kontraksi rahim 32 dari normal Elly, 2007. 7.12. Cara menyusui yang tidak tepat Teknik menyusui yang kurang tepat, tidak dapat mengosongkan payudara dengan benar yang akhirnya akan menurunkan produksi ASI Hubertin, 2003. 7.13. Rawat gabung Bila ibu dekat dengan bayinya, maka bayi akan segera disusui dan frekuensinya lebih sering. Proses ini merupakan proses fisiologis yang alami, dimana bayi mendapatkan nutrisi alami yang paling sesuai dan baik. Untuk ibu, dengan menyusui, maka akan timbul refleks oksitosin yang akan membantu proses fisiologis involusi rahim. Disamping itu akan timbul refleks prolaktin yang akan memacu proses produksi ASI Soeningsih, 2006. 7.14. Pil Kontrasepsi Penggunaan pil kontrasepsi kombinasi estrogen dan progestin berkaitan dengan penurunan volume dan durasi ASI Koetsawang, 1987 dan Lonerdal, 1986 dalam ACCSCN, 1991, sebaliknya bila pil hanya mengandung progestin maka tidak ada dampak terhadap volume ASI WHO Task Force on Oral Contraceptives, 1988 dalam ACCSCN, 1991. Berdasarkan hal ini WHO merekomendasikan pil progestin untuk ibu menyusui yang menggunakan pil kontrasepsi Elly, 2007.

B. Konsep Susu Kedelai