e. Sosial-Ekonomi Mempengaruhi tingkah laku seseorang ibu atau masyarakat
yang berasal dari sosial ekonomi tinggi dimungkinkan lebih memiliki sikap positif memandang diri dan masa depannya, tetapi bagi ibu-ibu
atau masyarakat yang sosial ekonominya rendah akan tidak merasa takut untuk mengambil sikap atau tindakan.
f. Sosial Budaya Dapat mempengaruhi proses pengetahuan khususnya dalam
penyerapan nilai-nilai sosial, keagamaan untuk memperkuat super egonya.
g. Pekerjaan Seseorang yang bekerja pengetahuannya akan lebih luas
daripada seseorang yang tidak bekerja, karena dengan bekerja akan mempunyai banyak informasi dan pengalaman.
B. Sikap Attitude
Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan
senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya.
Campbell 1950 mendefinisikan sangat sederhana, yakni: “An individual’s attitude is syndrome of response consisitency with regard to object.”Jadi jelas, disini
dikatakan bahwa sikap itu suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan
gejala kejiwaan yang lain.
Menurut Notoadmojo sikap bukan dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk oleh pengalaman individu, dan interaksi dengan orang lain serta
menganggap pentingnya mengetahui penggunaan kontrasepsi, hal ini menunjukkan bahwa sikap yang baik dapat menimbulkan prilaku yang positif dalam penggunaan
kontrasepsi. Pengetahuan mengenai suatu obyek tidak sama dengan sikap terhadap objek
itu. Pengetahuan saja belum menjadi penggerak, seperti halnya sikap. Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi sikap apabila pengetahuan itu disertai dengan
kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap objek tersebut. Sikap mempunyai segi motivasi, berarti segi dinamis untuk mencapai suatu tujuan,
berusaha untuk mencapai suatu tujuan. Sikap dapat merupakan suatu pengetahuan tetapi pengetahuan yang disertai kesediaan kecendrungan bertindak sesuai dengan
pengetahuan tersebut. Sikap seseorang relatif konstan, dengan sikap yang berbeda seseorang
mengevaluasi apakah individu, objek atau ide baik atau buruk. Sikap juga dapat mempengaruhi perilaku, bagaimanapun nilai merupakan keyakinan dan standar
seseorang untuk bertindak, pembentukan dan pemeliharaan sikap terhadap objek yang sesuai, mengkritik dan membandingkan dari orang lain.
Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari orang lain yang paling dekat.
Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan
nyata Notoatmodjo, 2010.
Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu. Dalam kata lain, fungsi sikap belum merupakan tindakan reaksi terbuka atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku
tindakan atau reaksi tertutup.
Skema 1.
Hubungan sikap dan tindakan
Komponen pokok sikap:
Menurut Allport 1954 sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu:
1. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek.
Artinya, bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek. Sikap orang terhadap penyakit kusta misalnaya, berarti
bagaimana pendapat atau keyakinan orang tersebut terhadap penyakit kusta. 2.
Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana penilaian terkandung di dalamnya faktor emosi orang tersebut terhadap
STIMULUS Rangsangan
PROSES STIMULUS
REAKSI TERBUKA
REAKSI TERTUTUP
objek. Seperti contoh butir a tersebut, berarti bagaimana orang menilai terhadap penyakit kusta, apakah penyakit yang biasa saja atau penyakit yang
membahayakan. 3.
Kecenderungan untuk bertindak tend to behave, artinya sikap adalah merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap
adalah ancang- ancang untuk bertindak atau berperilaku terbukatindakan. Misalnya, tentang contoh sikap terhadap penyakit kusta di atas, adalah apa
yang dilakukan seseorang bila ia menderita penyakit kusta.
Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh total attitude. Dalam menentukan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,
keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Contoh : seorang ibu mendengar tahu penyakit demam berdarah penyebabnya, cara
penularannya, cara pencegahannya, dan sebagainya Notoatmodjo, 2010.
C. Konsep Dasar Nifas