Kerugian Material Akibat Kesalahan Potong Pada Kegiatan Pembagian Batang Kayu Jati (Tectona grandis L.f), Studi Kasus di BKHP Banjar Utara, Banjar Selatan, Pangandaran KPH Ciamis Perum Perhutani Unit II Jawa Barat.

E ~ i d a n gC a t ~ i rSetiyaningrom E02395062. Kerugian Material Akibat Kesalalian Potong Pada
K ~ g i a t a nPelnbagian
-. Batasg Kaya Jati (Tccfono grlmtlis LA. Studi Kasus di BKPIf Banjar
Utara, Banjar Selatan, Pangandaran KPII Ciamis Perum Perhutani Unit 11 Jawa Barat.
Dibawah bimbingan 11. Bramasto Nugroho, M S d s n 11. M. Widianto, M For Sci.
Kayu Jati o~erupakansalah satu jenis kayu komersial. Jenis kayu ini banyak diminati
konsumen karena mempunyai sifat keawetan dan nilai dekoratif yang tinggi serta mudah dikerjakan.
Karena itulali Kayu Jari mcnduduki tempat yang istimewa dalam kehutanan Indonesia.
Pemanenan kayu merupakan serangkaian kegiatan, mulai dari perencanaan, penebangan,
pembagian batang, sanipai dengari pengangkutan. Dari serangkaian kegiatan pemanenan kayu
tersebut, tahap pembagian batang merupakan salah satu kegiatan kritis karena tahap ini merupakan
tahap penentu nilai ekonomis kayu yang akan dihasilkan Apabila pembagian batang tidak dilakukan
dengan baik niaka Nlai kayu akan rurun dan perusahaan atau pengusalia akan mengalami kerugian
yang cukup besar (Budiaman, 1996).
Kesalahan dalam pembagian batang dapat menyebabkan penurunan kelas sortimen,
penurunan mutu, dan penyusutan volunie yang nlengakibatkan menurunnya nilai jual. Berdasarkan
pertimbangari diatas niaka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengan~li
kesalahan potong pada kegiatan pembagian batang yang dapat menyebabkan kerugian bagi Perhutani.
Penelitian iN bertujuan untuk menduga pengaruh penyimpangan atau kesalahan potong
terhadap kerugian material pada kegiatan pembagian batang kayu jati serta menduga besamya
kerugian per batang /sortimen pada masing-masing kelas sortimen

Penelitian dilakwkan selama satu bulan, terhitung mulai bulan Juni hingga bulan Juli,
bertempat di BKPH Banjar Utara, BKPH Banjar Selatan, dan BKPH Pangandaran KPH Ciamis Perum
Perhutani Unit 111 Jawa Barat. Bahan yang diynakan adalah unit contoh berupa sortimen Kayu Jati
sebanyak 100 sortimen pada setiap kelas sortimemya. Alat yang digunakan adalahphi-bat14 meteran,
kalkulator, tabel volume kayu jati, daftar harga jual dasar (HJD) kayu Jati standar Perum Perhutani,
dan alat-alat tulis.
Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda pengamatan dan penykuran
langsung di lapangan mulai dari kegiatan penebangan, pembagian batang, sampai dengan kegiatan di
Tpk. Pengukuran dimeiisi batang (diameter dan panjang sortimen) dilakukan di Tpk sehingga dapat

-.

diketahui ukuran dari lapangan, u1,xm.n dan mutu yang diterima di Tpk, dan ukuran yang sebenamya.
Dari data panjang dapat diperoleh panjang penyimpangan (cm) yang kemudian di interpolasi dengan
volume batang sehingga di~erolehvolume yang hilang (m3) dan besarnya nilai kerugian (Rplsortimen)
dengan mengetahui harga jual dasar (KID) Kayu Jati. Data kerugian yang diperoleh kemudian di
analisis dengan model regresi linier sederhana.
Kegiatan pembagian batang dilakukan setelah kegiatan penandaadpengukuran pada batang
pohon yang telah rebah. Kegiatan penpkuran dilakukan oleh Mandor tebang dengan menggunakan


,

meteran. Pada kenyataanya dilapangan, pengukuran ini dilakukan oleh operator chairisaiv sendiri
atau oleh pembantu operator dengan menggunakan galah ukur. Galah ukur biasanya dibuat dari bilall
balnbu yang mempunyai panjang tertentu kemudian diberi ukuran dengan satuan cm. Pengukuran
panjang dilakukan dengan menambahkan spilasi sebesar 4 c m pada batas ukuran. Pengukuran yang
dilakukan operator chai17saw atau ole11 pelnbantu operator dengan menggunakan galah ukur sangat
rawan terhadap terjadinya kesalahan potong dikarenakan galah ukur sifatnya kaku tidak fleksibel
terhadap lekukan, padahal kondisi batang yang diilkur tidak selalu lurus. Pembagian batang dilakukan
oleh operator cllai17snis dengan menggunakan cl7ai17saiv sesuai tanda yang tertera pada batang kayu
berupa tiga garis yang dibuat dengan ter. Kerugian dapat diakibatkan karena pemberian tanda yang
salah selia kesalahan potong yang dilakukan operator.
Kerogian terjadi akibat adanya penurunan kelas parljang yang disebabkan kurangnya ukuran
pat~jang dari panjang sortimen yang seharusnya, atau kelebihan spilasi yang tidak menyebabkan
kenaikan kelas pat~jang.Jumlah contoh sortitlien yatlg diambil adalah sebanyak 900 sorlimen. Dari ke
900 sortimen, 567 sortimcn merupokan sortimen salall potong atau sekitar G3 % dari total contoll
so~iimen,dan 333 solti~llenlainnya atau sebesar 37 % merupakan soltimen yang ukurannya tepat.
Bet-dasatkan data yang d~perolelidi lapangan, besarnya penyimpangan yang terjadi ada pada selang
Icm sampai denyan 45ctn dengan rata-rata penyimpangan pada masing-masing sortimen un(uk setiap
lokasinya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

'Tabel rata-rata penyimpangan dan kerugian pada masing-masing lokasi
7

-.-

1l:altjnr Utso

.

-

Sortin>c~>
sol:>l>nutun!:
I'cnyi~npangat, (can)

Raril-rcla (an)
Ucsar kcrugian (Rp)

Kctcrailgna : -


,\I
1

All

All1

62

66

49

313

3 74

175

3.13

31277

3.74
214078

1,75
444177

I

,\I

'1

1

77

1


All

685

66-1
437

635

4,37

44523

.. .

1'111g:111!1?181~

235999

1


,\I11
48

1
1

Ik#uj:!rScl;tt:~nt
A1

.( -

60

..\I1

I

64
304


,\Ill

1

I59

310

1,59

3.10

3,04

2,17

277775

22016


148179

488599

Juailal, conloh scfiap kclas sonimen (Al, AII, AIII) = 100 Sortinlcn

- Rata-rala (cnfsortimcn) = Pcnyirnpangan 1 100 sonimcn
Besarnya penyimpangan mempunyai pengaruh yang sangat nyata terhadap kerugian, dimana

senlakin tinggi kelas sortimen (semakin besar diameter), ada kecenderungan penyimpangan yang
terjadi selnakin kecil. Hal ini disebabkan pada sorti~nenAll1 selang panjangnya lebih pendek ( I 0 c m )
sehingga jika terjadi penyimpangan, besarnya tidak lebil~dari 6 cm. Selain itu semakin besar diameter,
operator cenderung semakin hati-hati dalam rnelakukan pembagian batang dikarenakan harga jualnya
yang semakin mahal (Nugroho, 2000). d
Tabel Persamaan Nasil Analisis regresi Untuk Masing-Masing Lokasi dan Kelas Sortilnen

,

--?71

217

Nilai F l~itungketiga kelas sortimen pada masing-masing lokasi menunjukkan nyata pad3
taraf uji 1% (P