Pendekatan Aspek Kinerja AYUTA LESTARIANI 21020110120041 BAB IV

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA 12749 61 AYUTA LESTARIANI - 21020110120041

4.3 Pendekatan Aspek Kinerja

4.3.1 Sistem Pencahayaan Sumber pencahayaan dibagi menjadi 2, yaitu:  Pencahayaan alami - Tergantung iklim dan waktu - Dapat dimanfaatakn secara maksimal pada bangunan dengan memperhatikan besar lubang ventilasi - Menggunakan atap penutup tembus pandang untuk peneranganpencahayaan di atriumhall - Pemanfaatan cahaya matahari langsung  Pencahayaan buatan - Tidak tergantung iklim dan waktu - Merupakan media untuk mendapatkan cahaya yang merata didalam ruangan - Dapat menambah kesan khusus pada interior bangunan - Pencahayaan dapat diatur sesuai kebutuhan Keuntungan : efek cahaya dapat diatur, tidak tergantung cuaca. Kerugian : mata mudah lelah karena retina yang selalu berubah, cenderung mengubah citra warna dari suatu obyek pada tujuan tertentu hal ini menjadi keuntungan. 4.3.2 Sistem PenghawaanPengkondisian Ruang Dalam suatu ruangan diperlukan adanya aliran udara sehingga ruangan akan selalu mendapat pergantian udara yang segar. Untuk mencapai kondisi yang diinginkan dapat dilakukan pengaturan penghawaan ruang, antara lain dengan cara:  Penghawaan alami Dengan menggunakan system silang cross ventilation pergerakan hawa udara akan lancar sirkulasinya. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat bukaan dinding pada sisi yang berhadapan.  Penghawaan buatan Dengan menggunakan AC penghuni dapat mengatur suhu ruangan yang diinginkan. Exhaustfan dapat juga digunakan, dengan prinsip menarik keluar udara dari dalam ruangan atau sebaliknya. 4.3.3 Sistem Jaringan Air Bersih Kebutuhan air bersih dibangunan sekolah adalah 75 literoranghari, dengan sumber air bersih berasal dari PAM dan sumur artesis. Penggunaannya untuk lavatory, sevice, kantin dan pemadam kebakaran. LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA 12749 62 AYUTA LESTARIANI - 21020110120041 Air bersih diperoleh dari sumber PAM dan sumur artesis dengan 2 metode ditribusi: a. Up Feed Distribution Dari sumber air dialokasikan kedalam reservoir, lalu dipompa ke atas untuk dikonsumsi. Keuntungan tidak membutuhkan tangki penyimpanan diatas bangunan, namun kerugiannya aliran air tidak dapat mengalir bila listrik padam, dibutuhkan beberapa poma tekan otomatis kekuatan tinggi dan umumnya pada daerah teratas kekuatan air relatif kecil. b. Down Feed Distribution Dari sumber air dipompa keatas, ditampung dalam roof tank, lalu dikonsumsikan di level bangunan dibawahnya. Keuntungannya adalah kelangsungan air terjamin meskipin listrik padam dan kekuatan air disetiap lantai sama. 4.3.4 Sistem Pembuangan Air Kotor Air buangan ada tiga jenis, yaitu : a. Air kotor yang berasal dari kamar mandi, wastafel, dan kantin. b. Air hujan yang jatuh keatap bangunan atau tapak bangunan dapat dibuang ke saluran kota. c. Air kotor yang berasal dari buangan WC, urinoir dan air buangan tanaman yang mengandung tanah diairkan dulu ke septictank kemudian ke sumur peresapan. Sumber Air Bersih Ground Reservoir Pompa Roof Tank Lantai 3 Lantai 2 Lantai 1 Sumber Air Bersih Ground Reservoir Pompa Lantai 3 Lantai 2 Lantai 1 Gambar 4.13 Sistem Distribusi air bersih 1 Sumber : Analisa, 2014 Gambar 4.14 Sistem Distribusi air bersih 2 Sumber : Analisa, 2014 LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA 12749 63 AYUTA LESTARIANI - 21020110120041 4.3.5 Sistem Jaringan Listrik Jaringan listrik diperlukan untuk memenuhi kebutuhan penunjang kegiatan belajar, sebagai sumber penerangan buatan, pompa, AC dan peralatan mekanikal elektrikal lainnya. 4.3.6 Sistem Pembuangan Sampah Pembuangan sampah harus memperhatikan sifat, jumlah dan sistem pembersihan, frekuensi dan waktu pengumpulan, alat, serta jalur pengumpulan. Sistem pembuangan sampah, dengan pengelompokkan jenis sampah, yaitu sampah basah dan sampah kering yang kemudian ditampung dalam bak sementara yang selanjutnya dibuang ke TPA kota. 4.3.7 Sistem Pencegahan Kebakaran a. Alat Pendeteksi Kebakaran fire alarm  Heat Detector, yaitu alat untuk mendeteksi panas dalam ruangan. Apabila panas suhu dalam ruangan telah melampaui ambang 57 O , maka heat detector akan mengirimkan sinyal tanda bahaya di papan kontrol di ruang kontrol engineering. Air Kotor Peresapan Air Hujan Saluran Pembuangan Kota Bak Kontrol PLN Trafo Automatic Transfer Switch Main Distribution Panel Sub Panel Genset sist.nan Ruang Ruang Gambar 4.15 Sistem Distribusi air kotor Sumber : Analisa, 2014 Gambar 4.15 Sistem Distribusi Listrik Sumber : Analisa, 2014 LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA 12749 64 AYUTA LESTARIANI - 21020110120041  Smoke Detector, yaitu alat pendeteksi asap dalam ruangan. Apabila asap yang ada di dalam ruangan melampaui konsentrasi kepekatan yang disyaratkan maka smoke detector akan mengirimkan sinyal ke papan kontrol di ruang panel.  Manual Alarm, yaitu berupa tombol bunyi tanda bahaya. Apabila terdapat tanda- tanda kebakaran terjadi kebakaran, tombol dapat ditekan untuk membunyikan tanda bahaya. b. Alat Pemadam Kebakaran  Sprinkler, yaitu alat pemadam kebakaran otomatis, yang bekerja karena pengaruh panas dalam ruangan. Panas suhu ruangan yang telah melampaui ambang akan dapat melelehkan penutup spuyer ozle, sehingga air dapat menyembur keluar untuk memadamkan api. Air sprinkler berasal dari roof reservoir yang dialirkan dengan prinsip gravitasi atau air dapat berasal dari ground reservoir yang dialirkan dengan pompa secara langsung.  Hydrant Box, yaitu berupa selang yang tergulung rapi dalam box. Panjang selang maksimum 25 m dan diletakkan pada tempat-tempat tertentu di dalam bangunan. Selang akan dapat mengalirkan air setelah kran valve dibuka.  Fire Extinguisher, alat pemadam kebakaran yang menggunakan bahan kimia karbondioksida dalam bentuk cairan berbusa sebagai bahan pemadamnya. Alat ini bisa dijinjing portable dan tidak dihubungkan dengan sistem jaringan. Biasa diletakkan ditempat-tempat yang strategis.  Hydrant Pile, yaitu tiang hydrant yang diletakkan diluar bangunan. Hydrant pile dapat dipakai untuk memadamkan api kebakaran dari luar dengan menggunakan selang. Air hydrant Box dan hydrant pile berasal dari ground reservoir yang dialirkan secara langsung oleh pompa. Dalam keadaan tertentu, air kolam renang bisa dialirkan ke hydrant. 4.3.8 Sistem Komunikasi Berdasarkan penggunaannya, sistem telekomunikasi dapat dibedakan dalam dua jenis :  Komunikasi Internal Komunikasi yang terjadi dalam satu bangunan. Alat komunikasi ini antara lain intercom, handy talky untuk penggunaan individual dua arah. Biasanya digunakan untuk komunikasi antar pengelolabagian keamanan  Komunikasi Eksternal Komunikasi dari dan ke luar bangunan. Alat komunikasi ini dapat berupa telepon maupun faximile. Biasanya digunakan untuk komunikasi penghuni. LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA 12749 65 AYUTA LESTARIANI - 21020110120041 4.3.9 Sistem Penangkal Petir Penangkal petir harus dipasang pada bangunan-bangunan yang tinggi, minimum bangunan 2 lantai terutama yang paling tinggi di antara sekitarnya Ada beberapa sistem instalasi penangkal petir, antara lain :  Sistem KonvensionalFranklin Batang yang runcing dari bahan copper spit dipasang paling atas dan dihubungkan dengan batang tembaga menuju ke elektroda yang ditanahkan. Sistem ini cukup praktis dan biayanya murah, tetapi jangkauannya terbatas. Namun demikian sistem ini merupakan penangkal petir non radioaktif sehingga tidak membahayakan lingkungan sekitar  Sistem sangkar Faraday Sistem ini merupakan sistem penangkal petir yang biasa digunakan di Indonesia. Bentuknya berupa tiang setinggi 30 cm, kemudian dihubungkan dengan kawat menuju ke ground. Memiliki jangkauan yang luas.  Sistem Radioaktif atau sistem Thomas Sistem ini baik sekali untuk bangunan tinggi dan besar. Pemasangan tidak perlu dibuat tinggi karena sistem payung yang digunakan dapat melindunginya. Bentangan perlindungan yang cukup besar sehingga dalam satu bangunan cukup menggunakan satu tempat penangkal petir. Namun sifat menolak petir membahayakan lingkungan sekitar. 4.3.10 Sistem Transportasi Vertikal Kemungkinan jumlah lantai yang tercipta adalah lebih dari 1 lantai, maka alternatif sistem transportasi vertical yang digunakan adalah:  Otomatis : Escalator : - Tidak efektif untuk orang cacat - Tidak membutuhkan ruang yang luas Moving Slide Walk : - Lebih efektif untuk orang cacat - Membutuhkan ruang yang luas Lift : - Tidak efektif untuk bangunan 2 lantai - Sangat efektif intuk rang cacat  Manual : TanggaRamp : - Murah, perawatan mudah dan murah LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA 12749 66 AYUTA LESTARIANI - 21020110120041

4.4 Pendekatan Aspek Teknis