Retribusi Daerah 1. Pengertian Retribusi Daerah
57
melakukan pembayaran pajak, serta orang atau badan yang diberi kewenangan untuk memungut pajak dari subjek pajak.
Berdasarkan pengertian di atas menunjukkan bahwa wajib pajak dapat merupakan subjek pajak yang dikenakan kewajiban membayar
pajak maupun pihak lain, yang bukan merupakan subjek pajak, yang berwenang untuk memungut pajak dari subjek pajak.
E. Retribusi Daerah E.1. Pengertian Retribusi Daerah
Menurut Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 Perubahan atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, yang dimaksud dengan Retribusi Daerah adalah : “Pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus diediakan danatau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.”
Pada dasarnya retribusi sama dengan pajak, yang membedakan adalah imbalan atau kontraprestasi dalam retribusi langsung dapat
dirasakan oleh pembayar. Unsur-unsur yang melekat dalam retribusi antara lain :
1. Pungutan retribusi harus berdasarkan undang-undang; 2. Pungutannya dapat dipaksakan;
3. Pemungutannya dilakukan oleh Negara; 4. Digunakan sebagai pengeluaran masyarakat umum;
58
5. Imbalan atau prestasi dapat dirasakan secara langsung oleh pembayar retribusi.
37
E.2. Obyek Retribusi Daerah
Obyek Retribusi Daerah adalah berbagai jenis jasa tertentu yang disediakan oleh Pemerintah Daerah. Jenis jasa-jasa tertentu yang
menurut pertimbangan sosial ekonomi layak untuk dijadikan obyek retribusi maka oleh Pemerintah Daerah dipungut retribusi. Jasa-jasa
tersebut dikelompokkan ke dalam 3 tiga golongan, yakni : 1. Retribusi Jasa Umum, obyeknya adalah pelayanan yang disediakan
oleh Pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
2. Retribusi Jasa Usaha, obyeknya adalah pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial.
3. Retribusi Perizinan Tertentu, obyeknya adalah kegiatan tertentu Pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang priadi
atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawsan atas kegiatan pemanfaatan ruang,
penggunaan sumber daya alam, barang prasarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian
lingkungan.
37
Wirawan B. Ilyas dan Richard Burton, Op.Cit, hal.6.
59
F. Negara Hukum dan Otonomi Daerah F.1. Negara Hukum