Pedoman Secara Umum Tentang Bekerja

2.4.13 Pedoman Secara Umum Tentang Bekerja

Pedoman secara umum tentang masalah kerja, yaitu Islam tidak membolehkan pengikut-pengikutnya untuk bekerja mencari uang sesuka hatinya dan dengan jalan apapun yang dimaksud. Tetapi Islam memberikan kepada mereka suatu garis pemisah antara yang boleh dan yang tidak boleh dalam mencari perbekalan hidup, dengan menitikberatkan juga kepada masalah kemaslahatan umum. Garis pemisah ini berdiri di atas landasan yang bersifat kulli (menyeluruh) yang mengatakan: "Bahwa semua jalan untuk berusaha mencari uang yang tidak menghasilkan manfaat kepada

Dan semua jalan yang saling mendatangkan manfaat antara individu-individu dengan saling rela-merelakan dan adil, adalah dibenarkan."

Prinsip ini telah ditegaskan oleh Allah dalam firmanNya:

"Hai orang-orang yang beriman! Jangan kamu memakan harta- harta saudaramu dengan cara yang batil, kecuali harta itu diperoleh dengan jalan dagang yang ada saling kerelaan dari antara kamu. Dan jangan kamu membunuh diri-diri kamu, karena sesungguhnya Allah maha belas-kasih kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan sikap permusuhan dan penganiayaan, maka kelak akan Kami masukkan dia ke dalam api neraka." (an-Nisa':29-30)

Ayat ini memberikan syarat boleh dilangsungkannya perdagangan dengan dua hal:

1. Perdagangan itu harus dilakukan atas dasar saling rela antara kedua belah pihak.

2. Tidak boleh bermanfaat untuk satu pihak dengan merugikan pihak lain.

Syarat kedua ini dapat kita ambil dari kata-kata dan jangan kamu membunuh diri-diri kamu.

Perkataan ini ditafsirkan oleh ahli-ahli tafsir dalam dua pengertian yang masing-masing sesuai dengan proporsinya:

Arti pertama: Satu sama lain tidak boleh bunuh membunuh. Arti kedua: Kamu tidak boleh membunuh diri diri kamu dengan tangan-

tangan kamu sendiri. Walhasil ayat ini memberikan pengertian, bahwa setiap orang tidak boleh

merugikan orang lain demi kepentingan diri sendiri (vested interest). Sebab hal demikian, seolah-olah dia menghisap darahnya dan membuka jalan kehancuran untuk dirinya sendiri. Misalnya mencuri, menyuap, berjudi, menipu, mengaburkan, mengelabui, riba dan lain-lain pekerjaan yang diperoleh dengan jalan yang tidak dibenarkan.

Tetapi apabila sebagian itu diperoleh atas dasar saling suka sama suka, maka syarat yang terpenting jangan kamu membunuh diri kamu itu tidak ada. 38

Catatan kaki Bab Kedua

1. Sementara ahli fiqih berpendapat: binatang yang masih boleh disembelih kalau masih ada sisa umur, di antara tanda-tandanya ialah darahnya masih mengalir dan matanya masih bergerak.

2. Riwayat ini dapat dilihat pada bab 'Pakaian dan Perhiasan'

3. Muhalla 6:159.

4. Sementara ada juga berpendapat, bahwa haramnya keledai kota di sini karena ada suatu sebab tertentu, yaitu karena saat itu keledai- keledai kota sedang dibutuhkan untuk dipakai kendaraan. Hal ini sebagaimana yang berlaku sekarang sementara pemerintah melarang memotong anak sapi, karena daging yang sangat dibutuhkan itu ialah menunggu besarnya sapi tersebut.

5. Riwayat Abu Daud, dari Ibnu Abbas.

6. Riwayat Thabarani 1:42 Riwayat Thabarani 1:42.

7. Pendapat ini bukan mengherankan, karena Ibnu Hazim memang ahli dalam sejarah agama-agama, jadi dia mempunyai standard untuk menetapkan, bahwa Majusi itu termasuk ahli kitab. Sebab memang mereka ini menganggap Zoroaster itu sebagai nabinya. Ini diperkuat juga oleh penyelidik Islam Maulana Abil Kalam Azaad.

8. Termasuk Shabiun ialah Buddha dan Hindu (Lihat Tafsir al-Manar juz 6 bab makanan penyembah berhala).

9. Satu furq sama dengan 16 kati. (rithl).

10. Zadul Ma'ad juz 3: halaman 115-116.

11. Ta'zir adalah suatu hukuman yang sifatnya untuk mendidik karena perbuatan dosa yang tidak ada ketentuan hukumannys. (Lihat: Tasyri'ul Jinai oleh A. Qadir Audeh, juz 1:685).

12. Fatawa Ibnu Taimiyah 4:262.

13. Lihat Bukhari Bab Pakaian.

14. Hadis Riwayat Bukhari. 15.Hadis Riwayat Ahmed dan lain-lain. 16.Hadis Riwayat Bukhari.

17. Al-Mar'ah Bainal Baiti wal muitama', halaman 105.

18. Kitab Libas - Fathul Baari.

19. Lihat Fathul Bari, bab Libas.

20. Lihat Fathul Bari, bab Libas.

21. Lihat Fathul Bari, bab Libas.

22. Lihat Fathul Bari.

23. Lihat Fathul Bari.

24. Lihat Fathul Bari, bab memelihara jenggot.

25. Lihat kitab Iqtidhaus Shiratil Mustsqim.

26. Lihat Al-Mughni 8:323.

27. Lihat Syarah Muslim.

28. Lihat Fathul Bari Kitabul Libas.

29. Lihat Fathul Bari Kitabul Libas.

30. Lihat al-Jawabusy Syafi oleh Syekh Bukhait.

31. Al -Jawabus Syafi'i.

32. Hadis di atas diperkuat oleh hadis Ali yang mengatakan: "Dari Hayyan bin Hushain' ia berkata. Telah berkata Ali kepadaku Ingatlah! Saya mengirim kamu sebagaimana Rasulullah s.a.w. mengirim aku, yaitu hendaknya jangan kau biarkan sebuah patung kecuali harus kamu hancurkan, dan jangan kamu biarkan sebuah kubur (yang bercungkup) kecuali harus kamu ratakan." (Riwayat Muslim)

33. Lihat Syarah Bukhari oleh al-Qasthalani.

34. Seseorang pinjam barang dengan syarat barang tersebut dijual kepada yang meminjami dengan harga yang lebih rendah dari harga semula.

35. Ihya' juz 1:15.

36. Kutipan dari ceramah Isa Abduh yang berjudul "Tinggalkan riba untuk menuju pembinaan ekonomi Nasional", hal: 20.

37.Tentang banyaknya hitungan ini tidak masyhur.