dengan hak asasi manusia. Dalam Undang-Undang HAM juga diatur mengenai perlindungan anak sejak dari janin karena sekalipun seorang ibu mempunyai hak
atas tubuhnya sendiri tetapi tetap saja harus kita ingat bahwa hak asasi yang dimiliki setiap orang tetap dibatasi oleh Undang-Undang. Tetapi ketika seorang
ibu harus menggugurkan kandungannya dengan indikasi kedaruratan medis yang dideteksi dapat mengancam nyawa ibu atau janin, secara hak sasai manusia dapat
dibenarkan karena si ibu tersebut juga punya hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya.
Aborsi memang berhubungan dengan hak wanita untuk melakukan reproduksi dan hak atas tubuhnya. Undang-undang kesehatan sendiri juga memuat
ketentuan kebebasan setiap orang untuk bereproduksi. Jika ditafsirkan kebebasan untuk bereproduksi bisa saja membuka cela untuk melakukan aborsi, namum yang
perlu kita ingat dan tekankan disini adalah kebebasan setiap orang untuk melakukan reproduksi di sini adalah kebebasan yang bertanggung jawab yang
tentunya tidak bertentangan dengan hak asasi manusia.
B. Tinjauan Tentang Aborsi Dikaitkan Dengan Hak Janin Untuk Hidup
Berbicara mengenai aborsi, tentu tidak lepas dari janin yang dikandung. Janin nantinya akan berkembang menjadi makhluk hidup yang baru yang
terbentuk berdasarkan struktur genetik. Masalah pengguguguran kandungan aborsi merupakan persoalan kita bersama sebagai umat manusia, yang selalu
berhubungan erat dengan hak hidup dan nilai moral. Dunia dewasa ini, mengalami banyak perkembangan yang sungguh pesat
baik dalam bidang teknologi, medis yang memukau manusia, tentunya ada orang yang mempergunakannya sebaik-baiknya, tetapi ada juga yang mempergunakan
Universitas Sumatera Utara
hal itu bertentangan dengan tuntutan moral. Orang sering tidak melihat lagi nilai dan arti hidup sesamanya. Bahkan ada juga orang yang sengaja menggugurkan
janin yang ada dalam kandungannya, untuk melarikan diri dari suatu tanggung jawab sebagai seorang ibu. Padahal kewajiban moral mengharuskan untuk
menghormati hidup sesama manusia termasuk juga janin yang ada dalam kandungan. Pengguguran merupakan tindakan yang sengaja mengeluarkan buah
kandungan dari rahim seorang ibu, sehingga mematikan proses perkembangan dan pertumbuhan janin sebelum tiba saat kelahirannya.
Tindakan yang tidak menaruh rasa hormat terhadap nilai kehidupan janin diakibatkan oleh mereka yang hanya melihat segi kepentingan pribadi saja dan
tidak memandang bahwa janin itu adalah manusia yang utuh dan mempunyai hak untuk hidup, merupakan suatu kejahatan durhaka. Tindakan dekadensi moral yang
tidak hanya melanda para ibu rumah tangga, tetapi juga telah melanda kaum remaja. Dewasa ini dengan adanya kemajuan teknologi yang canggih dan pesat,
beredarnya obat-obatan di pasaran yang begitu bebas praktek dokter, bidan, dukun, dan peralatan lainnya mengakibatkan jumlah pengguguran aborsi
“provocatus” semakin tinggi. Tindakan ini dengan sengaja menggugurkan janin, mematikan proses kehidupan dan perkembangan sebelum tiba saat kelahirannya.
Menggugurkan kandungan berarti “mengakhiri hidup janin dalam tubuhnya sendiri, ibu sebenarnya membunuh sesuatu yang ada dalam hatinya
yaitu sikap keibuan. Unsur psikologi-sosial kerap mendukung keputusan tersebut, yang kerap bersikap kurang adil terhadap janin. Kita yakin bahwa tindakan
pengguguran itu sendiri membawa banyak akibat pada wanita tersebut antara lain: Secara psikologis menggugurkan kandungan itu akan tetap meninggalkan bekas
Universitas Sumatera Utara
rasa bersalah, dan bagi orang yang beragama rasa bersalah itu juga berarti religiusnya, artinya wanita yang bersangkutan akan merasa berdosa.
Pengguguran dapat dikatakan memperkosa suatu yang hakiki bagi seorang wanita. Sebab pada umumnya wanita mempunyai naluri “pemberi hidup”.
Kebanyakan wanita yang sedang hamil mempunyai kesadaran kuat bahwa ia telah membunuh anaknya sendiri. Bahkan tidak jarang terjadi perasaan itu begitu
mendalam sehingga tidak mungkin dihilangkan lagi.Pada dasarnya tindakan aborsi provocatus dinilai sebagai dosa yang berat karena membunuh janin yang
tidak bersalah. Bayi yang masih dalam kandungan yang belum matang fisik dan mentalnya hendaknya dilindungi serta diperhatikan secara khusus termasuk
perlindungan yang sah. Setiap orang yang bertindak berlawanan dengan hak hidup merupakan tindakan yang biadab, suatu penindasan dan merupakan perbuatan
jahat. Selain itu tindakan tersebut melanggar hak hidup janin, juga melanggar kewajiban etik hormat terhadap hidup orang lain termasuk manusia yang belum
lahir. Berikut ini dapat dilihat bagaimana perkembangan janin dalam kandungan:
24
1. Bulan Ke-1 Pertama
a. Sel telur ibu berhasil dibuahi oleh sperma ayah b. Terdapat bola yang menempel pada dinding rahim
c. Bola sel telur berkembang seperti bentuk udang dengan ukuran kecil d. Jantung dan susunan syaraf pusat terbentuk
24
www.aborsi.net
Universitas Sumatera Utara
2. Bulan Ke-2 Kedua
a. Bentuk udang berubah menjadi seperti manusia b.Wajah bayi mulai terbentuk dengan ukuran kepala yang besar
c. Ekor bayi hilang d. Jantung mulai berdetak
e. Tali pusat dan plasenta terlihat jelas f. Muncul bagian tubuh tangan dan kaki
g. Tumbuh otot-otot 3.
Bulan Ke-3 Ketiga a. Jantung terbentuk sempurna
b. Bagian tubuh kaki dan tangan terbentuk c. Jari-jemari yang tadinya lengket menyatu jadi terpisah
d. Organ-organ vital terbentuk di akhir bulan e. Telinga mulai terlihat
4. Bulan Ke-4 Keempat
a. Kuku jari-jemari kaki dan tangan terbentuk b. Organ dalam tubuh janin terbentuk
c. Tumbuh rambut halus pada seluruh tubuh d. Janin berkembang dengan cepat
5. Bulan Ke-5 Kelima
a. Tumbuh alis, bulu mata dan rambut b. Panca indera berkembang
c. Tubuh janin dapat membentuk selaput putih pelapis tubuh dan kulit g. Janin tumbuh cepat dengan panjang bisa mencapai 13 cm
Universitas Sumatera Utara
6. Bulan Ke-6 Keenam
a. Sistem pencernaan mulai bekerja dengan mengeluarkan air seni b. Sistem kekebalan tubuh semakin mantap
c .Janin dapat melakukan kontrol gerakan tubuhnya d. Ibu dapat merasakan gerakan bayi dalam perut
7. Bulan Ke-7 Ketujuh
a. Tubuh janin telah terbentuk b. Otak mengalami perkembangan pesat.
c. Organ vital selain paru-paru sudah berfungsi dengan baik. 8.
Bulan Ke-8 Kedelapan a. Janin dapat membuka dan munutup kelopak mata
b. Gerakan janin bayi telah terkoordinasi c. Lidah bayi dapat merasakan rasa asam dan manis.
9. Bulan Ke-9 Kesembilan
a. Fisik janin bayi telah terbentuk sempurna b. Tiap minggu akan tumbuh kurang lebih 225 gram.
c. Lapisan lemak tebal tumbuh di bawah kulit janin. Bagaimanapun pengguguran yang dilakukan secara langsung dan sengaja
tidak dibenarkan sebab merampas hak janin. Dan setiap pengguguran yang disengaja apa pun bentuknya merupakan suatu tindakan yang tidak dapat
diizinkan, sebab memperkosa hak fetus atas kehidupan. Setiap orang percaya bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan Allah dan memperoleh kehidupan dari-
Nya. Kewajiban untuk menghormati, menghargai dan menjunjung tinggi hidup, bukan saja hidup diri sendiri, tetapi juga hidup sesama manusia baik yang masih
Universitas Sumatera Utara
ada dalam kandungan maupun yang sudah dilahirkan. Bagaimanapun juga hidup janin yang masih dalam kandungan statusnya bukanlah lebih rendah jika
dibandingkan dengan hidup yang sudah dilahirkan. Oleh karena itu ia juga harus dihormati dan sebagaimana layaknya seorang manusia pada umumnya sebagai
pribadi yang sedang berkembang dan bertumbuh. Maka dari itu tidak seorang pun berhak menghabisi hidup sesamanya, baik itu hidup yang sudah dilahirkan atau
hidup yang masih dalam kandungan. Hidup manusia perlu dilindungi dan dijaga serta dijunjung tinggi sebab terkandung nilai-nilai yang luhur. Sebab hidup
merupakan anugerah dan kedaulatan cinta yang berasal dari Allah sendiri. Bisikan hati nurani manusia perlu dibentuk dan dididik agar semakin
mampu melahirkan pertimbangan yang matang, sehingga seseorang tahu apa yang harus dan apa yang wajib dan apa yang diizinkan dilakukan dalam situasi konkrit.
Bila hati nurani telah dibentuk dan dididik untuk lakukan perbuatan baik akan lebih membantu seseorang dalam bertindak dan menjalankan hal-hal yang praktis
dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu agar suara hati dapat memberikan keputusan dan penilaian yang tepat perlu dididik dengan baik. Hati nurani
biasanya dipengaruhi perasaan moral yang terbentuk akan melakukan yang baik dan mampu untuk bersikap kritis. Membentuk dan mendidik suara hati berarti:
“Bahwa kita terus menerus bersikap terbuka, mau belajar, mau mengerti seluk beluk masalah yang kita hadapi, mau memahami pertimbangan etis yang tepat dan
seperlunya membaharui pandangan-pandangan kita.Peranan hati nurani dalam diri manusia adalah sebagai pedoman, pengontrol, memutuskan apa yang baik, atau
yang tidak baik, yang boleh atau yang tidak boleh untuk dilakukan seseorang. Selain itu hati nurani berperan sebagai penentu bagi perbuatan yang akan datang,
Universitas Sumatera Utara
menolong kita untuk mengerjakannya atau menghindarinya dan juga merupakan yakin atas perbuatan yang telah lalu. Hati nurani merupakan sumber pembinaan
dan juga sumber rasa sesal. Hati nurani akan memutuskan sebagai baik hal-hal yang benar-benar
buruk. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan bahwa hati nurani yang terbina dan terdidik membuat pribadi seseorang ibu yang mengandung lebih tahu dan sadar
akan kewajiban terhadap hidup manusia yang masih berada dalam kandungan maupun terhadap hidup manusia yang sudah dilahirkan. Sehingga seorang wanita
atau pribadi lain tidak sekehendak hatinya menggugurkan kandungan itu, tetapi tetap berusaha mencari jalan lain yang lebih baik. Kecuali sudah tiada jalan yang
lebih baik lagi untuk menyelamatkan hidup kedua-duanya. Untuk itu orang perlu pertimbangan dan matang. Sehingga orang tidak melarikan diri dari kesulitan
sebagai orang yang pengecut, melainkan menghadapinya dengan tanggung jawab. Sebab “Manusia harus dihormati dan diperlakukan sebagai pribadi sejak saat
pembuahan”.
25
25
CB. Kusmaryanto, SCJ, Kotroversi Aborsi, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2002 hlm 25
Hati nurani berperan mempertimbangkan apa yang harus dipilih dan dijalankan oleh manusia. Dan biasanya jalan yang ditunjukkan oleh hati
nurani itu baik. Oleh karena itu diharapkan baik wanita, ahli medis tetap memerhatikan bisikan hati nurani. Khususnya para dokter mempunyai kewajiban :
”Agar setiap para dokter dan tenaga medis lainnya tetap mempunyai kebebasan hati nurani dan kebenaran untuk menolak membantu menggugurkan, apabila
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan lengkap menyeluruh yakni bahwa pengguguran tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan karena masih ada jalan
Universitas Sumatera Utara
lain untuk mengatasi persoalan-persoalan lain yang mungkin muncul apabila kandungan tetap dipertahankan”.
Masalahnya menjadi sangat bebeda apabila kehamilan itu benar-benar mengancam hidup sang ibu. Dalam kasus ini, aborsi bisa dibenarkan dengan
prinsip Legitime defense pembelaan diri yang sah. Dimana orang berhak untuk membela diri terhadap serangan orang lain yang jelas-jelas mengancam hidupnya.
Di sini perlu digarisbawahi dalam kasus kehamilan yang berbahaya, membunuh janin tersebut bukanlah menjadi tujuan perbuatan itu. Tujuan perbuatan itu adalah
menyelamatkan hidup ibu, dan kematian janin hanyalah efek dari perbuatan tersebut, yang secara objektif terpaksa harus terjadi. Masih dalam garis yang
sama, bisa dikatakan juga bahwa dalam kehamilan yang membahayakan hidup si ibu, kita dihadapkan pada persaingan anatara dua persona yang sama-sama
bernilai, tetapi pada jalan yang buntu. Pada prinsipnya, kalau kedua-duanya bisa diselamatkan maka tidak akan ditempuh jalur aborsi dan hak janin untuk hidup
tetap akan dipertahankan. Sekarang bagaimana permasalahannya jika aborsi dilakukan oleh korban
perkosaan bukankah dalam hal ini nyawa si ibu tidak terancam dan janin juga dapat lahir tanpa menyebabkan kematian. Dalam UU No.36 Tahun 2009 tentang
kesehatan dalam Pasal 75 terkandung makna bahwa kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan. Dapat ditarik
satu penafsiran bahwa dalam kasus ini nyawa sang ibu tidak terancam dan tidak ada indikasi kedaruratan medis yang harus membuat ibu menggugurkan
kandungan. Bisa saja anak tersebut dilahirkan kedunia dan kemudian diserahkan kepada panti asauhan atau anak yang lahir tersebut dijauhkan dari sang ibu
Universitas Sumatera Utara
sehingga tidak akan mengingatkan memori ibu pada kasus perkosaan. Dalam hal ini semuanya kembali kepada hati nurani sang ibu, apakah ingin tetap melahirkan
anak tersebut atau tidak. Untuk itu dalam permasalahan ini dibutuhkan bantuan dari konseling dan psikiater yang nantiya akan membantunya untuk mengambil
suatu keputusan. Janin yang dikandung akibat korban perkosaan memiliki hak untuk hidup begitu juga sang ibu yang sebenarnya secara fisik mampu untuk
melahirkannya namum permasalahannya adalah bagaimana gangguan trauma psikologis yang akan dialami sang ibu setelah melahirkan anak tersebut. Namum
penulis beranggapan bahwa menggugurkan janin yang timbul akibat perkosaan melanggar hak janin untuk hidup karena dalam hal ini janin yang dikandung
mempunyai hak untuk hidup karena secara kedaruratan medis memang tidak membahayakan nyawa sang ibu dan anak memang dapat terlahir kedunia. Penulis
berpendapat bahwa jalan menggugurkan anak hasil perkosaan tidak memberikan solusi yang tepat karena dalam hal perkosaan ini wanita menjadi korban. Ketika
dia melakukan aborsi dia harus mengorbakan dirinya kembali untuk diaborsi dan harus menggugurkan kandungannya sendiri.
Menurut hemat penulis jalan keluar yang tepat adalah dengan memberikan konseling secara khusus baik dari konselor ataupun pemuka agama, dan
melakukan terapi khusus kepada korban. Janin yang dikandung juga harus tetap dilahirkan, jika si ibu tidak menginginkan anaknya tersebut dapat dijauhkan dari
sang ibu. Setelah pasca melahirkan si korban juga harus tetap diberikan terapi dan konseling khusus kalau memang mengalami tarauma secara psikis sampai dia
sembuh dan dapat menerima kembali anak tersebut. Dalam hal ini juga diperlukan bantuan pemerintah dalam melindungi korban perkosaan dan memudahkan anak
Universitas Sumatera Utara
tersebut dalam pembuatan akte kelahiran sehingga tidak mempersulit anak tersebut kelak ketika besar.
Dalam Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang hak asasi manusia juga sebenarnya telah dimuat perlindungan terhadap hak janin. Dalam Pasal 53
dikatakan bahwa setiap anak sejak dalam kandungan, berhak untuk hidup, mempertahankan hidup, dan meningkatkan taraf kehidupannya. Anak dalam
kandungan yang dimaksud adalah janin yang nantinya akan tumbuh menjadi anak dan berkembang selayaknya manusia. Janin merupakan awal kehidupan yang
harus dihormati oleh setiap manusia dan dijaga karena janin nantinya akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang kelak juga akan menghasilkan hal
yang sama. Jadi berapapun usia janin, berapapun dikatakan usia awal kehidupan janin, janin harus tetap dipertahan hidup sepanjang tidak membahayakan kondisi
sang ibu dan memang dapat terlahir kedunia tanpa mengancam nyawa ibu dan janin.
Dalam Deklarasi Hak-hak Asasi Manusia PBB disebutkan, ”Martabat yang tertera dalam pribadi manusia dan hak-hak yang sama dan mutlak dari
semua anggota keluarga manusia menjadi dasar kemerdekaan, keadilan, dan perdamaian di dunia.” Kita juga tegas mengakui martabat dan hak asasi manusia
ini. Mengingat janin adalah manusia, maka ia memiliki martabat dan mengembangkan hak-hak asasi yang sama dengan kita, terutama hak untuk hidup.
Menyerang janin dengan aborsi berarti menyerang martabat yang melekat pada kemanusiaan sesama. Kita tidak bisa tinggal diam saat martabat sesama dirampas
orang lain. Kita harus menjadi suara bagi janin yang belum dapat bersuara. Dilaporkan, terjadi 30 juta-50 juta praktik aborsi per tahun di 56 negara yang
Universitas Sumatera Utara
melegalisasi hal itu. Ini merupakan serangan kemanusiaan karena manusia membunuh sesamanya yang lemah. Jika kita melegitimasi serangan ini, tidak ada
alasan lagi bagi kita untuk menolak perang, pembunuhan, perbudakan, penindasan, dan masalah etika sosial lainnya.
Universitas Sumatera Utara
51
BAB III TINJAUN YURIDIS ABORSI BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG KESEHATAN No. 36 Tahun 2009 DAN LEGALISASI ABORSI TERHADAP KORBAN PERKOSAAN
A. Tinjaun Yuridis Aborsi