Evaluasi Karakter Mentimun Hibrida (Cucumis sativus L.) Terhadap Pemberian Pupuk Hayati

EVALUASI KARAKTER MENTIMUN HIBRIDA (Cucumis sativus L.)
TERHADAP PEMBERIAN PUPUK HAYATI

SKRIPSI

OLEH:
AGUSTINA BR. GINTING
070307031

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010

Universitas Sumatera Utara

EVALUASI KARAKTER MENTIMUN HIBRIDA (Cucumis sativus L.)
TERHADAP PEMBERIAN PUPUK HAYATI

SKRIPSI


OLEH:
AGUSTINA BR. GINTING
070307031

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar serjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatra Utara

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010

Universitas Sumatera Utara

Judul Skripsi : Evaluasi karakter mentimun hibrida (Cucumis sativus L.)
terhadap pemberian pupuk hayati
Nama

: Agustina Br. Ginting
NIM
: 070307031
Departemen : Budidaya Pertanian
Program Studi : Pemuliaan Tanaman

Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing

Ir. Mbue Kata Bangun, MS
Ketua

Ir. Hot Setiado, MS
Anggota

Mengetahui

Ir. T. Sabrina, M. Agr. Sr. PhD
Ketua Departemen Agroekoteknologi


Tanggal Lulus :

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Agustina Br Ginting : Evaluasi Karakter Mentimun Hibrida (Cucumis sativus L)
terhadap pemberian pupuk hayati, dibimbing oleh Ir. M. K. Bangun, MS dan
Ir. Hot Setiado, MS.
Penelitian dilakukan di lahan terbuka dengan ketinggian ± 25 m diatas
permukaan laut dari bulan November 2010 sampai Januari 2011 menggunakan
Rancangan Acak Kelompok faktor ganda yaitu varietas (Hercules, Mercy dan
Lokal) dan pupuk (pupuk anorganik, pupuk anorganik + pupuk hayati, dan pupuk
hayati). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah
cabang, umur panen, produksi buah per tanaman, panjang buah, diameter buah
dan berat buah per tanaman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa varietas berbeda nyata terhadap
tinggi tanaman 2 dan 4 MST, umur berbunga, jumlah cabang, umur panen,
panjang buah dan diameter buah. Pupuk berpengaruh nyata terhadap jumlah
cabang.

Kata kunci : Mentimun, Varietas, Pupuk

i
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT

Agustina Br Ginting: Evaluation of the Cucumber Hybrid’s (Cucumis sativus L.)
character on the application of biofertilizer, under supervision by Ir. Mbue Kata
Bangun, MS and Ir. Hot Setiado, MS.
The research was conducted on the farm field with ± 25 meters above sea
level from November 2010 to January 2011. Randomized Block Design was used
with 2 factors, ie: varieties (Hercules, Mercy and Local) and fertilizers (inorganic,
inorganic plus biofertilizer, biofertilizer). The parameters observed were plant
height, the time of flowering, the number of branches, the time of harvest, the fruit
production per plant, the fruit length, the fruit diameter and the fruit weight per
plant.
The results showed that the varieties significantly affected: the plant height
2 and 4 week planted, the time of flowering, the number of branches, the time of
harvest, the fruit length and the fruit diameter. Fertilizer significantly affected the

number of branches.
Key words: Cucumber, Variety, Fertilizer

ii
Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Medan pada tanggal 08 Agustus 1989 dari ayah
Sedia Ginting, SH, M,Hum dan ibu Arus Malem Br Bangun. Penulis merupakan
putri ketiga dari empat bersaudara.
Tahun 2007 penulis lulus dari SMA Negeri 17 Medan dan pada tahun
yang sama masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur ujian tertulis Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru. Penulis memilih program studi Pemuliaan
Tanaman, Departemen Budidaya Pertanian.
Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di PT. PN IV Teh
di

Bahbutong


Kecamatan

Sidamanik,

Kabupaten

Siantar

pada

bulan

Juli sampai Agustus 2010.

iii
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang

berjudul ”Evaluasi Karakter Mentimun Hibrida (Cucumis Sativus L.)
Terhadap Pemberian Pupuk Hayati ”.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ir.

Mbue

Kata Bangun,

MS

selaku

ketua

komisi pembimbing


dan

Ir. Hot Setiado, MS selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan kepada penulis.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada kedua orangtua tersayang,
Ayahanda Sedia Ginting, SH., MHum dan Ibunda Arus Malem Br Bagun untuk
semua cinta, doa dan dukungan yang telah diberikan selama ini, terimakasih juga
kepada kakak-kakak saya Siska Ulina Ginting, SH dan Desi Natalia Ginting, SH
serta adik saya Rezeki Petrus Ginting atas segala doa dan dukungannya.
Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Evan Sanjaya Sipayung, bang
Andrew, kak susi, Khairul Yusuf Nst, Dewi Marsella, Hertince D.P,
Eka J,Y Sinaga, Dwi Yuliana, Rapi Simbolon, Sanjos, Dedi Mikardo, Natanael S,
serta adik-adik angkatan 2010 serta rekan mahasiswa yang tidak dapat disebutkan
satu per satu disini yang telah membantu penulis dalam penulisan dan
menyelesaikan skripsi ini. Dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pihak
yang memerlukan.
Medan,

Maret 2011

Penulis

iv
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

No.

Hal

1. Ciri utama pupuk hayati dan pupuk kimia...........................................

10

2. Model sidik ragam dan nilai estimasi kuadrat tengah..........................

16

3. Rataan tinggi tanaman (cm) 2-5 MST dengan perlakuan varietas dan

pemberian pupuk....................................................................................

23

4. Rataan umur berbunga tanaman mentimun (hari) terhadap
varietas dan perlakuan pupuk.................................................................

24

5. Rataan jumlah cabang (cabang) terhadap varietas dan perlakuan pupuk

24

6. Rataan umur panen (hari) terhadap varietas dan perlakuan pupuk........

25

7. Rataan produksi buah per tanaman (g) terhadap varietas dan pemberian
pupuk...................................................................................................... 26
8. Rataan panjang buah (cm) terhadap varietas dan perlakuan pupuk.......

9. Rataan diameter buah (cm) terhadap varietas dan perlakuan pupuk....
10. Rataan berat buah per tanaman (g) terhadap varietas dan perlakuan
pupuk..................................................................................................
11. Nilai duga heritabilitas untuk masing-masing parameter....................

26
27

28
28

v
Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN

No.

Hal

1.

Bagan Lahan Penelitian ........................................................................ 38

2.

Bagan Plot Penelitian ............................................................................ 39

3.

Deskripsi Mentimun ............................................................................. 40

4.

Jadwal Kegiaan Penelitian .................................................................... 42

5.

Data Pengamatan Tinggi Tanaman 2 MST (cm) .................................... 43

6.

Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MST ................................................... 43

7.

Data Pengamatan Tinggi Tanaman 3 MST (cm) .................................... 44

8.

Sidik Ragam Tinggi Tanaman 3 MST ................................................... 44

9.

Data Pengamatan Tinggi Tanaman 4 MST (cm) .................................... 45

10. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MST ................................................... 45
11. Data Pengamatan Tinggi Tanaman 5 MST (cm) .................................... 46
12. Sidik Ragam Tinggi Tanaman 5 MST ................................................... 46
13. Data Umur Bebunga (hari) .................................................................... 47
14. Sidik Ragam Umur berbunga ................................................................ 47
15. Data Jumlah Cabang (cabang) ............................................................... 48
16. Sidik Ragam Jumlah Cabang................................................................. 48
17. Data Umur Panen (hari) ........................................................................ 49
18. Sidik Ragam Umur Panen ..................................................................... 49
19. Data Produksi Buah Per Tanaman (g) .................................................... 50
20. Sidik Ragam Produksi Buah Per Tanaman ............................................. 50
21. Data Panjang Buah(cm) ........................................................................ 51
22. Sidik Ragam Panjang Buah ................................................................... 51
23. Data Diameter Buah(cm) ...................................................................... 52
24. Sidik Ragam Diameter Buah ................................................................. 52
25. Data Berat Buah Per Tanaman (g) ......................................................... 53
26. Sidik Ragam Buah Per Tanaman ........................................................... 53
27. Nilai Duga Heritabilitas Untuk Masing-Masing Parameter ..................... 54
28. Data Hasil Analisis Tanah ..................................................................... 55

vi
Universitas Sumatera Utara

29. Komposisi Pupuk Hayati....................................................................... 56
30. Analisis Biaya Pupuk/ (m) .................................................................... 57
31. Foto Seluruh Tanaman Mentimun Hasil Pengamatan Di Lapangan.......... 58
32. Foto Tanaman Mentimun Tiap Varietas dan Perlakuan............................ 59
33. Foto Buah Mentimun Tiap Varietas dan Perlakuan ................................ 62
34. Foto Panen Buah Mentimun Setiap Varietas .......................................... 65

vii
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

ABSTRACT...............................................................................................
ABSTRAK .................................................................................................
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................
DAFTAR TABEL......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................
DAFTAR ISI .............................................................................................

i
ii
iii
iv
v
vi
viii

PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................................
Tujuan Penelitian .......................................................................................
Hipotesis Penelitian .....................................................................................
Kegunaan Penelitian ...................................................................................

1
4
4
4

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman ..........................................................................................
Syarat Tumbuh............................................................................................
Iklim...............................................................................................
Tanah .............................................................................................
Evaluasi Karakter ........................................................................................
Varietas ......................................................................................................
Pupuk ........................................................................................................
Heritabilitas ................................................................................................

5
6
6
7
7
8
9
12

BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................
Bahan dan Alat............................................................................................
Metode Penelitian........................................................................................
Heritabilitas ................................................................................................

14
14
14
16

PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Areal Penelitian ...........................................................................
Penanaman Benih ........................................................................................
Pemupukan .................................................................................................
Pemeliharaan Tanaman................................................................................
Penyulaman .....................................................................................
Penjarangan .....................................................................................
Penyiraman......................................................................................
Pengajiran........................................................................................
Penyiangan ......................................................................................
Pemangkasan ...................................................................................
Pengendalian Hama dan Penyakit .....................................................
Panen ........................................................................................................
Pengamatan Parameter ................................................................................

17
17
17
18
18
18
18
18
18
19
19
19
20

viii
Universitas Sumatera Utara

Tinggi tanaman (cm) ........................................................................
Umur berbunga (hari) .......................................................................
Jumlah cabang (cabang) ...................................................................
Umur panen (hari) ............................................................................
Produksi buah per tanaman (g) .........................................................
Panjang buah (cm) ...........................................................................
Diameter buah (cm) .........................................................................
Berat buh per tanaman (g) ................................................................

20
20
20
20
20
21
21
21

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ............................................................................................... 22
Pembahasan ..................................................................................... 29
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ..................................................................................... 35
Saran ............................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

ix
Universitas Sumatera Utara

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pertama kali mentimun dibudidayakan oleh manusia 1000 (seribu) tahun
yang lalu. Colombus disebut-sebut sebagai orang yang berjasa menyebarluaskan
tanaman mentimun keseluruh dunia. Di Cina mentimun mulai dikenal dua abad
sebelum Masehi, tanaman mentimun juga menyebar di Timur Tengah kemudian
meluas ke negara-negar lain di kawasan Asia, sedangkan penyebaran mentimun di
Amerika adalah California, New York, Carolina Selatan, Texas dan Florida.
Pembudidayaan mentimun meluas keseluruh dunia, baik di daerah beriklim panas
(tropis) maupun daerah beriklim sedang (sub-tropis) (Ashari, 1995).
Mentimun (Cucumis sativus L.) adalah salah satu sayuran buah yang
banyak dikonsumsi segar oleh masyarakat Indonesia. Nilai gizi mentimun cukup
baik karena sayuran buah ini merupakan sumber mineral dan vitamin. Kandungan
nutrisi per 100 g mentimun terdiri dari 15 kalori, 0,8 g protein, 0,1 pati, 3 g
karbohidrat, 30 mg posfor, 0,5 mg besi, 0,02 thianine, 0,01 riboflavin, 14 mg
asam, 0,45 IU vitamin A, 0,3 IU vitamin B 1 , dan 0,2 IU vitamin B 2
(Sumpena, 2001).
Tanaman mentimun tidak memerlukan persyaratan khusus karena dapat
ditanam dengan baik didataran rendah hingga dataran tinggi. Namun untuk
memperoleh produksi optimal perlu diperhatikan beberapa persyaratan tumbuh
tertentu. Tanaman mentimun akan tumbuh dan berproduks i dengan baik apabila
ditanam pada kondisi tanah dan iklim yang cocok dengan tanaman mentimun
tersebut (Samadi, 2002).

Universitas Sumatera Utara

2

Pupuk hayati adalah mikroorganisme hidup yang ditambahkan kedalam
tanah dalam bentuk inokulan atau bentuk lain untuk memfasilitasi atau
menyediakan hara tertentu bagi tanaman. Banyak manfaat yang diperoleh dari
penggunaan pupuk hayati, antara lain: (1) menyediakan unsur hara bagi tanaman,
(2) melindungi akar dari gangguan hama dan penyakit (3) sebagai penawar racun
beberapa logam berat (4) dapat menekan pemakaian pestisida sampai 50% dan
(5) meningkatkan kadar bahan organik tanah, sehingga pendapatan petani dapat
meningkat sampai 30 % (Hasibuan, 2004).
Golden Harvest adalah Pupuk hayati berbahan aktif Mikroba Indegenous
asli Indonesia ramah lingkungan (tidak mengandung logam berat As, Pb, Hg, Cd
dan Mikroba Patogen, Salmonella Sp) telah dipersiapkan serta dirancang untuk
pembangunan dunia pertanian yang berkelanjutan. Perpaduan Golden Harvest
dengan pupuk kimia akan menjadikan produktivitas tinggi dan ramah lingkungan
seperti yang dibutuhkan petani (http://eriantosimalango.wordpress.com, 2008).
N dan P merupakan unsur hara yang paling banyak diperlukan tanaman.
Dari tahun ke tahun kebutuhan selalu meningkat. Untuk mengatasi perlu
tambahan pupuk organik dan pupuk hayati. Peningkatan harga pupuk kimia
mendorong kita untuk mencari teknologi alternatif. Pupuk hayati merupakan
alternatif bagi petani. Usaha untuk memperoleh sumber alternatif dalam
mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah dengan peranan bakteri dan
mikroorganisme lain yang mampu menambat N sehingga efisien dengan
penggunaan N dan P yang mempunyai peranan penting.

EM-4 mengandung

beberapa bakteri yang berperan menyediakan unsur hara bagi tanaman. Karena
dapat menambah ketersediaan unsur hara, maka aplikasi pupuk hayati dapat

Universitas Sumatera Utara

3

mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia seperti pupuk pabrik, pestisida dan
juga dapat menanggulangi pemakaian pestisida. Aplikasi pupuk hayati di bidang
pertanian merupakan salah satu alternatif untuk mendukung pertanian organik
atau pertanian berkelanjutan untuk menanggulangi persoalan lingkungan dan
keamanan hasil panen. (http://wibowo19.wordpress.com, 2009).
Evaluasi biasanya dilakukan untuk mengetahui reaksi genotipe terhadap
cekaman lingkungan biotik dan abiotik, sedangkan karakterisasi dilakukan untuk
mengetahui sifat-sifat morfologi dan agronomi tanaman (Arsyad dan Asadi 1996).
Di Indonesia mentimun merupakan sayuran yang sangat populer dan
digemari oleh hampir seluruh masyarakat. Meskipun demikian kebanyakan usaha
tani mentimun masih dianggap usaha sampingan, sehingga rata-rata hasil
mentimun secara nasional masih rendah yakni antara 3,5 – 4,8 ton/hektar. Dengan
meningkatnya jumlah penduduk Indonesia maupun dunia akan berpengaruh
terhadap naiknya persediaan konsumsi sayuran. Di Indonesia anjuran konsumsi
sayuran untuk mencapai sehat gizi adalah sebesar 65,5 kg/kapita/tahun. Saat ini
konsumsi tersebut baru terpenuhi 80 %. Salah satu upaya untuk meningkatkan
persediaan

sayuran

adalah

dengan

meningkatkan

produksi

mentimun

(Rukmana, 1994).
Pada tahun 2006 luas areal panen mentimun nasional mencapai 55,792 ha
dengan produksi 268,201 ton. Luas areal panen di Sumatera Utara pada tahun
2006 sebesar 3,591 ha dengan produksi rata-rata 125,06 kw/ha (BPS, 2006).
Produksi mentimun di Indonesia masih sangat rendah yakni antara 3,5
ton/ha sampai 4,8 ton/hektar, padahal produks i mentimun hibrida bisa mencapai
20 ton/ha budidaya mentimun dalam skala produksi yang tinggi dan intensif

Universitas Sumatera Utara

4

belum banyak dilakukan, pada umumnya tanaman mentimun ditanam hanya
sebagai selingan (Warintek, 2006).
Produksi mentimun hibrida di Indonesia masih sangat rendah karena
mentimun hibrida hanya ditanam sebagai tanaman selingan sebab itu dilakukan
penelitian untuk mengetahui karakter morfologi dan karakter produksi mentimun
hibrida yang dapat meningkatkan produksi mentimun hibrida terhadap pemberian
pupuk hayati.
Berdasarkan uraian diatas, dilakukan penelitian untuk melihat evaluasi
karakter mentimun hibrida (Cucumis sativus L.) terhadap pemberian pupuk
hayati.

Tujuan Penelitian
Untuk

mengetahui

evaluasi

karakter

mentimun

hibrida

(Cucumis sativus L.) terhadap pemberian pupuk hayati.

Hipotesis Penelitian
Ada perbedaan respon yang nyata pada pertumbuhan dan produksi
beberapa varietas mentimun akibat perbedaan varietas, pemberian pupuk hayati
serta interaksi antara kedua faktor tersebut.

Kegunaan Penelitian
Sebagai bahan dalam penyusunan skripsi di Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang
membutuhkan.

Universitas Sumatera Utara

5

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman
Sistematika (taksonomi) tanaman mentimun adalah sebagai berikut:
Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Class:
Dicotyledoneae, Ordo: Cucurbitales, Famili: Cucurbitaceae, Genus: Cucumis,
Spesies: Cucumis sativus L. (Sharma, 2002).
Perakaran mentimun memiliki akar tunggang dengan bulu-bulu akarnya.
Namun akar tersebut hanya mampu menembus hingga kedalaman ± 60 cm dari
permukaan

tanah.

Oleh karena

itu

untuk

membantu

pertumbuhannya

penggemburan tanah harus dilakukan minimal hingga kedalaman tersebut
(Samadi, 2002).
Mentimun termasuk tanaman semusim (annual) yang bersifat menjalar
atau memanjat dengan perantaraan pemegang yang berbentuk pilin (spiral).
Batangnya basah, berbulu serta berbuku. panjang atau tinggi tanaman dapat
mencapai 50 cm – 250 cm, bercabang dan bersulur yang tumbuh di sisi tangkai
daun (Rukmana, 1994).
Mentimun berdaun tunggal. Bentuk ukuran dan kedalaman lekuk daun
mentimun bervariasi, tergantung dari spesies dan kultivarnya. Panjang daun antara
7-20 cm, panjang tangkai daun 5-15 cm. Pinggiran daun berlekuk antara 3-5,
dengan susunan daun berselang-seling (Sumpena, 2001).
Bunga mentimun merupakan bunga sempurna. Berbentuk terompet dan
berukuran 2 cm – 3 cm, terdiri dari tangkai bunga dan benang sari. Kelopak bunga
berjumlah 5 buah, berwarna hijau dan berbentuk ramping terletak di bagian bawah

Universitas Sumatera Utara

6

pangkal bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5-6 buah, berwarna kuning terang dan
berbentuk bulat, bunga mentimun merupakan bunga sempurna (Cahyono, 2003).
Buah mentimun tumbuh dari ketiak daun dengan posisi menggantung.
Buah mentimun berbentuk bulat pendek hingga bulat panjang, dengan kulit buah
yang berwarna hijau keputihan hingga hijau gelap, ada yang berbintil dan ada
yang tidak (Samadi, 2002).
Biji mentimun bentuknya pipih, kulitnya berwarna putih atau putih
kekuning-kuningan sampai coklat. Biji ini dapat digunakan sebagai alat perbanyakan tanaman (Rukmana, 1994).

Syarat Tumbuh
Iklim
Dalam masa pertumbuhan tanaman mentimun lebih cocok ditanam pada
lahan terbuka dengan suhu yang berkisar 21o C - 27o C. Panjang atau lama
penyinaran, intensitas sinar dan suhu udara merupakan faktor yang sangat penting,
karena berpengaruh terhadap munculnya bunga. Pada panjang penyinaran lebih
dari 12 jam per hari, dengan intensitas sinar dan suhu udara yang tinggi, tanaman
mentimun lebih banyak membentuk bunga jantan (gynoecious). Sebaliknya, pada
panjang penyinaran yang kurang dari 12 jam per hari, dengan intensitas sinar
matahari dan suhu udara yang rendah, ternyata tanaman mentimun lebih banyak
membentuk bunga betina (monoecious) (Samadi, 2002).
Kelembapan relatif udara (RH) yang dikehendaki oleh tanaman mentimun
untuk pertumbuhannya antara 50-85 %. Sedangkan curah hujan optimal yang
diinginkan tanaman sayur ini antara 200 – 400 mm/bulan (Sumpena, 2001).

Universitas Sumatera Utara

7

Tanaman mentimun kurang tahan terhadap curah hujan yang tinggi. Hal
ini mengakibatkan bunga-bunga yang terbentuk berguguran, sehingga gagal
membentuk buah. Demikian pula pada daerah dengan temperatur siang dan
malam harinya berbeda sangat menyolok, sering memudahkan serangan penyakit
tepung atau Powdery Mildew maupun

busuk daun (Downy

Mildew)

(Rukmana, 1994).

Tanah
Pada dasarnya mentimun dapat tumbuh dan beradaptasi di hampir semua
jenis tanah. Tanah mineral yang bertekstur ringan sampai pada tanah yang
bertekstur liat berat dan juga pada tanah organik seperti tanah gambut dapat
diusahakan sebagai lahan penanaman mentimun. Kemasaman tanah yang optimal
untuk mentimun adalah antara 5,5 – 6,5. Tanah yang banyak mengandung air,
terutama pada waktu berbunga, merupakan jenis tanah yang baik untuk
penanaman mentimun. Jenis tanah yang cocok untuk penanaman mentimun di
antaranya aluvial, latosol dan andosol (Sumpena, 2001).
Tanah berfungsi sebagai media dasar bagi tanaman, maka harus mampu
memberikan lingkungan yang cocok bagi tanaman (lingkungan biologis dan nonbiologis) agar akar tanaman dapat menyerap unsur hara dan air dengan baik.
Tanaman mentimun tidak dianjurkan untuk ditanam pada tanah becek, karena bisa
mengakibatkan kematian (Samadi. 2002).

Universitas Sumatera Utara

8

Evaluasi Karakter
Identifikasi sifat-sifat kuantitatif dan kualitatif sumber genetik dapat
dilakukan melalui karakterisasi dan evaluasi, sehingga akan mempermudah
pemilihan tetua persilangan (Soedomo 2000).
Karakterisasi bertujuan untuk menghasilkan deskripsi tanaman yang
penting artinya sebagai pedoman dalam pemberdayaan genetik dalam program
pemuliaan (Setiamihardja 1990).
Karakter yang telah diwariskan berbeda dalam heritabilitas, sebuah
karakter seperti hasil, sebagian besar dipengaruhi oleh lingkungan dan
akan memiliki heritabilitas rendah, karakter yang tidak besar dipengaruhi
oleh

lingkungan

biasanya

memiliki

heritabilitas

yang

tinggi

(Polhman and Sleeper, 1995).
Varietas
Varietas adalah sekumpulan individu tanaman yang dapat dibedakan oleh
setiap sifat (morfologi, fisiologi, sitologi, kimia, dan lain-lain) yang nyata untuk
usaha pertanian dan bila diproduksi kembali akan menunjukkan sifat-sifat yang
dapat dibedakan dari yang lainnya (Mangoendidjojo, 2003).
Penampilan tanaman dikendalikan oleh sifat genetik di bawah pengaruh
faktor-faktor

lingkungan.

Kendali

genetik

pada

penampilan

tanaman

diekspresikan melalui proses biokimia dan fisiologis. Perbedaan susunan genetik
merupakan

salah

satu

faktor penyebab keragaman penampilan tanaman.

Program genetik yang akan diekspresikan pada suatu fase atau keseluruhan fase
pertumbuhan yang berbeda dapat diekspresikan pada berbagai sifat tanaman yang
mencakup

bentuk dan fungsi tanaman yang menghasilkan keragaman

Universitas Sumatera Utara

9

pertumbuhan tanaman. Keragaman penampilan tanaman akibat perbedaan
susunan genetik selalu mungkin terjadi sekalipun bahan tanam yang digunakan
berasal dari jenis tanaman yang sama (Sitompul dan Guritno, 1995).
Varietas Hercules mempunyai percabangan yang banyak dan tahan
terhadap penyakit Downy Mildew. Buah berwarna hijau, panjang 15-20 cm dan
diameter 4 cm. Umur panen 35 hari setelah tanam dengan hasil 10-16
buah/tanaman (Sumpena, 2001).
Varietas Mercy memiliki keunggulan berumur genjah, sangat produktif
dan cocok disegala musim dan tahan terhadap penyakit Downy Mildew, dapat
dipanen pertama pada umur 30 hari setelah tanam, ukuran panjang 20-25 cm
dengan diameter 2-5 cm, kulit buah berwarna hijau, dan potensi daya hasilnya
11.063 ton per hektar (Sumpena, 2001).
Varietas lokal berasal dari petani setempat. Umur berbunga 20 – 30 hst
dan umur panen 30 – 35 hst. Warna buah muda sangat beragam, yaitu putih, hijau
atau hijau keputihan, sedangkan warna buah tua kuning atau coklat. Panjang buah
antara 12 – 19 cm. Produksinya antara 8 – 14 ton/ha. Ketahanan simpan varietas
ini 2 – 6 hari (Sumpena, 2001).
Pupuk
Pupuk urea adalah pupuk yang paling banyak digunakan di Indonesia.
Sifat penting dari pupuk ini adalah mudah larut dalam air dengan kandungan N
yang tinggi (46%) (Hasibuan, 2008).
Pupuk hayati mempunyai perbedaan yang besar dibandingkan dengan
pupuk kimia baik ditinjau dari respon terhadap tanaman, penyediaan hara maupun
dampaknya terhadap lingkungan seperti pada Tabel 1.

Universitas Sumatera Utara

10

Tabel 1. Ciri Utama Pupuk Hayati dan Pupuk Kimia
Ciri
Pupuk Hayati

Pupuk Kimia

Respon tanaman
Tanaman target
Penyediaan hara

Lambat
Khusus-luas
Tidak langsung

Cepat
Luas
Langsung

Proses hubungan dengan tanaman
Dampak lingkumgan

Biologis
Tidak ada

Kimia
Ada

(Hasibuan, 2008).
Pupuk organik Golden Harvest adalah pupuk dengan bahan aktif mikroba
asli Indonesia yang ramah lingkungan. Jadi pupuk ini tidak mengandung
logam

berat

atau

bakteri

salmonella.

Perpaduan

antara

pupuk

kimia dan Golden Harvest ternyata memberikan hasil yang memuaskan,
selain

tidak

mengganggu

lingkungan,

produktivitasnya

melimpah

(http://pupukhayatigoldenharvest.blogspot.com, 2010).
Pupuk hayati Golden Harvest berisikan micro biologi yang berguna
untuk mengurai unsur hara N,P,K dan lain-lain yang terdapat di dalam tanah
menjadi senyawa yang mudah di serap oleh tanaman dan mampu

mengurai

pestisida di tanah, memudahkan penyerapan fosfat, mempercepat pembusukan
dan sebagainya (sehingga bisa di pakai di Lahan Gambut, Tanah kritis, dan Lahan
Cadas). Dan ternyata perpaduan antara pupuk hayati dengan pupuk anorganik
(kimia) juga dapat memperbanyak jumlah daun yang tumbuh, jumlah cabang,
sehingga produktivitas tinggi dan ramah lingkungan. Manfaat Golden Harvest
untuk Tanah: (1) terhadap sifat fisik tanah: meningkatkan daya sanggah air tanah,
meningkatkan daya simpan hara, meningkatkan aerasi (kandungan oksigen) tanah,
mengurangi kepadatan tanah, (2) terhadap sifat kimia tanah: meningkatkan
ketersediaan unsur hara di dalam tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation
tanah, meningkatkan kelarutan unsur "P" dalam tanah, (3) terhadap sifat biologi

Universitas Sumatera Utara

11

tanah: meningkatkan aktivitas mikro organisme yang terdapat didalam tanah,
populasi mikroba yang menguntungkan di dalam tanah. Manfaatnya buat petani,
dapat menghemat penggunaan pupuk kimia dan kompos sampai dengan 50%,
produktivitas meningkat (meningkatkan hasil panen 20% - 50%), cocok untuk
berbagai jenis tanaman, dan kebutuhan, ukuran buah, umbi, biji lebih besar dan
berat

serta

lebih

tahan

busuk,

daun

lebih

lebar,

lebih

rimbun

dan sehat, tanaman lebih sehat, lebih tahan hama dan sedikit gulma
(http://www.mail-archive.com agromania,2011).
EM merupakan bahan yang membantu mempercepat proses pembuatan
pupuk organik dan meningkatkan kualitasnya. Selain itu, EM juga bermanfaat
memperbaiki struktur dan tekstur tanah menjadi lebih baik, serta menyuplai unsur
hara yang dibutuhkan tanaman. Penggunaan EM akan membuat tanaman menjadi
lebih subur, sehat dan relatif tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Berikut
ini beberapa manfaat EM bagi tanaman dan tanah.
1. Menghambat pertumbuhan hama dan penyakit tanaman dalam tanah.
2. Membantu meningkatkan kapasitas fotosintesis tanaman.
3. Membantu proses penyerapan dan penyaluran unsur hara dari akar ke daun.
4. Meningkatkan kualitas bahan organik sebagai pupuk.
5. Meningkatkan kualitas pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman.
(Hadisuwito, 2007).
Pemberian EM4 dalam bentuk larutan untuk memperbaiki sifat biologi
tanah, mempercepat dekomposisi perombakan karena mengandung bakteri asam
laktat yang dapat memfermentasikan bahan organik yang tersedia. Penggunaan

Universitas Sumatera Utara

12

EM4 mempunyai beberapa keuntungan yang dapat meningkatkan produksi
tanaman dan mengatur keseimbangan mikroorganisme tanah (Higa, 1993).
EM4 merupakan pupuk hayati cair yang mengandung mikroorganisme,
salah satunya yaitu bakteri pelarut fosfat dan mikoriza. Terdapat beberapa jenis
fungi dan bakteri, seperti: Bacillus polymyxa, Pseudomonas striata, Aspergillus
awamori, dan Penicillium digitatum yang diidentifikasi mampu melarutkan
bentuk P tak larut menjadi bentuk tersedia bagi tanaman (Susanto. 2002).

Heritabilitas
Kemajuan dalam proses seleksi yang bergantung pada evaluasi visual
pada fenotip dapat menyebabkan kesalahan yang lebih besar, khususnya jika
heritabilitas rendah. Variasi genotip suatu karakter sukar diperkirakan secara
visual, misalnya jumlah daun, kekuatan tanaman dan komponen panen. Pada
karakter yang heritabilitasnya rendah, pertumbuhan gen berlangsung lambat
walaupun penggabungan gen-gen dapat dicapai. Seleksi akan sangat efektif pada
tanaman yang heritabilitasnya tinggi. Tanaman yang heritabilitasnya tinggi akan
mudah terlihat dalam populasi (Welsh, 1991).
Heritabilitas dinyatakan sebagai presentase dan merupakan bagian
pengaruh genetik dari penampakan fenotif yang dapat diwariskan dari tetua dan
keturunannya. Heritabilitas tinggi menunjukka n bahwa varian genetik besar dan
varian lingkungan kecil. Dalam kebanyakan program pemuliaan tanaman, tujuan
dari pemuliaan tanaman meliputi lebih dari satu sifat. Heritabilitas dapat diduga
dengan menunjukkan cara perhitungan, antara lain dengan perhitungan varian
keturunan dan dengan perhitungan komponen varian dan analisis varian
(Mangoendidjojo, 2003).

Universitas Sumatera Utara

13

Heritabilitas dapat didefenisikan sebagai bagian keragaman genetik dan
keragaman total (keragaman fenotif). Besarnya heritabilitas suatu karakter
kuantitatif dapat diduga melalui suatu desain persilangan galur murni.
(σ²p) = (σ²g) + (σ²e)
(σ²p) = ragam fenotip
(σ²g) = ragam genetik
(σ²e) = ragam lingkungan
Besarnya heritabilitas dapat digunakan untuk menduga kemajuan seleksi dalam
suatu program pemuliaan.

=
h²=

=

atau

=

(Makmur, 1988).
Gen dari tanaman tidak dapat menyebabkan berkembangnya suatu
karakter terkecuali bila mereka berada dalam kondisi yang sesuai dan sebaliknya
tudak ada pengaruhnya terhadap berkembangnya kaarakteristik dengan mengubah
tingkat keadaan lingkungan terkecuali gen yang diperlukan ada (Allard, 2005).
Heritabilitas dinyatakan sebagai persentase dan merupakan bagian
pengaruh genetik dari penampakan fenotip yang dapat diwariskan dari tetua
kepada turunannya. Heritabilitas tinggi menunjukkan bahwa variabilitas genetik
besar dan variabilitas lingkungan kecil. Dengan makin besarnya komponen
lingkungan, heritabilitas makin kecil (Crowder, 1997).

Universitas Sumatera Utara

14

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lahan terbuka dengan ketinggian tempat
± 25 meter di atas permukaan laut, yang dimulai dari bulan November 2010
hingga Januari 2011.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 3 varietas benih
mentimun yaitu Hercules, Mercy dan Lokal sebagai objek pengamatan, pupuk
anorganik (Urea, TSP dan KCL), pupuk hayati cair Golden Harvest dan EM4
sebagai faktor perlakuan, dan tanah sebagai media tanam.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, meteran, ajir,
tali, gembor, pacak perlakuan, buku tulis, alat tulis, kertas label, kalkulator dan
timbangan.

Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK)
faktorial terdiri dari dua faktor :
Faktor 1 : Varietas mentimun, yang terdiri dari 3 varietas yaitu :
V 1 = Hercules

V 2 = Mercy

V 3 = Lokal

Faktor 2 : Pupuk, yang terdiri dari 5 pupuk yaitu:
P1 =

Pupuk anorganik (Urea, KCL, TSP)

P2 =

Pupuk anorganik dan pupuk hayati (Urea, KCL, TSP + Golden
Harvest)

P3 =

Pupuk anorganik dan pupuk hayati (Urea, KCL, TSP + EM4)

Universitas Sumatera Utara

15

P4 =

Pupuk hayati (Golden Harvest)

P5 =

Pupuk hayati (EM4)

Diperoleh 15 kombinasi perlakuan yaitu :
V1 P 1 V2 P 1 V3 P 1
V1 P 2 V2 P 2 V3 P 2
V1 P 3 V2 P 3 V3 P 3
V1 P 4 V2 P 4 V3 P 4
V1 P 5 V2 P 5 V3 P 5
Jumlah ulangan

: 2 ulangan

Jarak antar plot

: 30 cm

Jarak antar ulangan

: 50 cm

Jarak tanam

: 40 cm x 40 cm

Ukuran plot

: 100 cm x 100 cm

Jumlah plot

: 30 plot

Jumlah tanaman/plot

: 4 tanaman

Jumlah tanaman sampel/plot

: 4 tanaman

Jumlah tanaman sampel seluruhnya

: 120 tanaman

Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam dengan Model Linier
aditif dari Rancangan Acak Kelompok 2 faktor sebagai berikut :
Y ijk

= µ + ρ i + α j + β k + (α β) jk + ε ijk
i = 1,2

j = 1,2,3,4,5

k = 1,2,3

Dimana :
Y ijk

= Hasil pengamatan pada blok ke–i dengan perlakuan pupuk hayati pada
taraf ke-j dan varietas mentimun pada taraf ke-k

µ

= Nilai tengah

ρi

= Pengaruh Blok ke-i

Universitas Sumatera Utara

16

αj

= Pengaruh pupuk hayati ke-j

βk

= Pengaruh varietas mentimun ke-k

(α β) jk = Pengaruh interaksi antara perlakuan pupuk hayati ke-j dan varietas
mentimun ke-k
ε ijk

= Pengaruh galat pada blok ke-i yang mendapat perlakuan pupuk hayati
ke-j dan varietas mentimun ke-k.
Dari hasil penelitian yang berpengaruh nyata maka dilakukan analisis

lanjutan dengan menggunakan Uji Jarak Nyata Duncan (UJND) pada taraf 5%
(Bangun, 1991).
Untuk menganalisis apakah hasil peubah amatan merupakan keragaman
fenotip disebabkan lingkungan atau genotip, maka digunakan heritabilitas. Nilai
heritabilitas dalam arti luas dihitung berdasarkan rumus:
2
σ2g = σ g
H =
σ2g + e
σ2p
Dengan kriteria:
H > 0,5

: tinggi

H 0,2 - 0,5

: sedang

H < 0,2

: rendah

(Stansfield, 1991).
Tabel 2. Model Sidik Ragam dan Estimasi Kuadrat Tengah
Sumber Keragaman

Db

JK

KT

Blok
Varietas (V)
Pupuk (P)
VxP
Error
Total

B-1

JK (B)

KT(B)

V-1

JK (V)

KT (V)

P-1
(V-1)(P-1)
(r-1)(VP-1)

JK (P)
JK (VxP)
JK (E)

KT (P)
KT (VxP)
KT (E)

rVP-1

JK(T)

-

Estimasi Kuadrat Tengah
σ 2e
σ 2e
σ 2e
σ 2e
σ2e

+ 15 σ2b
+ 2vp + 10 σ2v
+ 2vp + 6 σ2p
+ 2vp

-

Universitas Sumatera Utara

17

PELAKSANAAN PENELITIAN

Persiapan Lahan
Areal penanaman dibersihkan dari gulma. Pengolahan tanah dilakuka n
dengan menggunakan cangkul dengan kedalaman olah 30 cm, dibagi dalam 2
ulangan dan masing - masing ulangan terdiri dari 15 plot

yang berukuran

100 cm x 100 cm. Dibuat parit keliling dengan lebar 50 cm dan parit antar plot
dalam ulangan 30 cm.

Penanaman
Benih ditanam 2 (dua) benih per lubang tanam, benih terlebih dahulu
direndam dengan air lebih kurang 15 menit, benih yang ditanam sesuai dengan
perlakuan pada bagan lahan penelitian.

Pemupukan
Pada perlakuan pupuk anorganik (P 1 ) pemupukan dilakukan sesuai dengan
dosis anjuran kebutuhan mentimun yaitu Urea (120 kg/ha), TSP (56 kg/ha) dan
KCl (45 kg/ha), pemupukan TSP (1,4 g/tanaman), KCl (1,1 g/tanaman) dan
setengah dosis Urea (1,5 g/tanaman) diberikan pada saat 3-5 hst dengan cara
ditugal secara terpisah, setengah dosis Urea (1,5 g/tanaman) lagi diberikan pada
saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam (hst).
Pada perlakuan pupuk hayati (P 4 ) Golden Harvest disiramkan pada seluruh
bagian tanaman saat berumur 15 dan 30 hari setelah tanam sesuai dengan
konsentrasi masing - masing perlakuan (38,4cc/ml air), pupuk hayati (P 5 ) EM4
disiramkan pada seluruh bagian tanaman setiap 1 minggu sekali setelah tanam

Universitas Sumatera Utara

18

sesuai dengan konsentrasi masing - masing perlakuan (10 cc/ml air) dengan
menggunakan gembor.

Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman
Penyulaman dilakuka n seawal mungkin dengan bahan tanaman yang
berumur sama, paling lama penyulaman dilakukan saat berumur 7 hst, hal ini
bertujuan untuk mengganti tanaman yang mati.

Penjarangan
Penjarangan dilakukan bersamaan dengan penyulaman yaitu 7 hst,
penjarangan dilakuka n dengan cara menggunting salah satu tanaman dan
meninggalkan satu tanaman per lubang tanam.

Penyiraman
Penyiraman dilakukan sesuai dengan kondisi dilapangan, penyiraman
dilakukan pagi atau sore hari dengan menggunakan gembor.

Pengajiran
Ajir berfungsi untuk merambatkan tanaman, memudahkan pemeliharaan
dan tempat menopang buah, pengajiran dilakukan sewaktu tanaman berumur
14 hst, ajir yang digunakan adalah bambu yang dibelah, panjang ajir lebih kurang
2 meter.

Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma yang ada disekitar
plot atau dengan menggunakan cangkul kemudian dibersihkan gulma yang ada di

Universitas Sumatera Utara

19

dalam maupun diluar plot penelitian hal ini dilakukan untuk menghindari
persaingan dalam mendapatkan unsur hara dari dalam tanah, penyiangan
dilakukan seseuai dengan kondisi di lapangan.

Pemangkasan
Pemangkasan adalah membuang bagian tanaman yang mati, memotong
cabang-cabang yang tidak menghasilkan untuk merangsang pertumbuhan tanaman
kearah generatif, pemangkasan dilakukan setelah panen pertama.

Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dilakukan dengan menyemprotkan insektisida Sevin
dengan konsentrasi 2g/l air, penyemprotan insektisida dilakukan sebanyak 2 kali
yaitu 30 hst dan 44 hst. Pengendalian penyakit dilakukan dengan cara manual,
yaitu dengan membuang daun atau buah yang terserang penyakit.

Panen
Tanaman mentimun mulai dipanen pada umur 50 hst. Kriteria buah untuk
dipanen adalah buah mencapai panjang maksimal manurut varietas masing masing, bentuknya agak membulat mulai dari pangkal sampai ujung buah, duri
pada kulit buah sudah halus, warna buah berwarna hampir sama mulai dari
pangkal sampai ujung buah. Pemanenan dilakuka n sebanyak 3 kali. Panen
dilakukan dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau tajam agar tidak
merusak tanaman.

Universitas Sumatera Utara

20

Pengamatan Parameter
Tinggi tanaman (cm)
Tinggi tanaman mulai diukur dari pangkal batang yang sudah diberi tanda
sampai titik tumbuh. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat tanaman
berumur 2 minggu setelah tanam (MST) dengan interval 1 minggu sekali sebelum
panen pertama.

Umur berbunga (hari)
Umur berbunga ditentukan sejak tanam sampai tanaman dalam satu plot
telah mengeluarkan bunga jantan 75 % dari populasi tanaman.

Jumlah cabang (cabang)
Jumlah cabang yang dihitung adalah cabang utama, dan pengamatan
dilakukan saat panen pertama.

Umur panen (hari)
Umur panen ditentukan mulai awal penanaman hingga tanaman
menunjukkan kriteria panen. Kriteria buah untuk dipanen adalah bentuknya agak
membulat mulai dari pangkal sampai ujung buah, duri pada kulit buah sudah
halus, warna buah berwarna hampir sama mulai pangkal sampai ujung buah
(varietas hercules: hijau, varietas Mercy: hijau, varietas Lokal: hijau kekuningan).

Produksi buah per tanaman (g)
Produks i buah per tanaman adalah dengan menimbang seluruh buah yang
dihasilkan tanaman sampel pada satu plot dari panen pertama sampai panen
ketiga.

Universitas Sumatera Utara

21

Panjang buah (cm)
Panjang buah diambil dengan mengukur panjang buah yang dipanen
(panen pertama sampai panen ketiga) kemudian diambil rataannya. Pengukuran
panjang buah dilakukan dengan cara mengukur dari pangkal hingga ujung buah.

Diameter buah (cm)
Diameter buah diukur untuk setiap buah yang dipanen dengan
menggunakan jangka sorong di 3 bagian buah yaitu pada bagian 1/ 3 dari pangkal
buah, bagian tengah buah dan 1/ 3 dari ujung buah. Selanjutnya, diameter buah
tersebut dijumlahkan dan diambil rataannya. Pengukuran tersebut dilakukan pada
semua buah yang dipanen (panen pertama sampai panen ketiga), kemudian
diambil rataannya.

Berat buah per tanaman (g)
Berat buah per tanaman dengan cara menimbang seluruh buah yang
dipanen (panen pertama sampai panen ketiga) kemudian diambil rataannya,
pengukuran berat buah dilakukan dengan mempergunakan alat timbangan

Universitas Sumatera Utara

22

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil sidik ragam yang diperoleh diketahui bahwa varietas
yang di uji berbeda nyata pada pengamatan parameter tinggi tanaman 2 MST dan
4 MST, umur berbunga, jumlah cabang, umur panen, panjang buah dan diameter
buah. Perlakuan pupuk berpengaruh nyata pada pengamatan parameter jumlah
cabang dan belum berpengaruh nyata pada pengamatan parameter tinggi tanaman
2-5 MST, umur berbunga, umur panen, produksi buah per tanaman, panjang buah,
diameter buah dan berat buah per tanaman. Interaksi antara varietas dengan
perlakuan pupuk belum berpengaruh nyata pada parameter tinggi tanaman, umur
berbunga, jumlah cabang, umur panen, produksi buah per tanaman, panjang buah,
diameter buah dan berat buah per tanaman.

Tinggi tanaman (cm)
Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dari tinggi tanaman pada
2 MST hingga 5 MST dapat dilihat pada (Lampiran 5 hingga 12). Hasil sidik
ragam menunjukkan bahwa varietas yang di uji berbeda nyata terhadap tinggi
tanaman

2 MST dan 4 MST, sedangkan perlakuan pupuk dan interaksi antara

varietas dengan pupuk

belum berbeda nyata. Rataan tinggi tanaman 2 MST

hingga 5 MST dari varietas dan perlakuan pupuk dapat dilihat pada Tabel 3.

Universitas Sumatera Utara

23

Tabel 3. Rataan Tinggi Tanaman (cm) 2 MST hingga 5 MST terhadap varietas
dan perlakuan pupuk
Perlakuan
Varietas
V1(Hercules)
V2 (Mercy)
V3 (Lokal)
Pupuk
P1 (NPK)
P2 (NPK + Golden Harvest)
P3 (NPK + EM4)
P4 (Golden Harvest)
P5 (EM4)

2

Minggu ke...
3
4

5

16,28 a
15,19 b
11,58 c

26,91
26,14
28,01

62,32 b
81,84 a
63,36 b

133,67
158,31
142,01

15,48
15,09
13,35
14,08
13,75

27,25
30,12
26,63
25,19
25,85

74,46
81,61
67,66
60,03
62,12

159,38
159,83
144,37
128,24
131,50

Keterangan: huruf yang sama pada satu kolom menunjukkan belum berbeda nyata
pada taraf 5 %.
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa rataan tanaman tertinggi pada minggu
ke 2 dapat dilihat pada varietas Hercules (16,28 cm) yang berbeda nyata terhadap
varietas Mercy dan varietas Lokal. Tinggi tanaman minggu ke 4 dapat dilihat pada
tabel bahwa rataan tanaman tertinggi adalah pada varietas Mercy (81,84 cm) yang
berbeda nyata terhadap varietas Lokal dan varietas Hercules. Perlakuan pupuk
belum diperoleh perbedaan yang nyata terhadap tinggi tanaman.

Umur berbunga
Data hasil pengamatan dari sidik ragam umur berbunga dapat dilihat pada
(Lampiran 13 hingga 14). Sidik ragam menunjukkan bahwa varietas yang di uji
berbeda nyata terhadap umur berbunga sedangkan perlakuan pupuk serta interaksi
antara pupuk dengan varietas belum berbeda nyata. Rataan umur berbunga
terhadap varietas dapat dilihat pada Tabel 4.

Universitas Sumatera Utara

24

Tabel 4. Rataan umur berbunga (hari) terhadap varietas dan perlakuan pupuk
Varietas

P1
29,00
27,25
28,25
28,17

V1 (Hercules)
V2 (Mercy)
V3 (Lokal)
Rataan

P2
28,58
28,00
27,75
28,11

Pupuk
P3
28,87
27,75
27,87
28,16

P4
28,62
27,83
28,50
28,32

P5
28,50
28,50
28,37
28,46

Rataan
28,71 a
27,86 b
28,15 b
28,24

Keterangan: huruf yang sama pada satu kolom menunjukkan belum berbeda nyata
pada taraf 5 %.
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa rataan umur berbunga tertinggi adalah
pada varietas Hercules (28,71 hari) yang berbeda nyata terhadap varietas Lokal
dan varietas Mercy. Perlakuan pupuk dan interaksi antara varietas dengan pupuk
belum berbeda nyata.
Jumlah cabang (cabang)
Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dari jumlah cabang tanaman
mentimun dapat dilihat pada (Lampiran 15-16). Sidik ragam menunjukkan bahwa
varietas yang di uji dan perlakuan pupuk mempunyai beda yang nyata pada
jumlah cabang. Sedangkan interaksi varietas dengan pupuk belum berbeda nyata.
Rataan jumlah cabang terhadap varietas dan perlakuan pupuk dapat dilihat pada
Tabel 5.
Tabel 5. Rataan Jumlah cabang (cabang) terhadap varietas dan perlakuan pupuk
Varietas
V1 (Hercules)
V2 (Mercy)
V3 (Lokal)
Rataan

P1
5,00
4,50
2,50
4,00 b

P2
4,83
4,87
3,62
4,44 a

Pupuk
P3
4,25
3,50
2,87
3,54 bc

P4
4,25
3,12
3,25
3,54 bc

P5
3,50
2,50
3,25
3,08 c

Rataan
4,36 a
3,70 b
3,10 c
3,72

Keterangan: huruf yang sama pada satu kolom menunjukkan belum berbeda
nyata pada taraf 5 %.

Universitas Sumatera Utara

25

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa rataan jumlah cabang tertinggi adalah
pada varietas Hercules (4,36 cabang) yang berbeda nyata terhadap varietas Mercy
dan varietas Lokal. Pada perlakuan pupuk rataan jumlah cabang tertinggi adalah
pada pupuk NPK + Golden Harvest (4,44 cabang) yang berbeda nyata terhadap
pupuk NPK, pupuk NPK + EM4, pupuk Golden Harvest dan pupuk EM4.

Umur panen
Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dari umur panen buah mentimun
dapat dilihat pada (Lampiran 17 hingga 18). Sidik ragam menunjukkan bahwa
perlakuan varietas yang di uji berbeda nyata terhadap umur panen buah
mentimun. Sedangkan perlakuan pupuk dan interaksi antara varietas dengan
pupuk belum berbeda nyata terhadap umur panen buah mentimun. Rataan umur
panen buah mentimun terhadap varietas dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Rataan umur panen (hari) terhadap varietas dan perlakuan pupuk
Varietas
V1 (Hercules)
V2 (Mercy)
V3 (Lokal)
Rataan

P1
51,26
48,39
47,80
49,15

Pupuk
P3
52,27
47,04
46,25
48,52

P2
51,03
47,83
49,94
49,60

P4
54,24
48,42
52,10
51,59

P5
53,70
48,52
49,63
50,62

Rataan
52,50 a
48,04 b
49,14 b
49,89

Keterangan: huruf yang sama pada satu kolom menunjukkan belum berbeda nyata
pada taraf 5 %.
Dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa rataan umur panen tertinggi adalah pada
varietas Hercules (52,50 hari) yang berbeda nyata terhadap varietas Mercy
dan

varietas

Lokal.

Dan

yang

terendah

adalah

pada

varietas

Mercy (48,04 hari) yang berbeda nyata terhadap varietas Hercules dan belum
berbeda nyata terhadap varietas Lokal.

Universitas Sumatera Utara

26

Produksi buah per tanaman
Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dari produksi buah per tanaman
dapat dilihat pada (Lampiran 19 hingga 20). Sidik ragam menunjukkan bahwa
varietas yang di uji, perlakuan pupuk dan interaksi antara varietas dengan pupuk
belum berbeda nyata terhadap produksi buah per tanaman. Rataan produksi buah
per tanaman terhadap varietas dan perlakuan pupuk dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Rataan produksi buah per tanaman (g) terhadap varietas dan pemberian
pupuk
Varietas
V1 (Hercules)
V2 (Mercy)
V3 (Lokal)
Rataan

P1
1233,06
1312,30
1159,15
1234,84

P2
1279,30
1320,36
1207,00
1268,89

Pupuk
P3
1449,76
1237,74
1219,15
3906,65

P4
1015,16
1038,74
1079,49
1044,46

P5
975,42
858,31
1220,72
1018,19

Rataan
1190,54
1153,49
1177,12
1173,72

Panjang buah (cm)
Dari hasil pengamatan dan sidik ragam dari panjang buah dapat dilihat
pada (Lampiran 21 hingga 22). Sidik ragam menunjukka n bahwa varietas yang di
uji berbeda nyata terhadap panjang buah, sedangkan per