Jenis-jenis Saham Tinjauan Teori

3 Pemerintah tidak boleh ikut campur menentukan standarisasi harga kecuali kalau melihat adanya ketidak beresan di pasar dan ketidak beresan harga karena faktor yang dibuat-buat.

6. Risk Risiko Saham

Saham dikenal dengan karakteristik high risk – high return, artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan tinggi namun juga berpotensi risiko tinggi. Saham memungkinkan investor untuk mendapatkan return atau keuntungan capital gain dalam jumlah besar dalam waktu singkat, namun seiring dengan berfluktuasinya harga saham, maka saham juga dapat membuat investor mengalami kerugian besar dalam waktu singkat. Fakhrudin hadianto 2010:9 Menurut Fakhrudin hadianto 2010:15 Risiko yang mungkin dihadapi investor dengan kepemilikan sahamnya: a Tidak mendapat dividen Perusahaan akan membagikan dividen jika operasi perusahaan menghasilkan keuntungan dan mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RPUS untuk membagikan dividen. Perusahaan tidak dapat memberikan dividen jika perusahaaan mengalami kerugian. Potensi keuntungan investor untuk mendapatkan dividen ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut. b Capital loss Aktivitas perdagangan saham, tidak selalu investor mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya, kadang kala investor harus menjual saham dengan harga jual jauh lebih rendah dari harga beli. c Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi Perusahaan bangkrut, maka akan berdampak secara langsung kepada saham perusahaan tersebut, sesuai dengan peraturan pencatatan saham di bursa efek, maka jika suatu perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, maka secara otomatis saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari bursa atau di delist, ketika kondisi perusahaan dilikuidasi, maka pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah dibandingkan kreditur atau pemegang obligasi, artinya setelah semua aset perusahaan tersebut dijual, terlebih dahulu dibagikan kepada para kreditur atau pemegang obligasi, dan jika masih terdapat sisa, baru akan dibagikan kepada para pemegang saham. d Saham di delist dari Bursa Delisting Saham perusahaan dikeluarkan dari pencatatan bursa efek alias di delist. Perusahaan di delist dari bursa umumnya karena kinerja yang buruk misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan efek di bursa. Saham yang telah didelist tidak lagi diperdagangkan di bursa, namun tetap dapat diperdagangkan di luar bursa dengan konsekuensi tidak terdapat patokan harga yang jelas dan jika terjual biasanya dengan harga yang jauh dari harga sebelumnya. e Saham di suspend Perusahaan di suspend alias dihentikan perdagangannya oleh otoritas bursa efek, dengan demikian investor tidak dapat menjual sahamnya hingga suspend dicabut. Suspend biasanya berlangsung dalam kurun waku singkat, misalnya satu sesi perdagangan, dua sesi perdagangan, namun dapat pula berlangsung dalam waktu kurun waktu beberapa hari perdagangan. Hal tersebut dilakukan otoritas bursa jika misalnya suatu perusahaan mengalami lonjakan harga yang luar biasa. Perusahaan dipailitkan oleh krediturnya atau berbagai kondisi lain yang mengharuskan otoritas bursa menghentikan sementara perdagangan saham tersebut untuk kemudian dimintakan konfirmasi kepada perusahaan tersebut atau kejelasanan informasi lainya, sedemikian hingga informasi yang belum jelas tersebut tidak menjadi ajang spekulasi, jika telah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka suspend atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham dapat diperdagangkan lagi seperti semula. Risk dapat diartikan sebagai penyimpangan antara return yang diharapkan dengan return sesungguhnya. Terdapat dua ukuran yang digunakan untuk mengukur risk yaitu deviasi standar dan beta saham. Deviasi standar menggambarkan gejolak return saham dari return rata-rata. Gejolak return tersebut dapat bersifat positif yaitu berada di atas return rata-rata, atau bersifat negatif yaitu, berada di bawah return rata-rata. Samsul 2006:305 Risk sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari outcome yang diterima dengan yang diekspektasikan. Metode yang banyak digunakan untuk menghitung risk adalah standar deviasi yang mengukur penyimpangan nilai-nilai yang sudah terjadi dengan nilai ekspektasinya. Standar deviasi dapat dinyatakan sebagai berikut Jogiyanto 2008:214 √ ∑ ̅ Keterangan: : standar deviasi. : nilai ke - i. ̅ : nilai ekspektasi. : jumlah dari observasi. Sumber : Jogianto 2008:217 Nilai ekpektasi yang dapat digunakan di rumus deviasi standar adalah nilai ekspektasi berdasarkan rata-rata historis atau tren atau random walk atau berdasarkan probabilitas. Jogiyanto 2008:217. Dua jenis risiko investasi dalam kelompok besar, yaitu risiko sistematis atau disebut systematic risk. Risiko sistematis merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan karena melakukan diversifikasi karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor- faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Faktor- faktor yang mempengaruhi risiko sistematis diantaranya adalah: 1 Perubahan tingkat bunga. 2 Kurs valuta asing. 3 Kebijakan pemerintah. Risiko tidak sistematis merupakan risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan industri tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi risiko tidak sistematis diantaranya adalah: