2 4
6 8
10 12
Usaha Tani Nilam B
C R
a ti
o
BC Ratio BC Ratio 3.90705 7.86225 2.49299 5.16062 9.79196
7.212 1.63195 3.16585 3.14215
2.2963 2.96239 1.98006 P. Suci
P. Lisun P. Hor
P. Ditun P. Siska P.Ahmad P. Soleh P. Joko P. Her
P. Usman
P. Ramli P. Yanto
total biaya produksi dan investasi yang dikeluarkan untuk pembelian peralatan sangat tinggi dan keuntungan yang diterima lebih kecil.
B Analisis Benefit Cost Ratio Analisis BC Ratio pada usaha tani nilam ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan
melakukan usaha tani tersebut. Suatu investasi atau sebuah usaha dikatakan layak secara ekonomis apabila BC Ratio lebih besar dari 1. Perbedaan nilai BC Ratio dapat dilihat pada Gambar 4.9
dibawah ini. Gambar 4.9 : Diagram Batang Nilai BC Ratio pada Masing-Masing Usaha Tani Nilam
Berdasarkan Gambar 4.9 dan perhitungan pada lampiran 6 dapat diketahui bahwa usaha tani nilam oleh masing-masing petani nilam tersebut mempunyai nilai BC Ratio lebih dari 1, yang
berarti usaha tani nilam tersebut layak secara ekonomis. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai BC ratio tertinggi didapatkan pada usaha tani nilam Pak Siska yaitu sebesar 9,79196 dan
untuk nilai BC ratio terendah didapatkan pada usaha tani nilam Pak Soleh yaitu sebesar 1,63195. Nilai BC Ratio tertinggi disebabkan karena investasi yang dikeluarkan tidak terlalu besar
sedangkan keuntungan pendapatan yang diperoleh cukup besar, sedangkan BC Ratio terendah disebabkan karena investasi awal usaha tani nilam Pak Soleh sangat besar. Jumlah investasi awal
Pak Soleh besar karena memilik peralatan yang lengkap diantara petani nilam yang lainnya.
4. Analisis Break Even Point BEP
Analisis BEP pada usaha tani nilam bertujuan untuk mengetahui nilai titik impas yang akan dicapai dalam usaha tani nilam tersebut oleh masing-masing petani yaitu keadaan dimana nilai
penerimaan pendapatan kotor sama dengan nilai total biaya. Perbedaan besarnya nilai BEP pada usaha tani nilam dapat dilihat pada Gambar 4.10 dibawah ini.
2 4
6 8
10 12
14 16
18 20
Usaha Tani Nilam BEP
BEP 12.157542 3.8866231 9.3819185 2.6347595 2.2620074 6.4046403 17.485402 8.2401052 3.239112 6.5321239 4.1366197 11.514364 P. Suci
P. Lisun P. Hor
P. Ditun P. Siska
P.Ahmad P. Soleh
P. Joko P. Her
P. Usman P. Ramli
P. Yanto
Gambar 4.10 : Diagram batang Nilai BEP pada masing-masing Usaha Tani Nilam
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui, bahwa nilai BEP terkecil yang berarti terbaik diperoleh pada usaha tani nilam Pak Siska, karena semakin kecil nilai BEP maka semakin cepat
penerimaan petani nilam yang digunakan untuk menutupi biaya produksi. Pada usaha tani nilam Pak Siska akan mengalami titik impas pada saat mencapai 2,26 persen dari total produksi secara
keseluruhan atau sebesar 1357,2 kilogram dari total produksi 446000 kilogram. Dengan demikian, apabila petani nilam menghasilkan produksi melebihi jumlah produksi nilam untuk mencapai titik
impas maka jumlah kelebihan produksi tersebut merupakan keuntungan bagi petani. Sebaliknya jika petani tidak mampu menghasilkan jumlah produksi nilam yang dicapai untuk mengalami titik
impas, maka petani akan mengalami kerugian. Nilai BEP usaha tani nilam yang terbesar diperoleh pada usaha tani nilam Pak Soleh.
Jadi secara keseluruhan, usaha tani nilam tersebut menguntungkan karena titik impas nilai BEP yang dicapai relatif kecil.
0.1 0.2
0.3 0.4
0.5 0.6
0.7
Usaha Tani Nilam
T a
h u
n
Payback Period Payback Period 0.251267 0.12998 0.414253 0.203575 0.105859 0.137048 0.623135 0.324732 0.336996 0.45727 0.356043 0.446373
P. Suci P. Lisun
P. Hor P. Ditun P. Siska P.Ahmad P. Soleh P. Joko
P. Her P. Usman P. Ramli P. Yanto
5. Analisis Payback Period