Analisis Finansial Usaha Pembibitan Lebah Madu(Studi Kasus: Desa Samurakelurahan Gung Negri Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo)

(1)

ANALISIS FINANSIAL USAHA PEMBIBITAN LEBAH MADU

( Studi kasus: Desa SamuraKelurahan Gung Negri Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo)

SKRIPSI

OLEH :

WILSON CHANDRA

040304007

SEP AGRIBISNIS

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ANALISIS FINANSIAL USAHA PEMBIBITAN LEBAH MADU

(Studi kasus: Desa Samura Kelurahan Gung Negri Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo)

SKRIPSI

OLEH :

WILSON CHANDRA 040304007 SEP AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana pada Fakultas Pertanian universitas Sumatera Utara

Disetujui oleh : Komisi Pembimbing

Ketua, Anggota,

(Prof.Dr.Ir.Kelin Tarigan) (Ir. Diana Chalil,Msi,PhD) NIP : 130 365 300 NIP : 132 206 385

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepadas Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih Nya yang memberikan kesempatan dan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Adapun judul penelitian ini adalah ANALISIS FINANSIAL USAHA PEMBIBITAN LEBAH MADU (Studi Kasus Desa Samura Kelurahan Gung Negri Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo)

sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Kelin Tarigan, MS, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Ir. Diana Chalil, Msi.PhD., selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Ir. Luhut Sihombing, MP, selaku Ketua Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

4. Staff Pengajar dan Pegawai Tata Usaha di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan yang turut berperan dalam studi Penulis.


(4)

5. Bapak Sutrisno yang telah memberikan informasi dan keterangan dan membantu Penulis dalam menyelesaikan skripsi Penulis.

Teristimewa kepada Keluarga Penulis buat Papa dan Mama yang saya sayangi dan juga kakak serta adik terkasih yang telah memberikan kasih sayang, dukungan semangat , materi dan doa yang diberi pada Penulis sampai saat ini.

Penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada sahabat sahabat saya (Dina A.S.L. Tobing, Erina Christiani, Sarah M. De Fretes, Hanna M. Aritonang dan Erfanus W. Siboro) terimakasih untuk persahabatan selama ini dan untuk dukungan doanya. Terima kasih juga kepada teman teman Departemen SEP 04 lainnya dan adik adik stambuk 05, 06 dan 07.

Penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan skripsi ini ke depannya. Akhir kata Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Desember 2008


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR... vi

DAFTAR LAMPIRAN... vii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Identifikasi Masalah... 3

Tujuan Penelitian ... 5

Kegunaan Penelitian... 5

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka ... 6

Landasan Teori... 9

Kerangka Pemikiran... 12

Hipotesis Penelitian... 15

METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Sampel ... 16

Metode Pengambilan Sampel... 16

Metode Pengumpulan Sampel... 16

Metode Analisis Data... 17

Defenisi dan batasan Operasional ... 20

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK USAHATANI Letak Geografis, Batas dan Luas Wilayah... 22

Tata Guna Lahan... 22

Keadaan Penduduk ... 23

Sarana dan Prasarana... 24

Karateristik Usahatani... 25


(6)

Usaha Pembibitan Lebah Madu Belum Berkembang

Di Daerah Penelitian ... 27 Analisis Kelayakan Usaha Pembibitan Lebah Madu ... 28 Tingkat Efisiensi penggunaan Input Pada Usaha

Pembibitan Lebah Madu ... 30

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 32 Saran... 32

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Produksi Madu Hasil Kegiatan Perlebahan

Lima Tahun Terakhir ... 2 Tabel 2. Perbedaan Analisis Finansial dan Analisis Ekonomi... 12 Tabel 3. Keadaan Tata Guna Lahan di Desa Samura... 22 Tabel 4. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di

Desa Samura... 23 Tabel 5. Sarana dan Prasarana Yang Tersedia di Desa Samura... 24 Tabel 6. Perbedaan Antara Lebah Millifera Dengan Lebah Lokal ... 26


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Impor Madu Indonesia Tahun 1994-1998... 3 Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran... 14


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Karakteristik Peternak dan Usaha Lebah Madu

Lampiran 2. Modal Awal Pada Usaha Pembibitan Lebah Madu di Daerah Penelitian Selama 1 Tahun.

Lampiran 3. Biaya Penyusutan Peralatan Pada Usaha Pembibitan Lebah Madu Selama 1 Tahun.

Lampiran 4. Penambahan Kotak Pada Usaha Pembibitan Lebah Madu Selama 1 Tahun.

Lampiran 5. Biaya Pakan Stimulasi Pada Usaha Pembibitan Lebah Madu Selama 1 Tahun.

Lampiran 6. Biaya Obat Pada Usaha Pembibitan Lebah Madu Selama 1 Tahun. Lampiran 7. Curahan Tenaga Kerja dan Biaya Tenaga Kerja Pada Usaha

Pembibitan Lebah Madu Selama 1 Tahun.

Lampiran 8. Biaya Pembelian Lebah Pada Usaha Pembibitan Lebah Madu Selama 1 Tahun.

Lampiran 9. Biaya Kerja Pada Usaha Pembibitan Lebah Madu Selama 1 Tahun. Lampiran 10. Total Penerimaan Pada Usaha Pembibitan Lebah Madu Selama

1 Tahun.


(10)

1 Tahun.


(11)

RINGKASAN

WILSON CHANDRA (040304007), dengan judul penelitian ANALISIS FINANSIAL USAHA PEMBIBITAN LEBAH MADU Studi Kasus : Desa Samura Kelurahan Gung Negri Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Prof.Dr.Ir. Kelin Tarigan ,MS dan Ibu Ir. Diana Chalil, Msi,PhD.

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui mengapa usaha lebah madu ini tidak berkembang di daerah penelitian.

2. Untuk mengetahui apakah usaha pembibitan lebah madu di Kabupaten Karo layak secara finansial.

3. Untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan input pada usaha pembibitan lebah madu di daerah penelitian.

Daerah Penelitian ditetapkan secara purposive dengan pertimbangan Desa Samura merupakan daerah tempat usaha pembibitan lebah madu di budidayakan dan pada daerah ini juga terdapat tanaman hortikultura dan sayur-sayuran yang banyak mengandung nektar dan pollen yang merupakan sumber pakan lebah madu. Metode pengambilan sample dilakukan dengan cara purposive dimana sample yang ditetapkan merupakan sample satu-satunya yang memelihara lebah madu jenis apis millifera dilokasi penelitian.Adapun alasan memilih Apis millifera karena jenis lebah madu ini lebih banyak dibudidayakan dibandingkan dengan jenis lebah lokal lainnya.Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskritif dan rumus perhitungan R/C, BEP dan efisiensi teknis.

Dari hasil penelitian diperoleh:

1. Beberapa alasan usaha pembibitan lebah madu tidak berkembang di daerah penelitian adalah adanya persepsi masyarakat yang tentang lebah ; dimana lebah dianggap menakutkan,sikap masyarakat yang kurang inovatif, kurangnya tersedianya waktu, tenaga kerja dan ketrampilan mengenai usaha pembibitan lebah madu serta kurangnya pembinaan lanjutan.

2. Usaha pembibitan lebah madu di daerah penelitian layak diusahakan secara finansial karena memiliki nilai R/C > 1 yaitu sebesar 1,02. dan untuk mencapai BEP unit maka pengusaha harus memproduksi bibit lebah madu sebanyak 129 kotak degan harga jual Rp. 479.405,30 / kotak untuk BEP harga.

3. Tingkat penggunaan input usaha lebah madu di daerah penelitian Belem efisien karena NPMx / Px 1 yaitu sebesar 1,48.


(12)

RIWAYAT HIDUP

WILSON CHANDRA, lahir di medan 23 Juni 1986. Anak ketiga dari lima bersaudara dari BapakDjumindan IbuAyong.

Pendidikan yang telah ditempuh Penulis adalah :

1. Tahun 1992 masuk Sekolah Dasar di SD Swasta Katolik BUDI MURNI 3, Medan dan tamat tahun 1998.

2. Tahun 1998 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Swasta Katolik BUDI MURNI 3, Medan dan tamat tahun 2001.

3. Tahun 2001 masuk Sekolah Menengah Umum di SMU Swasta Katolik BUDI MURNI 1, Medan dan tamat tahun 2004.

4. Tahun 2004 diterima di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

5. Bulan Juni Juli mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Kelurahan Saribudolok, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten Simalungun.

6. Bulan September 2008 melakukan penelitian skripsi di Desa Samura Kelurahan Gung Negri Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo.


(13)

RINGKASAN

WILSON CHANDRA (040304007), dengan judul penelitian ANALISIS FINANSIAL USAHA PEMBIBITAN LEBAH MADU Studi Kasus : Desa Samura Kelurahan Gung Negri Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Prof.Dr.Ir. Kelin Tarigan ,MS dan Ibu Ir. Diana Chalil, Msi,PhD.

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui mengapa usaha lebah madu ini tidak berkembang di daerah penelitian.

2. Untuk mengetahui apakah usaha pembibitan lebah madu di Kabupaten Karo layak secara finansial.

3. Untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan input pada usaha pembibitan lebah madu di daerah penelitian.

Daerah Penelitian ditetapkan secara purposive dengan pertimbangan Desa Samura merupakan daerah tempat usaha pembibitan lebah madu di budidayakan dan pada daerah ini juga terdapat tanaman hortikultura dan sayur-sayuran yang banyak mengandung nektar dan pollen yang merupakan sumber pakan lebah madu. Metode pengambilan sample dilakukan dengan cara purposive dimana sample yang ditetapkan merupakan sample satu-satunya yang memelihara lebah madu jenis apis millifera dilokasi penelitian.Adapun alasan memilih Apis millifera karena jenis lebah madu ini lebih banyak dibudidayakan dibandingkan dengan jenis lebah lokal lainnya.Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskritif dan rumus perhitungan R/C, BEP dan efisiensi teknis.

Dari hasil penelitian diperoleh:

1. Beberapa alasan usaha pembibitan lebah madu tidak berkembang di daerah penelitian adalah adanya persepsi masyarakat yang tentang lebah ; dimana lebah dianggap menakutkan,sikap masyarakat yang kurang inovatif, kurangnya tersedianya waktu, tenaga kerja dan ketrampilan mengenai usaha pembibitan lebah madu serta kurangnya pembinaan lanjutan.

2. Usaha pembibitan lebah madu di daerah penelitian layak diusahakan secara finansial karena memiliki nilai R/C > 1 yaitu sebesar 1,02. dan untuk mencapai BEP unit maka pengusaha harus memproduksi bibit lebah madu sebanyak 129 kotak degan harga jual Rp. 479.405,30 / kotak untuk BEP harga.

3. Tingkat penggunaan input usaha lebah madu di daerah penelitian Belem efisien karena NPMx / Px 1 yaitu sebesar 1,48.


(14)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Usaha pengembangan lebah madu merupakan salah satu usaha potensial untuk dikembangkan sebab Indonesia memiliki areal hutan yang cukup luas (193 juta hektar). Bila hutan tersebut dimanfaatkan untuk pemeliharaan lebah madu secara intensif maka Indonesia dapat menjadi salah satu negara pemasok madu cukup besar.

Selain areal hutan yang luas, Indonesia juga memiliki kondisi agroklimat tropis dan beraneka ragam jenis tumbuhan sebagai sumber pakan lebah sehingga terdapat berbagai jenis lebah asli Indonesia. Pemeliharaan lebah madu juga tidak hanya menguntungkan secara ekonomis, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja, sekaligus menunjang produktivitas perkebunan dan hortikultura (Anonimus, 2007 a).

Di Indonesia sentra perlebahan masih ada di sekitar Jawa meliputi daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dengan jumlah produksi sekitar 2000 2500 Ton untuk lebah budidaya. Kalimantan dan Sumbawa merupakan sentra untuk madu dari perburuan lebah di hutan. Sedang untuk sentra perlebahan dunia ada di CIS (Negara Pecahan Soviet), Jerman, Australia, Jepang dan Italia.

Prospek budidaya lebah madu sebenarnya sangat baik karena produksi madu yang telah ada masih jauh dari jumlah permintaan madu yang ada yakni, sebesar 300.000 ton per tahun (Lihat tabel 1).


(15)

Tabel 1 : Produksi Madu Hasil Kegiatan Perlebahan Lima Tahun Terakhir

Propinsi 2000

(ton) 2001(ton) 2002(ton) 2003(ton) 2004**)(ton)

NAD 67,43 0,24 0,24 0,24 0,24

Sumatera Utara 70,32 0,68 0,70 0,70 0.70

Riau 76,99 605,50 607,21 607,21 2.500,00

Sumatera Barat 73,15 0,34 0,34 0,34 0,34

Jambi 66,96 2,25 2,71 2,71 2,71

Bengkulu 67,23 1,15 1,15 1,15 1,15

Sumatera Selatan 60,03 1.000,00 8,60 8,60 8,60

B.Belitung - 1.100,00 13,29 13,29 13,29

Lampung 49,69 12,70 11,51 11,51 11,51

Banten - 0,58 0,57 0.57 0,57

Jawa Barat 44,97 25,66 25,66 25,66 25,66

Jawa Tengah 388.09 186,07 308,51 308,55 308,55

DI. Yogyakarta 25,88 110,94 122,18 122,18 122,18

Jawa Timur 196,62 265,47 297,05 300,68 300,68

Kalimantan Barat 98,27 53,47 29,50 29,50 29,50

Kalimantan Selatan 55,47 12,47 15,94 15,94 15,94

Kalimantan Timur 32,40 31,70 30,10 30,10 30,10

Kalimantan tengah 48,62 42,40 35,50 35,50 35,50

SulawesiUtara 34,41 34,81 35,02 35,02 35,02

Gorontalo - - - -

-Sulawesi Tengah 55,67 3,96 4,18 4,18 4,18

Sulawesi Selatan 34,25 30,10 32,50 32,50 32,50

Sulawesi Tenggara 122,20 499,53 134,83 134,83 134,83

Bali 9,75 43,15 43,20 43,20 43,20

NTB 87,81 52,52 95,77 95,77 95,77

NTT 71,03 68,45 69,03 69,03 69,03

Maluku 11,22 6,97 7,20 7,20 7,20

Maluku Utara - - - -

-Papua 13,68 11,36 12,50 12,50 12,50

Irian Jaya Barat - - - -

-DKI. Jakarta - - - -

-Jumlah 1.862,05 4.202,46 1.944,99 1.948,68 3.841,47

Sumber: Direktorat Jendral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Keterangan :

( - ) : Tidak ada kegiatan

**) : Angka berdasarkan laporan yang masuk s/d Juli 2005

Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa perkembangan produksi madu di Sumatera mengalami penurunan dari 70,32 ton pada tahun 2000 menjadi 0,68 ton pada tahun 2001. Selanjutnya, hingga tahun 2004, produksi relatif stabil.Namun demikian , dalam skala nasional kelihatannya kebutuhan dalam negeri tidak selalu dapat


(16)

dipenuhi oleh produksi lokal.Kekurangan produksi madu di Indonesia inilah yang akhirnya membuat banyak pasar dipenuhi oleh madu impor .Impor madu ini berasal dari negara lain seperti Vietnam, RRC, Australia dan Arab. Perkembangan impor madu Indonesia dari tahun 1994 sampai dengan 1998 dapat dilihat dari gambar berikut.

Impor Madu Indonesia Tahun 1994-1998

0 100 200 300 400 500 600 700

1994 1995 1996 1997 1998

Tahun

Ju

m

la

h

(to

n)

Sumber :Press Realease,2007

Gambar 1. Impor Madu Indonesia Tahun1994 1998.

Selama ini upaya pembinaan dan pengembangan usaha lebah madu berada dibawah tanggungjawab Dinas Kehutanan.Di dalam upaya pengembangannya Dinas Kehutanan memberikan bantuan bibit lebah sebagai program pemberdayaan masyarakat untuk menambah pendapatan masyarakat. Akan tetapi pada kelihatannya bantuan yang diberikan di beberapa desa sampai saat sekarang ini belum memberikan hasil yang optimal.Hal tersebut mungkin dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan keyakinan masyarakat mengenai potensi pengembangan usaha pembibitan lebah madu tersebut.Kegagalan tersebut dapat juga disebabkan


(17)

karena kurangnya pengetahuan masyarakat penerima bantuan mengenai teknik budidaya yang efisien.

Untuk mengetahui factor factor penyebab kurang berkembangnya usaha pembibitan lebah madu , perlu dilakukan suatu kajian empiris. Selanjutnya untuk melihat apakah usaha pembibitan lebah madu tersebut memang layak untuk dikembangkan perlu dilakukan suatu studi kelayakan.Di samping itu, studi tersebut perlu juga dilengkapi dengan analisis efisiensi penggunaan input input produksi. hal hal tersebutlah yang menjadi latarbelakang dan motivasi pelaksanaan penelitian berikut ini.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan yang akan dijawab dari hasil penelitian :

1. Mengapa usaha lebah madu ini tidak berkembang di daerah penelitian?

2. Apakah usaha pembibitan lebah madu di Kabupaten Karo layak secara finansial?

3. Bagaimana efisiensi penggunaan input pada usaha pembibitan lebah madu di daerah penelitian?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

4. Untuk mengetahui mengapa usaha lebah madu ini tidak berkembang di daerah penelitian.

5. Untuk mengetahui apakah usaha pembibitan lebah madu di Kabupaten Karo layak secara finansial.


(18)

6. Untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan input pada usaha pembibitan lebah madu di daerah penelitian

Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi peternak lebah madu dalam menjalankan usahanya.


(19)

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Tinjauan Pustaka

Lebah merupakan insekta penghasil madu yang telah lama dikenal manusia. Sejak zaman purba manusia berburu sarang lebah di goa-goa, di lubang-lubang pohon dan tempat-tempat lain untuk diambil madunya. Lebah juga menghasilkan produk yang yang sangat dibutuhkan untuk dunia kesehatan yaitu royal jelly, pollen, malam (lilin) dan sebagainya. Selanjutnya manusia mulai membudidayakan dengan memakai gelodog kayu dan pada saat ini dengan sistem stup (Bappenas,1999).

Di negara-negara maju, pemeliharaan lebah madu cenderung lebih mengutamakan sebagai usaha polinasi atau usaha untuk dapat meningkatkan produksi tanaman dan buah-buahan tertentu. Sedangkan produksi madu hanyalah sebagai hasil sampingan saja.Lebah yang menghisap nektar, secara tidak langsung membantu penyerbukan, sehingga tanaman tersebut akan sanggup berproduksi lebih tinggi dibandingkan jika tanaman tersebut hanya menggandalkan penyerbukan dengan angin (Sarwono,2001).

Didalam memulai usaha lebah madu terdapat dua macam modal yang perlu diperhatikan yaitu:

A. Modal Investasi

Modal investasi adalah modal tetap yang diperlukan dalam kegiatan budidaya lebah madu selama beberapa periode pemanenan termasuk penyusutan alat-alat produksi. Di dalam usaha perlebahanApis melliferamodal investasi, terdiri dari :


(20)

1. Perlengkapan koloni yang terdiri dari koloni lebah, kotak lebah (super), Bingkai sarang (frame), pondasi sarang, pollen trap, dan standar/tiang besi. 2. Peralatan kerja yang terdiri dari pengungkit, pisau madu, ekstraktor,

tong/drum plastik, alat pertukangan, pakaian kerja, dan sarung tangan. B. Modal Kerja

Modal kerja adalah biaya variabel yang digunakan dalam budidaya lebah madu untuk setiap periode pemanenan. Modal kerja terdiri dari seluruh biaya operasional yang habis dipergunakan selama satu tahun yang terdiri :

1. Makanan stimulasi 2. Obat-obatan

3. Biaya pengembalaan

Tetapi dalam hal ini biaya pengembalaan tidak diperhitungkan karena usaha yang lebah madu yang dilaksanakan hanya berupa pembibitan (Anonimus, 2007 b).

Syarat yang utama yang harus yang dipenuhi dalam budidaya lebah adalah ada seekor ratu lebah dan ribuan ekor lebah pekerja serta lebah jantan. Dalam satu koloni hanya boleh berisi satu ratu dan apabila terdapat dua ratu maka salah satu ratu harus dipisahkan dan dibentuk koloni baru (Bank Indonesia,1999).

Di dalam Usaha pembibitan lebah madu maka perlu diperhatikan Pemilihan bibit dan calon induk karena ratu lebah merupakan inti dari pembentukan koloni lebah, oleh karena itu pemilihan jenis unggul ini bertujuan agar dalam satu koloni lebah dapat produksi maksimal(murtidjo,1991)

Selain pemilihan bibit dan calon induk hal lain yang perlu diperhatikan adalah masalah pemuliabiakan. Pemuliabiakan pada lebah adalah menciptakan ratu baru


(21)

sebagai upaya pengembangan koloni. Pemulibiakan ini dapat dilakukan melalui dua cara yaitu di mana koloni lebah tersebut membentuk sendiri calon ratu baru karena jumlah koloni lebah telah besar atau disebabkan oleh ratu yang lama telah tua. Selain membentuk sendiri calon ratu baru, ratu juga dapat dibuat yaitu dengan cara pembuatan mangkokan ratu yang diletakkan dalam sisiran.Hal ini dilakukan karena ratu lama telah tidak produktif ,sudah tua ataupun terjadi pembentukan koloni baru sehingga terjadi kekosongan ratu (Anonimous,2007 a).

Usaha lebah madu terdiri dari Usaha pembibitan lebah madu dan produksi madu, royal jelly dan pollen.Usaha tersebut dapat dikatakan cukup menguntungkan dari analisa usaha produksi madu dengan skala 50 koloni yang dilakukan oleh BI (1999) ternyata usaha tersebut dapat memberikan IRR dan NPV yang cukup tinggi, yakni sebesar 52,38 % dan Rp 11.084,241,dengan Net B/C sebesar 2,88.


(22)

Landasan Teori

Penanaman modal dalam suatu usaha atau proyek, baik untuk usaha baru maupun perluasan usaha yang sudah ada, biasanya disesuaikan dengan tujuan perusahaan dan bentuk bahan usahanya. Salah satu tujuan perusahaan didirikan , adalah mencari keuntungan , dalam arti seluruh aktifitas perusahaan hanya ditujukan untuk mencari keuntungan semata (KasmirdanJakfar, 2003).

Bagi perusahaan yang didirikan untuk tujuan total profit, yang paling utama adalah perlu dipikirkan seberapa lama pengembalian dana yang ditanamkan di proyek tersebut agar segera kembali. Artinya sebelum perusahaan dijalankan , maka terlebih dahulu perlu dihitung apakah proyek atau usaha yang akan dijalankan benar-benar dapat mengembalikan uang yang telah diinvestasikan dalam proyek tersebut dalam jangka waktu tertentu dan dapat memberikan keuntungan secara finansial lainnya sepertiyang diharapkan (SuaddanSuwarsono,1994).

Agar tujuan perusahaan tersebut dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka perusahaan yang melakukan investasi hendaknya, terlebih dahulu melakukan suatu studi. Tujuannya adalah untuk menilai apakah investasi yang akan ditanamkan layak atau tidak untuk dijalankan. Dengan kata lain jika usaha/proyek tersebut dijalankan akan memberikan suatu manfaat atau tidak (Nitisemito dan

burhan,1991).

Investasi yang dilakukan dalam berbagai bidang bisnis (usaha), sudah barang tentu memerlukan sejumlah modal yang digunakan untuk membiayai suatu bisnis, mulai dari biaya prainvestasi, biaya investasi dalam aktiva tetap sampai dengan modal kerja (Gilarso,1993).


(23)

Produksi merupakan suatu kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa dengan jalan mengkombinasikan faktor-faktor produksi yang meliputi : tanah (sumber daya alam), tenaga kerja (sumber daya manusia), modal dan manajemen (Kadariah,1994).

Di dalam kegiatan produksi suatu komoditi pasti mengeluarkan biaya seperti: biaya tenaga kerja, bahan baku,, alat-alat dan mesin, bahan bakar dan sebagainya. Semua biaya yang dikeluarkan disebut sebagai biaya produksi. Perhitungan semua biaya yang perlu dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang /jasa sampai barang tersebut terjual disebut sebagai kalkulasi harga pokok (Rosyidi,1998).

Didalam melakukan perhitungan kita mengenal dua macam modal yaitu: - Modal investasi yaitu merupakan biaya yang dikeluarkan dalam pembangunan

proyek , yang terdiri dari pengadaan lahan, gedung, mesin, peralatan, biaya pemasangan biaya feasibility study dan biaya lainnya yang berhubungan dengan pembangunan proyek.

- Modal kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan usaha setelah pembangunan proyek siap , terdiri dari biaya tetap (fix cost) dan biaya tidak tetap (variable cost).

(Ibrahim, 1998).

Berdasarkan jenisnya biaya dapat dikategorikan menjadi :

- biaya tetap atau Fixed Cost (FC) merupakan biaya- biaya yang tidak tergantung pada tingkat output. Yang termasuk dalam biaya tetap ini adalah


(24)

bunga pinjaman modal, biaya sewa peralatan dan pabrik, tingkat depresiasi yang ditetapkan, dan pajak kekayaan.

- Biaya variabel atauvariable cost(VC) merupakan biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan output.Jadi biaya variabel merupakan fungsi dari tingkat output. Yang termasuk dalam biaya variabel ini adalah pengeluaran bahan baku, depresiasi yang disebabkan oleh penggunaan peralatan, biaya-biaya tenaga kerja , komisi-komisi penjualan dan semua biaya input-input lainnya yang berubah sesuai tingkat output

(Arsyad, 1993).

Analisis finansial merupakan suatu studi yang bertujuan untuk menilai apakah suatu kegiatan investasi yang dijalankan tersebut layak atau tidak layak dijalankan dilihat dari aspek finansial / keuangan. Analisis finansial lebih memusahatkan penilaian usaha dari sudut pandang investor dan pemilik usaha, sehingga dapat dikatakan analisis finansial berorientasi pada profit motive. Sasaran utama dari analisis finansial adalah menemukan dan berusaha untuk mewujudkan besarnya penerimaan usaha yang diharapkan oleh investor selaku penyandang dana usaha (Sofyan, 2004).

Analisis ekonomi pada dasarnya merupakan analisis yang menyeluruh , tidak hanya masalah masalah yang menyangkut finansial tetapi juga menyangkut kemungkinan adanya dampak usaha terhadap perekonomiaan negara secara keseluruhan, dampak pada lingkungan, dan dampak pada kehidupan masyarakat banyak. Secara singkat perbedaan antara analisis finansial dengan analisis ekonomi dapat di lihat pada tabel 2.


(25)

Tabel 2. Perbedaan Analisis Finansial dan Analisis Ekonomi.

Analisis Finansial Analisis Ekonomi

- Tujuan : orientasiprofit motive. - Harga : harga setempat / harga pasar. - Subsidi: tidak dihitung sebagai biaya Masuk sebagai keuntungan. - Pajak : dihitung sebagai biaya. - Biaya input : dihitung sesuai harga

pasar input.

- Tujuan : orientasi pertumbuhan ekonomi.

- Harga : harga bayangan / harga Ekonomi /shadow price. - Subsidi : diperhitungkan sebagai

Biaya, harga input Terpengaruh.

- Pajak : tidak dihitung sebagai biaya, Dianggaptransfer payment. - Biaya input : manfaat yang hilang

karena input digunakan dalam kegiatan investasi.

Kerangka Pemikiran

Di dalam menjalankan usaha pembibitan lebah madu ini harus ada ketersediaan modal dan mengeluarkan biaya-biaya yang digunakan selama poses produksi itu berlangsung seperti biaya bahan baku, bahan penunjang, tenaga kerja, peralatan pemeliharaan dan sebagainya. Besarnya biaya produksi sangat ditentukan dengan besarnya harga yang berlaku. Sedangkan modal investasi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pertama sekali pada saat memulai usaha dan sifatnya dapat digunakan lebih dari satu kali proses produksi

Selain biaya produksi, teknik budidaya dalam pemeliharaan lebah madu juga perlu diperhatikan.Teknik budidaya ini berkaitan dengan kegiatan produksi. Kegiatan produksi ini sangat menentukan besarnya output yang hasilkan yang selanjutnya akan berdampak pada pengembangan usaha tersebut.

Usaha lebah madu dikatakan layak atau tidak layak untuk dikembangkan secara finansial dapat dianalisis dengan mengunakan analisis finansial yaitu dengan


(26)

menghitung R/C, BEP (Break Even Point) dan efisiensi Jika usaha lebah madu ini sesuai dengan kriteria kelayakan secara finansial maka usaha ini layak untuk dikembangkan.

Dalam melakukan perhitungan analisis finansial perlu di perhatikan beberapa hal seperti inputdan output dimana dari input akan terdapat biaya sedangkan output akan menghasilkan penerimaan. Penerimaan merupakan perkalian antara jumlah yang terjual dengan harga jual yang berlaku. Sedangkan biaya merupakan total dari semua pengeluaran usahatani.


(27)

Input Usahatani Output

Tidak layak Layak

Efisiensi NPM = Px Kelayakaan

- R/C - BEP

Biaya Penerimaan

Tidak Efisien Efisien

Px Py

Gambar 2.Skema Kerangka Pemikiran


(28)

Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan, maka untuk menjawab masalah diajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Usaha pembibitan lebah madu layak untuk diusahakan dilihat dari segi finansial.

2. Tingkat penggunaan input pada usaha pembibitan lebah madu di daerah penelitian telah efisien.


(29)

Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan, maka untuk menjawab masalah diajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Usaha pembibitan lebah madu layak untuk diusahakan dilihat dari segi finansial.

2. Tingkat penggunaan input pada usaha pembibitan lebah madu di daerah penelitian telah efisien.


(30)

Metode Penentuan Daerah Sampel

Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive, yaitu di Desa Samura Kelurahan Gung Negri Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo dimana daerah tersebut merupakan tempat usaha pembibitan lebah madu di budidayakan dan pada daerah ini juga terdapat tanaman hortikultura dan sayur-sayuran yang banyak mengandung nektar dan pollen yang merupakan sumber pakan lebah madu.

Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sample dilakukan dengan cara purposive dimana sample yang ditetapkan merupakan sample satu-satunya yang memelihara lebah madu jenis

apis millifera dilokasi penelitian.Adapun alasan memilih Apis millifera karena jenis lebah madu ini lebih banyak dibudidayakan dibandingkan dengan jenis lebah lokal lainnya.Untuk mengetahui lebih lanjut dapat di lihat pada karateristik usahatani.Adapun alasan memilih usaha pembibitan lebah madu bukan produksi madu karena pada tahun ini lebih banyak memproduksi bibit lebah daripada produksi madu.

Metode Pengumpulan Sampel

Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung melalui wawancara kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang dibuat terlebih dahulu. Data sekunder diperoleh dari instansi atau lembaga yang terkait dan penelitian penelitian terdahulu.


(31)

Untuk identifikasi masalah (1) dijelaskan secara deskriptif, yaitu dengan menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan usaha lebah madu tidak berkembang di daerah penelitian.

Untuk hipotesis (1) mengenai analisis finansial dianalisis dengan menghitung R/C dan BEP

R/C (Return Cost Ratio), atau di kenal sebagai perbandingan atau nisbah antara penerimaan dan biaya.Secara matematika dapat ditulis sebagai berikut:

a = R/C R = Py . Y C = FC + VC

a = (( Py.Y)/(FC+VC)) Dimana :

R = Penerimaan (Rp) C = Biaya (Rp)

Py = Harga output (Rp/unit) Y = Output (Unit)

FC = Biaya tetap (Rp) VC = Biaya tidak tetap (Rp)

Kriteria :

Jika R/C > 1 maka usaha layak untuk dilaksanakan Jika R/C < 1 maka usaha tidak layak untuk dilaksanakan

Break Even Point (BEP) adalah titik pulang pokok dimana total revenue sama dengantotal cost.


(32)

o BEP Unit : Jual a H Biaya Total arg

o BEP Harga :

Untuk hipotesis (2) mengenai tingkat efisiensi penggunaan input pada usaha pembibitan lebah madu di daerah penelitian

Efisiensi adalah rasio yang mengukur keluaran atau produksi suatu sistem atau proses untuk setiap input masukan. Efisiensi produksi dapat diartikan sebagai upaya penggunaan input atau faktor produksi yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan hasil produksi dalam jumlah tertentu. Efisiensi penggunaan input akan tercapai jika nilai produk marginal (NPM) untuk suatu input sama dengan harga input (Px) tersebut, atau secara matematis dapat ditulis dengan rumus:

1   x x P NPM atau P NPM

PM . Py = Px

Karena efisiensi teknis maksimum ( yaitu PR maksimum) di capai pada saat : PM = PR

PR = Y/X maka

Px PR Py Px

NPM .

Dimana :

PR = Produksi rata rata (unit) Px = Harga produk x (Rp)

produksi Totalbiaya produksi Total


(33)

Py = Harga produk y (Rp) X =Input(kotak)

Y =Output(kotak) Kriteria uji:

- Jika NPMx/Px > 1, artinya penggunaan sarana (input) X masih dapat ditambah untuk mencapai PM yang optimal.

- Jika NPMx/Px < 1, artinya penggunaan sarana (input) X sudah terlalu banyak sehingga perlu dikurangi untuk mencapai PM yang optimal.


(34)

Defenisi dan batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam penafsiran penelitian ini, maka perlu dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut:

Defenisi

b. Usaha lebah pembibitan madu adalah usaha yang membudidaya dan mengembangkan lebah madu serta menjual bibit lebah madu.

c. Modal investasi merupakan modal tetap yang dikeluarkan untuk pertama sekali pada saat memulai usaha ataupun yang di investasikan dalam beberapa periode sesuai dengan kemampuan perusahaan.

d. Biaya produksi usaha pembibitan lebah madu adalah segala biaya yang dikeluarkan oleh pengusaha yang sifatnya mutlak dalam melakukan kegiatan produksi.

e. Pendapatan merupakan perkalian antara jumlah yang terjual dengan harga jual yang berlaku. pendapatan yang dimaksud pada penelitian ini adalah pendapatan kotor (gross revenue).

f. Analisis finansial adalah suatu studi untuk penilaian dalam rangka untuk melihat apakah usaha lebah madu yang dilaksanakan layak diusahakan dan menguntungkan secara finansial. Dimana criteria yang digunakan terdiri dari R/C dan BEP

Batasan Operasional

a. Daerah penelitian adalah Desa Samura Kelurahan Gung Negri Kecamatan Kabanjahe,Kabupaten Karo.


(35)

c. Sampel usaha pembibitan lebah madu adalah lebah madu yang khusus diternakan/ dibudidayakan bukan lebah madu yang ada di hutan bebas.

d. Usaha lebah madu yang di teliti adalah usaha pembibitan lebah madu saja hal ini dikarenakan sampel tidak lagi mengingat jumlah produksi madunya lagi dan sampel pengusahanya hanya satu.


(36)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK USAHATANI Letak Geografis, Batas dan Luas Wilayah

Desa Samura Kelurahan Gung Negri Kecamatan Kabanjahe Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara berada pada ketinggian1200 m di atas permukaan laut dengan luas wilayah 300 Ha , dengan suhu udara 20oC 28oC dan curah hujan 2000

3000 mm/tahun, wilayah ini berbatasan dengan:

 Sebelah Utara : Berhala/ Ketaren

 Sebelah Selatan : Desa Mulawari

 Sebelah Timur : Kecamatan Tiga Panah

 Sebelah Barat : Katepul/ G.Negri

Desa Samura terdiri dari 6 (enam) lingkungan, yaitu Desa Samura, Gang Bersama, Stadion, Perumahan Telkom, Samura Indah dan Gang Madu.

Tata Guna Lahan

Pola penggunaan lahan di Desa Samura dapat dilihat Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Keadaan Tata Guna Lahan Desa Samura Tahun 2007

No Jenis Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha) Persentase (%)

1 Lahan Sawah 10 3.34

2 Tanah Kering 264 88

3 Bangunan / Pekarangan 25 8.33

4 Lain lain 1 0.33

TOTAL 300 100


(37)

Dari Tabel 3 di depan memperliatkan bahwa pemakaian lahan terluas adalah tanah kering dengan luas 264 Ha. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat di Desa Samura umumnya bertani, terutama tanaman hortikultura.

Keadaan Penduduk

a. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Jumlah Penduduk Desa Samura pada tahun terdiri dari 2569 jiwa (563 KK) dengan jumlah penduduk pria 1345 sebanyak jiwa dan wanita 1224 jiwa.

b. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Untuk Mengetahui jumlah penduduk di Desa Samura menurut mata pencahariaan dapat dilihat pada tabel 4 berikut.

Tabel 4. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencahariaan di Desa Samura Tahun 2007

No Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa)

1 Petani 420

2 Industri 11

3 PNS / ABRI 264

4 Lain lain 276

TOTAL 971

Sumber : BPS Sumatera Utara, Kecamatan Kabanjahe Dalam Angka, 2008

Berdasarkan Tabel 4 di atas menunjukkan bahwa penduduk yang tersebar memperoleh penghasilan terbesar dari pekerjaan petani, kemudian dari pekerjaan selain Industri dan PNS / ABRI.


(38)

Sarana dan Prasarana

Adapun sarana dan prasarana yang tersedia di Desa Samura dapat di lihat pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Sarana dan Prasarana Desa Samura Tahun 2007

No Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah (unit)

1 Pendidikan Formal

SD 1

SMPT 1

SMU 1

2 Sarana Kesehatan

Pustu 1

3 Sarana Ibadah

Mesjid / Musolah 2

Gereja 2

4 Sarana Perhubungan

Mobil / Bus 4

Sepeda Motor 100

5 Prasarana Perhubungan

Jalan Aspal 1,8 Km

Jalan Batu 8 Km

Jalan Tanah 4,5 Km

Jembatan 1

Sumber : BPS Sumatera Utara, Kecamatan Kabanjahe Dalam Angka, 2008

Sarana dan prasarana belum cukup tersedia dalam membantu dan mempermudah aktivitas kehidupan dan perekonomian masyarakat Desa Samura dan juga untuk usaha pembibitan lebah madu karena belum adanya sarana pengangkutan yang memadai untuk mengangkut bibit lebah sebab dalam penjualan bibit lebah madu


(39)

maupun penggembalaan lebah madu diperlukan sarana perhubungan darat yang memadai.Hal tersebut terlihat dari jumlah sarana perhubungan mobil / bus yang sedikit dan hanya jalan pada waktu tertentu saja.

Karateristik Usahatani

Usahatani pembibitan lebah madu merupakan usaha pengembangan dan penjualan bibit lebah madu. Adapun jenis dari lebah madu yang dibudidayakan adalah jenis millifera ( Unggul), Lebah jenis millifera lebih sering dibudidayakan karena produksi madunya yang relatif tinggi dan sifat lebahnya yang tidak begitu agresif dan kurang suka migrasi.

Sistem pembelian lebah madu pada mulanya adalah perkotak dimana di dalam setiap kotak tersebut terdiri dari 8 sisir pondasi yang berisi lebah pekerja, lebah jantan dan lebah ratu dimana jumlah lebah madu untuk satu koloni penuh terdapat lebih kurang 20000 ekor lebah.Umur pembelian lebah ini sebaiknya umur ratu berkisar 2 bulan sehingga masa produktifnya lebih panjang.

Umur hidup lebah pekerja dan jantan hanya berkisar 2 bulan. Sedangkan umur hidup dari lebah ratu dapat mencapai 5 tahun dan umur produktifnya hanya 2 tahun. Di dalam pembelian bibit lebah ini sangat perlu diperhatikan kondisi dari koloni lebah dan kondisi ratu. Kondisi ratu yang dipilih yaitu ratu harus berbadan besar dan kuat dan produktif. Ciri ciri dari ratu yang tidak produktif yaitu produksi telur yang sedikit dan jumlah lebah jantan yang banyak.

Lama dari perkembangan koloni lebah pada umumnya 2 bulan dapat menjadi 2 keluarga (koloni) dan apabila kita mengejar produksi madu maka perkembangan


(40)

koloni akan menjadi lambat dimana memerlukan waktu 3 bulan untuk menjadi 2 keluarga (koloni).

Dari satu kotak lebah madu dapat di pecah menjadi 2 koloni sangat tergantung dari kondisi ratu dan kondisi dari lebah lebah pekerja dan lebah jantan. Apabila terjadi pemecahan keluarga maka kotak lebah yang tidak memiliki ratu hanya boleh dibiarkan kurang lebih seminggu.Apabila lebah yang tidak memiliki ratu tidak membuat ratu sendiri maka ratu harus segera dibuatkan untuk mencegah koloni tersebut tidak punah.Proses pembuatan ratu sampai ratu produktif memerlukan waktu selama 1 bulan.

Adapun perbedaan dari lebah jenismilliferadengan lebah jenis lokal adalah:

Tabel 6. Perbedaan Antara Lebah Millifera dengan Lebah Lokal

No Perbedaan Lebah Millifera Lebah lokal

1 Produksi Lebih banyak Lebih sedikit

2 Pondasi Pondasi berbatas Pondasi kosong

3 Pembuatan ratu Bisa Tidak bisa

4 Tingkah laku Tidak agresif Lebih agresif

5 Cara panen Di putar dalam

ekstrator


(41)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Usaha Pembibitan Lebah Madu tidak Berkembang di Daerah Penelitian.

Walaupun pembibitan lebah madu ada dan pemberian bantuan dari pemerintah untuk pengembangan lebah madu di beberapa desa tetapi pada kenyataannya usaha pembibitan lebah madu tidak berkembang.

Adapun beberapa alasan usaha pembibitan lebah madu tidak berkembang di daerah penelitian menurut beberapa orang adalah sebagai berikut:

- Persepsi masyarakat.

Adapun alasan mengapa usaha pembibitan lebah madu tidak berkembang karena persepsi masyarakat tentang lebah, di mana masyarakat pada umumnya takut untuk mendekati lebah (Bapak Sutisno, peternak lebah). - Sikap masyarakat yang kurang inovatif.

Sikap masyarakat yang kurang inovatif membuat usaha pembibitan lebah Madu tidak berkembang karena pada umumnya para masyarakat yang menerima bantuan hanya mau yang bersifat instan yang artinya usaha tersebut harus cepat menunjukkan perkembangan karena hanya sedikit masyarakat yang mau mempelajari.Untuk alasan mengapa beliau tidak memelihara lebah Madu adalah tidak tersedianya waktu karena harus menempuh lokasi yang jauh.(Bapak Achir,penjual madu dan penyuluh)

- Kurang tersedianya waktu, tenaga kerja yang terampil dan modal.

Usaha pembibitan lebah madu ini tidak berkembang karena tidak tersedianya waktu dan tenaga kerja yang terampil dalam menangani usaha pembibitan


(42)

lebah madu. Selain itu kurangnya modal dijadikan alasan ,padahal untuk modal dapat disesuaikan dengan kemampuan calon peternak (Bapak Herman, penjual dan penyuluh) .

- Kurangnya pembinaan lanjutan

Menurut ketua kelompok tani manggorove yang menerima bantuan bibit lebah madu dari Dinas Kehutanan Deliserdang usaha pembibitan lebah madu tidak berkembang karena mereka kurang mendapat pembinaan dan keterampilan lanjutan dalam membudidayakan lebah madu tersebut dan mereka masih takut untuk dekat dengan lebah tersebut. Selain itu lokasi usaha di Desa Paluh Kurau tidak memiliki sumber pakan yang memadai (Bapak M.Yusuf, penerima bantuan bibit lebah).

Analisis Kelayakan Usaha Pembibitan Lebah Madu.

Analisis kelayakan usaha pembibitan lebah madu dilakukan untuk mengetahui kelayakkan usaha pembibitan lebah madu yang dijalankan oleh responden di daerah penelitian.Untuk mengetahui kelayakan usaha secara finansial usaha pembibitan lebah madu di daerah penelitian digunakan kriteria kelayakan R/C.

R/C =

Biaya Total

Penerimaan Total

=

63281500 64600000


(43)

=

1,02

Dari perhitungan diatas diketahui bahwa nilai R/C untuk usaha lebah madu adalah 1,02 artinya setiap biaya Rp. 1,- yang dikeluarkan akan menghasilkan penerimaan Rp. 1,02 . Hal ini disebabkan karena penerimaannya tinggi( harga jual yang tinggi dan jumlah yang dijual pun lebih banyak ) dibandingkan dengan biaya yan dikeluarkan kecil.Berdasarkan kriteria investasi yang menyatakan usaha dapat dikatakan layak untuk diusahakan apabila memiliki nilai R/C 1, maka usaha pembibitan lebah madu di daerah penelitian layak untuk diusahakan. Dengan demikian hipotesis (1) yang menyatakan usaha pembibitan lebah madu layak untuk diusahakan secara finansial dapatditerima.

Untuk Break Even Point (BEP) adalah titik pulang pokok dimana total revenuesama dengantotal cost.

o BEP Unit :

Jual a H Biaya Total arg

Dimana untuk harga jual digunakan harga jual rata rata yaitu :

=                     000 . 550 13272 000 . 300 13240 000 . 650

13220 x Rp x Rp x Rp

= Rp 98.484,84 + Rp 90.909,09 + Rp 300.000,00 = Rp 489.393,93

Maka BEP Unit :

93 , 393 . 489.281.500 63

Rp Rp


(44)

Berdasarkan perhitungan BEP unit diperoleh bahwa titik impas dari produksi bibit lebah madu adalah 129 kotak sedangkan produksi bibit lebah madu di daerah penelitian telah melalui titik impas yaitu sebanyak 132 kotak.Jika di bandingkan dengan pemberian bantuan bibit yang ada di Desa Paluh Kurau yakni sebanyak 18 kotak untuk satu kelompok tani sepertinya belum mencapai skala ekonomis yaitu skala maksimal dimana usaha mampu memberikan pengembalian terhadap biaya yang dekeluarkan. Akan tetapi apabila dari 18 kotak tersebut dikelola dengan sabar dan teliti maka dapat dikembangkan sampai mencapai skala ekonomis.

BEP Harga :

:

kotak Rp

13263.281.500 : Rp 479.405,30/ kotak

Berdasarkan perhitungan diatas maka untuk mencapai BEP (Break event point), maka responden harus menjual bibit lebah madu dengan harga jual rata rata sebesar Rp 479.405,30 / kotak.Sehingga titik impas untuk harga di daerah penelitian telah melampaui harga jual rata rata yaitu sebesar Rp. 489.393,93 / kotak.Namun demikian , perbedaan tersebut masih relatif kecil. Sehingga perlu memperbesar jumlah penjualannya ataupun meningkatkan harga jual.

Tingkat Efisiensi Penggunaan Input Pada Usaha Pembibitan Lebah Madu

Analisis tingkat efisiensi dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan input pada usaha pembibitan lebah madu yang di jalankan responden.

produksi Totalbiaya produksi Total


(45)

Dalam hal ini input yang di pilih adalah bibit lebah madu karena merupakan komponen input terbesar. Untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan input pada usaha pembibitan lebah madu digunakan rumus:

1   x x P NPM atau P NPM

Karena efisiensi teknis maksimum (yaitu PR maksimum) di capai pada saat : PM = PR

PR = Y/X maka . . Px PR Py Px NPM   , 000 . 700 55 117 93 , 393 . 489 Rp x Rp Px NPM = 1.48

Karena NPMx/Px 1 yaitu sebesar 1,48 maka penggunaan input pada usaha pembibitan lebah madu di daerah penelitian belum efisien. Untuk meningkatkan efisiensi (NPMx/ = 1) perlu dilakukan penambahan inputPx yaitu dengan jalan memperbesar skala usaha sehingga penggunaan input pada usaha pembibitan lebah madu dapat mencapai titik optimum yaitu pada saat PM = PR.Dengan demikian hipotesis (2) yang menyatakan tingkat penggunaan input usaha pembibitan lebah madu di daerah penelitian telah efisienditolak.

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa usaha pembibitan lebah madu yang ada di daerah penelitian sudah cukup menguntungkan dan layak untuk


(46)

dikembangkan. Namun demikian masih perlu di tingkatkan karena penggunaan input produksi lebah madu belum efisien.Jika efisiensi dapat ditingkatkan diharapkan kelayakan R/C dapat meningkat juga.


(47)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Beberapa alasan usaha pembibitan lebah madu tidak berkembang di daerah penelitian adalah adanya persepsi masyarakat yang tentang lebah ; dimana lebah dianggap menakutkan,sikap masyarakat yang kurang inovatif, kurangnya tersedianya waktu, tenaga kerja dan ketrampilan mengenai usaha pembibitan lebah madu serta kurangnya pembinaan lanjutan.

2. Usaha pembibitan lebah madu di daerah penelitian layak diusahakan secara finansial karena memiliki nilai R/C > 1 yaitu sebesar 1,02. dan untuk mencapai BEP unit maka pengusaha harus memproduksi bibit lebah madu sebanyak 129 kotak degan harga jual Rp. 479.405,30 / kotak untuk BEP harga.

3. Tingkat penggunaan input usaha lebah madu di daerah penelitian Belem efisien karena NPMx / Px 1 yaitu sebesar 1,48.

Saran

Kepada Pemerintah

Karena Usaha lebah madu berada di bawah pembinaan dan pengembangan Dinas Kehutanan diharapkan agar dapat memberikan perhatian yang lebih besar kepada peternak lebah madu seperti mengadakan pembinaan dan pengembangan usaha lebah madu sehingga usaha lebah madu dapat menigkatkan pendapatan masyarakat.


(48)

Kepada Pengusaha Lebah Madu.

1. Kepada pengusaha lebah madu agar membuat catatan sederhana mengenai jumlah produksi baik berupa bibit, madu dan pollen seta biaya yang dikeluarkan sehingga dapat memperhitungkan penerimaan dan pendapatan dari usaha lebah madu tersebut.

2. di harapkan peternak lebah madu untuk memperbesar skala usaha lebah madu yang dimiliki sehingga dapat melakukan efisiensi terhadap penggunaan input produksi.

Kepada Peneliti Selanjutnya.

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian yang lebih terperinci mengenai usaha lebah madu dan hal hal yang Belum di teliti dalam penelitian ini.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus.,2001.Taput, Karo dan Dairi Berpotensi Hasilkan Madu Lebah Terbaik. www.geocities. com/merga_silima/berita S070301-htm-19k.

Anonimus.,2007 a.Lebah madu:Cara Beternak&Pemanfaatan.Penebar Swadaya . Jakarta.

Anonimus.,2007 b.manisnya_ beternak _lebah_madu.Cepiar.Wordpress.com.33k. Arsyad,L.1993.Ekonomi Manajerial,Edisi 3.FE Universitas Gadjah Mada.

Yogyakarta.

Murtidjo,B.A.,1991.Memelihara Lebah Madu.Kanisius.Yogyakarta.

Gilarso,T.,1993.Pengantar Ilmu Ekonomi,Bagian Mikro,Jilid 1.Kanisius. Yogyakarta. Ibrahim, Y.1998.Studi Kelayakan Bisnis.Pt Rineka Cipta. Jakarta.

Kadariah,1994.Teori Ekonomi Mikro,Edisi Revisi.FE UI. Jakarta.

Kasmir dan Jakfar, 2003.Studi Kelayakan Bisnis.Prenada Media. Jakarta. Nitisemo,E.A.,dan Burhan,M.U.,1991.Wawasan Studi Kelayakan dan

Evaluasi Proyek. Bumi Aksara.Jakarta.

Rosyidi,S.,1998.Pengantar teori Ekonomi : Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro.Pt RajaGrafindo Persada.Jakarta.

Sarwono, B.,2001.Lebah Madu.AgroMedia Pustaka.Jakarta. Sofyan, I. 2004.Studi Kelayakan Bisnis. Graha Ilmu.Yogyakarta.

Suad H. dan Suwarsono, 1994.Studi Kelayakan Proyek,Edisi revisi. UPP AMP YKPN. Yogyakarta.

Warisno,1996.Budidaya Lebah Madu.Kanisius. Yogyakarta. WWW.dephut.go id.b/informasi/humas/lebah.htm.60K.

    t t t UntukB Ct

i


(50)

Lampiran 12 . Aspek Agronomis / Usahatani Lebah Madu.

Pemeliharaan lebah yang bertujuan untuk mengambil madunya disebut peternakan lebah.Orang yang bertenak lebah disebut peternak lebah.Selain madu, peternak dapat memperoleh hasil lain dari lebah yang diternak berupa lilin lebah, tepung sari, dan royal jelly.Sedangkan usaha pembibitan lebah merupakan statu usaha untuk membudidayakan dan mengembangkan lebah madu serta mensual bibit Lebah.

Diantara jenis lebah, ada yang produksi madunya sedikit sepertiApis Cerana, ada pula yang potensial dikembangkan karena produksinya seperti banyak Apis millifera. Selain itu, juga terdapat lebah madu yang hingga saat ini belum dapat dibudidayakan sepertiApis dorsata. Sistematika lebah madu (Apis Millifera) di mana produksi madunya lebih banyak adalah sebagai berikut.

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta

Ordo : Hymenoptera

Famili : Apidae

Genus : Apis

Species :Apis millifera

A. Koloni Lebah dan Pembagian Tugas

Setiap koloni (keluarga) lebah biasanya dihuni oleh tiga macam lebah yang mempunyai tugas sendiri-sendiri.Pembagian tugas tersebut berjalan sesuai fungsinya masing-masing. Ketiga macam lebah tersebut adalah lebah ratu, lebah jantan, dan lebah pekerja. Bila koloni lebah tersebut diganggu, maka lebah-lebah pekerja akan


(51)

mempertahankan koloninya dengan jalan memburu dan menyengat .Ketiga macam lebah tersebut terdiri dari ratu, lebah jantan, dan lebah pekerja .

Ratu merupakan satu-satunya lebah penelur seumur hidup. Setiap koloni lebah bisaanya memiliki seekor ratu lebah. Ratu lebah berukuran lebih besar (paling besar di antara lebah jantan dan lebah pekerja). Keistimewaannya adalah dapat menyengat berkali-kali tanpa merusakkan tubuhnya .Ratu lebah menelurkan telur yang akan menjadi lebah jantan, lebah pekerja, dan kadang-kadang calon ratu. Ratu lebah menerima makanan berupa sari madu dari lebah pekerja.

Perkawinan ratu dengan lebah jantan terjadi dialam terbuka dan hanya terjadi dalam satu musim kawin selama hidupnya. Perkawinan antara lebah jantan dan ratu terjadi pada siang hari diudara yang cerah disaat lebah-lebah berterbangan di angkasa, bisaanya di sekitar rumah lebah selama 2-10 hari. Selesai kawin, ratu lebah dan lebah jantan yang mengawininya jatuh bersama-sama di tanah dan lebah jantan segera mati dan ratu kembali ke sarang. Peristiwa ini terjadi berulang kali hingga ratu lebah telah cukup memperoleh spermatozoa dalam kantong spermanya. Pada waktu lebah jantan mengawini ratu, kantong spermanya sendiri ikut lepas (tertinggal) dalam kantong sperma ratu, sehingga lebah jantan segera mati .

Setelah mengadakan perkawinan, ratu lebah akan tinggal dalam sarangnya selama-lamanya kecuali bila terjadi angguan-gangguan atau diusik. Bila terjadi induk lebah baru (ratu baru) dari telur yang menetas, maka segera induk lebah (ratu) tersebut memisahkan diri dan membentuk koloni lebah yang baru.

Setiap meninggalkan sarangnya, ratu lebah selalu diikuti oleh ribuan lebah lainnya, baik lebah jantan maupun lebah pekerja.Hal ini disebabkan, selain ratu


(52)

merupakan panutan dari seluruh lebah, juga bunyi kepakan sayapnya saat terbang sangat berlainan bila dibandingkan dengan bunyi kepakan sayap lebah lainya. Selain itu, ratu lebah juga bisa mengeluarkan bau spesifik yang dapat menarik lebah-lebah lainnya .

Lebah jantan memiliki bentuk badan yang lebih besar daripada lebah pekerja , tapi lebih kecil daripada ratu lebah. Lebah jantan tidak mempunyai sengat sehingga ia tidak bisa menyengat. Lebah jantan bertugas sebagai pejantan, menjaga sarang , dan membersihkan sarang dari kotoran-kotoran. Ia tidak suka berkelahi. Ia termasuk lebah yang malas bekerja dan gemar makan, tetapi ia tidak mau makan sendiri, menunggu disuapi oleh lebah rumah tangga. Lebah jantan berwarna kehitam-hitaman, ia tidak bisa mengumpulkan madu sebab proboscis-nya tidak cocok untuk mengumpulkan madu, dan ia tidak punya keranjang pengangkut tepung sari .

Lebah pekerja memiliki bentuk badan yang paling kecil dibandingkan denan lebah jantan ataupun ratu lebah. Ia dikenal sebagai lebah lapangan yang bertugas mencari nektar, tepung sari, dan air. Kemampuan terbangnya bisa mencapai radius 2-3 km. Lebah pekerja ini cenderung mengumpulkan nektar dari sejenis bunga, bahkan ia dapat memilih dari sejumlah bunga yang mengandung nektar paling banyak.

Alat untuk menghadapi bahaya yang mengancam kehidupannya adalah sengat yang beracun (berbisa). Bila diusik atau diganggu kehidupannya, maka ia akan menyengat pengganggunya. Setelah menyengat, lebah pekerja ini akan mengalami kerusakan di bagian tubuh dalamnya yang akhirnya ia akan segera mati .


(53)

Tugas lebah pekerja di lapangan cukup berat, sebab setiap saat diincar oleh bahaya jebakan laba-laba, tanaman yang bergetah, burung-burung, dan pengganggu lainnya. Lebah pekerja dapat menghemat tenaga dan waktu untuk memperoleh pekerjaan yang maksimal. Ia suka mencari nektar, tepung sari, dan air yang terdekat, kira-kira berjarak 1-2 km saja, walaupun ia mampu menempuh jarak lebih dari itu.

Keistimewaan lebah pekerja adalah tidak mungkin kesasar waktu kembali ke sarangnya, karena ia mempunyai alat pembau (home sence) yang sangat kuat. Jalan yang digunakan untuk lewat mencari nektar, tepung sari dan air, bisaanya selalu sama (tetap). Hal ini akan memudahkan kembalinya lebah pekerja ke tempat asalnya.

Tabel 6.Pembagian Tugas Lebah Pekerja

Umur (hari) Tugas

3 4-9 10-16 17-19

20 21-mati

Membersihkan sarang Merawat larva

Membangun sel sarang

Menerima nektar dan tepung sari yang dibawa lebah pekerja lapangan untuk disimpan

Menjaga sarang dari musuh musuhnya

Menjadi lebah lapangan untuk mencari nektar, pollen, dan air

Antara lebah dan tanaman ada semacam simbiose yang menguntungkan. Tanaman mengeluarkan bunga yang berwarna-warni dan bau-bauan yang beraneka macam serta mengandung nektar dan tepung sari kesayangan lebah.Hal ini semua dapat menarik perhatian lebah pekerja untuk mendatanginya dan mengambil nektar serta tepung sari tersebut . Akibat selanjutnya adalah penyerbukan tanaman menjadi lebih berhasil dengan sempurna berkat bantuan lebah.


(54)

B. Pengelolaan Koloni.

Tujuan utama dari pengelolaan koloni adalah menjaga koloni lebah agar tetap hidup, berkembang biak, dan sehat serta menjamin pada saat panen produk produk perlebahan seperti Madu , royal jelly, dan pollen tidak mengganggu perkembangan koloni lebah tersebut.

Beberapa hal; yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan koloni adalah :

 Cara Memperoleh Bibit

Lebah madu yang banyak dibudidayakan adalah jenis lebah unggul Apis Mellifera. Jenis ini dapat dibeli di peternak lebah atau apiari. Pemilihan bibit dilakukan agar budidaya lebah madu dapat berhasil . Bibit yang baik di cirikan dengan keadaan yang sehat dan dalam satu koloni terdapat banyak lebah , calon anakan dan ratu produktif.

 Penempatan Koloni Lebah

Koloni lebah ditempatkan pada lokasi peternakan yang telah memenuhi syarat. Stup ditempatkan berderet secara rapi untuk memudahkan pemerikssan dan jarak antara stup yang satu dengan yang lainnya disesuaikan asalkan tidak mengganggu kegiatan pemeriksaan.

 Pemeriksaan Koloni

Pemeriksaan koloni dilakukan untuk mengamati tingkah laku lebah, kondisi ratu lebah, perkembangan anakan, calon ratu baru, ketersediaan pakan dan kemungkinan adanya organisme pengganggu.


(55)

 Penggabungan Koloni

Penggabungan koloni dapat dilakukan antara koloni lebah yang lemah dan atau koloni tidak mempunyai ratu dengan koloni lebah lain yang mempunyai ratu.Penggabungan dapat juga dilakukan bila kita menginginkan keluarga lebah yang cukup kuat dengan jumlah lebah pekerja yang banyak.Penggabungan koloni dapat dilakukan secara langsung yaitu dengan memindah lebah lebah yang masih kecil ataupun dilakukan proses pengenalan yaitu dengan membatasi 2 koloni lebah yang digabung dengan pembatas koran atau karton yang telah dilumuri madu sehingga terjadi tahap pengenalan pada saat kedua koloni saling menggigiti dinding pembatas.

 Pengembangan Koloni.

Pengembangan koloni adalah upaya pemecahan koloni yang kuat menjadi 2 atau lebih koloni yang baru. Pengembangan koloni dapat dilakukan apabila koloni lebah sudah cukup kuat yang ditandai dengan memiliki 7 8 sisir sarang yasng aktif dan setiap sisiran sarang penuh dengan lebah lebah pekerja. Setiap sel sel sarang juga diisi oleh anakan( telur, larva, dan pupa), makanan (madu dan poleen) serta ratu yang produktif.

 Pemberian Pakan Stimulasi

Pada masa paceklik ketersediaan sumber pakan di lapangan tidak dalam jumlah yang cukup sehingga koloni koloni lebah perlu diberikan pakan stimulasi yaitu berupa larutan gula ataupun larutan sirup dengan perbandingan 1 :1.Pemberiaan pakan stimulasi ini tidak akan merubah kualitas dan rasa dari madu tetapi akan merubah warna madu menjadi lebih jernih.


(56)

 Penggembalaan lebah

Penggembalaan lebah adalah proses pemindahan lebah dari lokasi usahatani ke lokasi usahatani yang sedang mengalami pembunggaan. Adapun tujuan penggembalaan adalah untuk memperoleh madu sesuai dengan jenis bunga dan meningkatkan produksi madu serta mencari sumber pakan pada saat musim paceklik.Penggembalaan lebah ini tidak tergantung dari permintaan madu konsumen tetapi dipengaruhi oleh musim bunga.

C. Pemuliaan Lebah Madu.

Pemuliabiakan pada lebah adalah menciptakan ratu baru sebagai upaya pengembangan koloni. Pemulibiakan ini dapat dilakukan melalui dua cara yaitu di mana koloni lebah tersebut membentuk sendiri calon ratu baru karena jumlah koloni lebah telah besar atau disebabkan oleh ratu yang lama telah tua. Selain membentuk sendiri calon ratu baru, ratu juga dapat dibuat yaitu dengan cara pembuatan mangkokan ratu yang diletakkan dalam sisiran.Hal ini dilakukan karena ratu lama telah tidak produktif ,sudah tua ataupun terjadi pembentukan koloni baru sehingga terjadi kekosongan ratu.

Adapun proses pembuatan lebah ratu adalah sebagai berikut:

- Langkah pertama adalah membuat mangkokan ratu dimana mangkokan ini dapat dibeli dan terbuat dari plastik sehingga dapat digunakan berkali kali ataupun mangkokan ratu dibuat sendiri dari sisa sisa lilin lebah yang tidak digunakan lagi pada saat panen madu.

- Langkah kedua setelah mangkokan ratu tersedia mangkok ratu tersebut di lekatkan di sisiran pondasi yang terdiri dari dua baris.


(57)

- langkah ketiga setelah itu pondasi mangkokan ratu dimasukkan kedalam kotak/ stup sebagai upaya pengenalan kepada koloni lebah selama 10 15 menit.

- Langkah keempat setelah pengenalan pondasi mangkokan dikeluarkan kemudian diisi dengan madu.

- Langkah kelima setelah terisi dengan madu maka diambil larva larva lebah dan kemudian di masukkan kedalamnya.

- Langkah terakhir setelah itu pondasi ratu di masukkan kembali kedalam stup tepat di tengah tengah koloni lebah.

Untuk melaksanakan kegiatan diatas tidaklah memerlukan peralatan khusus tetapi dapat memanfaatkan peralatan yang ada seperti tangkai rumput.

Adapun Larva larva yang diambil adalah larva colon betina dimana dapat ditandai dengan ukuran sel yang lebih kecil dan keadaan disekitar pondasi dimana sel yang berukuran lebih besar dan ada titik hitam ditengahnya merupakan calon jantan.

Larva larva yang dipindahkan sebaiknya larva larva yang baru menetas dan berukuran kecil sehingga pada proses pembentukkan ratu baru mendapat makanan yang lebih banyak sehingga dapat diperoleh calon ratu yang berkualitas.

Adapun siklus hidup lebah adalah sebagai berikut:

a. Lebah ratu: menetas 3 hari, larva 5 hari, terbentuk benang penutup 1 hari, istirahat 2 hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 3 hari, total waktu jadi lebah 15 hari.


(58)

b. Lebah pekerja: menetas 3 hari, larva 5 hari, terbentuk benang penutup 2 hari, istirahat 3 hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 7 hari, total waktu jadi lebah 21 hari.

c. Lebah pejantan: menetas 3 hari, larva 6 hari, terbentuk benang penutup 3 hari, istirahat 4 hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 7 hari, total waktu jadi lebah 24 hari.

Adapun yang membedakan antara ratu dengan lebah pekerja adalah tempat dan jumlah pemberian makanan yang lebih banyak.untuk membuat ratu sampai produktif diperlukan waktu selama 1 (satu) bulan. Keunggulan dari pembuatan ratu adalah kita dapat membuat ratu setiap saat dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhkan serta kualitas ratu yang dapat kita pilih.Untuk pergantian ratu tidak bisa dilakukan secara langsung tetapi harus dilakukan proses pengenalan yaitu dengan cara mengurung ratu yang baru didalam kotak korek api yang telah dilumuri dengan madu di luar dan dalam sehingga terjadi interaksi antara ratu baru dengan lebah pekerja pada saat saling menggigit kotak.

D. Pengendalian Hama dan Penyakit.

Hama adalah organisme pengganggu yang dapat secara langsung dikenali dari bentuk fisiknya tanpa membutuhkan alat bantu.Biasanya untuk hama pada lebah madu jarang sekali ditemukan di lapangan, kalau ada itupun hanya berupa burung walet dan lebah yang agak besar adapun pengendaliaanya yaitu menempatkan koloni lebah di daerah yang jauh dari burung walet dan tawon.

Sedangkan untuk penyakit yang sering ditemukan di lapangan adalah kutu kutuan yang biasanya menyerang sayap lebah, untuk pengendaliaanya biasanya


(59)

dilakukan sebulan sekali dengan menggunakan campuran serbuk belerang dengan kapur barus dan apabila terjadi serangan yang hebat pemberian campuran belerang dan kapur barus lebih diintensifkan saja gunananya untuk menambah aroma dari kapur barus.

Dan apabila lokasi pertaniaan sedang melakukan penyemrotan hama dan penyakit sebaiknya lebah madu jangan di lepas sehingga lebah terhindar dari sempotan.

E. Panen

Dari peternakan lebah , banyak produk yang dihasilkan , seperti madu, pollen, royal jelly, malam , propolis, dan apitoxin. biasanya produk yang umum dikonsumsi oleh konsumen adalah madu,pollen dan royal jelly.

- Madu.

Madu adalah cairan kental yang dihasilkan oleh lebah madu dari berbagai sumber nektar yang masih mengandung enzim diatase aktif. jumlah maupun kualitas madu dipengaruhi oleh:

1. Ketersediaan pakan lebah penghasil nektar dan pollen bunga, 2. Cuaca,kelembaban ,dan temperatur udara,dan

3. Proporsi koloni lebah yang tertinggi pada sat produksi néctar paling banyak.

Untuk pemanenan madu dapat dilakukan dua kali dalam sebulan dan apabila madu tidak dipanen maka madu tersebut digunakan sebagai makanan untuk lebah madu dan calon anak lebah.


(60)

Adapun cara pemanenan madu adalah sebagai berikut:

1. Di Angkat pondasi kemudian di hentakkan pondasi ke arah dalam stup sehingga lebah lepas dari pondasi dan jatuh ke dasar stup.Lebah yang masih menempel pada pondasi dibersihkan dengan sikat.

2. Di Kupas lilin penutup Madu dengan pisau.Lilin tersebut lalu ditempatkan pada wadah penampung.

3. Pondasi yang telah dikupas lilinnya, dimasukkan kedalam ekstrator untuk mengeluarkan madunya.Ekstrator diputar agar madu keluar dari sarang lebah.

4. setelah madu keluar semua,pondasi dikembalikan ke dalam stup agardapat diisi kembali oleh lebah.

5. Madu yang tertampung dalam ekstrator disaring ditempatkan kedalam dirigen kemudian dilakukan pembotolan.

Ada beberapa jenis madu dan warnanya dapat di lihat pada (Tabel 7):

Tabel 7. Beberapa Jenis Madu dan Warnanya

No Jenis Madu Warna

1 Madu Mangga Hitam

2 Madu Kapuk Merah

3 Madu Kopi Kuning Jernih

4 Madu Rambutan Kuning

5 Madu Durian Jernih

6 Madu Kaliandra Kuning Keruh

7 Madu Mahoni Bening


(61)

- Pollen.

Pollen atau tepung saribunga adalah bagian dari antera bunga yang berbentuk butiran atau serbuk halus.Lebah madu mempunyai alat dan cara khas untuk mengumpulkan dan membawa pollen dalam bentuk pellet yaitu pollen disimpan dalam keranjang pollen (corbicula) yang terletak dikaki belakang lebah pekerja.

Cara pemanenan pollen sangatlah mudah yaitu dengan memasang pollen trap di depan pintu keluar masuknya lebah. Untuk panen pollen dapat dilakukan seminggu sekali tetapi ini sangat tergantung dari kondisi di lapangan. Untuk tanaman pengghasil pollen terbanyak adalah tanaman jagung.

- Royal Jelly.

Royal jelly adalah jenis makanan dengan kandungan nutrisi yang sangat kompleks yang berwarna putih dan rasanya asam/ kecut, bahan katalis yang terlibat dalam menyimpan dan menjaga nutrisi untuk keseimbangan sistem serta meningkatkan metabolisme.

Royal jelly merupakan bahan makanan bagi semua tetasan lebah 9larva0 umur 1-3 hari, makanan utama larva calon ratu dan ratu lebah .

Cara memanen royal jelly sama seperti cara pembuatan ratu lebah yaitu mengisi mangkokan ratu dengan larva umur 1-2 hari dan dipasangkan pada bingkai frame untuk dimasukkan ke dalam koloni. Pemanenan royall jelly dilakukan 3-4 hari setelah memindahkan larva lebah ke dalam mangkokan ratu.Apabila kita memanen royal jelly bearti kita harus mengorbankan calon ratu lebah.


(1)

 Penggembalaan lebah

Penggembalaan lebah adalah proses pemindahan lebah dari lokasi usahatani ke lokasi usahatani yang sedang mengalami pembunggaan. Adapun tujuan penggembalaan adalah untuk memperoleh madu sesuai dengan jenis bunga dan meningkatkan produksi madu serta mencari sumber pakan pada saat musim paceklik.Penggembalaan lebah ini tidak tergantung dari permintaan madu konsumen tetapi dipengaruhi oleh musim bunga.

C. Pemuliaan Lebah Madu.

Pemuliabiakan pada lebah adalah menciptakan ratu baru sebagai upaya pengembangan koloni. Pemulibiakan ini dapat dilakukan melalui dua cara yaitu di mana koloni lebah tersebut membentuk sendiri calon ratu baru karena jumlah koloni lebah telah besar atau disebabkan oleh ratu yang lama telah tua. Selain membentuk sendiri calon ratu baru, ratu juga dapat dibuat yaitu dengan cara pembuatan mangkokan ratu yang diletakkan dalam sisiran.Hal ini dilakukan karena ratu lama telah tidak produktif ,sudah tua ataupun terjadi pembentukan koloni baru sehingga terjadi kekosongan ratu.

Adapun proses pembuatan lebah ratu adalah sebagai berikut:

- Langkah pertama adalah membuat mangkokan ratu dimana mangkokan ini dapat dibeli dan terbuat dari plastik sehingga dapat digunakan berkali kali ataupun mangkokan ratu dibuat sendiri dari sisa sisa lilin lebah yang tidak digunakan lagi pada saat panen madu.

- Langkah kedua setelah mangkokan ratu tersedia mangkok ratu tersebut di lekatkan di sisiran pondasi yang terdiri dari dua baris.


(2)

- langkah ketiga setelah itu pondasi mangkokan ratu dimasukkan kedalam kotak/ stup sebagai upaya pengenalan kepada koloni lebah selama 10 15 menit.

- Langkah keempat setelah pengenalan pondasi mangkokan dikeluarkan kemudian diisi dengan madu.

- Langkah kelima setelah terisi dengan madu maka diambil larva larva lebah dan kemudian di masukkan kedalamnya.

- Langkah terakhir setelah itu pondasi ratu di masukkan kembali kedalam stup tepat di tengah tengah koloni lebah.

Untuk melaksanakan kegiatan diatas tidaklah memerlukan peralatan khusus tetapi dapat memanfaatkan peralatan yang ada seperti tangkai rumput.

Adapun Larva larva yang diambil adalah larva colon betina dimana dapat ditandai dengan ukuran sel yang lebih kecil dan keadaan disekitar pondasi dimana sel yang berukuran lebih besar dan ada titik hitam ditengahnya merupakan calon jantan.

Larva larva yang dipindahkan sebaiknya larva larva yang baru menetas dan berukuran kecil sehingga pada proses pembentukkan ratu baru mendapat makanan yang lebih banyak sehingga dapat diperoleh calon ratu yang berkualitas.

Adapun siklus hidup lebah adalah sebagai berikut:

a. Lebah ratu: menetas 3 hari, larva 5 hari, terbentuk benang penutup 1 hari, istirahat 2 hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 3 hari, total waktu jadi lebah 15 hari.


(3)

b. Lebah pekerja: menetas 3 hari, larva 5 hari, terbentuk benang penutup 2 hari, istirahat 3 hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 7 hari, total waktu jadi lebah 21 hari.

c. Lebah pejantan: menetas 3 hari, larva 6 hari, terbentuk benang penutup 3 hari, istirahat 4 hari, Perubahan larva jadi pupa 1 hari, Pupa/kepompong 7 hari, total waktu jadi lebah 24 hari.

Adapun yang membedakan antara ratu dengan lebah pekerja adalah tempat dan jumlah pemberian makanan yang lebih banyak.untuk membuat ratu sampai produktif diperlukan waktu selama 1 (satu) bulan. Keunggulan dari pembuatan ratu adalah kita dapat membuat ratu setiap saat dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhkan serta kualitas ratu yang dapat kita pilih.Untuk pergantian ratu tidak bisa dilakukan secara langsung tetapi harus dilakukan proses pengenalan yaitu dengan cara mengurung ratu yang baru didalam kotak korek api yang telah dilumuri dengan madu di luar dan dalam sehingga terjadi interaksi antara ratu baru dengan lebah pekerja pada saat saling menggigit kotak.

D. Pengendalian Hama dan Penyakit.

Hama adalah organisme pengganggu yang dapat secara langsung dikenali dari bentuk fisiknya tanpa membutuhkan alat bantu.Biasanya untuk hama pada lebah madu jarang sekali ditemukan di lapangan, kalau ada itupun hanya berupa burung walet dan lebah yang agak besar adapun pengendaliaanya yaitu menempatkan koloni lebah di daerah yang jauh dari burung walet dan tawon.

Sedangkan untuk penyakit yang sering ditemukan di lapangan adalah kutu kutuan yang biasanya menyerang sayap lebah, untuk pengendaliaanya biasanya


(4)

dilakukan sebulan sekali dengan menggunakan campuran serbuk belerang dengan kapur barus dan apabila terjadi serangan yang hebat pemberian campuran belerang dan kapur barus lebih diintensifkan saja gunananya untuk menambah aroma dari kapur barus.

Dan apabila lokasi pertaniaan sedang melakukan penyemrotan hama dan penyakit sebaiknya lebah madu jangan di lepas sehingga lebah terhindar dari sempotan.

E. Panen

Dari peternakan lebah , banyak produk yang dihasilkan , seperti madu, pollen, royal jelly, malam , propolis, dan apitoxin. biasanya produk yang umum dikonsumsi oleh konsumen adalah madu,pollen dan royal jelly.

- Madu.

Madu adalah cairan kental yang dihasilkan oleh lebah madu dari berbagai sumber nektar yang masih mengandung enzim diatase aktif. jumlah maupun kualitas madu dipengaruhi oleh:

1. Ketersediaan pakan lebah penghasil nektar dan pollen bunga, 2. Cuaca,kelembaban ,dan temperatur udara,dan

3. Proporsi koloni lebah yang tertinggi pada sat produksi néctar paling banyak.

Untuk pemanenan madu dapat dilakukan dua kali dalam sebulan dan apabila madu tidak dipanen maka madu tersebut digunakan sebagai makanan untuk lebah madu dan calon anak lebah.


(5)

Adapun cara pemanenan madu adalah sebagai berikut:

1. Di Angkat pondasi kemudian di hentakkan pondasi ke arah dalam stup sehingga lebah lepas dari pondasi dan jatuh ke dasar stup.Lebah yang masih menempel pada pondasi dibersihkan dengan sikat.

2. Di Kupas lilin penutup Madu dengan pisau.Lilin tersebut lalu ditempatkan pada wadah penampung.

3. Pondasi yang telah dikupas lilinnya, dimasukkan kedalam ekstrator untuk mengeluarkan madunya.Ekstrator diputar agar madu keluar dari sarang lebah.

4. setelah madu keluar semua,pondasi dikembalikan ke dalam stup agardapat diisi kembali oleh lebah.

5. Madu yang tertampung dalam ekstrator disaring ditempatkan kedalam dirigen kemudian dilakukan pembotolan.

Ada beberapa jenis madu dan warnanya dapat di lihat pada (Tabel 7): Tabel 7. Beberapa Jenis Madu dan Warnanya

No Jenis Madu Warna

1 Madu Mangga Hitam

2 Madu Kapuk Merah

3 Madu Kopi Kuning Jernih

4 Madu Rambutan Kuning

5 Madu Durian Jernih

6 Madu Kaliandra Kuning Keruh

7 Madu Mahoni Bening


(6)

- Pollen.

Pollen atau tepung saribunga adalah bagian dari antera bunga yang berbentuk butiran atau serbuk halus.Lebah madu mempunyai alat dan cara khas untuk mengumpulkan dan membawa pollen dalam bentuk pellet yaitu pollen disimpan dalam keranjang pollen (corbicula) yang terletak dikaki belakang lebah pekerja.

Cara pemanenan pollen sangatlah mudah yaitu dengan memasang pollen trap di depan pintu keluar masuknya lebah. Untuk panen pollen dapat dilakukan seminggu sekali tetapi ini sangat tergantung dari kondisi di lapangan. Untuk tanaman pengghasil pollen terbanyak adalah tanaman jagung.

- Royal Jelly.

Royal jelly adalah jenis makanan dengan kandungan nutrisi yang sangat kompleks yang berwarna putih dan rasanya asam/ kecut, bahan katalis yang terlibat dalam menyimpan dan menjaga nutrisi untuk keseimbangan sistem serta meningkatkan metabolisme.

Royal jelly merupakan bahan makanan bagi semua tetasan lebah 9larva0 umur 1-3 hari, makanan utama larva calon ratu dan ratu lebah .

Cara memanen royal jelly sama seperti cara pembuatan ratu lebah yaitu mengisi mangkokan ratu dengan larva umur 1-2 hari dan dipasangkan pada bingkai frame untuk dimasukkan ke dalam koloni. Pemanenan royall jelly dilakukan 3-4 hari setelah memindahkan larva lebah ke dalam mangkokan ratu.Apabila kita memanen royal jelly bearti kita harus mengorbankan calon ratu lebah.