Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan agama merupakan dasar dari pembentukan akhlak setiap manusia, begitu juga yang dituliskan dalam UU nomo 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab 1 pasal 1 menyatakan “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara akif mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan di rumah, masyarakat, bangsa dan negara”. Dengan demikian, peran guru sangat penting dalam membantu meningkatkan akhlak peserta didik, sehingga peserta didik mampu menghadai hambatan-hambatan dalam kehidupan. Hambatan tersebut dapat berupa pola pikir masyarakat, gaya hidup hingga budaya yang berkembang. Era modern ini semakin berkembang ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga banyak membawa perubahan. Hal ini terjadi hampir diseluruh tatanan kehidupan manusia, Perubahan tersebut mulai dari perubahan pola pikir masyarakat, gaya hidup, hingga budaya yang berkembang. Perubahan juga memunculkan beragam dampak dan permasalahan yang semakin kompleks. Era modern ini dikenal sebagai era yang bebas, tanpa batas, dan menyatu. Berbagai budaya dari seluruh belahan dunia dapat diikuti dengan mudah, baik itu budaya yang bernilai positif ataupun negatif. Budaya yang bernilai positif memberi peluang bagi berkembangnya budaya lokal yang lebih kompetitif. Pada sisi yang sebaliknya muncul pula pandangan yang melihat akibat negatif dari budaya dalam kehidupan masyarakat. Budaya sebagai produk buah tangan manusia mampu memikat jutaan mata manusia. Budaya dengan segala macam bentuknya menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat. Budaya kini tidak hanya berfungsi sebagai media hiburan, baik secara langsung atau tidak langsung telah banyak mempengaruhi perubahan tatanan sosial masyarakat Indonesia. Bisa dipastikan bahwa saat ini nilai-nilai budaya, serta kesenian yang berlaku di masyarakat sangat berdampak terhadap akhlak dari suatu masyarakat yang tengah mengalami pergeseran kearah kemerosotan. Banyak masyarakat yang melakukan pembenaran atas budaya yang diikutinya dengan menjadikan budaya sebagai aset bangsa. Sebagai bukti semakin maraknya budaya lokal seperti seni Bantengan. Sebagian contoh nyata dari pengaruh budaya seni Bantengan terhadap akhlak adalah dengan semakin maraknya anak-anak usia sekolah dasar di Kota Batu yang sering mengikutinya, anak-anak menirukan adegan yang diperagakan dalam seni Bantengan, seperti adegan kesurupan, dan masih banyak lagi yang lainnya. Kasus yang paling memprihatinkan adalah ketika ada anak SD usia 7-12 tahun melakukan adegan kesurupan seperti dalam budaya seni Bantengan yang sedang beratraksi. Ini dilakukan anak-anak pada jam pelajaran di ruang kelas ketika pergantian jam dilakukan dan juga ketika anak-anak beristirahat diluar kelas, sehingga sangat mengganggu proses belajar mengajar di sekolah. Dampak negatif budaya seni Bantengan terhadap perilaku siswa yang sudah terjadi pada anak usia SD sebagaimana tersebut di atas, praktek seni Bantengan terkadang dilakukan di lingkungan sekolah, tentu menjadi permasalahan serius karena disamping menggangu proses pembelajaran juga tentu berpengaruh negatif terhadap perkembangan akhlak siswa. Guru Sebagai pendidik khususnya guru pendidikan agama Islam hendaknya berupaya untuk mangatasi permasalahan tersebut melalui langkah-langkah diantaranya; Menjadi figur keteladanan hidup bagi peserta didik. Guru agama hendaknya mampu memberikan santapan rohani dengan ilmu, mendidik akhlak dan memberi contoh yang baik dan benar. Maka guru PAI bertugas untuk mencari solusi atas permasalahan akhlak yang tengah terjadi di Indonesia karena anak-anak merupakan generasi baru calon penerus dan pemimpin bangsa. Merekalah yang kelak akan memegang kendali peradaban bangsa. Sebagai calon-calon pemimpin seharusnya mereka dibekali dengan ilmu-ilmu yang benar, tepat dan bermanfaat. Mereka juga harus dibekali dengan akhlak mulia, agar ketika memimpin bisa terwujud peradaban yang gemilang dan selaras antara manusia, alam dan Penciptanya. Pembinaan akhlak dan pengenalan lingkungan sosial sejak dini pada anak sangatlah penting. Jalaluddin mengatakan bahwa sejak anak usia SD akan memiliki minat yang besar untuk belajar dan mengikuti segala bentuk tindakan amal keagamaan 1 . Dengan demikian pembinaan akhlak yang tepat akan mengena dan terkristal dengan baik pada anak usia SD. Tanpa adanya pembinaan akhlak secara tepat dan konsisten, jiwa anak dapat dengan mudah terserang virus penyakit jiwa seperti asosial dan amoral. Penyakit ini dapat mengganggu dan menghambat perkembangan keberagamaan anak. Sekolah Dasar Negeri SDN Tulung Rejo 04 yang berada di Desa Tulung Rejo Kota Batu berada di kawasan dimana seni budaya Bantengan begitu membudaya dan banyak diminati oleh warganya termasuk anak usia SD. Berlatar belakang pedesaan yang masyarakatnya seharusnya masih memiliki kearifan lokal tentu mendukung bagi perkembangan moral dan akhlak peserta didik. Berdasarkan hasil analisa awal peneliti, terdapat beberapa perilaku yang telah menunjukkan dampak negatif dari budaya Bantengan pada akhlak peserta didik di SDN Tulung Rejo 04. Guru sebagai orang tua kedua diharapkan mampu membina, mendidik, membimbing dan memberikan benteng bagi peserta didik dengan menanamkan nilai-nilai akhlak mulia. Upaya yang telah dilakukan oleh guru PAI diantaranya memberikan pendampingan, bimbingan dan kepercayaan pada anak, bekerjasama dengan orang tua. Namun upaya yang dilakukan tersebut masih belum maksimal dan belum cukup untuk 1 Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008, hal. 66 dapat membentengi akhlak peserta didik dari pengaruh negatif budaya Bantengan. Berakar dari permasalahan di atas, maka penulis ingin mengetahui lebih jauh bagaimana upaya preventif yang telah dilakukan oleh guru PAI di SDN Tulung Rejo 04 dalam menghadapi dampak negatif budaya seni Bantengan terhadap akhlak peserta didiknya, hal ini disebabkan karena SDN 04 Tulung Rejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu mempunyai banyak seni Bantengan dengan pesertanya anak-anak. Sehingga dalam penelitian ini penulis mengambil judul: “Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menghadapi Dampak Negatif Budaya Seni Bantengan Terhadap Akhlak Siswa di SDN 04 Tulung Rejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu ”.

B. Rumusan Masalah