Perancangan Alat Pengirim Dan Penerima Data Menggunakan Infra Merah Berbasis Mikrokontroler AT89S51

(1)

PERANCANGAN ALAT PENGIRIM DAN PENERIMA DATA MENGGUNAKAN INFRA MERAH BERBASIS MIKROKONTROLER

AT89S51

TUGAS AKHIR

LENNI DARLIAH

042408039

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ILMU KOMPUTER

FAKULATAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PERSETUJUAN

Judul : PERANCANGAN ALAT PENGIRIM DAN

PENERIMA DATA MENGGUNAKAN INFRA MERAH BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51

Katageori : TUGAS AKHIR

Nama : LENNI DARLIAH

Nomor Induk Mahasiswa : 042408039

Program Studi : D3 FISIKA INSTRUMENTASI

Departemen : FISIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, 20 Juli 2007 Komisi Pembimbing :

Pembimbing

Drs.Muhammad Firdaus,M.Si NIP: 131273463

Diketahui/Disetujui Oleh

Departemen Fisika FMIPA USU Ketua,

Dr.Marhaposan Situmorang NIP : 130810771


(3)

PERNYATAAN

PERANCANGAN ALAT PENGIRIM DAN PENERIMA DATA MENGGUNAKAN INFRA MERAH BERBASIS MIKROKONTROLER

AT89S51

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan,19 Juli 2007

LENNI DARLIAH 042408039


(4)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya pada penulis serta diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Drs.Muhammad Firdaus,M.Si, selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah memberikan sumbangan ilmu dan arahan kepada penulis. Panduan ringkas, padat dan profesional telah diberikan kepada penulis agar dapat menyelesaikan tugas ini. Ucapan terimakasih ditujukan kepada Bapak Dr. Marhaposan Situmorang dan Ibu Dra.Justinon M.Si, selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi D3 Fisika Instrumentasi, Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, semua dosen, pegawai/staf pada jurusan Fisika Instrumentasi, asisten dosen dan asisten laboratorium, rekan-rekan kuliah serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima kasih atas bantuannya dalam penyelesaian tugas akhir ini. Akhirnya, tidak terlupakan kepada bapak, ibu dan semua sanak keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis. Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.


(5)

ABSTRAK

Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai perancangan alat pengirim dan penerima data menggunakan infra merah berbasis mikrokontroler AT89S51. Perancangan ini menggunakan dua buah mikrokontroler, sebuah pemancar menggunakan infra merah, sebuah penerima menggunakan IC TSOP 1738. Mikrokontroler merupakan pusat pengolahan data dan pusat pengendali, pemancar dengan menggunakan infra merah berfungsi untuk mengirim data ke penerima. Data yang dikirimkan agar sesuai dengan data yang dipancarkan, maka infra merah harus dipancarkan dengan frekuensi 38 KHz karena frekuensi ini bebas dari gangguan frekuensi infra merah alam. Sebagai tampilan digunakan seven segmen yang berfungsi sebagai display dari nilai yang dikirimkan atau nilai yang ditampilkan.


(6)

THE DESIGN OF DATA TRANSMITTER AND RECEIVER USING INFRA RED BASED ON MICROCONTROLLER AT89S51

ABSTACT

This study is to learn about the design of data transmitter and receiver using infra red based on microcontroller AT89S51. The design use two microcontroller, one transmitter that using infra red, one receiver using IC TSOP 1738. Microcontroller is a central of the data process and the central of command, the transmitter with use infra red that the function to send the data to receiver. The sent data is suitable with the data that transmitted, so the infra red have to transmitted with 38 KHz frecuency, because this frecuency is free from the distrub of nature infra red. Has as the display used seven segment that the function as display from the value that sent or the value that displayed on receiver.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

PERSETUJUAN ii

PERNYATAAN iii

PENGHARGAAN iv

ABSTRAK v

ABSTRACT vi

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang 1

1.2Batasan Masalah 1

1.3Tujuan Penelitian 2

1.4 Metode Penelitian 2

1.5Sistematika Penulisan 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perangkat Keras Mikrokontroler AT89S51 4 2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 4 2.1.2 Konstruksi Mikrokontroler AT89S51 5 2.2 Perangkat Lunak Mikrokontroler AT89S51 9 2.2.1 Bahasa Assembly MCS-51 9 2.2.2 Software 8051 Editor, Assembler, Simulator 13

2.2.3 Software Downloader 14

2.3. Infra merah 14

2.3.1 Pemancar Infra merah 15

2.3.2 Penerima Infra merah 16

2.4 Seven Segmen 17

BAB 3 PERANCANGAN DAN SISTEM KERJA RANGKAIAN

3.1.Diagram Blok Rangkaian 18

3.2 Sistem Kerja Rangkaian 19

BAB 4 PEMBAHASAN RANGKAIAN DAN PROGRAM

4.1 Perancangan Power Supplay (PSA) 20

4.2 Rangkaian Minimum AT89S51 21

4.3 Rangkaian Display Seven Segmen 22

4.4 Rangkaian Pengirim Data Melalui Infra merah 25 4.5 Rangkaian Penerima Data Melalui Infra merah 29 4.6 Program


(8)

4.6.2 Program Penerima 35 BAB 5 PENUTUP

6.1 Kesimpulan 37

6.2 Saran 37

DAFTAR PUSTAKA 38


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 : IC Mikrokontroler AT89S51 7

Gambar 2.2: Software 8051 Editor, Assembler, Simulator(IDE) 13

Gambar 2.3: ISP- Flash Programmer 3.a 14

Gambar 2.4: Susunan Seven Segmen 17

Gambar 3.1: Diagram Blok Rangkaian 18

Gambar 4.1: Rangkaian Power Supplay(PSA) 20

Gambar 4.3: Rangkaian Minimum AT89S51 21

Gambar 4.4: Rangkaian Display Seven Segmen 22

Gambar 4.5: Rangkaian Pengirim Data Melalui Infra merah 25


(11)

ABSTRAK

Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai perancangan alat pengirim dan penerima data menggunakan infra merah berbasis mikrokontroler AT89S51. Perancangan ini menggunakan dua buah mikrokontroler, sebuah pemancar menggunakan infra merah, sebuah penerima menggunakan IC TSOP 1738. Mikrokontroler merupakan pusat pengolahan data dan pusat pengendali, pemancar dengan menggunakan infra merah berfungsi untuk mengirim data ke penerima. Data yang dikirimkan agar sesuai dengan data yang dipancarkan, maka infra merah harus dipancarkan dengan frekuensi 38 KHz karena frekuensi ini bebas dari gangguan frekuensi infra merah alam. Sebagai tampilan digunakan seven segmen yang berfungsi sebagai display dari nilai yang dikirimkan atau nilai yang ditampilkan.


(12)

THE DESIGN OF DATA TRANSMITTER AND RECEIVER USING INFRA RED BASED ON MICROCONTROLLER AT89S51

ABSTACT

This study is to learn about the design of data transmitter and receiver using infra red based on microcontroller AT89S51. The design use two microcontroller, one transmitter that using infra red, one receiver using IC TSOP 1738. Microcontroller is a central of the data process and the central of command, the transmitter with use infra red that the function to send the data to receiver. The sent data is suitable with the data that transmitted, so the infra red have to transmitted with 38 KHz frecuency, because this frecuency is free from the distrub of nature infra red. Has as the display used seven segment that the function as display from the value that sent or the value that displayed on receiver.


(13)

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penulisan

Tekhnologi pada saat ini sangat berkembang pesat, yang semakin hari manusia membutuhkan adanya kemajuan tekhnologi. Kebutuhan manusia terhadap peralatan yang cerdas dan dapat bekerja secara otomatis semakin meningkat, disamping cara kerjanya yang teliti juga peralatan ini tidak perlu dipantau setiap saat, tetapi mengaktifkan peralatan tersebut dan kemudian mengaturnya sesuai keinginan, maka peralatan tersebut akan mengerjakan tugasnya sesuai dengan program yang telah diberikan.

Untuk dapat memonitor peralatan tersebut secara otomatis, maka dibutuhkan sebuah alat yang bisa mengirim data sesuai yang diinginkan. Untuk lebih efisien digunakan sebuah mikrokontroler. Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi saat ini, hal itu sangat mungkin dilakukan

.

Salah satu alat yang cerdas yang dibutuhkan oleh manusia adalah alat pengirim data jarak jauh dengan menggunakan inframerah. Alat ini akan mengirimkan data dari jarak tertentu melalui transmitter dan akan diterima oleh receiver pada jarak tertentu juga.

Sebelum menyusun laporan tugas akhir ini, terlebih dahulu dibuat alat pengirim data menggunakan inframerah yang berbasis mikrokontroler AT89S51. Aplikasi alat ini dekat dengan kehidupan manusia sehari-hari yaitu remot control seperti remot kontrol TV, VCD, DVD,remot AC dan sebagainya.

1.2 Batasan Masalah

Mengacu pada hal diatas, penulis membuat alat yang dapat mengirimkan data secara jarak jauh dengan menggunakan infra merah . Alat ini akan menggunakan


(14)

mikrokontroler AT89S51, sebagai pusat dari semua operasi, meliputi pengolahan data, penampilan data, pengiriman dan penerimaan data.[1]

Alat ini akan memanfaatkan sinar infra merah sebagai media pengiriman data, dan menggunakan IC TSOP 1738 sebagai penerima sinar infra merah. Alat ini akan menggunakan seven segmen sebagai penampil nilai yang dikirimkan atau nilai yang diterima.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan studi program D3 Fisika Instrumentasi FMIPA Universitas Sumatera Utara.

2. Untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari perkuliahan. 3. Untuk memperdalam wawasan dalam pemamfaatan mikrokontroler sebagai

alat pengiriman dan penerimaan data secara wireless, dengan menggunakan infra merah.

1.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah:

1. Melakukan studi keperputakaan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan judul tugas akhir ini.

2. Mengumpulkan dan membaca data sheet mengenai komponen yang digunakan.

3. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing serta dosen-dosen dan staf pengajar yang berkaitan dengan realisasi dibidang masing-masing.


(15)

I.5 Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, batasan masalah, tujuan penulisan serta sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Dalam bab ini terdiri dari beberapa sub bab, yang mana akan di bahas tentang teori-teori pendukung yang berkaitan tentang mikrokontroler AT89S51(hardrware dan software) dan inframerah.

BAB 3 PERANCANGAN DAN SISTEM KERJA RANGKAIAN

Pada bab ini akan dibahas tentang perancangan alat dan sistem kerja rangkaian.

BAB 4 PEMBAHASAN RANGKAIAN DAN PROGRAM

Pada bab ini akan dibahas hasil analisa dari rangkaian-rangkaian yang digunakan untuk membentuk suatu perancangan alat serta pada bab ini berisikan program yang diisikan ke mikrokontroler AT89S51.

BAB V. PENUTUP

Bab ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari pembahasan yang dilakukan dari tugas akhir ini serta saran agar rangkaian ini dapat dibuat lebih efisien dan dikembangkan perakitannya pada suatu metode lain yang mempunyai sistem kerja yang sama.


(16)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Perangkat keras Mikrokontroler AT89S51 2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler AT89S51 merupakan salah satu keluarga dari MCS-51 keluaran Atmel. Jenis mikrokontroler ini pada prinsipnya dapat digunakan untuk mengolah data per bit ataupun data 8 bit secara bersamaan.[3]

Sebuah mikrokontroler dapat bekerja bila dalam mikrokontroler tersebut terdapat sebuah program yang berisi instruksi-instruksi dari sebuah program pada tiap jenis mikrokontroler tersebut. Instruksi-instruksi dari sebuah program pada tiap jenis mikrokontroler mempunyai beberapa perbedaan, misalkan saja instruksi pada mikrokontroler Atmel berbeda dengan instruksi pada mikrokontroler Motorola.[3]

Jenis mikrokontroller ini pada dasarnya dapat digunakan untuk mengolah data per bit maupun data 8 bit secara bersamaan. Sebuah mikrokontroler dapat bekerja apabila dalam mikrokontroler tersebut terdapat sebuah program yang berisi instruksi-instruksi yang akan digunakan untuk menjalankan sistem mikrokontroler tersebut.

Mikrokontroller AT89C51 ini merupakan mikrokontroler satu chip yang mempunyai konfigurasi sebagai berikut :[4]

a. CPU (Central Processing Unit) 8 bit yang termasuk keluarga dari MCS51. b. Kemampuan boolean processor (logika 1 bit).

c. 32 jalur port I/O bidirectional, dapat dialamati tiap port.

d. Program memori internal berupa Flash PEROM dengan kapasitas 4KB. e. RAM internal sebesar 128 byte.


(17)

f. Dua buah timer internal 16 bit. g. Satu buah port komunikasi serial. h. Dua buah interupsi eksternal.

Susunan pin-pin pada Mikrokontroller AT89C51:[4] a. Port 0 (1 byte) terletak pada pin 32 hingga 39. b. Port 1 (1 byte) terletak pada pin 1 hingga 8. c. Port 2 (1 byte) terletak pada pin 21 hingga 28. d. Port 3 (1 byte) terletak pada pin 10 hingga 17. e. Kristal dipasang pada pin 18 dan 19.

f. Reset terletak pada pin 9.

g. Pin catudaya positif 5V pada kaki 40 h. Ground pada kaki 20.

Banyak aplikasi mikrokontroler diantaranya dalam bidang pengukuran jarak jauh. Misalnya pengukuran disuatu tempat yang membahayakan manusia, maka akan lebih nyaman jika dipasang suatu sistem pengukuran yang bisa mengirimkan data lewat pemancar dan diterima oleh stasiun pengamatan dari jarak yang cukup aman dari sumbernya. Sistem pengukuran jarak jauh ini jelas membutuhkan suatu sistem akuisisi data sekaligus sistem pengiriman data secara serial (melalui pemancar), yang semuanya itu bisa diperoleh dari mikrokontroler yang digunakan.

2.1.2 Kontruksi AT89S51

Mikrokontrol AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-Farad dan resistor 10 Kilo Ohm dipakai untuk membentuk rangkaian reset. Dengan adanya rangkaian reset ini AT89S51 otomatis direset begitu rangkaian menerima catu daya. Kristal dengan


(18)

frekuensi maksimum 24 MHz dan kapasitor 30 piko-Farad dipakai untuk melengkapi rangkaian oscilator pembentuk clock yang menentukan kecepatan kerja mikrokontroler.[4]

Memori merupakan bagian yang sangat penting pada mikrokontroler. Mikrokontroler memiliki dua macam memori yang sifatnya berbeda.

Read Only Memory (ROM) merupakan memori yang hanya dapat dibaca. Data

yang disimpan di ROM tidak akan hilang meskipun tegangan supply dimatikan. Dari sifatnya maka ROM sering dipakai untuk menyimpan program.[3]

Random Access Memori (RAM) merupakan memori yang dapat dibaca san

ditulis. Isinya akan sirna begitu IC kehilangan catu daya, dipakai untuk menyimpan data pada saat progam bekerja. RAM yang dipakai untuk menyimpan data ini disebut sebagai memori data.[3]

Ada berbagai jenis ROM. Untuk mikrokontroler dengan progam yang sudah baku dan diproduksi secara masal, progam diisikan ke dalam ROM pada saat IC mikrokontroler dicetak di pabrik IC. Untuk keperluan tertentu mikrokontroler mengunakan ROM yang dapat diisi ulang atau Programble-Eraseable ROM yang disingkat menjadi PEROM atau PROM. Dulu banyak dipakai UV-EPROM (Ultra

Violet Eraseable Progamble ROM) yang kemudian dinilai mahal dan ditinggalkan

setelah ada flash PEROM yang harganya jauh lebih murah.[3]

Jenis memori yang dipakai untuk Memori Program AT89S51 adalah Flash PEROM, program untuk mengendalikan mikrokontroler diisikan ke memori itu lewat bantuan alat yang dinamakan sebagai AT89S51 Flash PEROM Programmer. [3]


(19)

Gambar 2.1: IC Mikrokontroler AT89S51

Deskripsi pin-pin pada mikrokontroler AT89S51 :[4]

VCC (Pin 40) sebagai suplai tegangan.[4]

GND (Pin 20) digunakan sebagai Ground atau pentanahan.[4] Port 0 (Pin 39-Pin 32)

Port 0 dapat berfungsi sebagai I/O biasa. Port 0 merupakan port paralel 8 bit dua arah.[3]

Port 2 (Pin 21 – pin 28)

Port 2 merupakan port parallel 8 bit dua arah, port ini mengirim byte alamat bila dilakukan peaksesan memori eksternal.

Port 3 (Pin 10 – pin 17)

Port 3 merupakan 8 bit port I/O. Port 3 juga mempunyai fungsi pin masing-masing, yaitu sebagai berikut :[4]


(20)

Nama pin Fungsi P3.0 (pin 10) RXD (Port input serial) P3.1 (pin 11) TXD (Port output serial) P3.2 (pin 12) INTO (interrupt eksternal 0) P3.3 (pin 13) INT1 (interrupt eksternal 1) P3.4 (pin 14) T0 (input eksternal timer 0) P3.5 (pin 15) T1 (input eksternal timer 1)

P3.6 (pin 16) WR (menulis untuk eksternal data memori) P3.7 (pin 17) RD (untuk membaca eksternal data memori)

RST (pin 9)

Reset akan aktif dengan memberikan input high selama 2 cycle.[4]

ALE/PROG (pin 30)

Digunakan untuk menahan alamat memori eksternal selama pelaksanaan instruksi.[4]

PSEN (pin 29)

Progam store enable digunakan untuk mengakses memori progam eksternal.[4]

EA/Vpp (pin 31)

Pada kondisi low, pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan menjalankan program yang ada pada memori eksternal setelah sistem direset. [4]

XTAL1 (pin 19)

Input untuk clock internal.[4]

XTAL2 (pin 18)


(21)

2.2 Perangkat Lunak Mikrokontroler AT89S51 2.2.1 Bahasa Assembly MCS-51

Program bahasa Assembly adalah sebuah program yang terdiri atas label-label, mnemonic dan lain sebagainya. Sedangkan assembler adalah suatu program yang dapat menerjemahkan program bahasa assembly keprogram bahasa mesin.[2]

Bahasa yang digunakan untuk memprogram IC mikrokontroler AT89S51 adalah bahasa assembly untuk MCS-51. Angka 51 merupakan jumlah instruksi pada bahasa ini hanya ada 51 instruksi. Dari 51 instruksi, yang sering digunakan orang hanya 10 instruksi. Instruksi –instruksi tersebut antara lain :[2]

1. Instruksi MOV

Perintah ini merupakan perintah untuk mengisikan nilai ke alamat atau register tertentu. Pengisian nilai dapat secara langsung atau tidak langsung.

Contoh pengisian nilai secara langsung

MOV R0,#20h

Perintah di atas berarti : isikan nilai 20 Heksadesimal ke register 0 (R0). Tanda # sebelum bilangan menunjukkan bahwa bilangan tersebut adalah nilai. Contoh pengisian nilai secara tidak langsung

MOV 20h,#80h ... ... MOV R0,20h

Perintah di atas berarti : isikan nilai yang terdapat pada alamat 20 Heksadesimal ke register 0 (R0).

Tanpa tanda # sebelum bilangan menunjukkan bahwa bilangan tersebut adalah alamat.


(22)

2. Instruksi DJNZ

Decreament Jump If Not Zero (DJNZ) ini merupakan perintah untuk mengurangi nilai register tertentu dengan 1 dan lompat jika hasil pengurangannya belum nol. Contoh ,

MOV R0,#80h Loop: ...

... DJNZ R0,Loop

...

R0 =1, jika belum 0 lompat ke loop, jika R0 = 0 maka program akan meneruskan ke perintah pada baris berikutnya.

3. Instruksi ACALL

Instruksi ini berfungsi untuk memanggil suatu rutin tertentu. Contoh :

... ACALL TUNDA ... TUNDA:

...

4. Instruksi RET

Instruksi RETURN (RET) ini merupakan perintah untuk kembali ke rutin pemanggil setelah instruksi ACALL dilaksanakan. Contoh,

ACALL TUNDA ... TUNDA:

... RET


(23)

5. Instruksi JMP (Jump)

Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu. Contoh,

Loop:

... ... JMP Loop

6. Instruksi JB (Jump if bit)

Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu, jika pin yang dimaksud berlogika high (1). Contoh,

Loop:

JB P1.0,Loop ...

7. Instruksi JNB (Jump if Not bit)

Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu, jika pin yang dimaksud berlogika Low (0). Contoh,

Loop:

JNB P1.0,Loop ...

8. Instruksi CJNZ (Compare Jump If Not Equal)

Instruksi ini berfungsi untuk membandingkan nilai dalam suatu register dengan suatu nilai tertentu. Contoh,

Loop:

... CJNE R0,#20h,Loop ...


(24)

Jika nilai R0 tidak sama dengan 20h, maka program akan lompat ke rutin Loop. Jika nilai R0 sama dengan 20h,maka program akan melanjutkan instruksi selanjutnya..

9. Instruksi DEC (Decreament)

Instruksi ini merupakan perintah untuk mengurangi nilai register yang dimaksud dengan 1. Contoh,

MOV R0,#20h R0 = 20h ...

DEC R0 R0 = R0 – 1 ...

10. Instruksi INC (Increament)

Instruksi ini merupakan perintah untuk menambahkan nilai register yang dimaksud dengan 1. Contoh,

MOV R0,#20h R0 = 20h ...

INC R0 R0 = R0 + 1 ...


(25)

2.2.2 Software 8051 Editor, Assembler, Simulator (IDE)

Instruksi-instruksi yang merupakan bahasa assembly tersebut dituliskan pada sebuah editor, yaitu 8051 Editor, Assembler, Simulator (IDE). Tampilannya seperti di bawah ini:

Gambar 2.2: 8051 Editor, Assembler, Simulator (IDE)

Setelah program selesai ditulis, kemudian di-save dan kemudian di-Assemble (di-compile). Pada saat di-assemble akan tampil pesan peringatan dan kesalahan. Jika masih ada kesalahan atau peringatan, itu berarti ada kesalahan dalam penulisan perintah atau ada nama subrutin yang sama, sehingga harus diperbaiki terlebih dahulu sampai tidak ada pesan kesalahan lagi.

Software 8051IDE ini berfungsi untuk merubah program yang kita tuliskan ke dalam bilangan heksadesimal, proses perubahan ini terjadi pada saat peng-compile-an. Bilangan heksadesimal inilah yang akan dikirimkan ke mikrokontroller.


(26)

2.2.3 Software Downloader

Untuk mengirimkan bilangan-bilangan heksadesimal ini ke mikrokontroller digunakan software ISP- Flash Programmer 3.0a yang dapat didownload dari internet. Tampilannya seperti gambar di bawah ini:

Gambar 2.3 : ISP- Flash Programmer 3.a

Cara menggunakannya adalah dengan meng-klik Open File untuk mengambil file heksadesimal dari hasil kompilasi 8051IDE, kemudian klik Write untuk mengisikan hasil kompilasi tersebut ke mikrokontroller.

2.3 Inframerah

Sinar infra merah adalah radiasi elektromagnetik yang merupakan sinar tidak tampak, berada pada spektrum warna merah. Infra merah berarti “bawah merah”, berasal dari bahasa Latin “infra” yang berarti bawah. Dapat dikatakan bahwa cahaya matahari 80 % nya adalah sinar inframerah, karena lebarnya jangkauan gelombang sinar ini 0,75 – 1000 micron.[6]

Sinar inframerah dikelompokkan dalam tiga zona,yaitu:[6] a. Near Infrared ray dengan panjang gelombang 0,75 – 1,5 micron.


(27)

b. Middle Infrared ray dengan panjang gelombang 1,5 – 4 micron. c. Far Infrared ray dengan panjang gelombang 4 – 1000 micron.

Spektrum sinar matahari terdiri dari sinar tampak dan sinar tak tampak. Sinar tampak meliputi: merah, orange, kuning, hijau, dan ungu. Sinar tidak tampak antara lain: sinar ultraviolet, sinar x, sinar gamma, sinar kosmik, mikrowave, gelombang listrik dan inframerah. Gelombang elektromagnetik diantara sinar tampak dan sinar mikrowave dinamakan sinar inframerah, dengan karakteristik adalah tidak kasat mata atau tidak terlihat, bersifat linear atau menyebar, refraktif atau dapat dipantulkan dan dapat diserap oleh beberapa objek.[6]

2.3.1 Pemancar Data Infra merah

Infra Red Transmitter merupakan suatu modul pengirim data melalui

gelombang infra merah dengan frekuensi carrier sebesar 38 kHz. Modul ini dapat difungsikan sebagai output dalam aplikasi transmisi data nirkabel seperti robotik, sistem pengaman, data logger, absensi, dan sebagainya.[5]

Spesifikasi Hardware diantaranya adalah sebagai berikut:[5] 1. Tegangan kerja: +5 VDC.

2. Frekuensi carrier penerima infra merah: 38 kHz. 3. Panjang gelombang puncak 940 nm.

4. Sudut pancaran ±17o.

5. Jarak maksimum yang teruji pada sudut 0o: 16 m. 6. Jarak maksimum sesuai datasheet: 35 m

7. Memiliki input yang kompatibel dengan level tegangan TTL, CMOS, dan RS-232.


(28)

2.3.2 Penerima Data Inframerah

Infra Red Receiver merupakan suatu modul penerima data melalui gelombang infra merah dengan frekuensi carrier sebesar 38 kHz. Modul ini dapat difungsikan sebagai input dalam aplikasi transmisi data nirkabel seperti robotik, sistem pengaman, datalogger, absensi, dan sebagainya.

Spesifikasi Hardware diantaranya adalah:[5] 1. Tegangan kerja: +5 VDC.

2. Frekuensi carrier penerima infra merah: 38 kHz. 3. Panjang gelombang puncak 950 nm.

4. Sudut penerimaan ±45o.

5. Memiliki 2 output: non-inverting (OUT) dan inverting (OUT).

Keduanya kompatibel dengan level tegangan TTL, CMOS, dan RS-232.

3.1. INTERFACING SEVEN SEGMEN

Seven segmen merupakan adalah komponen integrasai led display yang paling popular diantara segmen-segmen LED yang lain(misalnya ten-segmen, matrix segmen). Pada umumnya system monitor panel-panel control untuk keperluan industri sebagian besar cukup dapat dipenuhi dengan memamfaatkan lajur seven segmen.[1]

Seven segmen mempunyai 7 buah segmen ditambah 1 segmen yang berfungsi sebagai desimal point. Gambar susunan dari seven segmen ditunjukkan pada gambar berikut ini :


(29)

Gambar 3.1 : susunan seven segmen

Segmen yang atas disebut segmen a, segmen sebelah kanan atas disebut segmen b, dan seterusnya sesuai gambar di atas. Dp merupakan singkatan dari desimal point.


(30)

Display 7 Segmen Pemancar Infra Red M ikr okont rol er A T 89S 51 K edua Penerima Infra Red Display 7 Segmen M ikr okont rol er A T 89S 51 P er tam a keypad

BAB III

PERANCANGAN DAN SISTEM KERJA RANGKAIAN

3.1 Diagram Blok Rangkaian

P0.0 P3.0 P0.7 P3.7 P3.7 P3.0

Gambar 3.1: Diagram blok rangkaian

Keypad dihubungkan ke port 0 mikrokontroler AT89S51, sehingga keluaran dari keypad akan langsung diterima oleh mikrokontroler AT89S51. Nilai yang


(31)

diinputkan melalui keypad akan ditampilkan ke display seven segmen yang dihubungkan ke port 3 (P3.0 dan p3.1).

Untuk mengirimkan data yang merupakan nilai dari input keypad ke mikrokontroler kedua digunakan pemancar infra merah yang dihubungkan ke port 3.7. Pada mikrokontroler kedua penerima infra merah dihubungkan ke port 3.7. Kemudian data yang diterima akan ditampilkan ke display seven segmen yang dihubungkan ke port 3.0.

III.2 Sistem Kerja rangkaian

Nilai diinputkan melalui keypad, nilai yang telah diinputkan akan diterima langsung oleh mikrokontroller dan ditampilkan hasilnya melalui display seven segment.

Mikrokontroler pertama akan mengirimkan datanya ke mikrokontroler kedua melalui pemancar infra merah. Pemancar infra merah pada alat ini akan menggunakan sebuah LED infra merah yang akan dikedipkan dengan frekuensi 38 KHz, kemudian dimodulasi dengan data yang akan dikirimkan.

Mikrokontroler kedua akan menerima data yang dikirimkan oleh mikrokontroler pertama melalui penerima infra merah. Penerima infra merah pada alat ini akan digunakan sebuah IC TSOP 1738. Keluaran IC ini akan bernilai high (1) jika ada pancaran infra merah 38 KHz. Dan sebaliknya, keluaran IC ini akan bernilai low (0) jika tidak ada pancaran infra merah 38 KHz. Data yang diterima oleh mikrokontroler kedua akan diolah oleh mikrokontroler untuk ditampilkan nilainya pada display seven segmen.


(32)

Vreg

LM7805CT

IN OUT

TIP32C

100ohm

100uF

330ohm 220V 50Hz 0Deg

TS_PQ4_12

2200uF 1uF

1N5392GP 1N5392GP

12 Volt

5 Volt

BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISA RANGKAIAN

4.1 Perancangan Power Supplay (PSA)

Rangkaian ini berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian. Rangkaian power supplay ditunjukkan pada berikut ini:

Gambar 4.1 : Rangkaian Power Supplay (PSA)

Trafo CT merupakan trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200 μF. Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan.

Transistor PNP TIP 32 disini berfungsi untuk mensupplay arus apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian, sehingga regulator tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari keluaran 2 buah dioda penyearah.


(33)

P1.0 P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 P1.6 P1.7 RST P3.0/RX0 P3.1/TX0 P3.2/INT0 P3.3/INT1 P3.4/T0 P3.5/T1 P3.6/WR P3.7/RD XTAL2 XTAL1 GND P2.7/A16 P2.6/A14 P2.5/A13 P2.4/A12 P2.3/A11 P2.2/A10 P2.1/A9 P2.0/A8 PSEN ALE/PROG EA/VPP P0.7/AD7 P0.6/AD6 P0.5/AD5 P0.4/AD4 P0.3/AD3 P0.2/AD2 P0.1/AD1 P0.0/AD0 VCC AT89S51 40 39 38 37 36 35 34 33 32 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 1

Xtal 12 MHz

10kohm 10uF 4.7kohm 5V VCC 33pF 33pF

4.2 Rangkaian minimum AT89S51

Rangkaian minimum mikrokontroller AT89S51 ditunjukkan pada gambar 4.2 berikut ini :[4]

Gambar 4.2 : Rangkaian minimum AT89S51

Pin 29 merupakan PSEN (Program Store Enable) dan pin 30 sebagai Address Latch Enable (ALE)/PROG dihubungkan ke ground (diset low), sedangkan Pin 31 External Access Enable (EA) diset high (H). Ini dilakukan karena mikrokontroller AT89S51 tidak menggunakan memori eskternal. Pin 18 dan 19 dihubungkan ke XTAL 12 MHz dan capasitor 33 pF. XTAL ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroller AT89S51 dalam mengeksekusi setiap perintah dalam program. [5]

Pin 9 merupakan masukan reset (aktif tinggi). Pulsa transisi dari rendah ke tinggi akan me-reset mikrokontroller ini. Pin 32 sampai 39 adalah Port 0 yang merupakan saluran/bus I/O 8 bit open collector dapat juga digunakan sebagai


(34)

5V VCC

SEVEN_SEG_DISPLAY

A B C DE F G

In Cl o c k O u t

D6 D5 D4 D3 D2 D1 D0 4094 D7 2 3 10 14 13 12 11 7 6 5 4

P3.0 AT89S51

P3.1 AT89S51

multipleks bus alamat rendah dan bus data selama adanya akses ke memori program eksternal. Karena fungsi tersebut maka Port 0 dihubungkan dengan resistor array. Pin 20 merupakan ground dihubungkan dengan ground pada power supplay. Pin 40 merupakan sumber tegangan positif dihubungkan dengan + 5 volt dari power supplay.[5]

4.3 Rangkaian Display Seven Segmen

Input data dari keypad akan diolah oleh mikrokontroler AT89S51 untuk selanjutnya ditampilkan pada 1-digit seven segmen. Rangkaian display seven segmen tampak seperti gambar di bawah ini :

Gambar 4.3: Rangkaian Display Seven Segmen

Display ini menggunakan 1 buah seven segmen yang dihubungkan ke IC 4094 yang merupakan IC serial to paralel. IC ini akan merubah 8 bit data serial yang masuk menjadi keluaran 8 bit data paralel. Rangkaian ini dihubungkan dengan P3.0 dan P3.1 AT89S51. P3.0 merupakan fasilitas khusus pengiriman data serial yang disediakan oleh mikrokontroler AT89S51. Sedangkan P3.1 merupakan sinyal clock untuk pengiriman data serial.


(35)

Dengan menghubungkan P3.0 dengan IC serial to paralel (IC 4094), maka data serial yang dikirim akan diubah menjadi data paralel. Kemudian IC 4094 ini dihubungkan dengan seven segmen agar data tersebut dapat ditampilkan dalam bentuk angka. Seven segmen yang digunakan adalah aktif low, ini berarti segmen akan hidup jika diberi data low (0) dan segmen akan mati jika diberi data high (1). Untuk menampilkan angka pada seven segmen, maka data yang harus diberikan adalah sebagai berikut:

a. Untuk menampilkan angka nol, data yang harus dikirim adalah 20h

b. Untuk menampilkan angka satu, data yang harus dikirim adalah 0ech

c. Untuk menampilkan angka dua, data yang harus dikirim adalah 18h

d. Untuk menampilkan angka tiga, data yang harus dikirim adalah 88h

e. Untuk menampilkan angka empat, data yang harus dikirim adalah 0c4h

f. Untuk menampilkan angka lima, data yang harus dikirim adalah 82h

g. Untuk menampilkan angka enam, data yang harus dikirim adalah 02h

h. Untuk tampilan kosong (tidak ada nilai yang tampil), data yang harus dikirim adalah 0ffh

Program untuk menampilkan angka pada display seven segmen adalah sebagai berikut:

bil0 equ 20h bil1 equ 0ech bil2 equ 18h bil3 equ 88h bil4 equ 0c4h bil5 equ 82h bil6 equ 02h bil7 equ 0e8h


(36)

bil8 equ 0h bil9 equ 80h bilkosong equ 0ffh

mov 60h,#bil1 mov 61h,#bil2 mov 62h,#bil3 Tampil:

mov sbuf,62h jnb ti,$ clr ti

mov sbuf,61h jnb ti,$ clr ti

mov sbuf,60h jnb ti,$ clr ti sjmp Tampil

Program diatas akan menampilkan nilai 123 pada display seven segmen. Dan nilai berapapun yang diisikan ke alamat 60h, 61h dan 62h akan ditampilkan pada display seven segmen.


(37)

4.4 Rangkaian Pengirim Data Melalui Infra Merah

Data yang yang telah diolah mikrokontroler AT89S51, selain ditampilkan pada display seven segmen, data tersebut juga dikirimkan ke rangkaian penerima dengan menggunakan LED infra merah. Rangkaiannya seperti gambar di bawah ini :

Gambar 4.4: Rangkaian Pengirim Data Melalui Infra Merah

Pada rangkaian di atas LED infra merah akan menyala jika basis pada transistor C945 diberi tegangan yang lebih besar dari 0,7 volt, ini akan sama artinya jika pada P3.7 AT89S51 diberi logika high (1), karena pin yang diberi logika high akan mempunyai tegangan 4 s/d 5 volt, cukup untuk mengaktifkan transistor. Sedangkan untuk mematikan LED infra merah, maka P3.7 AT89S51 harus diberi logika low (0), karena dengan memberikan logika low pada P3.7, maka P3.7 akan memiliki tegangan 0 s/d 0,009 volt, tegangan ini akan menyebabkan transistor tidak aktif.

Untuk pengiriman data agar data dapat dikirimkan dari jarak yang jauh, maka LED infra merah harus dipancarkan dengan frekuensi 38 KHz karena frekuensi ini bebas dari gangguan frekuensi infra merah alam. Jika LED infra merah dipancarkan

P3.7 ( AT89S51)

LED_ir 5V VCC

330?

R2

4.7k?


(38)

dengan frekuensi selai 38 KHz, maka pancarannya akan terganggu oleh frekuensi-frekuensi infra merah dari alam, seperti frekuensi-frekuensi infra merah yang dipancarkan oleh matahari, tumbuhan, bahkan badan manusia. Dengan menggunakan frekuensi 38 KHz, maka pancaran LED infra merah yang dihasilkan oleh rangkaian tidak terganggu oleh pancaran infra merah alam, sehingga jarak pengiriman data semakin jauh.

Untuk memancarkan frekuensi 38 KHz dari LED infra merah, langkah yang harus dilakukan adalah dengan mengedipkannya (menghidupkan dan mematikannya) dengan frekuensi tersebut, yaitu dengan memberikan logika high dan low pada P3.7 dengan selang waktu (perioda) :

1 1 13 0, 0000263 26, 3

38 38 10

T s s

f KHz x Hz µ

= = = ==

Untuk mendapatkan perioda tersebut, maka program yang harus diberikan pada mikrokontroler AT89S51 adalah:

38KHz:

clr p3.7 nop nop nop nop nop nop nop nop nop nop nop nop

setb p3.7 nop

nop nop nop nop


(39)

nop nop nop nop nop

sjmp 38KHz

Mikrokontroler AT89S51 memerlukan 12 Clock setiap satu siklus mesin. Dengan demikian, jika digunakan kristal 12 MHz, maka waktu yang diperlukan untuk satu siklus mesin adalah :

6

12

1 10 1

12

Clock

x sekon s

MHz = = µ

Lamanya logika low (0) pada P3.7 adalah 13 μ dan lamanya logika high (1) adalah 13 μs, sehingga periodanya menjadi 26 μs.

13 μs 13 μs

Low High 26 μs

Dengan demikian frekuensi yang dihasilkan oleh P3.7 adalah :

6 6

1 1 1 1 10

38461 38, 461

26 26 10 26

x

f Hz KHz

T µs xs

= = = = = =

Jika LED infra merah dipancarkan dengan frekuensi ini, maka pancaran LED infra merah dari rangkaian tidak akan terganggu oleh frekuensi infra merah alam. Sebagai catatan frekuensi infra merah yang tidak dipengaruhi oleh frekuensi infra merah dari alam adalah anatara 38 KHz s/d 40 KHz, frekuensi inilah yang digunakan sebagai frekuensi remote kontrol dari TV, VCD dan DVD di seluruh dunia.


(40)

Ketika penerima infra merah menerima pancaran infra merah dengan frekuensi 38 KHz dari rangkaian pemancar, maka output dari penerima akan berlogika high (1), jika pancaran infra merah ini dihentikan, maka penerima akan mendapatkan logika low (0) sesaat (± 1200 μs ) kemudian berubah menjadi high (1) kembali walaupun tidak ada pancaran infra merah dengan frekuensi 38 KHz. Ini sudah merupakan karakteristik dari penerima infra merah yang digunakan (TSOP 1738). Pada alat ini, logika high setelah setelah logika low sesaat itulah yang dijadikan sebagai data, sehingga dengan mengatur lebar pulsa high (1) tersebut dengan suatu nilai tertentu dan menjadikan nilai tersebut sebagai datanya, maka pengiriman data dapat dilakukan.

Setiap data mempunyai lebar pulsa high (1) tertentu. Untuk nilai data 0, maka lebar pulsa high yang dikirim adalah ± 1131 μ sekon. Programnya seperti berikut:

Mov 70h,#0

Inc 70h Kirim:

Mov r0,70h Acall data Sjmp kirim

data: loop1:

acall pulsa djnz r0,loop1 ret

pulsa:

Clr P0.0 ; 1μs

Mov r7,#2 ; 1μs

pls:

mov r6,#255฀ ; 1μs djnz r6,$฀ ; 2x255=510μs

djnz r7,pls ; 2μs =513x2=1026μs mov r7,#50 ; 1μs


(41)

P3.7 ( AT89S51) 5V

VCC

100฀

10uF

i _1

0

i

i _1

i

djnz r7,$฀ ; 2x50=100μs

ret฀ ; 2μs

Total 1131μs

Demikian juga seterusnya jika yang dikirimkan data 1 s/d data 9, maka data ini akan ditambah dengan nilai 1, dan kemudian hasil penjumlahannya digunakan sebagai banyaknya perulangan dalam pengiriman pulsa.

Sebagai contoh jika data yang dikirimkan adalah data 1, maka data ini akan ditambahkan 1 sehingga hasilnya menjadi 2. 2 inilah yang merupakan banyaknya perulangan pengiriman pulsa. Jadi lebar pulsa untuk data satu ± 2 x 1.131 μs = 2.262 μs. Demikian pula untuk data-data yang lainnya.

4.5 Rangkaian Penerima Data Melalui Infra Merah

IC yang digunakan sebagai penerima infra merah adalah IC TSOP 1738. IC ini sering digunakan sebagai penerima/receiver remote control dari TV atau VCD. Rangkaiannya tampak seperti dibawah ini:

TSOP1738

Gambar 4.5: Rangkaian Penerima Infra Merah

Pada rangkaian diatas digunakan resistor 100 ohm untuk membatasi arus yang masuk pada rangkaian, sedangkan kapasitor 10 μF digunakan agar arus yang masuk ke IC TSOP 1738 lebih stabil.


(42)

IC ini mempunyai karakteristik yaitu akan mengeluarkan logika high (1) atau tegangan ± 4,5 volt pada outputnya jika IC ini mendapatkan pancaran sinar infra merah dengan frekuensi antara 38 – 40 KHz, dan IC ini akan megeluarkan sinyal low (0) atau tegangan ± 0,109 volt jika pancaran sinar infra merah dengan frekuensi antara 38 – 40 KHz berhenti, namun logika low tersebut hanya sesaat yaitu sekitar 1200 μs, setelah itu outputnya kan kembali menjadi high. Sifat inilah yang dimanfaatkan sebagai pengiriman data.

Output dari IC ini dihubungkan ke P3.7 pada mikrokontroler, sehingga setiap kali IC ini mengeluarkan logika low atau high pada outputnya, maka mikrokontroller dapat langsung mendeteksinya. Programnya sebagai berikut :

Utama:

mov 60h,#0h jb P3.7,$ nop

jnb P3.7,$ nilai:

inc 60h acall hitung jb P3.7,nilai mov a,60h mov b,#10 div ab dec a

cjne a,#10,Utama

Awalnya mikrokontroler akan memasukkan nilai 0 pada alamat 60h, kemudian menunggu sinyal low dari P3.7 yang terhubung ke output dari IC TSOP 1738. Jika ada sinyal low, itu berarti ada data yang akan dikirim oleh pemancar, kemudian


(43)

mikrokontroler akan mengabaikan sinyal low tersebut sampai datang sinyal high, sinyal high inilah yang dihitung oleh mikrokontroller sebagai data yang masuk.


(44)

BAB V

PROGRAM

Adapun program yang diiskan kedalam mikrokontroller pada alat pengiriman data jarak jauh dengan menggunakan infra merah adalah sbb:

5.1 Program pemancar :

bil0 equ 20h bil1 equ 0ech bil2 equ 18h bil3 equ 88h bil4 equ 0c4h bil5 equ 82h bil6 equ 02h bil7 equ 0e8h bil8 equ 0h bil9 equ 80h

mov 73h,#bil0 Mov 70h,#0 inc 70h tbl_Satu:

acall kirimdata acall tampil mov p0,#7fh mov a,p0

cjne a,#77h,tbl_Dua mov 73h,#bil1

Mov 70h,#1 inc 70h acall tampil Recek_tbl_Satu: mov a,p0

cjne a,#77h,Recek_tbl_Satu ljmp Tbl_Satu


(45)

tbl_Dua:

cjne a,#7bh,tbl_Tiga mov 73h,#bil2

Mov 70h,#2 inc 70h acall tampil Recek_tbl_Dua:

mov a,p0

cjne a,#7bh,Recek_tbl_Dua ljmp Tbl_Satu

tbl_Tiga:

cjne a,#7dh,Tbl_Empat mov 73h,#bil3

Mov 70h,#3 inc 70h acall tampil Recek_tbl_Tiga: mov a,p0

cjne a,#7dh,Recek_tbl_Tiga ljmp Tbl_Satu

Tbl_Empat:

mov p0,#0bfh mov a,p0

cjne a,#0b7h,Tbl_Lima mov 73h,#bil4

Mov 70h,#4 inc 70h acall tampil Recek_tbl_Empat: mov p0,#0bfh mov a,p0

cjne a,#0b7h,Recek_tbl_Empat Ljmp Tbl_Satu

Tbl_Lima:

cjne a,#0bbh,Tbl_Enam mov 73h,#bil5


(46)

inc 70h acall tampil Recek_tbl_Lima: mov a,p0

cjne a,#0bbh,Recek_tbl_Lima ljmp Tbl_Satu

Tbl_Enam:

cjne a,#0bdh,Tbl_Tujuh mov 73h,#bil6

Mov 70h,#6 inc 70h acall tampil Recek_tbl_Enam: mov a,p0

cjne a,#0bdh,Recek_tbl_Enam ljmp Tbl_Satu

Tbl_Tujuh:

mov p0,#0dfh mov a,p0

cjne a,#0d7h,Tbl_Delapan mov 73h,#bil7

Mov 70h,#7 inc 70h acall tampil Recek_tbl_Tujuh: mov p0,#0dfh mov a,p0

cjne a,#0d7h,Recek_tbl_Tujuh ljmp Tbl_Satu

Tbl_Delapan:

cjne a,#0dbh,Tbl_Sembilan mov 73h,#bil8

Mov 70h,#8 inc 70h acall tampil Recek_tbl_Delapan: mov a,p0


(47)

cjne a,#0dbh,Recek_tbl_Delapan ljmp Tbl_Satu

Tbl_Sembilan:

cjne a,#0ddh,Tbl_nol mov 73h,#bil9

Mov 70h,#9 inc 70h acall tampil Recek_tbl_Sembilan: mov a,p0

cjne a,#0ddh,Recek_tbl_Sembilan ljmp Tbl_Satu

Tbl_Nol:

mov p0,#0efh mov a,p0

cjne a,#0ebh,Balik_Tbl_Satu mov 73h,#bil0

Mov 70h,#0 inc 70h acall tampil Recek_tbl_Nol:

mov p0,#0efh mov a,p0

cjne a,#0ebh,Recek_tbl_Nol Ljmp Tbl_Satu

Balik_Tbl_Satu:

Ljmp Tbl_Satu

Kirimdata:

acall frek38khz acall frek38khz mov r0,70h acall data acall frek38khz acall frek38khz ret


(48)

tampil:

mov sbuf,73h jnb ti,$ clr ti ret

frek38khz:

mov r0,#10 loop:

clr p3.7 nop nop nop nop nop nop nop nop nop nop nop nop

setb p3.7 nop

nop nop nop nop nop nop nop nop nop

djnz r0,loop ret

data: loop1:


(49)

djnz r0,loop1 ret

pulsa:

CLR p3.7 mov r7,#2 pls:

mov r6,#255 djnz r6,$ djnz r7,pls mov r7,#50 djnz r7,$ ret

5.2 Program Penerima:

bil0 equ 20h bil1 equ 0ech bil2 equ 18h bil3 equ 88h bil4 equ 0c4h bil5 equ 82h bil6 equ 02h bil7 equ 0e8h bil8 equ 0h bil9 equ 80h

mov p1,#0h mov p2,#0h mov 74h,#bil0 acall kirim_disp Utama:

mov 61h,#0h jb p3.7,$ nop

jnb p3.7,$ nilai1:


(50)

acall hitung jb p3.7,nilai1 mov a,61h mov b,#10 div ab dec a mov 70h,a mov r0,70h cjne r0,#0,ke1 mov 74h,#bil0 acall kirim_disp sjmp utama ke1: cjne r0,#1,ke2 mov 74h,#bil1 acall kirim_disp sjmp utama ke2: cjne r0,#2,ke3 mov 74h,#bil2 acall kirim_disp sjmp utama ke3: cjne r0,#3,ke4 mov 74h,#bil3 acall kirim_disp sjmp utama ke4: cjne r0,#4,ke5 mov 74h,#bil4 acall kirim_disp sjmp utama ke5: cjne r0,#5,ke6 mov 74h,#bil5 acall kirim_disp sjmp utama ke6: cjne r0,#7,ke7 mov 74h,#bil6


(51)

acall kirim_disp ljmp utama

ke7:

cjne r0,#8,ke8 mov 74h,#bil7 acall kirim_disp ljmp utama

ke8:

cjne r0,#9,ke9 mov 74h,#bil8 acall kirim_disp ljmp utama

ke9:

cjne r0,#10,balik1 mov 74h,#bil9 acall kirim_disp balik1:

ljmp utama

kirim_disp:

mov sbuf,74h jnb ti,$ clr ti ret

hitung:

mov r7,#50 djnz r7,$ ret


(52)

BAB V

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

1) Pengembangan dari pemancaran sinar inframerah yang dimodulasi frekuensi dari 38 KHz – 40 KHz bisa dimanfaatkan untuk mengirim sebuah data.

2) Data yang dikirim dari pemancar inframerah akan diterima oleh penerima inframerah, penerimanya menggunakan IC TSOP 1738 dengan frekuensi 38 KHz. 3) Aplikasi dari alat pemancar dan penerima dengan menggunakan infra merah

adalah seperti pada remot kontrol televisi, AC, DVD dan sebagainya.

4) Untuk pengiriman data agar data yang dikirmkan sesuai dengan data yang dipancarkan maka inframerah harus dipancarkan dengan frekuensi 38 KHz karena frekuensi ini bebas dari gangguan frekuensi inframerah alam.

5.2. SARAN

1) Dengan seiringnya kemajuan tekhnologi, diharapkan agar alat ini lebih ditingkatkan pengembangannya seperti penambahan kemampuan alat ini dengan menambahkan program yang lebih kompleks

2) Diharapakan agar pengiriman data sesuai dengan frekuensi 38 KHz, agar pancaran LED infra merah yang dihasilkan oleh rangkaian tidak terganggu oleh pancaran infra merah alam, sehingga jarak pengiriman data semakin jauh.

3) Agar alat ini dapat dimamfaatkan dan disosialisasikan dikalangan mahasiswa guna mengembangkan inovasi yang lebih canggih lagi.

4) Agar rangkaian ini dapat dibuat lebih efisien dan dikembangkan perakitannya pada suatu metode lain yang mempunyai sistem kerja yang sama.


(53)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Pituwarno, Endra. 2005. Mikroprosesor dan Interfacing. Andi:Yogyakarta

[2] Putra,Agfianto Eko. 2002. Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55 Teori dan

Aplikasi. Edisi Kedua. Gava Media: Yogyakarta.

[3] Suhata,ST. 2004. Aplikasi Mikrokontroler Sebagai Pengendali Peralatan Via Line

Telepon. PT. Elex Media Komputindo: Jakarta.

[4] Diakses

tanggal 21 Juni,2007.

[5] Diakses tanggal 24 Juni, 2007. [6]


(1)

tampil:

mov sbuf,73h jnb ti,$ clr ti ret

frek38khz:

mov r0,#10 loop:

clr p3.7 nop nop nop nop nop nop nop nop nop nop nop nop

setb p3.7 nop

nop nop nop nop nop nop nop nop nop

djnz r0,loop ret

data: loop1:


(2)

djnz r0,loop1 ret

pulsa:

CLR p3.7 mov r7,#2 pls:

mov r6,#255 djnz r6,$ djnz r7,pls mov r7,#50 djnz r7,$ ret

5.2 Program Penerima:

bil0 equ 20h bil1 equ 0ech bil2 equ 18h bil3 equ 88h bil4 equ 0c4h bil5 equ 82h bil6 equ 02h bil7 equ 0e8h bil8 equ 0h bil9 equ 80h

mov p1,#0h mov p2,#0h mov 74h,#bil0 acall kirim_disp Utama:

mov 61h,#0h jb p3.7,$ nop

jnb p3.7,$ nilai1:


(3)

acall hitung jb p3.7,nilai1 mov a,61h mov b,#10 div ab dec a mov 70h,a mov r0,70h cjne r0,#0,ke1 mov 74h,#bil0 acall kirim_disp sjmp utama

ke1:

cjne r0,#1,ke2 mov 74h,#bil1 acall kirim_disp sjmp utama

ke2:

cjne r0,#2,ke3 mov 74h,#bil2 acall kirim_disp sjmp utama

ke3:

cjne r0,#3,ke4 mov 74h,#bil3 acall kirim_disp sjmp utama

ke4:

cjne r0,#4,ke5 mov 74h,#bil4 acall kirim_disp sjmp utama

ke5:

cjne r0,#5,ke6 mov 74h,#bil5 acall kirim_disp sjmp utama

ke6:

cjne r0,#7,ke7 mov 74h,#bil6


(4)

acall kirim_disp ljmp utama

ke7:

cjne r0,#8,ke8 mov 74h,#bil7 acall kirim_disp ljmp utama

ke8:

cjne r0,#9,ke9 mov 74h,#bil8 acall kirim_disp ljmp utama

ke9:

cjne r0,#10,balik1 mov 74h,#bil9 acall kirim_disp balik1:

ljmp utama

kirim_disp:

mov sbuf,74h jnb ti,$ clr ti ret

hitung:

mov r7,#50 djnz r7,$ ret


(5)

BAB V

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

1)

Pengembangan dari pemancaran sinar inframerah yang dimodulasi frekuensi dari

38 KHz – 40 KHz bisa dimanfaatkan untuk mengirim sebuah data.

2)

Data yang dikirim dari pemancar inframerah akan diterima oleh penerima

inframerah, penerimanya menggunakan IC TSOP 1738 dengan frekuensi 38 KHz.

3)

Aplikasi dari alat pemancar dan penerima dengan menggunakan infra merah

adalah seperti pada remot kontrol televisi, AC, DVD dan sebagainya.

4)

Untuk pengiriman data agar data yang dikirmkan sesuai dengan data yang

dipancarkan maka inframerah harus dipancarkan dengan frekuensi 38 KHz karena

frekuensi ini bebas dari gangguan frekuensi inframerah alam.

5.2. SARAN

1)

Dengan seiringnya kemajuan tekhnologi, diharapkan agar alat ini lebih

ditingkatkan pengembangannya seperti penambahan kemampuan alat ini dengan

menambahkan program yang lebih kompleks

2)

Diharapakan agar pengiriman data sesuai dengan frekuensi 38 KHz, agar pancaran

LED infra merah yang dihasilkan oleh rangkaian tidak terganggu oleh pancaran

infra merah alam, sehingga jarak pengiriman data semakin jauh.

3)

Agar alat ini dapat dimamfaatkan dan disosialisasikan dikalangan mahasiswa guna

mengembangkan inovasi yang lebih canggih lagi.

4)

Agar rangkaian ini dapat dibuat lebih efisien dan dikembangkan perakitannya pada

suatu metode lain yang mempunyai sistem kerja yang sama.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

[1] Pituwarno, Endra. 2005. Mikroprosesor dan Interfacing. Andi:Yogyakarta

[2] Putra,Agfianto Eko. 2002. Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55 Teori dan

Aplikasi. Edisi Kedua. Gava Media: Yogyakarta.

[3] Suhata,ST. 2004. Aplikasi Mikrokontroler Sebagai Pengendali Peralatan Via Line

Telepon. PT. Elex Media Komputindo: Jakarta.

[4]

Diakses

tanggal 21 Juni,2007.

[5]

Diakses tanggal 24 Juni, 2007.

[6]