Syarat Kuantitatif Air Standar Kualitas Air

di dalam air. Contoh penyakit dengan mekanisme penularan semacam ini adalah filariasi, dengue, malaria, dan yellow fever Chandra, 2012.

2.6 Syarat Kuantitatif Air

Manusia tidak dapat hidup tanpa air. Air ini diperlukan untuk minum, memasak, mandi, mencuci, membersihkan dan untuk keperluan-keperluan lainnya. Untuk semua ini diperlukan air yang memenuhi syarat kuantitas. Jumlah air untuk keperluan rumah tangga per hari per kapita tidaklah sama pada tiap Negara. Pada umumnya, dapat dikatakan di Negara-negara yang sudah maju. Jumlah pemakian air per hari per kapita lebih besar dari pada di Negara-negara yang sedang berkembang Entjang, 2000.

2.7 Standar Kualitas Air

Beberapa jenis kualitas air yang perlu kita kenal untuk kegunaan praktis sehari-hari adalah antara lain: 1. Standar kualitas air minum nasional maupun internasional. 2. Standar kualitas air untuk rekreasi dan atau tempat-tempat pemandian alam. 3. Standar kualitas air yang dihubung-hubungkan dengan bahan buangan dari industri disebut waste water effluent. 4. Standar kualitas air sungai stream standard. Tersebut ini masih membedakan macam-macam standar berdasarkan pertimbangan kegunaannya. Air sungai yang digunakan sebagai media atau sumber hayati perikanan adalah berbeda bila digunakan sebaliknya sebagai sumber baku Perusahaan Air Minum Universitas Sumatera Utara PAM. Demikian pula, berbeda bila sungai tersebut peranannya sengaja dikorbankan hanya sebagai tempat penampungan dan pembuangan segala bahan buangan hingga tidak lagi dituntut persyaratan standar yang begitu tinggi seperti standar-standar lainnya. Di samping pertimbangan kegunaan dari badan-badan air bagi manusia maupun orgnisme, maka persyaratan bagi masing-masing standar kualitas air masih perlu ditentukan lagi oleh aspek: 1. Persyaratan Biologis 2. Persyaratan Chemis 3. Persyaratan Fisik Persyaratan kualitatif ini adalah atas pertimbangan bahwa karena jaringan aliran air itu adalah demikian luas, maka tidak mustahil di dalam peredarannnya pasti sampai di tempat-tempat yang dapat membahayakan penggunaannya oleh manusia maupun organisme. Lebih-lebih bila digunakan sebagai air minum, maka jelas secara mutlak dan ketat keempat persyaratan kualitatif itu harus mendasari penentuan standar kualitas air minum Ryadi, 1984. Adapun syarat-syarat kesehatan yang berkenaan dengan kualitas air tersebut adalah: a. Syarat fisik Kualitas secara fisik meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau, dan rasa. Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan Universitas Sumatera Utara nonorganik, seperti lumpur dan buangan dari permukaan tertentu yang menyebabkan air sungai menjadi keruh. Dari segi estetika, kekeruhan air dihubungkan dengan kemungkinan hadirnya pencemaran melalui buangan. Warna air berubah bergantung kepada warna buangan yang memasuki badan air. Sedangkan dari sifat pengendapannya, yang dapat menyebabkan kekeruhan dapat berasal dari bahan-bahan yang mudah diendapkan dan bahan-bahan yang sukar diendapkan. Bau dan rasa yang terdapat di dalam air baku dapat dihasilkan oleh kehadiran organisme seperti mikroalga dan bakteri. Dari segi estetika, air yang berbau, apalagi bau busuk seperti telur membusuk oleh H 2 S misalnya, ataupun air berasa secara alami, tidak dikehendaki dan tidak dibenarkan oleh peraturan dan ketentuan yang berlaku. Selain itu, yang berkaitan dengan warna pada air yang berasal dari buangan pabrik ataupun buangan permukiman juga tidak dibenarkan untuk dikonsumsi. Hal ini disebabkan di dalam warna terkandung senyawa kimia yang besar kemungkinan akan membahayakan kesehatan kalau terminum atau terbawa ke dalam jasad hidup lain di dalam air, misalnya tanaman air ataupun hewan air, terutama ikan. b. Syarat Kimia Kualitas air secara kimia meliputi nilai pH, kandungan senyawa kimia di dalam air, kandungan residu atau sisa, misalnya residu pestisida, deterjen kandungan senyawa toksis atau racun, dan sebagainya. Logam berat seperti Hg air raksa Pb timbal merupakan zat kimia berbahaya jika masuk ke dalam air. Dengan konsentrasi rendah pun, zat kimia Universitas Sumatera Utara tersebut umumnya dapat menyebabkan kematian, terutama pada hewan air seperti ikan. Pengaturan nilai pH diperkenankan sampai batas yang tidak merugikan karena efeknya terhadap rasa, korosivitas, dan efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa yang bersifat toksin dalam bentuk molekuler, tempat dissosiasinya senyawa-senyawa tersebut dengan zat lai, dipengaruhi oleh nilai pH. Misalnya, logam berat di dalam suasana asam akan lebih toksis beracun kalau dibandingkan pada suasana basa. c. Syarat Biologis Kualitas air secara biologis, khususnya secara mikrobiologis, ditentukan oleh banyak parameter, yaitu parameter mikroba pencemar, patogen, dan penghasil toksin. Misalnya kehadiran mikroba, khususnya bakteri pencemar tinja Coli di dalam air, sangat tidak diharapkan apalagi kalau air tersebut untuk kepentingan kehidupan manusia rumah tangga. Untuk air minum misalnya, bakteri coli harus kurang dari satu atau tidak sama sekali, kalau kualitas air tersebut termasuk yang betul-betul memenuhi syarat. Untuk air di dalam kolam renang per 100 ml contoh air tidak boleh dari 200 bakteri coli, dan untuk air rekreasi tidak lebih besar dari 1000 bakteri coli Suriawiria, 2005.

2.8 Pengolahan air minum secara sederhana