a. Nilai Cinta Tanah Air Patriotisme
Sikap patriotisme ditunjukan oleh Mohammad Hatta sebelum kemerdekaan Indonesia yaitu selalu
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ketika pada masa pergerakan perjuangan kemerdekaan, Mohammad
Hatta melakukan berbagai macam cara untuk tercapainya kemerdekaan Indonesia yang sudah lama dicita-citakan.
Mohammad Hatta selalu memikirkan kepentingan negara daripada kepentingan pribadi.
Sikap Patriotisme dapat terlihat juga ketika pada masa pendudukan Jepang. Cita-cita kemerdekaan masih
terus diperjuangkan oleh Mohammad Hatta. Dalam pembangunan perekonomian Indonesia, Mohammad
Hatta merasa perlu dengan pinjaman dari luar negeri untuk mengusahakan kemakmuran bagi rakyat Indonesia.
Karena pada saat itu memang perekonomian Indonesia tidak stabil. Tetapi Mohammad Hatta juga mengetahui
bahwa pihak luar negeri tersebut tentu mempunyai maksut dan motivasi sendiri yaitu mencari keuntungan. Maka dari
itu Mohammad Hatta menganjurkan bahwa perekonomian Indonesia dengan belandaskan koperasi.
Dalam bidang pendidikan Mohammad Hatta memperhatikan tiga aspek Bagun, 2002:224. Pertama,
pendidikan politik diperlukan agar rakyat sadar terhadapa hak dan kedaulatannya. Serta pengetahuan mengenai
politik, hukum dan pemerintahan negeri bertambah luas. Kedua yaitu pendidikan ekonomi bagi rakyat
dimaksudkan agar membuka mata terhadap kemungkinan berkembangnya sutau perekonomian baru seperti koperasi.
Ketiga yaitu pendidikan sosial bagi rakyat diperlukan agar mereka dapat mempertinggi keselamatan penghidupan
bersama. Dalam bidang politik, peran Mohammad Hatta
dalam bidang politik memberi pengaruh yang cukup besar bagi Indonesia. Dalam menentukan kebijakan-kebijakan
politik, Mohammad Hatta juga memperhatikan kondisi Indonesia pada saat itu. Kebijakan politik yang dilakukan
oleh Mohammad Hatta terlihat dari tiga masalah yaitu diplomasi, rasionalisasi dan pembagunan.
b. Nilai Demokratis
Mohammad Hatta adalah orang yang menjunjung tinggi nilai demokratis. Sikap demokrasi yang
diperlihatkan oleh Mohammad Hatta tampak jelas, dalam kehidupan sehari-hari. Kesediaan Mohammad Hatta
untuk berdialog, berunding dan bersepakat dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang ada.
Mohammad Hatta selalu mengatasi atau menyelesaikan setiap permasalahan dengan cara demokrasi yaitu cara
damai bukan cara kekerasan. Sikap demokrasi tersebut memperlihatkan bahwa jiwa demokrasi telah mendarah
daging didalam diri Mohammad Hatta. Demokrasi yang ditanamkan oleh Mohammad Hatta,
pada dasarnya adalah demokrasi yang bertumpu pada desa. Menurut Mohammad Hatta demokrasi desa adalah
demokrasi asli bangsa Indonesia. Salah satu ciri demokrasi asli Indonesia yaitu gotong royong.
c. Nilai Moralitas
Kita dapat meneladani moralitas yang ditunjukan oleh Mohammad Hatta, setidaknya ada tiga nilai positif
dari sosok Mohammad Hatta diantaranya yaitu kesantunan, kejujuran dan kesederhanaan. Nilai-nilai
yang menjadi kepribadian Mohammad Hatta itu dapat dijadikan panutan untuk penerus bangsa kedepannya.
Nilai teladan yang dapat diambil dari sosok Mohamad Hatta salah satunya adalah ketaatan pada
agama. Ini tercemin ketika Mohammad Hatta tidak pernah meninggalkan sholat lima waktu serta tidak
pernah meninggalkan puasa. Bahkan dalam masa pembuangan di Boven Digul Mohammad Hatta tetap
menjalankan sholat dan puasa Noer, 2012:52. Dalam suka maupun duka Mohammad Hatta tetap berserah diri
semata-mata hanya untuk Allah SWT. Ketaatan dalam menjalankan perintah agama ini tidak lepas dari
pengaruh keluarga. Mohammad Hatta yang terlahir dalam keluarga ulama, menjadikan Mohammad Hatta
selalu taat kepada agama. Karena sejak kecil Mohammad Hatta telah dididik tentang agama.
ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 2014 7
Mohammad Hatta tidak pernah tergoda dengan kekuasaan dan uang, setelah menjadi warga negara biasa
banyak tidak sedikit tawaran dari berbagai pihak yang menawarkan pekerjaan dan kedudukan namun ditolak.
Salah satu tawaran itu datang dari Bank Dunia yang menawarkan pekerjaan, lalu banyak perusahaan-
perusahaan Belanda yang menawari Mohammad Hatta untuk menjadi komisaris dengan gaji yang cukup besar
namun semua itu ditolak. Walaupun telah memiliki jasa yang besar utnuk kemerdekaan bangsa Indonesia
Mohammad Hatta tidak ingin meminta sesuatu untuk kepentingan pribadi dari orang lain maupun kepada
negara.
SIMPULAN DAN SARAN a. Simpulan
Dari beberapa keterangan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Gaya kepemimpinan Mohammad
Hatta dapat digolongkan kedalam tipe kepemimpinan rasional. Karena tipe kepemimpinan rasional adalah
pemimpin yang diangkat karena kemampuan individu yang menyebabkan ia dapat diterima secara rasional
karena sifat kepribadianya yang jujur, kebapakan, cerdas dan sifat-sifat terpuji lainnya. Ini terlihat ketika
Mohammad Hatta menjalankan kewajibannya sebagai Wakil Presiden. Tidak hanya itu kepemimpinan
Mohammad Hatta juga terlihat dari sifat-sifat yang dimilikinya. Sehingga orang lain melihat Mohammad
Hatta sebagai sosok pemimpin yang patut diteladani. Gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh Mohammad
Hatta tidak begitu saja muncul di dalam dirinya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi gaya kepemimpinan
Mohammad Hatta. Ada dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang
nantinya akan membentuk kepribadian dan karakter Mohammad Hatta. Dalam pembentukan karakter
Mohammad Hatta banyak dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dan
lingkungan sekitarnya. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang membentuk pemikiran
Mohammad Hatta serta membuat pandangan Mohammad Hatta tentang politik lebih matang dan tambah
berkembang. Pemikiran dan wawasan Mohammad Hatta mengenai politik lebih terasah ketika Mohammad Hatta
berada di Belanda. Terlebih ketika Mohammad Hatta menjabat sebagai ketua Perhimpoenan Indonesia PI.
Mohammad Hatta lebih aktif untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di negeri Belanda.
Sebagai seorang pemimpin Mohammad Hatta banyak meninggalkan nilai-nilai keteladanan. Nilai-nilai
keteladanan yang dapat diambil dalam diri Mohammad Hatta diantaranya adalah sikap cintah tanah air, sikap
demokratis dan sikap moralitas. Sikap cinta tanah air yang dimiliki oleh Mohammad Hatta begitu besar. Sikap
ini diperlihatkan ketika Mohammad Hatta memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Bahkan setelah
Indonesia mencapai kemerdekaan, Mohammad Hatta tetap memperlihatkan sikap cinta tanah air dengan cara
mengisi kemerdekaan. Salah satunya yaitu dengan membangun perekonomian, pendidikan, politik dan
pembangunan secara menyeluruh terutama di desa. Sikap demokrasi yang diperlihatkan oleh Mohammad Hatta
antara lain adalah sikap sehari-hari terutama di dalam keluarga. Mohammad Hatta tidak pernah memaksakan
kehendaknya kepada orang lain. Sikap moralitasnya juga diperlihatkan oleh Mohammad Hatta seperti sikap
kejujuranya selama menjabat sebagai Wakil Presiden. Mohammad Hatta tidak pernah melakukan tindakan yang
merugikan bangsa seperti praktek KKN. Setiap pemimpin bangsa meninggalkan sosok,
kepribadian, karakter, visi, komitmen dan suri tauladan yang dapat diambil hikmahnya. Sekarang ini banyak
pemimpin dan tokoh-tokoh politik yang sudah tidak lagi mementingkan kepentingan rakyat. Hanya mementingkan
kepentingan pribadi dan anggota kelompoknya saja yang pada akhirnya lupa akan tugasnya sebagai pemimpin.
Sebagai penerus bangsa patutlah kita meneladani sikap- sikap yang telah diperlihatkan oleh Mohammad Hatta
agar kita mampu menjadi penerus bangsa yang dapat meneruskan cita-cita kemerdekaan Indonesia
.
ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA, 2014 8
b. Saran