Pajak Daerah Landasan Teori

2 Official Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan besarnya pajak terutang. Cirinya adalah: a Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang berada pada fiskus. b Wajib pajak bersifat pasif. c Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus. 3 Self Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk mementukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Cirinya adalah: 1 Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak sendiri. 2 Wajib pajak aktif mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak terutang. 3 Fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.

2.1.5 Pajak Daerah

a. Pengertian Pajak Daerah Menurut Mardiasmo 2002:13 pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepala daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan Daerah dan pembangunan Daerah. b. Jenis Pajak Daerah Menurut Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah menyebutkan jenis-jenis pajak daerah terdiri dari: 1 Pajak daerah tingkat I terdiri dari: a Pajak Kendaraan Bermotor PKB; b Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor BBNKB; c Pajak Bahan Kendaraan Bermotor PBBKB, dibagi hasilkan dengan presentase 10 untuk daerah tingkat I dan 90 untuk daerah tingkat II. 2 Pajak daerah tingkat II terdiri dari: a Pajak Hotel dan Restoran; b Pajak Hiburan; c Pajak Reklame; d Pajak Penerangan Jalan; e Pajak Pengambilan dan Pengolahan Bahan Galian Golongan C; f Pajak Pemanfaatan Penggunaan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan. Keluarnya peraturan Pemerintah mengenai Desentralisasi Fiskal pada tahun 2000, maka dikeluarkan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah menyebutkan jenis-jenis pajak daerah terdiri dari: 1 Jenis Pajak Propinsi terdiri dari: a Pajak Kendaraan Bermotor PKB; b Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor BBNKB; c Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor PBBKB; d Pajak Pemanfaatan Penggunaan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan. 2 Jenis Pajak Kabupaten Kota terdiri dari: a Pajak Hotel; b Pajak Restoran; c Pajak Hiburan; d Pajak Reklame; e Pajak Penerangan Jalan; f Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C; g Pajak Parkir. Pada tahun 2009 pemerintah mengeluarkan dan memberlakukan Undang- undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak daerah dan retribusi daerah yang bertujuan untuk menambah Pendapatan Asli Daerah PAD guna tercapainya kemandirian daerah. Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 maka pendapatan daerah terdiri dari: 1 Pajak Propinsi terdiri atas: a Pajak Kendaraan Bermotor; b Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; c Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; d Pajak Air Permukaan; dan e Pajak Rokok. 2 Pajak KabupatenKota terdiri atas: a Pajak Hotel; b Pajak Restoran; c Pajak Hiburan; d Pajak Reklame; e Pajak Penerangan Jalan; f Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan; g Pajak Parkir; h Pajak Air Tanah; i Pajak Sarang Burung Walet; j Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan k Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

2.1.6 Produk Domestik Regional Bruto PDRB