Kerangka Konseptual TINJAUAN PUSTAKA

Lanjutan Tabel 2.1 Reklame di Kabupaten Jember di kabupaten jember. - Variabel jumlah penduduk berpengaruh positif namun tidak signifikan. 4. Nadya Fazriana Haniz 2013, Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Daerah Kota Tegal Regresi Linier Berganda dengan metode OLS Jumlah Wajib Pajak, Pendapatan Perkapita, Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi - Variabel wajib pajak, pendapatan perkapita, dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak daerah Kabupaten Tegal. - Variabel Inflasi tidak signifikan terhadap penerimaan pajak daerah Kabupaten Tegal. 5. Kristiana Advina Helti 2010, Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pajak Daerah Serta Tingkat Efisiensi dan Efektifitas Dalam Pemungutan Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar Regresi Linier Berganda, Analisis Ratio Inflasi, Jumlah Penduduk, PDRB - Pemungutan pajak pada tahun 2002-2008 sangat efisen dan efektif. - variabel inflasi dan PDRB berpengaruh positif tetapi tidak signifikan. - Variabel jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pajak daerah Kabupaten Karanganyar.

2.3 Kerangka Konseptual

Pada dasarnya pajak merupakan iuran rakyat kepada negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan tanpa mendapatkan imbalan secara langsung. Besarnya penerimaan pajak suatu daerah tergantung dari potensi-potensi pajak yang ada pada setiap daerah. Pajak sendiri merupakan sumber terbesar Pendapatan Asli daerah. Semakin besar PAD suatu daerah maka daerah tersebut semakin mandiri dalam membiayai kegiatan pemerintahannya. Dalam penelitian ini menjelaskan bahwa PDRB, jumlah penduduk, dan tingkat inflasi mempengaruhi penerimaan pajak daerah. PDRB merupakan nilai total produksi barang dan jasa yang diproduksi dalam daerah tertentu biasanya selama satu tahun. Dengan meningkatnya PDRB suatu daerah dapat dikatakan daerah tersebut mengalami pertumbuhan ekonomi. Dengan tumbuhnya perekonomian daerah tersebut akan menarik investor untuk berinvestasi dan membuka lapangan kerja baru serta meningkatkan pendapatan penduduknya, sehingga akan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam membayar pajak. Namun dengan meningkatnya pendapatan masyarakat harus diimbangi dengan peyediaan barang dan jasa. Jika permintaan agregat tinggi tanpa diimbangi dengan penyediaan barang dan jasa yang memadai maka akan menyebabkan inflasi. Jika terjadi inflasi maka akan mempengaruhi kemampuan masyarakat dalam berkonsumsi dan kemampuan membayar pajak serta menurunkan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian pemerintah harus dapat menjaga kestabilan perekonomian dan menjaga inflasi pada tingkat yang rendah agar penerimaan pajak daerah dapat maksimal. Berdasarkan landasan teori dan uraian diatas dapat digambarkan dalam bagan konseptual dibawah ini: Gambar 2.2 Bagan Kerangka Konseptual Pertumbuhan Ekonomi Teori Pertumbuhan Klasik Teori Pertumbuhan Neo Klasik UU No. 22 dan 25 Tahun 1999 Otonomi Daerah Disentralisasi Fiskal dan Perimbangan keuangan pusat dan daerah Penduduk PDRB Inflasi Penggerak perekonomian Meningkatnya PDRB = kondisi perekonomian meningkat = pajak daerah meningkat Besar kecilnya inflasi akan mempengaruhi kemampuan masayarakat dalam berkonsumsi dan membayar pajak Penerimaan Pajak Daerah

2.4 Hipotesis