TINJAUAN PUSTAKA PENERAPAN METODE EARNED VALUE DAN PROJECT CRASHING PADA PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Rehabilitasi Sedang/berat Rumah Dinas Ketua DPRD Kabupaten Brebes)

5 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan atau keterlambatan proyek tersebut adalah : a. Faktor-faktor yang mendukung kemajuan proyek : 1 Cuaca di lapangan sangat mendukung kinerja 2 Penambahan jam lembur pekerja 3 Penggunaan alat berat yang maksimal b. Faktor-faktor yang mengakibatkan keterlambatan proyek : 1 Terbatasnya jam pengecoran yang tidak dapat dilakukan siang hari, akibat padatnya rutinitas jalan akses. 2 Tidak maksimalnya kinerja pekerja karena bertepatan dengan bulan puasa Ramadhan. 3 Adanya ketidaktepatan dalam pemilihan mandor pekerja. 4 Waktu pelaksanaan proyek berhenti selama 6 hari karena bertepatan dengan hari raya Idul Fitri. Penelitian oleh Messah, dkk 2013 dengan judul Pengendalian Waktu dan Biaya Pekerjaan Konstruksi Sebagai Dampak Dari Perubahan Desain dengan studi kasus Embung Irigasi Oenaem, Kecamatan Biboki Selatan, Timor Tengah Utara menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Kinerja pekerjaan berjalan buruk karena tidak sesuai jadwal terlambat dan biaya pun lebih tinggi dari nilai kontrak. Hal ini ditunjukkan pada minggu ke- 18 sampai dengan minggu ke-30, CPI dan SPI 1 berarti bahwa AC EV dan proyek berjalan lebih lambat dari pada target yang direncanakan PV. 2. Berdasarkan estimasi pada proyek tersebut, terjadi penyimpangan waktu sebesar 7 minggu, maka total masa kerja menjadi 37 minggu dari 30 minggu waktu rencana dengan besaran biaya yang diestimasi adalah Rp. 9.489.206.129,03 belum termasuk PPN. Kemudian dikendalikan menggunakan metode pemendekan durasi Crashing Duration dengan penerapan kerja lembur maka masa kerjanya menjadi 5 minggu 5 minggu keterlambatan dengan besaran biaya sebesar Rp. 9.458.239.978,70 belum termasuk PPN dari total anggaran proyek sebesar Rp. 563.635.912,98 belum termasuk PPN 10 . Kegiatan pemendekan durasi ini meningkatkan biaya 6 sewa alat akibat lembur namun meminimalisir pengeluaran pada akhir penyelesaian pekerjaan yang diestimasi EAC untuk menyelesaikan proyek tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan menghemat Rp. 0.966.150,33 atau 0,326 dari total pengeluaran pada akhir proyek yang diestimasi sebesar Rp. 9.489.206.129,03 yang seharusnya dikeluarkan akibat keterlambatan. Selain itu, Pamungkas, dkk 2013 dalam penelitian yang berjudul Analisis Nilai Hasil terhadap Waktu dan Biaya pada Proyek Konstruksi dengan Studi Kasus Proyek ICB Civil Work Construction off Spillway of Countermeasures in Wonogiri mendapatkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Total biaya pelaksanaan berdasarkan nilai hasil Rp. 65.119.105.506,54,- sehingga di minggu ke-13 mengalami kerugian sebesar Rp. 1.286.354.372,41,- 2. Total biaya konstruksi dengan memperhitungkan bunga selama masa konstruksi adalah Rp. 9.225.434.496,93,-. 3. Prakiraan waktu penyelesaian proyek apabila menggunakan perhitungan komulatif, berdasarkan minggu ke-109 adalah 446,67 hari 29 februari 2014, sedangkan waktu rencana adalah 469 hari 30 juni 2013. Hal ini menunjukkan bahwa waktu penyelesaian lebih cepat 21 hari dari yang direncanakan, dengan biaya Rp. 101.828.845.159,98,- dengan tersisa Rp. 37.528.171.410,02,-. 7

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Kinerja Proyek

Menurut Cleland 1995, standar kinerja diperlukan untuk melakukan tindakan pengendalian terhadap penggunaan sumber daya yang ada dalam suatu proyek. Hal ini agar sumber daya dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien dalam penyelenggara proyek. Menurut Barrie 1995, pelaporan mengenai kinerja suatu proyek harus memenuhi 5 komponen : a Perkiraan, yang akan memberikan suatu standar untuk membandingkan hasil sebenarnya dengan hasil ramalan. b Hal yang sebenarnya terjadi. c Ramalan, yang didasarkan untuk melihat apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. d Varians, menyatakan sampai sejauh mana hasil yang diramalkan berbeda dari apa yang diprakirakan. e Pemikiran, untuk menerangkan mengenai keadaan proyek. Apabila dalam suatu pelaporan proyek terdapat adanya penyimpangan maka manajemen akan meneliti dan memahami alasan yang melatar- belakanginya. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian agar pekerjaan sesuai anggaran, jadwal dan spesifikasi yang telah ditetapkan.

3.2. Pengendalian Proyek

Pengendalian proyek ada 3 macam yaitu : pengendalian biaya proyek, pengendalian waktujadwal proyek,dan pengendalian kinerja proyek.

3.2.1 Pengendalian Biaya Proyek

Prakiraan anggaran proyek yang telah dibuat pada tahap perencanaan digunakan sebagai acuan untuk pengendalian biaya proyek. Pengendalian biaya proyekdiperlukan agar proyek dapat terlaksana sesuai dengan biaya awal yang direncanakan. Terdapat 2 macam biaya, yaitu : 8 a Biaya langsung, yang terdiri dari biaya material, biaya tenaga kerja, biaya sub kontraktor, biaya peraatan kerja. b Biaya tak langsung, yang terdiri dari biaya overhead kantor dan overhead lapangan. Gambar 3.1. Komponen Biaya Proyek sumber : Asiyanto, 2005

3.2.2 Pengendalian WaktuJadwal Proyek

Penjadwalan dibuat untuk menggambarkan perencanaan dalam skala waktu. Penjadwalan menentukan kapan aktivitas dimulai, ditunda, dan diselesaikan, sehingga pembiayaan dan pemakaian sumber daya akan disesuaikan waktunya menurut kebutuhan yang akan ditentukan.

3.2.3 Pengendalian Kinerja Proyek

Pemantauan dan pengendalian biaya dan waktu secara terpisah tidak dapat menjelaskan proyek pada saat pelaporan. Sebagai contoh dimana dapat terjadi dalam suatu laporan, kegiatan dalam proyek berlangsung lebih cepat dari jadwal waktu sebagimana mestinya yang diharapkan, akan tetapi biaya yang dikeluarkan melebihi anggaran. Bila tidak segera dilakukan tindakan pengendalian maka dapat berakibat proyek tidak dapat diselesaikan secara keseluruhan karena pemanfaatan dana alokasi yang kurang optimal. Oleh karena itu, perlu dikembangkan dengan suatu metode yang dapat memberikan suatu kinerja. Salah satu metode yang bisa memenuhi tujuan ini adalah metode Earned Value Analysis. Biaya Langsung Biaya Tak Langsung Material Tenaga Kerja Sub Kontraktor Alat Overhead Lapangan Overhead Kantor Biaya Proyek

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus pada Proyek Pembangunan Gedung Marvell City Surabaya)

5 23 119

ANALISIS PENGARUH FAKTORFAKTOR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA KINERJA PEKERJA PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus Pada Proyek Guawangsa Merr Apartmen)

1 33 5

ANALISIS RISIKO KONSTRUKSI (Studi Kasus Proyek Pembangunan Hotel Horison Malang)

5 24 18

EVALUASI JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI JALAN DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA DAN ALAT KERJA MENGGUNAKAN METODE CRASHING (Studi Kasus Proyek Peningkatan Jalan Buduan – Bondowoso)

0 8 21

EVALUASI JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI JALAN DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA DAN ALAT KERJA MENGGUNAKAN METODE CRASHING (Studi Kasus Proyek Peningkatan Jalan Buduan – Bondowoso)

0 6 22

PENGENDALIAN BIAYA BAHAN DENGAN METODE ANALISA VARIAN PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus Proyek Rehabilitas Kantor Dirut PT. Taspen, Jakarta Pusat)

0 2 11

ANALISIS PERCEPATAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE CRASHING DENGAN PENAMBAHAN TENAGA KERJA DAN SHIFT KERJA (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Hotel Grand Keisha, Yogyakarta)

2 24 10

PENERAPAN METODE CRASHING DALAM PERCEPATAN DURASI PROYEK DENGAN ALTERNATIF PENAMBAHAN JAM LEMBUR DAN SHIFT KERJA (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Hotel Grand Keisha, Yogyakarta)

0 1 9

PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU DENGAN MENERAPKAN METODE EARNED VALUE ANALYSIS (EVA) MENGGUNAKAN SOFTWARE MICROSOFT PROJECT 2007 (STUDI KASUS DI PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL BROTHERS 2 SOLO BARU, SUKOHARJO)

0 1 8

PENERAPAN METODE EARNED VALUE MANAGEMENT (EVM) DALAM PENGENDALIAN BIAYA PROYEK Sufa‟atin

0 0 11