Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada angkutan antar kota di Kota Langsa, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Sistem tarif yang diberlakukan kepada penumpang adalah sistem tarif langsung yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Langsa. Namun, di lapangan, ketetapan tarif ini tidak diikuti oleh operator sekaligus pemilik angkutan. Hal ini dikarenakan tarif tersebut belum dapat menutupi biaya operasional kendaraan. Untuk tarif angkutan, dari hasil analisa dan perhitungan dapat disimpulkan bahwa tarif yang ditetapkan pemerintah lebih kecil dari tarif yang berlaku di lapangan. Namun ternyata, tarif teoritis berdasarkan perhitungan biaya operasi kendaraan lebih besar di bandingkan dengan tarif yang berlaku dilapangan. 2. Secara umum kinerja pelayanan angkutan umum antar kota sangat lancar, dan sistem koordinasi antara operator pengusaha angkutan terhadap sopir dan kendaraan sudah cukup baik karena angkutan antar kota sudah beroperasi secara efisien. Hal ini dapat dilihat karena angkutan antar kota trayek Langsa – Banda Aceh berjalan sesuai jadwal yang telah ditetapkan tanpa ada penundaan keberangkatan. 3. Faktor muatan penumpang rata-rata angkutan antar kota di Kota Langsa adalah lebih besar dari standar 78,125, yaitu Trayek Langsa – Banda Aceh pada Hari Senin, Selasa –Sabtu, Minggu adalah sebesar 78,90, dan Universitas Sumatera Utara 75 untuk Trayek Banda Aceh – Langsa pada Hari Senin, Selasa – Sabtu, Minggu adalah sebesar 77,34. 4. Hasil perhitungan biaya operasional kendaraan secara teoritis berdasarkan SK 687AJ.206DRDJ2002 untuk Trayek Langsa – Banda Aceh adalah sebesar Rp2.130,04 Kend-km, dan untuk Trayek Banda Aceh – Langsa adalah sebesar RP2.130,04Kend-km. 5. Tarif berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan BOK teoritis lebih besar bila dibandingkan dengan tarif yang berlaku di lapangan dan tarif yang berlaku di lapangan juga lebih tinggi dari tarif yang ditetapkan Pemko setempat. Tarif rata-rata yang ditetapkan pemerintah adalah Rp308,924 Km-org,tarif rata-rata teoritis hasil perhitungan BOK adalah Rp335,402Km-org, sedangkan tarif rata-rata yang berlaku di lapangan adalah Rp343,24 Km-org. 6. Biaya pokok produksi bergantung pada hasil perhitungan BOK secara teoritis dan produksi pelayanan rata-rata kendaraan. Hasil perhitungan biaya pokok produksi diperoleh pada trayek Langsa – Banda Aceh sebesar Rp6,5 Pnp-km, dan trayek Banda Aceh – Langsa diperoleh sebesar Rp6,6Pnp-km. 7. Dengan memperhatikan biaya operasional kendaraan yang harus dibayarkan oleh pemilik atau operator angkutan dan dibandingkan dengan tarif yang diberlakukan di lapangan, maka perlu adanya evaluasi terhadap tarif angkutan kembali serta alternatif-alternatif kebijakan lain oleh pemerintah dalam menangani permasalahan ini. Universitas Sumatera Utara 76

V.2 Saran