Jurnal EKOSAINS | Vol. II | No. 2 | Juli 2010 57
siun VI mungkin disebabkan oleh kondisi perairan yang cenderung telah mengalami
pencemaran bagi kehidupan organisme bentos. Oleh karena itu perlu suatu kebi-
jakan untuk pembukaan lahan pertanian dan pengelolaan lahan perikanan budidaya
yang sesuai dengan daya dukung lingkun- gan.
C. Indeks Similaritas
Indeks similaritas merupakan salah satu bentuk indeks biologi yang menunjukkan
seberapa besar tingkat kesamaan struktur komunitas satu dengan yang lainnya. Da-
lam hal ini struktur komunitas bentos di perairan Waduk Cengklik yang terdiri dari
enam stasiun pengamatan. Indeks similari- tas yang digunakan adalah rumus Jaccard
yang dikembangkan oleh Sorensen pada tahun 1984.
moderat sedang merupakan kondisi ko- munitas yang mudah berubah hanya den-
gan terjadinya pengaruh lingkungan yang relatif kecil.
Nilai indeks keanekaragaman bentos di perairan Waduk Cengklik yang
paling tinggi, yaitu stasiun V sebesar 1,76. Hal ini disebabkan oleh pengerukan atau
pengurangan jumlah sedimen serta telah mengalami perbaikan mutu kualitas perai-
ran. Dalam Wulandari 2006 menjelaskan bahwa bentos yang merupakan bottom
feeder biasanya mengalami kerugian aki- bat adanya sedimentasi, meskipun mung-
kin ada sedikit keuntungan bagi bentos, ke- untungan tersebut kalah dari kerugiannya.
Nilai indeks keanekaragaman ben- tos di perairan Waduk Cengklik yang pal-
ing rendah, yaitu stasiun VI sebesar 0,87. Rendahnya keanekaragaman pada sta-
Tabel 4. Indeks Similaritas IS Komunitas Bentos di Perairan Waduk Cengklik, Boyolali
Dari hasil analisa indeks simi- laritas komunitas bentos yang disajikan
pada tabel 4 di atas terlihat bahwa perairan Waduk Cengklik, Boyolali memiliki per-
bedaan yang sangat besar. Hal ini ditun- jukkan oleh nilai IS yang tertinggi yakni
antara stasiun I dan V sebesar 100 dan nilai IS yang terendah yakni antara stasiun
II dan III sebesar 16,67.
Kawasan pada stasiun I dan V tergolong baru, karena telah mengalami
pengerukkan pengurangan
sedimen. Keduanya mengalami pergantian air yang
cukup cepat. Hal ini karena stasiun I seba- gai daerah in let dan stasiun V berada dekat
dengan daerah in let stasiun I dan out let stasiun VI.
Nilai IS yang rendah mungkin terjadi karena perbedaan karakter habitat
antar stasiun yang sangat menonjol dili- hat dari jumlah kandungan senyawa kimia
yang terukur seperti nitrat dan magnesium yang lebih tinggi pada stasiun II daripada
stasiun III. Hal tersebut karena pemanfaa- tan stasiun II yang sebagian besar kawasan-
nya digunakan sebagai karamba.
Dengan demikian struktur ko- munitas bentos antara stasiun satu dengan
yang lainnya memiliki perbedaan yang cu- kup jelas dengan daya dukung lingkungan
pada masing-masing stasiun yang berbeda pula. Hal ini mungkin disebabkan karena
Jurnal EKOSAINS | Vol. II | No. 2 | Juli 2010 58
Keanekaragaman Bentos di perairan Waduk Cengklik dengan faktor lingkungan
abiotik cenderung membentuk pola hubun- gan regresi tertentu.
stasiun-stasiun tersebut mendapat pengelo- laan dan pemanfaatan yang berbeda.
D. Hubungan Komunitas Bentos
dengan Faktor Lingkungan Abiotik
Gambar 3. Graik Hubungan antara Suhu dengan Indeks Keanekaragaman ID Bentos di Perairan Waduk Cengklik, Boyolali
Berdasarkan graik hubungan antara suhu dengan indeks keanekaraga-
man ID bentos, selisih suhu yang kecil dapat mempengaruhi keadaan komu-
nitas bentos. Suhu perairan yang lebih tinggi cenderung mengurangi jumlah dan
keanekaragaman jenis organisme, seperti yang terjadi pada stasiun II. Pada suhu di
atas 30°C terjadi penurunan keanekaraga- man jenis bentos.
Gambar 4. Graik Hubungan antara Kejernihan dengan Indeks Keanekaragaman ID Bentos di Perairan Waduk Cengklik, Boyolali
Berdasarkan graik hubungan antara kejernihan dan indeks keanekaraga-
man bentos di atas, menunjukkan semakin tinggi tingkat kejernihan perairan indeks
keanekaragaman semakin menurun. Hal ini karena keterkaitan antara banyaknya
intensitas cahaya yang mampu lolos jatuh di badan air dengan material unsur muatan
sedimen yang saling berbanding terbalik.
G raf ik H u b u n g an An tara S u h u d e n g an I n d e ks K e an e kar ag am an ID B e n to s d i P e r air an W ad u k
C e n g k li k, B o yo l ali
V IV
III II
V I I
0, 5 1
1, 5 2
5 10
15 2 0
25 30
35
S u h u
In d
e k
s K
e a
n e
k a
ra g
a m
a n
I D
S t as i un
G r af ik H u bun gan Anta ra K e je rn ih an de ngan Ind e ks K e ane kar aga man ID B e n to s di P e ra ir an Wa duk
C e n gklik, B o yola li
II VI
V III
I IV
0, 5 1
1, 5 2
5 1 0
15 20
25 30
35 4 0
4 5
Ke j e rni h a n cm
In d
ek s
K ea
n ek
ar ag
am an
I D
S ta siun
Jurnal EKOSAINS | Vol. II | No. 2 | Juli 2010 59
tik bentos. Pada graik hubungan antara pH dengan indeks keanekaragaman, pH
yang lebih dari 7 hingga mendekati 9 dapat menurunkan nilai indeks keanekaragaman
bentos. Gambar 5. Graik Hubungan antara pH dengan Indeks Keanekaragaman ID Bentos di
Perairan Waduk Cengklik, Boyolali Berdasarkan graik hubungan
antara pH dengan indeks keanekaragaman ID bentos tersebut di atas menunjukkan
bahwa secara umum pH perairan dapat mempengaruhi kehidupan organisme akua-
Gambar 6. Graik Hubungan antara DO dengan Indeks Keanekaragaman ID Bentos di Perairan Waduk Cengklik, Boyolali
Berdasarkan graik hubungan antara DO dengan indeks keanekaragaman
ID bentos pada perairan Waduk Cengk- lik membentuk pola hubungan menyeru-
pai parabola. Dimana stasiun V sebagai puncak dengan nilai DO 6,33 ppm dan
indeks keanekaragaman bentos 1,76. Hal ini dimungkinkan bahwa perairan Waduk
Cengklik memiliki DO optimum bagi keanekaragaman bentos pada kisaran 6
ppm.
G ra fik H ub un g an An tar a D O d e n g an Ind e k s K e a ne k ar a ga ma n ID B e n tos di Pe r air a n Wa d uk
C e n g klik, B oyo la li
VI I
V IV
III II
0 , 5 1
1 , 5 2
2 4
6 8
DO p p m In
d e
k s
K e
a n
e k
a ra
g a
m a
n I
D
s t as iu n
G arfik H ubungan Antara pH de ngan Inde ks K e anekaragaman ID B e ntos di P e rairan Waduk
C engklik, B oyolali
III IV
II V I
I V
0, 5 1
1, 5 2
1 2
3 4
5 6
7 8
9
p H In
d e
k s
K e
a n
e k
a ra
g a
m a
n I
D
S tas iun
Jurnal EKOSAINS | Vol. II | No. 2 | Juli 2010 60
erung meningkatkan
keanekaragaman bentos. Hal ini nampak, dimana garis naik
lebih banyak dibanding menurun.
G r af ik H u b u n g an An ta r a N it r at d e n g an In d e ks K e an e k a ra g a m a n ID B e n t o s d i P e r a ir a n W a d u k
C e n g k lik , B o yo la li
V I
V I II
IV III
0 ,5 1
1 ,5 2
5 0 0 1 00 0
15 00 2 00 0
2 5 00
Ni tra t p pm In
d e
k s
K e
a n
e k
a ra
g a
m a
n I
D
S t as iun
Gambar 7. Graik Hubungan antara Nitrat dengan Indeks Keanekaragaman ID Bentos di Perairan Waduk Cengklik, Boyolali
Berdasarkan graik
hubun- gan antara kandungan nitrat dan indeks
keanekaragaman bentos di perairan Waduk Cengklik, besarnya kandungan nitrat cend-
G r afik H u b un g a n An ta r a K a lsiu m d e n ga n In d e k s K e an e k ar a ga m a n ID B e n to s d i Pe r a ir a n Wa d uk
C e n gk lik , B o yo la li
III IV
I V
V I II
0, 5 1
1, 5 2
50 100
150 200
250 300
K a lsiu m p p m In
d e
k s
K e
a n
e k
a ra
g a
m a
n I
D
S tas iu n
Gambar 8. Graik Hubungan antara Kalsium dengan Indeks Keanekaragaman ID Ben- tos di Perairan Waduk Cengklik, Boyolali
Terjadi peningkatan keanekara- gaman yang sangat jelas antara stasiun VI
dan II ke stasiun V. Kandungan kalsium pada stasiun VI dan II kurang lebih 150
ppm, memiliki keanekaragaman kurang dari 1,00. Stasiun V memiliki kandungan
kalsiun 168,78 ppm dan keanekaragaman bentos 1,76. Kandungan kalsium yang
besar, seperti pada stasiun III yakni sebe- sar 279,01 ppm dalam perairan dapat me-
nyebabkan kondisi kesadahan serta menin- gkatkan kebasaan perairan.
Jurnal EKOSAINS | Vol. II | No. 2 | Juli 2010 61
dari 500 ppm, memiliki keanekargaman bentos yang rendah. Hal ini disebabkan
karena keanekaragaman bentos tidak hanya dipengaruhi oleh besarnya kandun-
gan magnesium melainkan kondisi habitat dengan faktor lingkungan lain yang saling
berkaitan.
G r af ik H ub u n ga n Ant ar a M ag n e s iu m M g p p m d e n ga n In d e k s K e a n e k a ra ga m an ID B e n to s d i
P e r ai ra n W ad u k C e n g kl ik , B o yo la li
III I
I V V I
II V
0, 5 1
1, 5 2
10 0 20 0
3 00 4 00
50 0 60 0
M a g n e siu m p p m In
d e
k s
K e
a n
e k
a ra
g a
m a
n I
D
S t a s iu n
Gambar 9. Graik Hubungan antara Magnesium dengan Indeks Keanekaragaman ID Bentos di Perairan Waduk Cengklik, Boyolali
Graik menunjukkan, tingginya kandungan magnesium dalam perairan
mampu meningkatkan keanekaragaman bentos di perairan Waduk Cengklik dan
kandungan magnesium yang melampaui ambang batas dapat menurunkan indeks
keanekaragaman. Stasiun VI, meskipun memiliki kandungan magnesium kurang
G raf ik H ub u ng an An tara P asi r d en g an I n de ks K e ane karag aman I D B en to s d i Pe rairan Wadu k
C e n gkli k, B oyo lali
IV V
II VI
III I
0, 5 1
1, 5 2
5 10
15 20
25 30
35
Pa sir
In d
e k
s
K e
a n
e k
a ra
g a
m a
n I
D
St as iun
Gambar 10. Graik Hubungan antara Pasir dengan Indeks Keanekaragaman ID Bentos di Perairan Waduk Cengklik, Boyolali
Kandungan pasir di perairan Waduk Cengklik, dapat mengindikasikan
pertumbuhan pakan alami yang cukup me- limpah. Hal ini didukung oleh Kahar et. al.,
1991 dalam Ponk-Masak 2006, bahwa pakan alami yang melimpah di perairan
memiliki kandungan bahan organik yang cukup tinggi 16. Dengan demikian
dapat meningkatkan jumlah dan keaneka- ragaman bentos di perairan tersebut.
Jurnal EKOSAINS | Vol. II | No. 2 | Juli 2010 62
Perilaku ini sebagai upaya pelindungan diri dari organisme tingkat tinggi seperti ikan.
Kejadian tersebut berarti memungkinkan peningkatan jumlah dan tingkat keaneka-
ragaman bentos serta organisme perairan lainnya.
G r afik H u b u n g an An ta ra L iat d e n g an In d e k s K e an e kara g aman ID B e n to s d i P e rairan Wad u k
C e n g klik, B o yo lali
III I
V I II
V IV
0,5 1
1,5 2
10 20
30 4 0
L i a t
In d
e k
s
K e
a n
e k
a ra
g a
m a
n I
D
S t as iun
Gambar 11. Graik Hubungan antara Liat dengan Indeks Keanekaragaman ID Bentos di Perairan Waduk Cengklik, Boyolali
Kandungan liat dalam sedimen tidak banyak dibahas dalam suatu peneli-
tian secara khusus. Keberadaan liat sebagai substrat, merupakan kamungkinan bagi or-
ganisme terutama jenis mesobnetos untuk dapat dengan mudah mengubur dirinya.
G r a f ik H u b u n g a n A n t a r a D e b u d e n g a n In d e k s K e a n e k a r a g a m a n ID B e n t o s d i P e r a ir a n W a d u k
C e n g k lik , B o yo l a li
III IV
II V
I VI
0, 5 1
1, 5 2
5 10
15 20
25 30
3 5 40
45
D e b u
In d
e k
s
K e
a n
e k
a ra
g a
m a
n I
D
S t as iu n
Gambar 12. Graik Hubungan antara Liat dengan Indeks Keanekaragaman ID Bentos di Perairan Waduk Cengklik, Boyolali
Graik hubungan antara persen debu dengan keanekaragaman bentos di
perairan Waduk Cengklik, Boyolali meng- gambarkan adanya suatu garis lurus antara
stasiun V, I, dan VI. Besarnya kandungan debu pada stasiun tersebut disebabkan oleh
beberapa kemungkinan, diantaranya beras- al dari pemukiman penduduk yang dilalui
Sungai Centhing, dari jalan yang ada di sekitar waduk, serta kandungan debu alami
ynag sudah ada pada dasar waduk. Tingkat keanekaragaman bentos tidak terpengaruh
dengan besarnya kandungan debu.
E. Korelasi dan Regresi